Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS PEMBERIAN LIDAH BUAYA PADA PASIEN LUKA BAKAR

DI YOSOWILANGUN LUMAJANG

The Effectiveness of Aloe Vera To Burn Patients in Yosowilangun Lumajang, Indonesia

Zainal Abidin1, Fahruddin Kurdi2, Indriana Noor Istiqomah1

1. D3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang


2. Departemen Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik, Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Abstrak
Pendahuluan : Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu terapi luka bakar saat ini adalah dengan mengoleskan
hidrogel sebagai obat topikal. Tanaman lidah buaya merupakan tanaman obat tergolong
Riwayat artikel keluarga Liliaceae, mempunyai potensi yang cukup besar sebagai bahan baku obat
Diajukan: 20 November alami. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas pemberian
2020 lidah buaya pada pasien luka bakar di Desa Yosowilangun. Metode : Penelitian
Diterima: 1 Maret 2021 dilakukan melalui metode penelitian kuantitatif melalui pendekatan studi deskriptif.
Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Yosowilangun yang mengalami
Penulis Korespondensi: luka bakar dengan menggunakan lidah buaya sebagai obat tradisional. Hasil Penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan instensitas nyeri setelah pengaplikasian
- Fahruddin Kurdi aloe vera pada responden dengan luka bakar. Sebelum pemberian aloe vera terdapat 18
- Department Komunitas responden (60%) mengalami respon skala nyeri 4-6, dan 12 responden (40%)
mengalami respon nyeri pada luka bakar dengan skala 7-9. Setelah aloe vera buaya
& Keluarga Fakultas penurunan skala nyeri, yaitu skala nyeri 4-6 sebanyak 6 responden (20%) dan 24
Keperawatan responden (80%) mengalami respon nyeri pada luka bakar dengan skala 1-3. Penelitian
Universitas Jember ini didapatkan gambaran efektivitas pemberian lidah buaya pada pasien luka bakar.
Kesimpulan : Aloe vera diberikan untuk mengobati pasien luka bakar derajat pertama
e-mail: dan derajat kedua, bila dibandingkan dengan perawatan luka konvensional maka aloe
fahruddin.fkep@unej.ac.id vera lebih efektif untuk mempercepat proses penyembuhan dan epitelisasi jaringan
kulit. Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi masyarakat yang
mengalami luka bakar agar dapat memanfaatkan aloe vera dalam mengobati lukanya.
Kata Kunci:
Abstract
Luka Bakar, Aloe vera, Background : : Burns is a trauma that often occurs in daily life. One of the current burn
Obat Tradisional. therapies is to apply hydrogel as a topical medication. Aloe vera plant is a medicinal
plant belonging to the family Liliaceae, has considerable potential as a raw material for
natural medicine. Objective: This study aims to identify the effectiveness of giving aloe
vera to burn patients in Yosowilangun Village Method : The research was conducted
through quantitative research methods through a descriptive study approach. The
informants in this study were Yosowilangun Village people who suffered burns using
aloe vera as traditional medicine. Results : Based on the research findings there is a
decrease in pain intensity after the application of aloe vera in respondents with burns.
Before aloe vera aplication, 18 respondents (60%) having 4-6 pain scale, and 12
respondents (40%) pain having 7-9 pain scale. After aloe vera aplication, the pain scale
decreased, from 4- 6 pain scale as many as 6 respondents (20%) and 24 respondents
(80%) having 1-3 pain scale. Conclusion : This study obtained a description of the
effectiveness of giving aloe vera to burn patients. Aloe vera is given to treat patients
with first and second-degree burns, when compared to conventional wound care, aloe
vera is more effective in accelerating the healing process and epithelialization of skin
tissue.
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 1, Tahun 2021

PENDAHULUAN dengan menggunakan hidrogel sebagai


Burns atau yang biasa dikenal topikal dressing (Erizal, 2008) dan silver
dengan luka bakar merupakan salah satu sulphadiazine (Versloot, Vos, Ubbink, &
injury yang sering terjadi, bahkan kondisi Vermeulen, 2010). Walaupun metode ini
ini sering dialami pada kecelakaan, yang sangat efektif, namun hal ini membutuhkan
mana luka bakar derajat II adalah paling biaya yang mahal. Oleh karena itu perlu
banyak ditemukan di rumah (Nurdiana, alternatif bentuk hydrogel dengan biaya
Hariyanto, & Musrifah, 2008). Luka bakar yang terjangkau tanpa mengesampingkan
adalah rusaknya sebagian jaringan tubuh efektifitas. Lidah buaya (aloe vera) dapat
yang disebabkan karena perubahan suhu digunakan sebagai terapi yang efektif dan
yang tinggi, sengatan listrik, ledakan, biaya yang di keluarkan lebih terjangkau
maupun terkena untuk (Shahzad & Ahmed, 2013). Lidah buaya
penyembuhan merupakan tanaman yang berasal dari
(Sjamsuhidajat & Jong, 2005). benua Afrika, ciri fisik tanaman ini adalah
Di Indonesia, prevalensi luka bakar mempunyai daun berdaging tebal dan
pada tahun 2013 adalah sebesar 0.7% berlendir, sisi daun berduri, panjang
(DEPKES RI, 2013). Pemberian antibiotik mengerucut pada ujungnya dan berwarna
yang dilakukan secara terus menerus hijau (Yeh, Eisenberg, & Kaptchuk, 2003).
dikhawatirkan menyebabkan terjadinya Tujuan dari penelitian ini adalah
akumulasi efek samping yang dapat untuk menganalisa hasil penelitian yang
merugikan kesehatan (Katno & Pramono, berfokus pada efek penggunaan Aloevera
2009). Selain itu luka yang tidak kunjung sebagai pengobatan pada pasien luka bakar
sembuh dapat menyebabkan stress pada untuk meminimalkan potensi terjadinya
pasien sehingga memperburuk kondisi luka infeksi selama proses perawatan.
(Kurdi, Kholis, Hidayah, & Fitriasari,
2020). Untuk itu, masyarakat berupaya METODE
mencari alternatif lain seperti penggunaan Metode penelitian kuantitatif dipilih
obat tradisional. Obat tradisional adalah sebagai suatu pendekatan karena
obat yang terbuat dari bahan alami penelitian ini mencoba mengidentifikasi
terutama tumbuhan yang merupakan efektivitas pemberian lidah buaya pada
warisan budaya bangsa dan telah pasien luka bakar di Desa Yosowilangun
digunakan turun temurun secara empirik dengan menggunakan metode penelitian
(Abidin, 2019). Menurut Chasanah (2015) kuantitatif melalui pendekatan studi
secara umum di dalam tumbuhan obat deskriptif.
terdapat senyawa aktif seperti alkaloid, Populasi dalam penelitian ini adalah
tripenoid, fenolik, minyak atsiri, glikosida masyarakat Desa Yosowilangun
dan senyawa antioksidan lainnya yang Lumajang. Informasi penelitan ini
bersifat sebagai antiviral, antibakteri serta dikatagorikan atas informasi kunci,
imunomodulator. informasi biasa, dan informasi pangkal.
Luka bakar dalam penanganannya Ketiga kategori informasi ini diambil dari
harus dilakukan perawatan yang masyarakat yang mengalami luka bakar
komprehensif dengan mengurangi rasa dengan menggunakan lidah buaya
nyeri, serta memerlukan perawatan di sebagai obat tradisional. Jumlah seluruh
rumah sakit yang lama dengan berbagai responden ada 30 orang yang terdiri dari
macam prosedur operasi(Khorasani, 12 laki-laki dan 18 perempuan
Hosseinmehr, Azadbakht, Mahdavi , &
Zamani , 2009). Pasien yang mengalami
luka bakar membutuhkan penanganan
langsung untuk mengembalikan fisiologi
kulit (Cuttle L et all, 2010).
Salah satu terapi pada luka bakar
yang saat ini sedang berkembang adalah
7 (Abidin, et al,
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 1, Tahun 2021

HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat


Frekuensi %
1. Data Umum Pendidikan
SD 3 10
a. Karakteristik Responden Berdasarkan SMP 3 10
Jenis Kelamin Pasien yang SMA 15 50
Mengalami Luka Bakar Perguruan
Tinggi 9 30
Tabel1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien yang
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat
Mengalami Luka Bakar di Desa
pendidikan responden yang mengalami
Yosowilangun Tahun 2017.
luka bakar di Desa Yosowilangun Tahun
Jenis 2017 hampir setengahnya adalah SMA
Frekuensi % yaitu 15 responden (50%), dan sebagian
Kelamin
Laki-Laki 12 40 kecil berpendidikan SD, SMP, perguruan
Perempuan 18 60 tinggi. Responden dengan tingkat
Sumber data primer 2017 pendidikan SD dan SMP yaitu sama
Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis sebanyak 3 responden (masing-masing
kelamin pasien yang mengalami luka 10%) dan pendidikan perguruan tinggi
bakar sebagian besar adalah perempuan yaitu 9 responden (30%).
yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan
sebanyak 12 orang (40%) berjenis d.Karakteristik Responden Berdasarkan
kelamin laki-laki. Pekerjaan Pasien yang Mengalami Luka
Bakar
b. Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia Pasien yang Mengalami Luka Tabel 4 Karakteristik Responden
Bakar Berdasarkan Pekerjaan Pasien yang
Tabel 2 Karakteristik Responden Mengalami Luka Bakar di Desa
Berdasarkan Usia Pasien yang Mengalami Yosowilangun Tahun 2017
Luka Bakar di Desa Yosowilangun Tahun Pekerjaan Frekuensi %
2017 Ibu Rumah
12 40
Tangga
Usia Wiraswasta 6 20
Frekuensi %
Responden Sekolah 9 30
6-12 Tahun 3 10 Pegawai 3 10
12-25 Tahun 15 50
Sumber data primer 2017
25-60 Tahun 12 40
Tabel 4 menunjukkan bahwa
Sumber data primer 2017
pekerjaan responden yang mengalami luka
bakar di Desa Yosowilangun Tahun 2017
Tabel 2 menunjukkan bahwa usia sebagian besar adalah ibu rumah tangga yaitu
pasien yang mengalami luka bakar di Desa sebanyak 12 responden (40%), wiraswasta
Yosowilangun Tahun 2017 adalah usia 6-12 yaitu 6 responden (20%), pegawai sebanyak 3
tahun yaitu sebanyak 3 orang (10%), usia 12- responden (10%) dan 9 responden (30%)
25 tahun yaitu 15 orang (50%), dan yang lainnya masih sekolah
berusia 25-60 tahun yaitu sebanyak 12 orang
(40%)
c.Karakteristik Responden Berdasarkan 2. Data Variabel Penelitian
Tingkat Pendidikan Pasien yang Mengalami Data variabel penelitian ini
Luka Bakar. meliputi 5 subvariabel, yaitu karakteristik
luka bakar, derajat luka bakar, pemberian
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Pasien yang
lidah buaya pada luka bakar, respon nyeri
Mengalami Luka Bakar di Desa dan fase penyembuhan luka bakar pasien
Yosowilangun Tahun 2017 di Desa Yosowilangun wilayah kerja

7 (Abidin, et al,
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 1, Tahun 2021

Puskesmas Yosowilangun Lumajang luka bakar cukup tepat dan hampir


setengah responden yaitu 12 responden
a. Karakteristik Luka Bakar (40%) mampu memberikan lidah buaya
Tabel 5 Karakteristik Luka Bakar pada luka bakar dengan tepat.
pada Pasien Luka Bakar di Desa d. Fase Penyembuhan Luka
Yosowilangun Tahun 2017 Tabel 8 Fase Penyembuhan Luka Bakar
pada Pasien Luka Bakar di Desa
Karakteristik
Luka Bakar
Frekuensi % Yosowilangun Tahun 2017 selama
Luka bakar panas 30 100 2 Minggu
Luka bakar kimia 0 0 Fase
Luka bakar listrik 0 0 Penyembuhan Frekuensi %
Sumber data primer 2017 Luka
Berdasarkan tabel 5 diatas Fase Inflamasi 0 0
menunjukkan bahwa seluruh responden Fase Proliferasi 30 100
Fase Remodelling 0 0
mengalami luka bakar panas (100%)
yang disebabkan oleh berbagai macam Sumber data primer 2017
penyebab diantaranya yaitu akibat Berdasarkan tabel 8 diatas
tersiram minyak panas, air mendidih, dan menunjukkan bahwa seluruh responden
ada yang terkena knalpot yaitu 30 responden (100%) penyembuhan
b. Derajat Luka Bakar luka bakarnya berada pada fase
proliferasi
Tabel 6 Derajat Luka Bakar pada Pasien e. Respon Nyeri
Luka Bakar di Desa Yosowilangun
Tahun 2017 Tabel 9 Respon Nyeri pada Pasien Luka
Bakar Sebelum Pemberian Lidah
Derajat Buaya di Desa Yosowilangun
Frekuensi %
Luka Bakar
Derajat I 18 60 Tahun 2017
Derajat II 12 40 Skala Nyeri Frekuensi %
Derajat III 0 0 Skala 0 0 0
Derajat IV 0 0 Skala 1-3 0 0
Sumber data primer 2017 Skala 4-6 18 60
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan Skala 7-9 12 40
bahwa sebagian besar responden mengalami Skala 10 0 0
luka bakar derajat I yaitu sebanyak 18 Sumber data primer 2017
responden (60%) dan 12 responden (40%) Berdasarkan tabel 9 diatas
mengalami luka bakar derajat II menunjukkan bahwa sebagian besar
c. Pemberian Lidah Buaya pada Luka Bakar responden mengalami nyeri pada luka
Tabel 7 Pemberian Lidah Buaya pada bakar sebelum diberi lidah buaya dengan
Pasien Luka Bakar di Desa skala nyeri 4-6 yaitu sebanyak 18
Yosowilangun Tahun 2017 responden (60%) dan 12 responden (40%)
mengalami respon nyeri pada luka bakar
Pemberian Lidah dengan skala 7-9
Buaya pada Luka Frekuensi %
Bakar Tabel 10 Respon Nyeri pada Pasien
Tepat 12 40 Luka Bakar Setelah Pemberian Lidah
Cukup Tepat 18 60 Buaya di Desa Yosowilangun Tahun
Kurang Tepat 0 0 2017.
Sumber data primer 2017 Skala Nyeri Frekuensi %
Berdasarkan tabel 7 diatas Skala 0 0 0
menunjukkan bahwa sebagian besar Skala 1-3 24 80
Skala 4-6 6 20
responden yaitu 18 responden (60%) Skala 7-9 0 0
dapat melakukan pemberian lidah buaya Skala 10 0 0
pada Sumber data primer 2017

8 (Abidin, et al,
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 1, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 10 diatas orang-orang dewasa usia 12-60 tahun


menunjukkan bahwa sebagian besar yang mayoritas sering kontak dengan
responden mengalami nyeri pada luka penyebab luka bakar
bakar setelah diberi lidah buaya dengan Tabel 3 menunjukkan bahwa
skala nyeri 4-6 yaitu sebanyak 6 tingkat pendidikan responden yang
responden (20%) dan 24 responden mengalami luka bakar di Desa
(80%) mengalami respon nyeri pada luka Yosowilangun Tahun 2017 hampir
bakar dengan skala 1-3. Sehingga terjadi setengahnya adalah SMA yaitu 15
penurunan skala nyeri setelah pemberian responden (50%), dan sebagian kecil
lidah buaya. berpendidikan SD, SMP, perguruan
tinggi. Responden dengan tingkat
PEMBAHASAN
pendidikan SD dan SMP yaitu sama
1. Data Umum sebanyak 3 responden (masing-masing
Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis 10%) dan pendidikan perguruan tinggi
kelamin pasien yang mengalami luka yaitu 9 responden (30%). Tabel 4
bakar sebagian besar adalah perempuan menunjukkan bahwa pekerjaan
yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan responden yang mengalami luka bakar
sebanyak 12 orang (40%) berjenis di Desa Yosowilangun Tahun 2017
kelamin laki-laki. Peneliti belum sebagian besar adalah ibu rumah tangga
menemukan teori hubungan antara
yaitu sebanyak 12 responden (40%),
kejadian luka bakar dengan jenis
kelamin. Dari hasil analisa peneliti wiraswasta yaitu 6 responden (20%),
kemungkinan terjadinya luka bakar di pegawai sebanyak 3 responden (10%)
Desa Yosowilangun sebagian besar dan 9 responden (30%) lainnya masih
adalah perempuan karena penyebab sekolah
terbanyak dalam kasus luka bakar yang Dengan pendidikan dan
diperoleh peneliti yaitu akibat terkena pengetahuan serta kemampuan yang
minyak goreng saat memasak dan baik diharapkan dapat mencegah
mayoritas memasak adalah tugas dari terjadinya luka bakar yang lebih parah
seorang perempuan sebagai ibu rumah dengan meminimalisir terjadinya
tanggaKarakteristik Responden komplikasi pada luka bakar
Tabel 2 menunjukkan bahwa usia 2. Data Khusus
pasien yang mengalami luka bakar di Desa
a. Karakteristik Luka Bakar
Yosowilangun Tahun 2017 hampir
seluruhnya adalah usia dewasa antara Berdasarkan tabel 5 diatas
12-25 tahun yaitu 15 orang (50%), dan menunjukkan bahwa seluruh responden
hampir setengahnya adalah usia 25-60 mengalami luka bakar panas (100%) yang
tahun yaitu sebanyak 12 orang (40%), disebabkan oleh berbagai macam penyebab
serta sebagian kecil terjadi pada usia 6- diantaranya yaitu akibat tersiram minyak
12 tahun yaitu sebanyak 3 orang (10%) panas, air mendidih, dan ada yang terkena
knalpot.
Kejadian luka bakar sering kali
disebabkan oleh pekerjaan yang Luka bakar merupakan salah satu
beresiko terhadap terjadinya luka bakar, injury yang sering terjadi dalam kehidupan
misal tersiram air atau minyak panas, sehari-hari di masyarakat, bahkan kondisi
tersiram bahan kimia dan adanya ini sering dialami pada kecelakaan, yang
radiasi. Hal-hal tersebut lebih sering mana luka bakar derajat II adalah paling
dilakukan oleh orang-orang dewasa banyak ditemukan di rumah (Nurdiana,
yang sering kontak langsung dengan Hariyanto, & Musrifah, 2008). Berdasarkan
penyebab luka bakar. Berdasarkan hasil teori tersebut bahwa kejadian luka bakar
penelitian, usia yang sering mengalami adalah yang paling sering terjadi di rumah
luka bakar adalah dengan luka bakar derajat II menunjukkan

8 (Abidin, et al,
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 1, Tahun 2021

bahwa luka bakar juga sering disebabkan menit dan setelah itu diaplikasikan dengan
oleh pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di cara mengoleskan pada area luka bakar
rumah misal memasak. Dimana dengan sebanyak 3x dalam sehari (Ramachandra &
kegiatan tersebut, terjadi luka bakar lebih Rao, 2008). Berdasarkan teori diatas,
banyak mengalami luka bakar panas akibat peneliti juga mendapatkan hasil bahwa
aktivitas di rumah. sebagian besar responden telah melakukan
pemberian gel lidah buaya secara murni
b. Derajat Luka Bakar yang dikupas kulitnya dan diambil
Berdasarkan tabel 6 diatas tengahnya untuk ditempel langsung pada
menunjukkan bahwa sebagian besar luka bakar dengan waktu pemberian kurang
responden mengalami luka bakar derajat I lebih 5 menit yang dilakukan selama 3x
yaitu sebanyak 18 responden (60%) dan 12 dalam sehari selama 2 minggu. Hal ini
responden (40%) mengalami luka bakar sesuai dengan teori bahwa pemberian lidah
derajat II. buaya pada luka bakar efektif dilakukan
Salah satu injury yang sering terjadi sebanyak 3 kali dalam sehari.
dalam kehidupan sehari-hari adalah luka
bakar. kondisi ini sering dialami pada d. Fase Penyembuhan Luka
kecelakaan, dan luka bakar derajat II Berdasarkan tabel 8 diatas
adalah paling banyak ditemukan di rumah menunjukkan bahwa seluruh responden
(Nurdiana, Hariyanto, & Musrifah, 2008). yaitu 30 responden (100%) penyembuhan
Berdasarkan teori diatas, peneliti juga luka bakarnya berada pada fase proliferasi.
menemukan kesamaan antara teori dan Aloe vera dapat digunakan untuk
fakta bahwa kejadian luka bakar sering mengobati berbagai luka terutama pada
terjadi dengan derajat luka bakar yaitu luka bakar. Hal ini didukung dengan
derajat II. Hal ini disebabkan penyebab penelitian Maenthaisong, et al. (2007) yang
luka bakar yang paling sering yang mengemukanan bahwa aloe vera dapat
diperoleh oleh peneliti adalah luka bakar digunakan untuk mengobati luka bakar
panas yang ditandai dengan jaringan yang derajat I dan II. Jika dibandingkan dengan
rusak sebagian dermis, folikel, rambut, dan metode konvensional, aloe vera lebih
kelenjar keringat utuh, adanya rasa nyeri, efektif dalam mempercepat proses
warna merah pada lesi, dan adanya cairan penyembuhan serta kemajuan atau
pada bula. Ciri-ciri tersebut menunjukkan epitelisasi jaringan kulit. Penelitian lain
terjadinya luka bakar derajat II. yang dilakukan pada 12 ekor tikus putih
diberikan luka bakar kemudian diberikan
c. Pemberian Lidah Buaya pada Luka aloe vera gel dan diukur hispatologinya.
Bakar Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan yang diberikan aloe vera gel dapat
bahwa sebagian besar responden yaitu 18 meningkat pembentukan pembuluh
responden (60%) dapat melakukan darahnya, laju kolagenasi dan proliferasi
pemberian lidah buaya pada luka bakar (Hidayat, Noer, & Rizaliyana, 2013). Fase
cukup tepat dan hampir setengah proliferasi terjadi mulai hari ke-4 hingga
responden yaitu 12 responden (40%) hari ke-21 pasca cidera
mampu memberikan lidah buaya pada luka Berdasarkan teori diatas peneliti juga
bakar dengan tepat. mendapatkan hasil bahwa seluruh
Aloe vera yang digunakan untuk responden berada pada fase proliferasi
mengobati luka bakar yaitu dengan aloe selama 2 minggu (14 hari) pasca cidera
vera olahan atau murni yang mengandung dengan perawatan menggunakan gel lidah
10-70% gel yang didapat pada bagian buaya. Hal ini sesuai dengan teori yang
dalam aloe vera, kemudian dilakukan menjelaskan bahwa fase proliferasi adalah
pasteurisasi pada suhu 75-80°C selama fase penyembuhan luka yang berlangsung
kurang dari 3

8 (Abidin, et al,
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 1, Tahun 2021

pada hari ke-4 hingga hari ke-21. Selain dewasa antara 12-25 tahun. Tingkat
itu, peneliti juga menemukan bahwa proses pendidikan responden yang mengalami
penyembuhan luka pada responden luka bakar hampir setengahnya adalah
mengalami epitelisasi jaringan kulit, hal ini SMA. Pekerjaan responden yang
juga merupakan proses dari fase proliferasi mengalami luka bakar sebagian besar
adalah ibu rumah tangga.
e. Respon Nyeri
Berdasarkan tabel 9 diatas Seluruh responden mengalami luka
menunjukkan bahwa sebagian besar bakar panas (100%) yang disebabkan oleh
responden mengalami nyeri pada luka berbagai macam penyebab diantaranya
bakar sebelum diberi lidah buaya dengan yaitu akibat tersiram minyak panas, air
skala nyeri 4-6 yaitu sebanyak 18 mendidih, dan ada yang terkena knalpot.
responden (60%) dan 12 responden Sebagian besar responden mengalami luka
(40%) mengalami respon nyeri pada luka bakar derajat I yaitu sebanyak 18
bakar dengan skala 7-9. Sedangkan responden (60%) dan 12 responden (40%)
berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan mengalami luka bakar derajat II. Sebagian
bahwa sebagian besar responden besar responden yaitu 18 responden (60%)
mengalami nyeri pada luka bakar setelah dapat melakukan pemberian lidah buaya
diberi lidah buaya dengan skala nyeri 4-6 pada luka bakar cukup tepat dan hampir
yaitu sebanyak 6 responden (20%) dan 24 setengah responden yaitu 12 responden
responden (80%) mengalami respon nyeri (40%) mampu memberikan lidah buaya
pada luka bakar dengan skala 1-3. pada luka bakar dengan tepat. Seluruh
Sehingga terjadi penurunan skala nyeri responden yaitu 30 responden (100%)
setelah pemberian lidah buaya. penyembuhan luka bakarnya berada pada
Menurut Shahzad & Ahmed fase proliferasi. Sebagian besar responden
(2013), perawatan luka bakar mengalami nyeri pada luka bakar sebelum
menggunakan aloe vera lebih murah diberi lidah buaya dengan skala nyeri 4-6
biaya yang dikeluarkan dan lebih yaitu sebanyak 18 responden (60%) dan 12
mengurangi nyeri pada pasien responden (40%) mengalami respon nyeri
dibandingkan dengan perawatan luka pada luka bakar dengan skala 7-9.
bakar dengan menggunakan SSD (Silver Sedangkan, setelah diberi lidah buaya,
Sulfadiazine Cream). Berdasarkan teori sebagian besar responden mengalami nyeri
diatas, peneliti mendapatka hasil pada pada luka bakar dengan skala nyeri 4-6
setiap responden yang mengalami luka yaitu sebanyak 6 responden (20%) dan 24
bakar memberikan respon nyeri yaang responden (80%) mengalami respon nyeri
berbeda. Pemberian gel lidah buaya pada luka bakar dengan skala 1-3.
dibuktikan dapat mengurangi rasa nyeri Sehingga terjadi penurunan skala nyeri
pada luka karena adanya rasa moist dan setelah pemberian lidah buaya.
dingin pada luka saat diberikan aloe vera
gel. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Berdasarkan uraian diatas, Aloe vera
persamaan antara teori dengan fakta. terbukti dapat digunakan untuk mengobati
berbagai luka terutama pada luka bakar.
KESIMPULAN Aloe vera diberikan untuk mengobati pada
pasien luka bakar derajat pertama dan derajat
Pada penelitian ini dapat kedua, bila dibandingkan dengan perawatan
disimpulkan bahwa sebagian besar luka konvensional maka Aloe vera lebih efektif
responden yang mengalami luka bakar untuk mempercepat proses penyembuhan dan
adalah perempuan. Hampir seluruhnya epitelisasi jaringan kulit.
responden yang mengalami luka bakar di
DAFTAR PUSTAKA
Desa Yosowilangun Tahun 2017 adalah
usia

8 (Abidin, et al,
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 1, Tahun 2021

Hijrah Wound Care Center. Jurnal


Abidin, Z. (2019). Pemanfaatan Tanaman Ilmiah Keperawatan (Scientific
Obat dalam Mengatasi Keluhan Journal of Nursing), 128-136.
Kesehatan pada Kelompok Tani Maenthaisong, R., Chaiyakunapruk, N.,
Tebu Jatiroto Lumajang. The Niruntraporn, S., & Kongkaew, C.
Indonesian Journal of Health (2007). The efficacy of aloe vera
Science, 11(1), 9-21. used for burn wound healing: a
Cuttle L et all. (2010). A review of first aid systematic review. Burns,
treatments for burn injuries. Burns, Sep;33(6):713-8. doi:
35(6): 768–75. 10.1016/j.burns.2006.10.384.
Chasanah, T. (2015). Pemanfaatan Tumbuhan Nurdiana, Hariyanto, & Musrifah. (2008).
Obat Tradisional. Penyuluhan KKN Perbedaan Kecepatan Penyembuhan
Posdaya Mahasiswa Unsoed DIPA. Lu-ka Bakar Derajat II antara
Purwokerto.
Perawatan Luka Menggunakan
Virgin Coconut Oil (Cocos
Depkes Ri. (2013). Riset Kesehatan Dasar. nucifera) dan Normal Salin pada
Jakarta: Badan Penelitian Dan Tikus Putih (Rattus novergicus)
Pengembangan Kesehatan Strain Wistar. Majalah Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. Fakultas Kedokteran , 86-94.
Erizal. (2008). The Effect Of Hydrogel Retrieved from Majalah Kesehatan
Dressing Copolymer Poli Fakultas Kedokteran UB:
(Vinylpirrolidone) (Pvp) -Κ- elibrary.ub.ac.id
Carrageenan Prepared By Radiation Shahzad, M. N., & Ahmed, N. (2013).
And Healing Times On The Radius Effectiveness of Aloe Vera Gel
Reductions Burn Injuried Of Wistar compared with 1% silver
White Rat. Indonesian Journal of sulphadiazine cream asburn wound
Chemistry, 271-278. dressing in second degree burns. J
Hidayat, Noer, & Rizaliyana. (2013). Role Pak Med Assoc, 225.
of Topical Extract Aloe Vera gel in Sjamsuhidajat, & Jong, W. d. (2005). Buku
Deep Burn Wound Healing in Rat. Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta:
Media Jurnal Rekonstruksi & EGC.
Estetik, Volume : 2 - No. 2 . Versloot, M. N., Vos, C. G., Ubbink, D. T.,
Katno, & Pramono. (2009). Tingkat & Vermeulen, H. (2010). Topical
Manfaat dan Keamanan Tanaman silver for preventing wound
Obat dan Obat Tradisional. Balai infection. Cochrane Database of
Penelitian Obat Tawangmangu. Systematic Reviews , Isue 3.
Yogyakarta: Fakultas Farmasi Yeh, G. Y., Eisenberg, D. M., & Kaptchuk,
UGM. T. J. (2003). Systematic review of herbs
Khorasani, G., Hosseinmehr, S., and dietary supplements for
Azadbakht, M., Mahdavi , M., & glycemic control in diabetes.
Zamani , A. (2009). Aloe versus Diabetes Care, Apr;26(4):1277-94.
silver sulfadiazaine creams for doi:
second‐ degree burns: a randomised 10.2337/diacare.26.4.1277. PMID:
controlled study. Surgery Today, 12663610.
91.
Kurdi, F., Kholis, A. H., Hidayah, N., &
Fitriasari, M. (2020). Stress Pasien
Dengan Ulkus Kaki Diabetikum Di
Al Hijrah Wound Care Center
Jombang: The Study of Stress
Patients With Diabetic Ulcers in Al

8 (Abidin, et al,

Anda mungkin juga menyukai