Anda di halaman 1dari 7

Nomor ISSN : 2338-4700 | SK no. 0005.0102/JI.3.2/SK.ISSN/2013.

06

Penelitian FOAM EKSTRAK DAUN BAKUNG PUTIH (CRINUM


ASIATICUM L.) SEBAGAI INOVASI PENYEMBUHAN
LUKA PADA TIKUS PUTIH JANTAN DIABETES
MELITUS
Ni Made Ari Widayani1, Anisa Hanifatin Rahayu2, Desi Christin
Saragih3, Heri Kristianto4
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Brawijaya
2
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya
3
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Brawijaya
4
Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, Jurusan Keperawatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Pendahuluan: Komplikasi mikrovaskular yang sering dialami pasien Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan
penyembuhan luka. Daun Bakung Putih (Crinum asiaticum L.) memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan
alkaloid, sedangkan foam bermanfaat untuk menjaga kelembapan luka yang dibutuhkan untuk mempercepat
penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh foam dengan ekstrak daun
bakung putih, dalam mempercepat kontraksi luka.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain true experimenta llaboratory in vivo metode yang digunakan yaitu
randomized posttes tonly controlled group design dengan jumlah tikus 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok
(n=7). Data yang diukur adalah kontraksi luka setelah pemberian dengan rute transdermal, dan dianalisis
dengan uji normalitas data, uji homogenitas varian, uji One-way ANOVA, uji Posthoc (ujiTukey) dengan tingkat
signifikansi 0,05 (p< GDQ WDUDI NHSHUFD\DDQ .
Hasil: Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA, data persentase luas kontraksi luka menunjukan angka
signifikasi (p< 0,05), sehingga terbukti terdapat perbedaan persentase luas kontraksi luka yang signifikan
antar kelompok uji. Hasil uji post hoc (uji tukey) kontraksi luka kelompok tikus DM dibaluti foam dengan
ekstrak daun bakung putih 0.2 g memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok tikus DM dibaluti foam tanpa
HNVWUDN S .
Kesimpulan: Simpulan adalah penggunaan CFD (Crinum asiaticum L.) Foam dengan kandungan ekstrak 0.2
g dapat mempercepat kontraksi luka dibandingkan penggunaan foam tanpa ekstrak dan dengan kandungan
ekstrak 2 g, serta 4 g.

Kata kunci: Luka Diabetes, Bakung Putih, Crinum asiaticum L., Foam

ABSTRACT
Introduction: Diabetes Mellitus is a chronic disease that became a major health problem in Indonesia and its
sufferers suffered from injuries to diabetes that are difficult to cure. Treatment of diabetic wounds can be done
by choosing the right dressing like foam combined with white lily extract (Crinum asiaticum L.). The purpose of
this research is to know the effect of CFD Foam (Crinum asiaticum L. for Diabetic Ulcer Foam), that is extract
of bakung putih leaves Crinum asiaticum L. in accelerating ulcus healing and ulcus contraction
Methods: This research used pure experimental laboratory experiment with randomize posttest only
controlled group design method with male rats (Galur Wistar) 25 rats divided into 5 groups (n = 7), which is
negative control group which is normal and using foam without leaf extract, STZ-induced positive control and
using foam without leaf lily extract, STZ-induced group and using foam with 0.2 g (P1) leaf lily extract, STZ-
induced group and using foam with 2 g leaf extract P2), as well as STZ and foam-induced groups with 4 g (4 l)
leaf extract (P3). The measured data were ulcus contraction after administration with transdermal route. The
data were analyzed by normality data test, varian homogeneity test, One-way ANOVA test, Posthoc test
7XNH\ WHVW ZLWK VLJQLILFDQFH OHYHO S DQG .
Results: Based on One Way ANOVA test result, the percentage of ulcus contraction showed a significant
number (p <0,05), there was a significant difference of percentage of ulcus contraction significantly between
test group. The result of post hoc test (tukey test) ulcus contraction of group P1 had no significant difference
with negative control group, but had significant difference with group P3.
Conclusion: Conclusion is use of CFD (Crinum asiaticum L.) Foam with 0.2 g extract can increase diabetic
ulcus contraction compared to foam without extract and with 2 g extract and 4 g.

Keywords: Diabetic ulcus, Leave lily, Crinum asiaticum L., Foam

¾ BIMIKI | Volume 7 No 1 | Januari - Juni 2019 13


Nomor ISSN : 2338-4700 | SK no. 0005.0102/JI.3.2/SK.ISSN/2013.06

PENDAHULUAN 2.2 Variabel Penelitian


Prevalensi penyakit DM tinggi di Variabel bebas dalam penelitian ini
Indonesia, yaitu menurut Pusat Data dan adalah perawatan ulkus diabetic yang dibagi
Informasi Kementrian Indonesia menyatakan dalam beberapa kelompok.
pada tahun 2013 terdapat 12,2 juta penderita Kelompok A: Kontrol negative (tikus
diabetes di Indonesia dan diperkirakan pada diet normal yang diberi perawatan luka
tahun 2030 akan bertambah menjadi 21,3 menggunakan foam tanpa ekstrak daun
juta jiwa. Komplikasi mikrovaskular yang bakung )
sering dialami pasien DM adalah gangguan Kelompok B: Kontrol positif (tikus DM
penyembuhan luka (Gamal Bard, 2013). yang diberi perawatan luka menggunakan
Sebesar 25% pasien DM beresiko foam tanpa ekstrak daun bakung)
mengalami luka diabetik pada kaki yang Kelompok C: Perlakuan 1 (tikus DM
disebut dengan ulkus diabetikum, dan 85% yang diberi perawatan luka menggunakan
penderita ulkus diabetikum beresiko foam dengan ekstrak daun bakung 0.2 g)
mengalami amputasi (Amstrong, 2005 dalam Kelompok D: Perlakuan 2 (tikus DM
Tsourdi, 2013), namun tindakan perawatan yang diberi perawatan luka menggunakan
luka diabetes dapat mencegah 40% kasus foam dengan ekstrak daun bakung 2 g)
amputasi (Amstrong, 2005 dalam Tsourdi, Kelompok E: Perlakuan 3 (tikus DM
2013). yang diberi perawatan luka menggunakan
Foam adalah balutan yang paling foam dengan ekstrak daun bakung 4 g).
cocok digunakan untuk pengobatan ulkus Variabel terikat dalam penelitian ini
diabetes di Indonesia, karena pada adalah presentase kontraksi luka.
kenyataannya sebagian besar penderita DM
di Indonesia melakukan pemeriksaan ulkus 2.3 Sampel Penelitian
diabetes sudah dalam tingkat kronik dengan Sampel penelitian adalah tikus putih
salah satu ciri terdapat eksudat (cairan) yang (Rattus novergicus) jantan galur wistar,
menandakan terdapatnya infeksi, tetapi pada dengan berat badan 180-250 gram,dalam
saat ini sediaan foam hanya diperuntukan kondisi sehat yang ditandai gerakan yang
untuk menyerap eksudat dan tidak terdapat aktif. Penelitian ini menggunakan 5
kandungan antiinflamasi dan antioksidan pengulangan sehingga total sampel yang
yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka digunakan adalah 25 ekor.
diabetes yang lebih optimal. Kandungan
antiinflamasi dan antioksidan ini ternyata 2.4 Ekstraki Daun Bakung Putih
dapat ditemukan pada tanaman Bakung Daun Bakung dipotong kecil-kecil,
Putih (Crynum asiaticum L.) (Uddin, 2012). dicuci lalu dikeringkan dan dihaluskan
Tanaman ini memiliki senyawa metabolit menggunakan blender. Kemudian
sekunder yaitu pada daun terdapat dimasukkan kedalam beaker glass dan
kandungan flavonoid, saponin, dan alkaloid ditambah dengan pelarut etanol 70%
(Patel, 2017). Penelitian Kumar (2011) kemudian direndam (maserasi) selama 3
membuktikan bahwa kandungan flavonoid hari. Pasang evaporator pada tiang
dan saponin pada Daun Bakung Putih permanen agar dapat digantung dengan
berpotensi mempercepat penyembuhan luka, kemiringan 30°-40° terhadap meja.
serta kandungan alkaloid berperan sebagai Kemudian hasil maserasi dimasukkan dalam
antibakteri. labu ekstraksi. Water bath dihubungkan
Penelitian ini meguji efektifitas foam dengan sumber listrik dan dinaikkan suhunya
dengan ekstrak daun bakung putih dalam sampai 70° C. Hasil evaporasi berupa cairan
mempercepat penyembuhan luka dilihat dari kental (Kumesan, 2013).
pemeriksaan kontraksi luka tikus diabetes
mellitus. 2.5 Pembuatan CFD Foam
Foam dipotong ukuran 3 cm x 3 cm,
METOLOGI PENELITIAN kemudian ditempatkan pada wadah yang
2.1 Desain Penelitian bersih dan ditetesi dengan ekstrak daun
Penelitian ini menggunakan desain true bakung putih sesuai dengan dosis yang
experimenta llaboratory in vivo metode yang sudah ditentukan. Foam yang mengandung
digunakan yaitu randomized posttes tonly ekstrak daun bakung didiamkan selama 1 x
controlled group design. 24 jam dalam oven dengan suhu 400C ±
500C (Kuhad, 2014). Kemudian digunakan
untuk perawatan ulkus diabetes.

¾ BIMIKI | Volume 7 No 1 | Januari - Juni 2019 14


Nomor ISSN : 2338-4700 | SK no. 0005.0102/JI.3.2/SK.ISSN/2013.06

2.6 Induksi Diabetes Melitus HASIL


Tikus diinduksi DM dengan injeksi 3.1 Karakteristik Sampel
Streptozotocin (STZ) intraperitonial single Rerata berat badan hewan coba dalam
dose 45 mg/kgBB dalam pelarut buffer sitrat penelitian ini adalah 208,28 pada kelompok
0,1M pH 4.5 setelah sebelumnya dipuasakan kontrol dan kelompok perlakuan (standar
selama 12 jam. Setalah diinjeksi STZ, tikus deviasi=16,984). Berta badan terendah 183
diberikan larutan glukosa 5% selama 24 jam gram dan berat badan tertinggi 238 gram.
untuk menghindari kematian akibat Hasil estimasi interval menunjukan 95%
hipoglikemia. Tujuh hari setelah injeksi STZ, berat badan hewan coba dalam penelitian
glukosa darah diukur melalui vena ekor pada rentang 201,27-215,29 gram.
dengan menggunakan glukometer dan tikus Rerata glukosa darah pre-induksi
dengan glukosa darah diatas 250 mg/dL diabetes mellitus hewan coba dalam
dinyatakan sebagai diabetic (Mekalaetal., penelitian ini adalah 132,45 pada kelompok
2014; Nagmoti, 2015). kontrol dan kelompok perlakuan (standar
deviasi=16,687). Glukosa darah terendah
2.7 Pembuatan Ulkus Diabetes pada Tikus 105 mg/dL dan glukosa darah tertinggi 158
mg/dL. Hasil estimasi interval menunjukan
Hari ke 3 setelah di STZ tikus 95% glukosa darah hewan coba dalam
dianastesi ketamine intraperitoneal 25 penelitian pada rentang 124,64-140,26
mg/kgBB dengan posisi pronasi. Bulu daerah mg/dL.
punggung dicukur, lalu dilakukan desinfeksi Rerata glukosa darah post-induksi
dengan alcohol 70%. Pembuatan ulkus diabetes mellitus hewan coba dalam
diabetic melalui luka eksisi 1, 5 X1, 5cm penelitian ini adalah 437,00 pada kelompok
pada kulit menggunakan pisau bedah (Liet kontrol dan kelompok perlakuan (standar
al, 2011). deviasi=24,626). Glukosa darah terendah
405 mg/dL dan glukosa darah tertinggi 481
2.8 Perawatan Ulkus Diabetik mg/dL. Hasil estimasi interval menunjukan
Teknik perawatan secara topical 95% glukosa darah hewan coba dalam
menggunakan teknik steril dengan penelitian pada rentang 425,47-448,53
perawatan luka tertutup menggunakan foam mg/dL.
yang ditempelkan diganti 1 kali dalam 3 hari Hasil uji normalitas kolmogorov-
selama 14 hari untuk mencegah terjadinya smirnov dan shapiro-wilk menunjukkan
infeksi (Andhiki, 2017). persebaran data normal pada berat badan,
glukosa darah preinduksi, dan glukosa darah
2.9 Pengukuran Kontraksi Luka post-induksi (p>0,05).
Ulkus diabetik didokumentasikan Hasil uji homogenitas sampel
dengan digital camera 16 Mp. Luas luka menunjukan terdapat kesamaan atau tidak
yang tidak sembuh setelah perawatan luka berbeda secara signifikan pada karakteristik
selama 14 hari diukur menggunakan berat badan (p=0,468; =0,05), glukosa darah
program AutoCAD 2016. Kontraksi luka pre-induksi (p=0,254; =0,05), glukosa darah
dihitung dengan menggunakan rumus: post-induksi (p=0,297; =0,05)
persentase kontraksi luka = [(luas luka awal± .
luas luka yang tidak sembuh)/ luas luka 3.2 Rerata Perbedaan Persentase
awal]x 100% (Lietal.,2011). Kontraksi Luka Setelah 14 Hari Pada
Kelompok Kontrol dan Kelompok
2.10 Analisis Data Perlakuan
Uji dilakukan secara statistic Hasil analisis data menunjukkan rerata
menggunakan SPSS 18.0 for Windows persentase kontraksi luka pada kelompok
terhadap hasil perhitungan kontraksi luka kontrol dan kelompok perlakuan (Tabel 1 dan
kelompok control dan perlakuan. Langkah- Gambar 1). Uji one-way ANOVA
langkah uji hipotesis komparatif dan korelatif menunjukkan terdapat perbedaan persentase
sebagai berikut: uji normalitas data, uji kontraksi luka yang signifikan antara
homogenitas varian, uji One-way ANOVA, uji kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
Posthoc (ujiTukey) dengan tingkat S . 8ML 3RVW +RF %RQIHUURQL
signifikansi 0,05 (p<0,05) dan taraf menunjukkan perbedaan yang bermakna
NHSHUFD\DDQ . 'DKODQ antara kelompok kontrol (+) dengan
kelompok perlakuan yang diberi perlakuan
dengan menggunakan perawatan

¾ BIMIKI | Volume 7 No 1 | Januari - Juni 2019 15


Nomor ISSN : 2338-4700 | SK no. 0005.0102/JI.3.2/SK.ISSN/2013.06

foam yang mengandung ekstrak daun proliferasi segera terjadi.25 Aktivitas


bakung 0.2 g. Bonferroni menunjukkan flavonoid dalam meningkatkan kontraksi luka
perbedaan yang bermakna antara kelompok juga didukung oleh mekanisme antioksidan
kontrol (+) dengan kelompok perlakuan yang yang menghambat peroksidasi lipid,
diberi perlakuan dengan menggunakan melindungi kulit dari radikal bebas dan
perawatan foam yang mengandung ekstrak melindungi jaringan dari stres oksidatif akibat
daun bakung 0.2 g. cedera.26
Luka diabetes adalah luka yang sulit
Kontraksi Luka (%) sembuh. Hal tersebut dikarenakan luka terjadi
95 pada penderita diabetes dengan kadar FPG
(Fasting Plasma Glucose) sebesar > 126
90 mg/dL. Hal tersebut menyebabkan
85
terbentuknya aterosklerosis pada pembuluh
darah sehingga terjadi penurunan distribusi
80 oksigen yang menyebabkan pasien
A B C D E berkurang bahkan hilangnya sensasi,
sehingga apabila muncul komplikasi ulcer
Gambar 1. Efek foam dengan ekstrak daun foot maka harus segera dilakukan perawatan
bakung putih (Crinum asiaticum L.) terhadap yang baik agar mencegah terjadinya
kontraksi luka amputasi.
Foam dressing berfungsi sebagai absorban
HASIL
yang terbuat dari polyurethane dan memberikan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tekanan pada permukaan luka. Balutan ini dapat
mengetahui pengaruh pemberian CFD Foam
yaitu foam yang mengandung ekstrak daun di lewati udara dan air, kandungan hydrophilinya
bakung putih (Crinum asiaticum L.) terhadap dapat menyerap eksudat sampai pada lapisan
peningkatan kontraksi luka Diabetes Mellitus atas balutan. Foam dressing juga berfungsi dalam
pada tikus putih (Rattus novergicus) galur menjaga kelembapan luka sehingga terbentuk
Wistar. Penggunaan CFD foam untuk jaringan baru.
merawat luka diabetes dalam penelitian ini Berdasarkan hasil dari rata-rata
karena ekstrak daun Bakung Putih (Crinum persentase kontraksi luka, didapatkan hasil
Asiaticum) mengandung flavonoid, saponin, urutan dari yang terbesar yaitu kelompok
dan Alkaloid yang dapat membantu proses perlakuan 1, kontrol positif, perlakuan 2,
penyembuhan luka diabetes. perlakuan 3, dan control negatif . Perlakuan
Saponin memiliki sifat antimikroba 1 dengan perawatan foam yang
yang dapat mencegah dan mengendalikan mengandung ekstrak daun bakung 0.2 gram
infeksi luka dengan cara langsung memberikan pengaruh yang paling tinggi
menghancurkan patogen serta dapat terhadap peningkatan kontraksi luka
mengurangi peradangan lokal dan kerusakan dibandingkan dengan kelompok perlakuan 2,
jaringan. 21 Saponin juga meningkatkan dan 3 yang mengandung ekstrak daun
Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) bakung 2 gram, dan 4 gram. Hal ini
dan jumlah makrofag yang berpindah ke dikarenakan foam yang mengandung ekstrak
daerah luka sehingga dapat mengaktifkan daun bakung 0.2 gram dapat menyerap
fibroblast pada jaringan luka diabetes. 17 cairan luka dengan baik dan pemberian
Saponin berpotensi menyembuhkan luka ekstrak daun bakung 0.2 gram dapat
diabetes dengan membetuk kolagen utama berfungsi sebagai antimikroba, antioksidan,
yang berperan sebagai penyembuh luka. dan anti inflamasi.
Senyawa Flavonoid banyak ditemukan Berdasarkan dari hasil uji statistik uji
pada tanaman khususnya pada bagian daun. one-way ANOVA menunjukkan terdapat
Kandungan Flavonoid berfungsi sebagai perbedaan persentase kontraksi luka yang
antimikroba, anti inflamasi, dan antioksidan signifikan antara kelompok kontrol dan
pada luka diabetes. 18 Aktivitas antiinflamasi kelompoN SHUODNXDQ S . +DO LQL
flavonoid berperan menghambat COX-2, menunjukkan bahwa Uji Post Hoc Bonferroni
lipooksigenase dan tirosin kinase, sehingga menunjukkan perbedaan yang bermakna
terjadi pembatasan jumlah sel inflamasi yang antara kelompok kontrol (+) dengan
bermigrasi ke jaringan luka. Selanjutnya kelompok perlakuan yang diberi perlakuan
reaksi inflamasi akan belangsung lebih dengan menggunakan perawatan foam yang
singkat dan kemampuan proliferaitf dari TGF- mengandung ekstrak daun bakung 0.2 g.
WLGDN WHUKDPEDW VHKLQJJD SURVHV

¾ BIMIKI | Volume 7 No 1 | Januari - Juni 2019 16


Nomor ISSN : 2338-4700 | SK no. 0005.0102/JI.3.2/SK.ISSN/2013.06

KESIMPULAN Askhani, Esafani et al. (2012). Glucosamine


Kesimpulan dari penelitian ini adalah: enhance tissue regeneration in the
1. Perawatan luka diabetes mellitus pada process of wound healing in rats as
animal model. Serological Study.
kelompok kontrol menggunakan Foam Journal Cytology histology, 3 (4).
yang mengandung normal saline 0,9 % Asmaraja AAGN, Maliawan S., Suryadi A.
berpengaruh terhadap peningkatan (2011). Proses penyembuhan luka dan
kontraksi luka diabetes. penanganan luka. E-journal Medika
2. Perawatan luka diabetes pada kelompok Udayana. (Online).
(http://ois.unud.ac.id/index.php/sum/art
perlakuan dengan perawatan foam yang icle/vie/4885. Diakses 15 Mei 2018.
mengandung ekstrak daun bakung 0.2 Bard, G. (2013). Camel when protein
g, 2 g, dan 4 g berpengaruh terhadap enchances diabetic wound healing in a
peningkatan kontraksi luka diabetes streptozotocin-induced diabetic mouse
mellitus. model: the critical role of - Defensin-1,
-2 and -3. Lipid in Health and
3. Foam yang mengandung ekstrak daun Dessease, 46 (12).
bakung 0.2 gram memberikan hasil Bairy, K. L., et al. (2012). Effect different
paling baik terhadap peningkatan formulations of silver sulphadiazing
kontraksi luka diabetes dibandingkan cream on experimentally induced burn
kelompok perlakuan dengan perawatan wound healing. Research Journal of
Pharmaceutical, Biological and
foam yang mengandung ekstrak daun
Chemical Science. 3 (2).
bakung 2 g, 4 g, dan NS 9%. Clayton, W., & Elasy, T. A. (2009). A review
of the pathophysiology, classification,
SARAN and treatment of food ulcers in diabetic
Saran untuk penelitian di masa yang patients. Clinical Diabetes. 21(2).
akan datang: Ekkis, J. R. & Bentz, P. M. (2007). Basic
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Nursing Skills. Philadelphia: Lippincott.
International Diabetes Federation. (2014).
menentukan dosis optimum dan dosis Prevalensi Diabetes Mellitus. (Online)
toksik penggunaan ekstrak etanol (http://www.idf.org/about-diabetes).
bakung putih untuk perawatan diabetes. Diakses 15 Mei 2018.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Kristianto, Heri. (2010). Perbandingan
mengetahui tingkat kadar kandungan Perawatan Luka Teknik Modern dan
Konvensional terhadap Transforming
masing-masing senyawa kimia dalam Growth Factor Beta 1 (TGF 1) dan
daun bakung putih. Respon Nyeri pada Luka Diabetes
Melitus. Universitas Indonesia Tesis.
DAFTAR PUSTAKA Kumar, -DL 9LQRG GNN ³)RDP
Agustina, R. D. (2011). Pengaruh Pemberian Dressings in the Topical Management
secara Topikal Kombinasi Rebusan RI 'LDEHWLF )RRW´ GDODP -RXUQDO RI
Daun Sirih Merah (Piper cf.fragile. Dental and Medical Sciences; hlm 32-
Benth) dan Rebusan Herbal Pegagan 35. Department of general surgery
(Centella asiatica (L.) Urban) terhadap SRM Medical College & Research
Penyembuhan Luka Tikus Putih Jantan Institute: India.
yang Dibuat Diabetes. Tugas Akhir. Lie K., Diao Y., Zhang H., Wang S., Zhang
Tidak Diterbitkan Fakultas Matematika Z., Yu B., Huang S., yang H. (2011).
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Tannin Extracts from Immature Fruits
Sarjana Farmasi Universitas of Terminalia chebula Fructus Retz.
Indonesia, Depok. Promote Cutaneous Wound Healing in
American Diabetes Association. (2013). Rats.(Online).
Standards of Medical Care in Diabetes (http://www.biomedcentral.com/1472-
2013. Diabetes Care Volume 36 6882/11/86). Diakses 15 Agustus
Supplement 1: 11-66. 2017.
Andhiki, Syahra Sonia. (2017). Pengaruh Marston, P. G. (2011). Keperawatan Kritis:
Frekuensi Penggantian Balutan Pendekatan asuhan holistic. Jakarta:
Kompres Betaine Polyhexanide 0,1% EGC.
Dengan Foam Dressing Pada Tingkat Marwa. (2015). Efek Pemberian Ekstrak n ±
Kelembaban 80% Terhadap Jumlah Heksana Daun Binahong (Anredera
Fibroblas Pada Luka Bakar Derajat Ii A cordifollia (Ten.) Steenis) terhadap
Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Penyembuhan Mikroskopis Luka Tikus
Wistar. Thesis. Program Studi Ilmu Diabetes yang diinduksi Aloksan.
Keperawatan, Fakultas Kedokteran Tugas Akhir. Tidak diterbitkan.
Universitas Brawijaya Malang. Fakultas Farmasi.

¾ BIMIKI | Volume 7 No 1 | Januari - Juni 2019 17


Nomor ISSN : 2338-4700 | SK no. 0005.0102/JI.3.2/SK.ISSN/2013.06

Mekala, S., M, N. K., Das, L., Shetly, N., extract of Curculigo orchioides in
Amuthan, A., Vulli, V., et al. (2014). streptozotocin±induced diabetic mice.
Evaluation of wound healing activity of Elsevier, 1808 (14).
ethanolic extrac of Lantana camara in Sirois, M. (2005). Laboratory animal
streptozotocin induced diabetic rats. medicine: principles and procedures.
International journal of pharmacy and Elsevier Mosby, Philadelpia, USA.
pharmaceutical sciences. 167-172.
Muttaqin, A., Sari, K. (2011). Asuhan Sluik, Diewertje, Boeing, Heiner, Li,
keperawatan gangguan sistem Kuanrong, Kaaks, Rudolf, Johnsen,
integument. Jakarta: EGC. Nina Fons, Tjonneland, Anne, &
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan Arriola, Larraits. (2013). Lifestyle
metedolohi penelitian ilmu factors and mortality risk in individuals
keperawatan. (2 ed): Salemba Medika. with diabetes mellitus: are the
3DWHO ' . ³Crinum asiaticum Linn: associations different from those in
A Medicinal Herb as Well as individuals without diabetes?
2UQDPHQWDO 3ODQW LQ &HQWUDO ,QGLD´ Diabetologia. Doi: 10.1007/s00125-
dalam International Journal of 013-3074-y.
Environment Sciences & Natural Sloane, E. (2013). Anatomi dan fisiologi
Resources; Vol. 6. untuk pemula. Jakarta: EGC: 291.
Pendsey, S. P. (2010). Understanding Supranto, J. (2000). Teknik sampling untuk
diabetic foot. Int j Diabetes Dev Ctries, survei dan eksperimed. Jakarta: PT
30, 75-79. Rineka Cipta.
Perdanakususma, D.S. (2007). Anatomi Tsourdi, Elene et al. (2013). BioMed
fisiologi kulit dan penyembuhan luka. Research International: Current
Surabaya: Fakultas Kedokteran Aspects in the Pathophysiology and
Universitas Airlangga. Soetomo Treatment of Chronic Wounds in
General Hospital: 1-8. Diabetes Mellitus, (Online), Vol.2013,
Prabakti, Y. (2005). Perbedaan jumlah (http://www.hindawi.com/journals/bmri/
fibroblast di sekitar lukainsisi pada 2013/385641/, diakses pada 19
tikus putih yang diberi infiltrasi September 2015 pukul 20:27 WIB).
8GGLQ 0G =LD GNN ´ $QWL-Inflammatory
penghilang nyeri levobupivakain dan
and Antioxidant Activity of Leaf extract
yang tidak diberi levobupivakain: Studi of Crinum asiaticum´ GDODP Journal of
histokimia. Universitas Diponegoro, Pharmacy Research 2012; Vol. 5.
Semarang. Vemolen, F., & Rijn, O. V. (2012). A
Prasetyono, Theddeus O, H. (2009). General mathemetical model for wound
concept of wound healing, revisited. contraction and angiogenesis. Basic
Division of Plastic Surgery, Department Biology to Clinical Aplication, 489-512.
of Surgery, Fakultas Kedokteran Washilah, Wardatul. (2013). Hubungan
Universitas Indonesia / Cipto Lama Menderita Diabetes dengan
Mangunkusumo Hospital, Jkarta. Pengetahuan Pencegahan Ulkus
Indoneisa. 18 (3), 208-216. Diabetik di Puskesmas Ciputat,
Pratiwi, D., Wahdaningsih, S., Isnindar, Jakarta Universitas Islam Negeri
(2012), Uji Aktivitas Antioksidan Daun Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bawang Mekah (Eleutherine Wibawa, L., Wahyuni, E., S., Utami, W., U.
americana MERR.) Dengan Metode (2014) . Pengaruh pemberian ekstrak
DPPH (2,2-Difenil-1-pikrilhidrazil), etanol daun melati (Jasminum sambac
Traditional Medicine Journal, 18(1): L. Ait) secara tropical terhadap
58-63 peningkatan kontraksi luka bakar
Pusat Data Dan Informasi. (2014). derajat II A pada tikus (Rattus
Waspada Diabetes Eat Well Live novergucus) galur wistar. Fakultas
Well. Kementrian Kesehatan Republik Kedokteran Universitas Brawijaya.
Indonesia. 1 Malang.
Ridwan, Endi. (2013). Etika Pemanfaatan
Hewan Percobaan dalam Penelitian
Kesehatan. J Indon Med Assoc. Vol
63, No. 3.
Singh, A., Bajpal, S., Singh N., Kumar, V.,
gour, J. K., Singh, P.K., et al. (2014).
Wound healing activity of standardized

¾ BIMIKI | Volume 7 No 1 | Januari - Juni 2019 18

Anda mungkin juga menyukai