PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1. Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
2. Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.
3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB 2
PEMBAHASAN
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan paling sering mengapa obat perlu disentralisasi
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek,padahal obat standar yang lebih murah
dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat”hanya untuk mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan banyak yang
membuang atau lupa untuk minum
6. Memesan obat lebih dari pada yang di butuhkan, sehingga banyak tersisa sesudah
batas kadalwarsa
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif
8. Meletaktan obat di tempat yang lembab, terkenak cahaya atau panas
9. Mengeluarkan obat(dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri(mc mahon,1999
Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian
obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan
ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut.
a. Penerimaan obat
Resep obat dari dokter yang diserahkan ke perawat kemudian diberikan kepada
keluarga atau pada klien.Kemudian oleh keluarga diberikan pada depo farmasi di
Apotik. Obat yang sudah diambil kemudian oleh keluarga diberikan keperawat
ruangan untuk disimpan
b. Pembagian obat
1. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam format pemberian obat oral/ injeksi dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter.
2. Sebelum obat diberikan pada pasien, sebelumnya perawat harus melakukan cross
check dengan perawat lain untuk meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat.
Kemudian perawat menjelaskan macam obat, manfaat, dosis obat, cara pemberian,
kontra-indikasi dan jumlah obat pada klien/ keluarga. Usahakan tempat obat kembali ke
perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah
minum obat. Kemudian perawat yang memberikan obat dan melakukan cross check
obat membutuhkan tanda-tangan pada kolom paraf.
3. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat yang bertugas
berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan oleh
perawat untuk diresepkan kembali oleh dokter penanggung jawab dan diambil oleh
keluarga di kamar obat atau apotek.
c. Penambahan Obat Baru
1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian
obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi
dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi.
d. Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal,
memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar
atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian obat oral/
injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat primer.
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat,
sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat.
e. Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat dikembalikan
kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh klien/keluarga serta tanggal dan
waktu penyerahan
Dokter
Perawat
Pasien / Keluarga
BAB 3
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
Pelaksanaan :
Topik :
Hari/Tanggal:
Waktu :
Tempat :
Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi obat sesuai
dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam pemberian
obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan indentitas pasien pada
format kontrol dan pemakaian obat.
Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki
3. Tanda bukti serah terima obat dari keluarga pasien
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Struktur Pengorganisasian :
Karu :
PP :
PA :
Pembimbing Akademik :
Pembimbng Klinik :
Supervisor :
Mekanisme Sentralisasi Obat
Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan dilakukan 4 hari sebelum pelaksanaan sentralisasi obat
b. Penyusunan proposal sentralisasi obat
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan
sentralisasi obat
e. Penentuan pasien yang akan dilakukan sentralisasi obat
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentutan dan pasien yang menyetujui informed consent untuk dilkukan
sentralisasi obat.
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
3. Evaluasi Hasil
Dapat dilakukan sentralisasi obat untuk mencapai kinerja yang optimal serta dapat
mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien sehigga berdampak
pada peningkatan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Saksi-saksi
1. …………………………….. 2.. ……………………………
BAB 4
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sentralisasi obat bertujuan untuk Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien
terutama dalam pemberian obat, mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan
efisien, mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis, waktu,
cara dan pendokumentasian.
Pelaksanaan sentralisasi obat yang dilaksanakan pada hari selasa, 12 Desember
2017 terhadap keluarga pasien An. X dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pada
pelaksanaan telah disampaikan tentang tujuan dan manfaat serta alur pelaksanaan dari
sentralisasi obat di ruang Wijaya Kusuma.
3.2 Saran
Untuk perawat primer sebagai pelaksana sentralisasi obat diharapkan selalu
melakukan dokumentasi baik pada lembar observasi maupun pada daftar pemberian
obat.
DAFTAR PUSTAKA
PSIK, 2007. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners. Surabaya.