Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT


PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG NICU
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA (RSUA)
PERIODE 3-8 MEI 2021

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK C1 B2
Laila Mufida, S.Kep 132013143038
Martus Sholihah R, S.Kep 132013143039
Khoirun Niswatul U, S.Kep 132013143040
Nabiela Audina, S.Kep 132013143041
Khilyaud Diniyah, S.Kep 132013143042
Rahmatul Habibah, S.Kep 132013143035
Sabrina Sheila Umar, S.Kep 132013143036
Novita Dwi A, S.Kep 132013143045
Shintia Ekawati, S.Kep 132013143050

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga proposal Role Play sentralisasi obat praktik profesi
manajemen keperawatan di Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Airlangga
Surabaya dapat diselesaikan. Proposal ini dibuat untuk menunjukkan metode yang
tepat dalam melakukan sentralisasi obat pada profesi stase keperawatan
manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna, begitu pula laporan diseminasi awal yang telah kami buat ini, baik
dalam segi isi maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan dan introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing akademik Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RS Universitas
Airlangga, pasien dan keluarga serta teman-teman kelompok yang telah
membantu dalam proses penyelesaian proposal. Tim penyusun berharap agar
laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon
perawat dan masyarakat pada umumnya.

Surabaya, 21 Mei 2021

Tim Praktik Manajemen Keperawatan


Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Airlangga
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat.
Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah
konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2015). Tuntutan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena
yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif
dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam,
2015). Penerapan sentralisasi obat sudah dilakukan di Ruang NICU Rumah Sakit
Universitas Airlangga Surabaya. Sentralisasi obat di laksanakan dengan system
one day dose (ODD).
Sentralisasi obat di Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Airlangga
Surabaya dilaksanakan dengan metode ODD. Berdasarkan pengkajian tanggal 4
Mei 2021, didapatkan bahwa cara penyediaan obat untuk kebutuhan satu hari di
ruangan dilakukan oleh farmasi. Farmasi akan memberikan obat sesuai resep dan
akan mengirimkan obat ke ruangan sesuai jenis dan dosis obat yang didapat
pasien untuk satu hari (One Day Dose). Pada metode ini, farmasi
mendistribusikan obat dengan cara mengemas dalam satu hari dengan label dan
diletakkan di dalam kotak obat sesuai dengan kamar dan nama pasien. Obat
tersebut didistribusikan oleh perawat ke pasien sesuai dengan jadwal pemberian
obat yang telah ditentukan. Perawat yang menerima dan petugas farmasi harus
melakukan cross check dan didokumentasikan pada medication chart jumlah obat
yang diterima dan petugas yang menerima. Sebelum obat diberikan kepada pasien
akan dilakukan double check oleh perawat sesuai prinsip 8 tepat yaitu tepat
indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu dan lama penggunaan,
tepat rute, tepat informasi, dan tepat dokumentasi. Tahap selanjutnya perawat
akan melakukan identifikasi ke pasien dengan menanyakan nama dan nomor
register serta mencocokkan dengan gelang identitas pasien, serta menjelaskan
manfaat dan efek samping obat yang diberikan.
Sentralisasi obat yang dilaksanakan dapat meminimalkan risiko duplikasi
obat, menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat perlu
ditingkatkan agar obat semua pasien di Ruang NICU Rumah Sakit Universitas
Airlangga Surabaya dapat dikontrol oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat
meliputi pembuatan strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang
dibutuhkan, dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta
pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi
obat yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Ners (P3N) program A angkatan 2020 mencoba mengoptimalisasikan sentralisasi
obat di Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. Sentralisasi
obat yang didukung kelengkapan dokumentasi perawat, diharapkan mampu
meningkatkan keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin
keselamatan dan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan pengertian sentralisasi obat.
2. Menjelaskan tujuan sentralisasi obat
3. Menjelaskan pengelolaan obat.
4. Menjelaskan peran perawat dalam sentralisasi obat
5. Menjelaskan prinsip 7B+1W dan melakukan double check
6. Menjelaskan alur sentralisasi Obat.
7. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawat/perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan kerja untuk keluarga pasien tentang sentralisasi obat
2. Klien dan keluarga mendapatkan informasi tentang sentralisasi obat di
Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
1.3.2 Bagi perawat
1. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga terhadap perawat.
2. Tercapainya kebutuhan kerja yang optimal
3. Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Profesional
4. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan obat
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
1. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara menyeluruh
2. Mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam sentralisasi obat meningkat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sentralisai Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011). Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi, maupun cairan
diserahkan sepenuhnya oleh perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah
kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk.
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat
Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
sehingga menghindari pemborosan dan kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi. (Nursalam,2014).
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasikan.
a. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
c. Meresepkan obat sebelum diagnosis dibuat
d. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
e. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum
f. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa
g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif
h. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas
i. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri
Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan obat perlu disentralisasi menurut
Nursalam (2014) :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama
3. Pemberian obat yang tidak sesuai indikasi.
4. Pemberian obat yang tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif
8. Meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri

2.3 Teknik Pengelolaan Obat


Teknik pengeluaran obat dan pembagian obat dilakukan oleh perawat
dengan langkah-langkah sebagai berikut (Nursalam, 2014):
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara optimal dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta dalam mengontrol penggunaan
obat.
3. Penerimaan obat
a. Keluarga menyerahkan resep dan persyaratan yang diperlukan
kepada depo farmasi.
b. Perawat menerima obat dari depo farmasi setiap hari untuk dosis
sehari (ODD) dalam kemasan 1 kali pemberian (UDD).
c. Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, dan jumlah
(sediaan) dalam format pemberian obat dan meminta tanda tangan
petugas farmasi.
d. Obat yang telah diterima dari farmasi selanjutnya disimpan oleh
perawat dalam kotak obat
e. Keluarga/klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana obat
tersebut akan habis (Nursalam, 2011).
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam lembar
daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu di cocokkan dengan terapi di
dalam advis dokter.
c. Pada saat pemberian obat perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, efek samping obat. Pantau adanya efek samping
pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan/petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam format
pemberian obat pada kolom sisa.
5. Penambahan obat baru
Bila ada penambahan/perubahan jenis, dosis atau perubahan rute pemberian
obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat pada
kolom terima.
6. Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga mahal,
memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping
yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau
sewaktu saja. (Contoh: Albumin)
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format
pemberian obat khusus untuk obat tersebut
7. Pengembalian Obat
Pada pasien pulang atau pindah ruangan jika obat masih ada dan sudah tidak
dipakai atau stop maka obat akan dikembalikan ke farmasidengan menuliskan
pada form retur obat yang nantinya akan diambil oleh petugas farmasi.

2.4 Tujuh Tepat Dalam Sentralisasi Obat


Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana
pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat tersebut Prinsip Tujuh Tepat (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi, tepat indikasi dan waspada efek
samping obat).
1. Tepat Indikasi
Memastikan kebenaran dari indikasi dari pemberian obat.
2. Tepat Pasien
Benar pasien merupakan dasar yang sangat menentukan dalam prinsip
pemberian obat. The Joint Commission on Accreditation of Healthcare
Organization (JCAHO), sebuah komisi yang yang mengeluarkan akreditasi dan
sertifikat pada lebih dari 19.000 organisasi dan program perawatan kesehatan di
Amerika Serikat; mewajibkan dua bentuk pengidentifikasian primer dalam
pemberian obat. Pasien menyahuti nama mereka bila dipanggil atau sama sekali
tidak berespon, sehingga untuk mengidentifikasi kebenarannya dilakukan saat
pemberian obat (Kee dkk., 2009). Implikasi dalam perawatan mencakup:
a. Memastikan pasien dengan mengecek gelang identitas, papan identitas di
tempat tidur, atau bertanya langsung kepada pasien. Beberapa fasilitas di
institusi tertentu mencantumkan foto pada status pasien.
b. Jika pasien tidak mampu berespon secara verbal, dapat digunakan cara
non-verbal seperti menganggukkan kepala.
c. Untuk bayi, diidentifikasi melalui gelang identitas.
d. Jika pasien mengalami gangguan mental atau penurunan kesadaran
sehingga tidak mampu mengidentifikasi diri, maka harus dicarikan
alternatif lain untuk mengidentifikasi pasien sesuai dengan ketentuan
rumah sakit.
e. Membedakan dua pasien dengan nama belakang yang sama; berikan
peringatan dengan warna yang lebih mencolok pada alat identitas (ID
tools) seperti kartu medis (med card), gelang, atau kardex.

f. Beberapa institusi melengkapi gelang identitas pasiennya dengan kode


tertentu untuk status alergi. Bila ada, perawat harus tanggap dengan
kebijakan ini.
g. Ketika pasien tidak menggunakan stiker identitas, perawat
mengidentifikasi secara teliti terhadap masing-masing pasien ketika
melakukan pemberian obat.
3. Tepat Obat
Benar obat berarti menerima obat yang telah diresepkan, baik oleh dokter, atau
dokter gigi. Obat mempunyai nama dagang dan nama generik, jadi apabila ada
obat dengan nama dagang yang asing ditemui, harus diperiksa nama generiknya.
Bila ada keraguan, hubungi apotekernya. Jika label tidak terbaca atau isinya tidak
uniform, maka tidak boleh digunakan dan harus dikembalikan ke bagian fasmasi.
Implikasi keperawatan mencakup:

a. Cek permintaan obat dari segi kelengkapan dan dapat dibaca dengan
jelas. Jika order tidak lengkap dan tidak terbaca, beritahu bidang
keperawatan, apoteker atau petugas kesehatan yang menulis order.
b. Ketahui alasan kenapa pasien mendapatkan obat.
c. Cek label obat sebanyak tiga kali sebelum obat diberikan:
a) Melihat kemasan obat.
b) Membaca permintaan obat dan memperhatikan kemasan sebelum obat
dituang.
c) Mengembalikan kemasan setelah obat dituang ke lemari obat.
d) Mengetahui tanggal obat diorder dan tanggal akhir pemberian
(seperti: pemberian antibiotik).

4. Tepat Cara / Rute Pemberian


Tambayong (2002) berpendapat bahwa obat diberikan melalui rute yang
berbeda, tergantung keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan,
sifat obat (kimiawi dan fisik obat) serta tempat kerja yang diinginkan. Oleh karena
itu, berdasarkan bentuk obat, rute obat dibagi menjadi:
a. Bentuk Padat
Dalam kelompok ini, obat dibagi menjadi empat rute, yaitu oral, topikal,
rektal atau vaginal.
b. Bentuk Cairan
Bentuk obat cairan dibagi menjadi larutan, suspensi dan emulsi. Obat ini
berupa larutan atau bubuk yang bekerja di bawah tekanan. Jika berbentuk
larutan, obat disemprotkan berupa “kabut” ke dalam mulut dan dihirup ke
dalam paru, misalnya salbutamol (Ventolin) dengan alat penyemprot
khusus.
c. Bentuk Parenteral
Parenteral berasal dari bahasa Yunani. Para berarti disamping, enteron
berarti usus. Jadi, parenteral berarti di luar usus. Atau tidak melalui saluran
cerna.
d. Inhalasi
Saluran napas memiliki luas epitel untuk absorpsi yang sangat luas dan
berguna untuk memberi obat secara lokal, seperti salbutamol (Ventolin) atau
sprei beklometason (Becotide, Aldecin) untuk asma, atau terapi oksigen
dalam keadaan darurat. Implikasi keperawatan mencakup:
a) Nilai kemampuan menelan pasien sebelum memberikan obat oral.
b) Lakukan teknik aseptik sewaktu memberikan obat, terutama rute
parenteral.
c) Berikan obat pada tempat yang seharusnya.
d) Tetap bersama pasien sampai obat oral telah ditelan.
e) Pemberian melalui enteral: mengecek kepatenan slang NGT sebelum obat
dan mengirigasi slang dengan air sebelum dan sesudah pemberian obat
(Kuntarti, 2005).
5. Tepat Dosis
Benar dosis diperhatikan melalui penulisan resep dengan dosis yang
disesuaikan dengan keadaan pasien. Beberapa kasus yang ditemui di lapangan,
terdapat banyak obat yang direkomendasikan dalam bentuk sediaan. Perawat
harus teliti menghitung dosis masing-masing obat dan mempertimbangkan adanya
perubahan dosis dari penulis resep. Berat badan pasien merupakan indikator
penting dalam pemberian obat tertentu, seperti obat pediatrik, bedah dan
perawatan kritis.
Perawat harus memiliki pengetahuan dasar dalam meracik obat,
membandingkan dan membagi dosis sebelum mengimplementasikan perhitungan
dosis obat. Perawat mengecek ulang pembagian dosis atau adanya perbedaan
dosis yang sangat besar setelah dihitung. Implikasi keperawatan mencakup:
a. Bentuk dosis asli jangan diubah
b. Hitung dan periksa dosis obat dengan benar. Jika ada keraguan, dosis obat
harus dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat lain, serta menghubungi
apoteker atau penulis resep sebelum pemberian dilanjutkan.
c. Periksa bungkus obat atau obat lain yang direkomendasikan secara khusus
d. Jika pasien meragukan dosis, periksa kembali. Apabila sudah
mengonsulkan dengan apoteker atau penulis resep tetap rancu, obat tidak
boleh diberikan, beritahu penanggung jawab unit atau ruangan dan penulis
resep beserta alasannya.
e. Perhatian berfokus pada titik desimal dosis dan beda antara singkatan mg
dengan mcg bila ditulis tangan.
6. Tepat Waktu dan Lama Penggunaan
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi
satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh
diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu
sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat
Contohnya, untuk PCT (Paracetamol) dosis 500mg, waktu antara efek toksik dan
efektif tersebut harus dipertahankan, sehingga pemberian obat harus diperhatikan.
Salah cara pemberian atau waktu, bisa terjadi resistensi kuman, ini akan lebih
berbahaya. Implikasi keperawatan mencakup:

a. Perhatikan simbol tertentu, seperti “a.c atau ante cimum” (obat diminum
satu jam sebelum makan) untuk memperoleh kadar yang dibutuhkan dan
“p.c atau post cimum” (obat harus diminum sesudah makan) agar terhindar
dari iritasi berlebihan pada lambung (contohnya, indometasin) atau supaya
diperoleh kadar darah yang lebih tinggi (contohnya, griseufulvin bila
diberi bersama makanan berlemak)
b. Perhatikan kontraindikasi pemberian obat. Hal ini berlaku untuk banyak
antibiotik. Contoh: tetrasiklin dikhelasi (berbentuk senyawa tidak larut)
jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, akan mengikat sebagian
besar obat tersebut sebelum diserap
c. Antibiotika diberikan dalam rentang yang sama (misal, setiap 8 jam dalam
24 jam).
d. Periksa tanggal kadaluarsa. Obat baru (pengganti) diletakkan di belakang
atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan tidak menjadi
kadaluarsa. Bila obat dalam bentuk cairan, perhatikan perubahan warna
(dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi basah (Tambayong, 2002,
hal. 9).
7. Benar Dokumentasi
Benar dokumentasi mencakup ketepatan informasi pemberian obat yang
dicatat oleh perawat, meliputi:
a. Nama obat
b. Dosis obat
c. Rute/cara pemberian
d. Waktu dan tanggal pemberian
e. Nama atau tanda tangan perawat
f. Penulis resep
Bila pasien menolak meminum obat atau obat belum terminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan (Kee dkk., 2009, hal. 27; Tambayong, 2002, hal. 6).
Perawat mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan
dengan memperhatikan jenis obat, seperti:
a. Narkotik (Bagaimana efeknya dalam mengurangi nyeri)
b. Non-narkotik anagesik
c. Sedatif
d. Antiemetik
e. Reaksi obat yang tidak diharapkan, seperti iritasi gastrointestinal atau
tanda sensitif pada kulit.
Penundaan pencatatan oleh perawat dapat menyebabkan perawat tidak ingat
untuk mencatat obat yang telah diberikan atau perawat lain akan memberikan obat
yang sama karena mengira obat tersebut belum diberikan (Kee dkk., 2009, hal.
27).
8. Tepat Informasi dan Waspada Efek Samping
Sebagai perawat kita harus mengetahui efek samping dari obat yang akan kita
berikan. Sehingga kita lebih berhati -hati terhadap obat yang akan kita berikan ke
pasien.

2.5 Peran Perawat


1. KARU (Kepala Ruangan)
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Perawat Primer dan Perawat Associate
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat
c. Memfasilitasi surat persetujuan pengelolaan dan pencatatan obat
d. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama
pasien dirawat
e. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
3. Perawat Primer Lain dan Supervisor
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan kelalaian
(negligence) dan malpraktik
b. Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi
c. Menilai kepatuhan pasien terhadap program terapi
2.6 Alur Sentralisasi Obat

Gambar 2.1 Diagram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)

2.7 Alur Pelayanan Farmasi Ruang NICU

ada penambahan obat


Tidak ada penambahan obat

Gambar 2.2 Alur Pelayanan Farmasi Ruang NICU


BAB 3
PERENCANAAN

3.1 Rencana Pelaksanaan Sentralisasi Obat


Hari : Senin
Tanggal : 24 Mei 2021
Waktu : 13.00 WIB
Pelaksanaan : Perawat primer, perawat associate, kepala ruangan, petugas
farmasi
Tempat : Ruang NICU Rumah Sakit Universitas Airlangga
Topik : Sentralisasi Obat di Ruang NICU

3.2 Struktur Pengorganisasian


Penanggung Jawab : Laila Mufida, S.Kep
Kepala ruangan : Novita Dwi A, S.Kep
Perawat Primer : Rahmatul Habibah, S. Kep
Perawat Asscosiate : Nabiela Audina, S. Kep
Farmasi : Petugas Farmasi

3.3 Metode
Roleplay

3.4 Media
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
2. Format sentralisasi obat
3. Lemari dan kotak sentralisai obat

3.5 Uraian Kegiatan Sentralisasi Obat


Uraian kegiatan Kegiatan Tempat Waktu Pelaksanaan
sentralisasi obat
dilaksanakan seperti
dibawah ini. Tahap

Persiapan 1. Medication Nurse station 3 menit PA


chart pasien

Uraian kegiatan Kegiatan Tempat Waktu Pelaksanaan


sentralisasi obat
dilaksanakan seperti
dibawah ini. Tahap

Pelaksanaan 1. PP dan Petugas Bed pasien 30 PP, keluarga


Farmasi Farmasi menit PP, keluarga
menjelaskan Tempat PP, keluarga
tentang sentralisasi penyimpanan PP, keluarga
obat kepada Nurse station
keluarga
3. PP menunjukkan
tempat
penyimpanan obat
ketika obat telah di
serahkan oleh
farmasi ke PP
4. PP meminta
tanda tangan
Persetujuan
Penjelasan
sentralisasi obat ke
Keluarga

Penutup 1. PP memeriksa Nurse station 2 menit PA, PP


ulang kelengkapan
dokumentasi obat
2. PA menyimpan
obat di kotak obat
yang telah
disediakan sesuai
dengan kamar
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa:


Dika Sukmana. Jakarta : EGC

Gillies. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: salemba Medika

Nursalam, dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Siregar, Charles J.P.2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:
EGC.

Suarli, YB. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta :


EGC Suyanto. 2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
di Rumah Sakit. Jakarta : Mitra Cendika Press
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG NICU
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA (RSUA)

NASKAH ROLEPLAY SENTRALISASI OBAT


HANDOVER ROLEPLAY SCENARIO

1. Hari/ Tanggal : Senin, 24 Mei 2021


Date : Monday, May, 24th 2021
2. Waktu : 13.00 WIB
Time : 13.00 o’clock
3. Tempat : Nurse station
4. Metode : Diskusi
Method : Disscussion
5. Pemeran
a. Kepala ruangan : Novita Dwi A, S.Kep
Nurse Unit Manager (NUM) : Novita Dwi A, S.Kep
b. Perawat Primer : Rahmatul Habibah, S.Kep
Primary Nurse : Rahmatul Habibah, S.Kep
c. Perawat Assosiate : Nabiela Audina, S.Kep
Associate Nurse : Nabiela Audina, S.Kep
d. Pharmacy : Khilyatud Dhiniyah, S.Kep
Pharmacy : Khilyatud Dhiniyah, S.Kep
e. Keluarga pasien : Sabrina Sheila U, S.Kep
Patient’s Family : Sabrina Sheila U, S.Kep
f. Pembimbing Pendidikan : Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
Dr. Mira Triharini,S.Kp.,M.Kep
g. Pembimbing Klinik : Diah Sukmawati P, S.Kep.,Ns

6. Skenario
Prolog :
Setelah pasien baru diterima di Ruang NICU kemudian perawat ruang melaksanakan
kegiatan sentralisasi obat.
In the nurse station
Perawat primer : Selamat pagi Ns. Novita
Kepala Ruangan : Iya selamat pagi Ns.Rahmatul, ada apa Ns?
Perawat Primer : Ini Ns, kita memiliki pasien baru Bayi Ny.F dengan diagnose
Pneumonia di bed , yang tadi sudah dilakukan penerimaan pasien baru oleh
Ns. Ulfa, sekarang saya akan melakukan sentralisasi obat pasien baru,
bagaimana menurut Ns. Novita
Kepala Ruangan : Baik Ns. Rahmatul, saya steuju untuk dilakukan sentralisasi obat
pasien baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?
Perawat Primer : untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi.
Instrument yang kita butuhkan antara lain :
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Kepala Ruangan : Untuk formatnya bisa saya lihat Ns?
Perawat Primee : Ini Ns. Novita (menunjukkan format)
Kepala Ruagan : Baik Ns.Rahmatul, saya rasa persiapannya sudah matang bisa
dilakukan sekarang Ns.
Perawat Primer : Baik Ns. Novita terimakasih untuk perizinannya
Perawat primer memanggil Ns. Nabiela dan Farmasi
Perawat Associate 2 : Iya Ns.Rahmatul
Perawat Primer : kita segera saja lakukan sentralisasi obat pasien baru pada bed 1
Perawat Associate 2 : Iya Ns.Rahmatul jadi apa yang harus saya lakukan ya Ns?
Perawat Primer : Baik Ns.Nabiela kita bagi tugas ya, saya persiapkan lembar
persetujuaannya, Ns.Nabiela yang memanggil keluarga pasien
Perawat Associate 2 : Baik Ns.Rahmatul segera segera saya lakukan
Perawat Primer : Terimakasih Ns.Nabiela
Perawat Associate 2 : Sama-sama Ns.
Perawat associate dan Perawat primer dan farmasi menemui keluarga pasien
Perawat Associate 2 : Selamat pagi, dengan keluarga pasien By Ny.F yang masuk pagi ini
tadi?
Kekuarga Pasien : iya sus, saya orang tua pasien, ada apa ya sus?
Perawat Primer : perkenalkan nama saya Ns.Rahmatul, saya perawat pelaksana dinas
shift pagi hari ini, ibu tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai
ruangan oleh Ns.Rahmatul, sesuai dengan prosedur keselamatan dan
kenyamanan pasien selama dirawat di ruangan NICU Rumah Sakit
Universitas Airlangga, maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi, bapaimana apakah
ibu setuju?
Keluarga Pasien : baik sus, saya setuju, selanjutnya bagaimana sus?
Perawat primer : baik bu, akan saya jelaskan, Jadi, Alurnya secara umum itu bu dokter
memberikan resep ke keluarga dan doketer juga berkoordinasi dengan
perawat, keluarga ke farmasi untuk memproses pengambilan obat , setelah itu
obat diserahkan ke perawat dan keluarga mengisi form lembar serah terima
obat, lalu perawat yang akan mengelola tentang pemberian obatnya.
Alur diruang NICU bu, dokter memberikan resep ke farmasi, farmasi
mengantar obat dan meletakkan obat di dispensing (ruang penyimpanan obat)
, farmasi melakukan serah terima kepada perawat primer , setelah itu perawat
mengelola obat terkait pemberian obat.
Jika obat tidak tersedia obat difarmasi ruangan, maka ibu akan menebus
resep yang diberikan oleh dokter di farmasi luar ruangan setelah itu
diserahkan kepada perawat diruangan. Perawat akan menyimpan obat
dikamar obat/dispensing dan akan dikelola untuk pemberian ke pasien.
Mungkin dari farmasi dapat menambahkan?
Farmasi : iya bu benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya bu, mohon
diperhatikan dengan baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan
ditanyakan. Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan
pasien kami akan melaksanakan Prosedur sentralisasi Obat pasien.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling
sering mengapa obat perlu disentralisasi, antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang
sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Selanjutnya akan saya jelaskan alur obat di Ruang NICU:
1. Dokter memberikan resep kepada petugas farmasi
2. Petugas farmasi menyiapkan obat persediaan sehari yang diletakkan di ruang
dispensing dengan kotak obat masing-masing pasien
3. Petugas farmasi melakukan serat terima pada perawat
4. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
5. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
6. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat
atau wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau
efeksamping pada pasien.
7. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat – obatan yang hampir habis dan obat yang tidak
tercover BPJS akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter
penanggung jawab pasien
8. Dokter menyerahkan resep kekeluarga untuk keluarga memproses
persediaan obat
9. Keluarga menyerahkan obat kepada perawat
10. Perawat mengkroscek kembali daftar obat pasien dan menyimpan di
kotak obat masing-masing pasien
11. Saat pemberian obat dilakukan oleh perawat , sebelum pemberian
perawat wajib mengkroscek kembali obat pasien , lalu kepasien wajib
menerapkan 8 T.
Bagaimana bu ada yang ditanyakan?
Kepala Ruangan : sudah sus, sudah sangat jelas
Perawat Associate 2 : baik bu saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan. Ini
berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu
Keluarga Pasien : Baik sus
Keluarga pasien mengisi format persetujuan desentralisasi/sentralisasi pbat
Keluarga Pasien : Sudah sus
Farmasi menyerahkan obat pasien By,Ny.F ke perawat primer di meja perawat
Farmasi : Ini obat untuk pasien By.Ny.F dengan nomor
register……Amphisiline 2x175 mg
Perawat Primer : Tunggu saya akan lihat terlebih dahulu daftar obat By,Ny.F
Farmasi : Ok
Perawat Primer : Ok semua sesaui, terimakasih
Farmasi : Sama-sama
Setelah farmasi menyerahkan obat ke perawat primer, perawat primer memberikan perintah
kepada perawat associate untuk memberikan obat tersebut ke pasien
Perawat Primer : Ns.Nabiela ini obat untuk pasien By Ny.F dengan nomor registrasi….
Apakah anda bisa membantu saya untuk memberikan obat ini ke pasien?
Perawat Associate 2 : Iya Baik Ns
Perawat Primer : Jangan lupa check kembali nama dan nomor register pasien sebelum
diberikan
Perawat Associate : Ok Ns
Perawat Associate 2 mendatangi pasien dan melakukan pengecekan identitas pasie, lalu
memasukan obat secara iv, setelah selesai memberikan obat pada pasien, Ns.Nabiela menju
ke meja perawat
Perawat Associate 2 : Ns.Rahmatul saya sudah memberikan obat kepada pasien melalui Iv
sesuai standar keamanan pasien, dan sentraslisasi obat pasien By,Ny.F sudah saya rapikan di
tempat obat
Perawat Primer : Baik Ns,Nabiela, terimakasih sudah bekerja dengan baik, sentralisasi
obat pasien By,Ny.F sudah dilakukan sesuai dengan prosedur keselamatan pasien
Kepala Ruangan : Baik Ns.Rahmatul dan Ns.Nabiela terimakasih sudha bekerja dnegan
baik sesuai dengan Standar Operasioanl Prosedur
Prologue :
After the new patient is admitted to the NICU room then the room nurse carries out drug
centralization activities.

In the nurse station


Primary nurse : Good morning Ns. Novita
NUM : Yes, good morning Ms. Rahmatul, what's up Ns?
Primary Nurse : This is Ns, we have a new patient, Baby Mrs.F, diagnosed with pneumonia
in bed, who had been admitted to a new patient by Ns. Ulfa, now I will
centralize new patient drugs, what does Ns. Novita
NUM : Good Ns. Fida, I aim to centralize new patient drugs. What are the
implementation actions and requirements of the instrument?
Primary Nurse : for the action of drug management where all the drugs to be given to the
patient are fully managed by the nurse. The goal of drug management is to
use drugs wisely and avoid waste, so that the patient's nursing care needs can
be met.
The instruments we need include:
1. Letter of approvaln centralized management of drugs
2. Medicine centralized cabinet / box, medicine holder and trays (we already have)
3. Evidence handover of drugs from the pharmacy
4. Oral and injection drug administration formats
NUM : For the format, can I see Ns?
Nurse Primee : This is Ns. Novita (shows format)
Chief Ruagan : Fine Ms. Fida, I think the preparations are well done, you can do it now,
Ms.
Primary Nurse :Good Ns. Thank you Novita for the permit
The primary nurse called Ns. Nabiela and Pharmacy
Associate Nurse 2 : Yes Ms. Fida
Primary Nurse : we immediately do the centralization of new patient drugs in bed 1
Associate Nurse 2 : Yes Ms. Fida so what should I do, Sir?
Primary Nurse : Fine, Ms. Nabiela, for the assignment, yes, I have prepared the agreement
sheet, Ms. Nabiela, who called the patient's family.
Associate Nurse 2 : Good Ns.Rahmatul I will immediately do it
Primary Nurse : Thank you Ms. Nabiela
Associate Nurse 2 : You're welcome, Ns.
Associate nurses and primary and pharmacy nurses see the patient's family
Associate Nurse 2 : Good morning, with the family of patient By Mrs.F, who came in this
morning?
Patient's Family : Yes, I am the patient's parent, what's wrong, Sus?
Primary Nurse : My name is Ns.Rahmatul, I am the nurse implementing the morning shift
service today, this mother has been explained and oriented to the room by
Ms. Rahmatul, in accordance with patient safety and comfort procedures
while being treated in the NICU room at Airlangga University Hospital, then
I will ask Father's approval for the management and management of patient
drugs, the goal of drug management is to use drugs wisely and avoid waste,
so that the patient's nursing care needs can be met, how do you agree?
Patient's Family : well sus, i agree, what next is sus?
Primary nurse : ok ma'am, I will explain. So, the general flow is that the doctor gives a
prescription to the family and the doctor also coordinates with the nurse, the
family goes to the pharmacy to process drug taking, after that the drug is
handed over to the nurse and the family fills in the drug handover sheet form,
then the nurse who will administer the medication.
The flow in the NICU room, the doctor gives a prescription to the pharmacy,
the pharmacy delivers the medicine and puts the medicine in the dispensing
(drug storage room), the pharmacy makes a handover to the primary nurse,
after that the nurse manages the drug related to the drug administration.
If the medicine is not available in the room pharmacy, then the mother will
redeem the prescription given by the doctor at the outdoor pharmacy after it
is handed over to the nurse in the room. The nurse will store the medicine in
the medicine / dispensing room and will be managed for administration to the
patient. Maybe from the pharmacy can add?
Pharmacy : yes ma'am that's right, so I explain again, ma'am, please pay attention
and if there is something that is not understood, please ask. In accordance
with the standard procedure for patient safety and comfort, we will carry out
the patient's drug centralization procedure. Drug centralization is drug
management where all drugs to be given to patients are fully managed by the
nurse.
The goal of drug management is to use drugs wisely and avoid waste, so that
the patient's nursing care needs can be met. The following are some of the
most frequent reasons why medicine needs to be centralized, including:
1. Give a variety of drugs for one patient.
2. Using expensive and branded drugs, though cheaper standard drugs with
guaranteed quality have the same effectiveness and safety.
3. Prescribing medication before past diagnosisI was made "just to try".
4. Using more doses larger than necessary
5. Give drugs to patients who don't believe in it, and who will throw away or forget
to drink.
6. Order more medicine than needed, so much is left after the expiration date.
7. Do not provide a refrigerator, so vaccines and drugs become inactive.
8. Putting the medicine in a humid place, exposed to light or heat.
9. Take out the medicine (from storage) too much on
a time so it's overused or stolen.
Next I will explain the flow of drugs in the NICU Room:
1. Doctor gave meprescription to the pharmacy officer
2. Pharmacy officers prepare daily supplies of medicine that are placed in the
dispensing room with each patient's medicine box
3. Pharmacy officer melaI received fiber from the nurse
4. Drugs that have been received are then copied in the drug administration list book.
5. The saved medicine is then given by the nurse
by paying attention to the flow listed in the book list
drug administration: by prioritizing therapy
instructed by the doctor and the drug card that is on the patient.
6. At the time of administering the medicine, the nurse explained the kinds of drugs,
drug use, drug amount, and side effects, try to place
or the container of the drug returned to the nurse after the drug is consumed,
monitor it
side effects in patients.
7. Existing drug preparations are then checked every morning by the head
the room or officer referred to and documented in a book
get in medicine. Drugs that are running low and drugs that are not
tercover BPJS will be informed to the family and then
asked for a prescription (if still necessary) to the doctor
person in charge of the patient
8. The doctor submitted the family prescription for the family to process
medicinal supplies
9. The family hands over the medicine to the nurse
10. The nurse cross-checks the patient's medication list and stores it on
each patient's medicine box
11. When the drug is administered by nurse, before giving
the nurse is obliged to cross-check the patient's medication, then the patient is
obliged
apply 8 T.
How is it that you have been asked?
NUM : already successful, it's very clear
Associate Nurse 2 : ok ma'am, I will help to fill in the agreement format file. This is the
file, please read it first
Patient's Family : Good sus
The patient's family fills in the decentralized / centralized pbat consent form
Patient's Family : Already successful
Pharmacy hands over patient medication By, Mrs.F to the primary nurse at the nurse's table
Pharmacy : This is a drug for By.Ny.F patients with a register number ……
Amphisiline 2x175 mg
Primary Nurse : Wait, I will first look at the list of drugs By, Mrs.F
Pharmacy : OK
Primary Nurse : Ok all according to you, thank you
Pharmacy : You're welcome
After the pharmacy delivers the medicine to the primary nurse, the primary nurse orders the
associate nurse to give the drug to the patient
Primary Nurse : Ns.Nabiela is a drug for patients By Ny.F with a registration
number…. Can you help me to give this medicine to the patient?
Associate Nurse 2 : Yes, Ns
Primary Nurse : Don't forget to double check the patient's name and registration
number before giving it
Associate Nurse : Ok Ns
Nurse Associate 2 came to the patient and checked the patient's identity, then entered the
drug iv, after finishing giving the drug to the patient, Ms. Nabiela went to the nurse's table.
Associate Nurse 2 : Ns.Rahmatul, I have given drugs to patients through IV according to
patient safety standards, and I have arranged the drug center for patients By, Ny.F
Primary Nurse : Good Ns, Nabiela, thank you for working well, the centralization of
patient medicine By, Mrs.F has been carried out in accordance with patient safety procedures
NUM : Both Ns.Rahmatul and Ns.Nabiela, thank you for working well according to
Standard Operating Procedures
FORMAT SERAH TERIMA OBAT

No. Nama Obat Dosis Jumlah Keterangan TT/Nama TT/Nama Keterangan


(Diterima/Diserahkan) Terang yang Terang yang
Menyerahkan Diserahkan
LEMBAR PEMBERIAN OBAT INJEKSI

No. Nama Obat Nama Pasien Waktu Jam Jenis Injeksi TTD
No.TT Pelaksana
Pagi Siang Malam IC SC IM IV
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Untuk :( ) Diri sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( ) Orang tua ( ) Lainnya
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Ruang :
No.Reg :
Menyatakan (Setuju/Tidak Setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat,
setelah memdapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat ysitu pengaturan
pemakaian obat yang diatur/dikoodinasikan oleh perawat sesuai ketentuan dosis
yang diberikan dokter :
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerjasama dalam
pengelolaan sentralisasi obat
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang
bertugas saat ini
3. Obat dari apotek diserahkan kepada perawat
4. Nama obat, dosis , jumlah, yang diterima akan dicatat dalam buku serah
terima dan ditandatangani oleh keluarga/pasien dan perawat yang
menerima
5. Obat akan disimpan di lemari obat di kantor perawat
6. Setiap hari perawat memberikan obat sesuai dengan program terapi dari
dokter yang merawat
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa oabt
akan diberikan kepada pasien/keluarga
Dengan demikian saya menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang
dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan
tersebut.

Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan


sebagaumana mestinya.
Surabaya,……………………
Perawat yang Menerangkan Menyetujui

(………………………….) (…………………………)

Anda mungkin juga menyukai