SENTRALISASI OBAT
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ROSELLA II RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Mar’atul Hasanah, S.Kep. 131813143085
Nadhia Putri, S.Kep 131813143069
Niken Ariska, S.Kep 131813143066
Nur Tin Thursina, S.Kep 131813143037
Pratama Soldy, S.Kep 131813143056
Rofita Wahyu A, S.Kep 131813143091
Senja Putrisia, S.Kep 131813143109
Sucowati Dwi J, S.Kep 131813143020
Tri Agustiningsih, S.Kep 131813143110
Yeni Rahayu, S.Kep 131813143039
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga proposal Role Play sentralisasi obat praktik profesi
manajemen keperawatan di Ruang Rosella II RSUD Dr. Soetomo Surabaya dapat
diselesaikan. Proposal ini dibuat untuk menunjukkan metode yang tepat dalam
melakukan sentralisasi obat pada profesi stase keperawatan manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
begitu pula laporan diseminasi awal yang telah kami buat ini, baik dalam segi isi
maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dan introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing akademik Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RSUD Dr. Soetomo,
pasien dan keluarga serta teman-teman kelompok yang telah membantu dalam
proses penyelesaian proposal. Tim penyusun berharap agar laporan ini dapat
memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon perawat dan
masyarakat pada umumnya.
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin keselamatan dan
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan kerja untuk keluarga pasien tentang sentralisasi obat
2. Klien dan keluarga mendapatkan informasi tentang sentralisasi obat di
Ruang Rosella II Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
1.3.2 Bagi perawat
1. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga terhadap perawat.
2. Tercapainya kebutuhan kerja yang optimal
1.3.3 Bagi Institusi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Profesional
2. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan obat
1.3.4 Bagi Rumah Sakit
1. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara menyeluruh
2. Mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam sentralisasi obat meningkat
BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri
4
7. Pengembalian Obat
Pada pasien pulang atau pindah ruangan jika obat masih ada dan sudah tidak
dipakai atau stop maka obat akan dikembalikan ke farmasidengan menuliskan
pada form retur obat yang nantinya akan diambil oleh petugas farmasi.
5
a. Cek permintaan obat dari segi kelengkapan dan dapat dibaca dengan jelas.
Jika order tidak lengkap dan tidak terbaca, beritahu bidang keperawatan,
apoteker atau petugas kesehatan yang menulis order.
b. Ketahui alasan kenapa pasien mendapatkan obat.
c. Cek label obat sebanyak tiga kali sebelum obat diberikan:
a) Melihat kemasan obat.
b) Membaca permintaan obat dan memperhatikan kemasan sebelum obat
dituang.
c) Mengembalikan kemasan setelah obat dituang ke lemari obat.
d) Mengetahui tanggal obat diorder dan tanggal akhir pemberian (seperti:
pemberian antibiotik).
4. Tepat Cara / Rute Pemberian
Tambayong (2002) berpendapat bahwa obat diberikan melalui rute yang
berbeda, tergantung keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat
obat (kimiawi dan fisik obat) serta tempat kerja yang diinginkan. Oleh karena itu,
berdasarkan bentuk obat, rute obat dibagi menjadi:
a. Bentuk Padat
Dalam kelompok ini, obat dibagi menjadi empat rute, yaitu oral, topikal,
rektal atau vaginal.
b. Bentuk Cairan
Bentuk obat cairan dibagi menjadi larutan, suspensi dan emulsi. Obat ini
berupa larutan atau bubuk yang bekerja di bawah tekanan. Jika berbentuk
larutan, obat disemprotkan berupa “kabut” ke dalam mulut dan dihirup ke
dalam paru, misalnya salbutamol (Ventolin) dengan alat penyemprot khusus.
c. Bentuk Parenteral
Parenteral berasal dari bahasa Yunani. Para berarti disamping, enteron berarti
usus. Jadi, parenteral berarti di luar usus. Atau tidak melalui saluran cerna.
d. Inhalasi
Saluran napas memiliki luas epitel untuk absorpsi yang sangat luas dan
berguna untuk memberi obat secara lokal, seperti salbutamol (Ventolin) atau
sprei beklometason (Becotide, Aldecin) untuk asma, atau terapi oksigen
dalam keadaan darurat. Implikasi keperawatan mencakup:
a) Nilai kemampuan menelan pasien sebelum memberikan obat oral.
b) Lakukan teknik aseptik sewaktu memberikan obat, terutama rute
parenteral.
c) Berikan obat pada tempat yang seharusnya.
d) Tetap bersama pasien sampai obat oral telah ditelan.
e) Pemberian melalui enteral: mengecek kepatenan slang NGT sebelum obat
dan mengirigasi slang dengan air sebelum dan sesudah pemberian obat
(Kuntarti, 2005).
5. Tepat Dosis
Benar dosis diperhatikan melalui penulisan resep dengan dosis yang
disesuaikan dengan keadaan pasien. Beberapa kasus yang ditemui di lapangan,
terdapat banyak obat yang direkomendasikan dalam bentuk sediaan. Perawat harus
teliti menghitung dosis masing-masing obat dan mempertimbangkan adanya
perubahan dosis dari penulis resep. Berat badan pasien merupakan indikator penting
dalam pemberian obat tertentu, seperti obat pediatrik, bedah dan perawatan kritis.
6
Perawat harus memiliki pengetahuan dasar dalam meracik obat,
membandingkan dan membagi dosis sebelum mengimplementasikan perhitungan
dosis obat. Perawat mengecek ulang pembagian dosis atau adanya perbedaan dosis
yang sangat besar setelah dihitung. Implikasi keperawatan mencakup:
a. Bentuk dosis asli jangan diubah
b. Hitung dan periksa dosis obat dengan benar. Jika ada keraguan, dosis obat
harus dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat lain, serta menghubungi
apoteker atau penulis resep sebelum pemberian dilanjutkan.
c. Periksa bungkus obat atau obat lain yang direkomendasikan secara khusus
d. Jika pasien meragukan dosis, periksa kembali. Apabila sudah
mengonsulkan dengan apoteker atau penulis resep tetap rancu, obat tidak
boleh diberikan, beritahu penanggung jawab unit atau ruangan dan penulis
resep beserta alasannya.
e. Perhatian berfokus pada titik desimal dosis dan beda antara singkatan mg
dengan mcg bila ditulis tangan.
6. Tepat Waktu dan Lama Penggunaan
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi
satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh
diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum
dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari
iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat Contohnya, untuk
PCT (Paracetamol) dosis 500mg, waktu antara efek toksik dan efektif tersebut
harus dipertahankan, sehingga pemberian obat harus diperhatikan. Salah cara
pemberian atau waktu, bisa terjadi resistensi kuman, ini akan lebih berbahaya.
Implikasi keperawatan mencakup:
a. Perhatikan simbol tertentu, seperti “a.c atau ante cimum” (obat diminum
satu jam sebelum makan) untuk memperoleh kadar yang dibutuhkan dan
“p.c atau post cimum” (obat harus diminum sesudah makan) agar terhindar
dari iritasi berlebihan pada lambung (contohnya, indometasin) atau supaya
diperoleh kadar darah yang lebih tinggi (contohnya, griseufulvin bila
diberi bersama makanan berlemak)
b. Perhatikan kontraindikasi pemberian obat. Hal ini berlaku untuk banyak
antibiotik. Contoh: tetrasiklin dikhelasi (berbentuk senyawa tidak larut)
jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, akan mengikat sebagian
besar obat tersebut sebelum diserap
c. Antibiotika diberikan dalam rentang yang sama (misal, setiap 8 jam dalam
24 jam).
d. Periksa tanggal kadaluarsa. Obat baru (pengganti) diletakkan di belakang
atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan tidak menjadi
kadaluarsa. Bila obat dalam bentuk cairan, perhatikan perubahan warna
(dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi basah (Tambayong, 2002,
hal. 9).
7. Benar Dokumentasi
Benar dokumentasi mencakup ketepatan informasi pemberian obat yang
dicatat oleh perawat, meliputi:
7
a. Nama obat
b. Dosis obat
c. Rute/cara pemberian
d. Waktu dan tanggal pemberian
e. Nama atau tanda tangan perawat
f. Penulis resep
Bila pasien menolak meminum obat atau obat belum terminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan (Kee dkk., 2009, hal. 27; Tambayong, 2002, hal. 6).
Perawat mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan
dengan memperhatikan jenis obat, seperti:
a. Narkotik (Bagaimana efeknya dalam mengurangi nyeri)
b. Non-narkotik anagesik
c. Sedatif
d. Antiemetik
e. Reaksi obat yang tidak diharapkan, seperti iritasi gastrointestinal atau
tanda sensitif pada kulit.
Penundaan pencatatan oleh perawat dapat menyebabkan perawat tidak ingat
untuk mencatat obat yang telah diberikan atau perawat lain akan memberikan obat
yang sama karena mengira obat tersebut belum diberikan (Kee dkk., 2009, hal. 27).
8. Tepat Informasi dan Waspada Efek Samping
Sebagai perawat kita harus mengetahui efek samping dari obat yang akan kita
berikan. Sehingga kita lebih berhati -hati terhadap obat yang akan kita berikan ke
pasien.
8
2.6 Alur Sentralisasi Obat
9
2.7 Alur Pelayanan Farmasi Ruang Rosella II
10
BAB 3
PERENCANAAN
3.3 Metode
Roleplay
3.4 Media
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
2. Format sentralisasi obat
3. Lemari dan kotak sentralisai obat
11
Uraian kegiatan Kegiatan Tempat Waktu Pelaksanaan
sentralisasi obat
dilaksanakan seperti
dibawah ini. Tahap
Pelaksanaan 1. PP dan Petugas Bed pasien 30 PP, keluarga
Farmasi Farmasi menit PP, keluarga
menjelaskan Tempat PP, keluarga
tentang sentralisasi penyimpanan PP, keluarga
obat kepada Nurse station
keluarga
2. PP menunjukkan
tempat farmasi dan
cara menebus obat
3. PP menunjukkan
tempat
penyimpanan obat
ketika obat telah di
serahkan oleh
farmasi ke PP
4. PP meminta
tanda tangan
persetujuan
penjelasan
sentralisasi obat ke
keluarga
12
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1 Persiapan
1) Menunjuk penanggung jawab kegiatan sentralisasi obat.
2) Menyusun proposal kegiatan dan konsultasi proposal kegiatan pada
pembimbing akademik dan pembimbing klinik.
3) Menyusun format laporan sentralisasi obat.
4) Menyusun pengorganisasian pelaksanaan sentralisasi obat.
5) Menyampaikan kepada pembimbing klinik dan pembimbing akademik
tentang pelaksanaan roleplay sentralisasi obat.
4.2 Pelaksanaan
Hari : Senin, 8 Mei 2019
Waktu : 13.00 - selesaiWIB
Topik : Sentralisasi obat
Sasaran : Pasien kelolaan baru
Tempat : Nurse station Rosella II
Acara dihadiri oleh :
1. Dr. Hanik Endang Nihayati, S. Kep.Ns.,M. Kep.
2. Sri Rahayu, S.Kep.Ns.
3. Endang Pantjarwati, S. Kep.Ns.
4.3 Pengorganisasian
Kepala ruangan : Maratul Hasanah, S.Kep
Perawat Primer : Nadhia Putri Ulva Sari, S. Kep
Perawat Asscosiate 1 : Rofita Wahyu Andriani, S. Kep
Perawat Asscosiate 2 : Yeni Rahayu, S. Kep
Perawat IGD : Niken Ariska Prawesti, S. Kep
Farmasi : Petugas Farmasi
Pembimbing Akademik :
1) Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (Hons)
2) Dr. Hanik Endang Nihayati, S. Kep.Ns., M. Kep.
3) Retnayu Pradanie, S. Kep.Ns., M.Kep.
Pembimbing Klinik :
1) Sri Rahayu, S.Kep.Ns.
2) Endang Patjarwati, S.Kep., Ns
13
4.4 Hambatan
No Masalah Penyebab Rekomendasi
1. Mekanisme:
Tidak ada masalah - -
2. Isi: penjelasan cross check Petugas farmasi dapat
Tidak dijelaskan adanya obat karena keterbatasan diperankan oleh
crosscheck obat sebelum waktu. anggota kelompok
pemberian obat kepada mahasiswa profesi
pasien. praktik manajemen.
4.5 Dukungan
Sentralisasi obat dilaksanakan berdasarkan dukungan dari pembimbing
akademik maupun pembimbing klinik. Pembimbing akademik maupun
pembimbing klinik memberi pengarahan dalam pelaksanaan sentralisasi obat.
Pembimbing klinik juga telah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengikuti dan menerapkan sentralisasi obat bersama dengan perawat pada
ruangan dan petugas kefarmasian. Sehingga mahasiswa dapat belajar bersama
terkait proses sentralisasi obat di ruangan rosella II.
14
BAB 5
EVALUASI
5.1 Evaluasi Struktur
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Rosella II RSUD Dr.
Soetomo. sebelumnya kelompok telah melakukan beberapa persiapan selama
1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan sentralisasi obat, yaitu proposal
roleplay sentralisasi obat, persiapan alur sentralisasi obat, pembagian peran
sebagai primary nurse, dan nurse associate; mekanisme/alur yang harus
dilakukan saat sentralisasi obat; serta melakukan evaluasi kegiatan.
15
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sentralisasi obat yang dilaksanakan dapat meminimalkan risiko duplikasi obat,
menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat perlu
ditingkatkan agar obat semua pasien di Ruang Rosella II RS Dr. Soetomo
Surabaya dapat dikontrol oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat meliputi
pembuatan strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang
dibutuhkan, dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat
serta pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan
sentralisasi obat yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.
Pelaksanaan sentralisasi obat pada hari Rabu, 8 Mei 2019 terhadap pasien
kelolaan baru di Ruang Rosella II sudah baik dan berjalan lancar, pada proses
evaluasi juga telah disampaikan beberapa masukan dari pembimbing klinik dan
pembimbing akademik untuk perbaikan proses pelaksanaan sentralisasi obat
berikutnya.
6.2 Saran
Sentralisasi obat sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap hari dan penjelasan
mengenai sentralisasi obat diberikan kepada pasien baru.
16
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Charles J.P.2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:
EGC.
17
ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT
Karu (Ana) : iya selamat pagi Ns. Nadhia, ada apa ini Ns?
PP (Nadhia) : ini Ns, kita memiliki pasien baru Mrs.D dengan diagnose Dengue
Hemorrhage Fever di bed 3.9, yang tadi sudah dilakukan Penerimaan
Pasien Baru oleh Ns. Rofita, nah, sekarang saya akan melakukan
sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut Ns. Ana?
Karu (Ana): baik Ns. Nadhia, saya setuju untuk dilakukan sentralisasi obat pasien
baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?
PP (Nadhia) : untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat. Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah
memiliki)
Karu (Ana) : baik Ns. Nadhia, saya rasa persiapannya sudah matang bias
dilakukan sekarang Ns.
18
PP (Nadhia) : kita segera saja lakukan sentralisasi obat pasien baru bangsal 3.11.
PA 2 (Yeni) : iya Ns. Nadhia Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa Ns?
PP (Nadhia) : baik Ns. Yeni kita bagi tugas, saya persiapkan lembar
persetujuannya, Ns. Yeni yang memanggil keluarga pasien.
Perawat asosiet Perawat primary dan Farmasi menuju ruang bangsal pasien
PA 2 (Yeni) : selamat pagi, dengan keluarga pasien Nn.S yang masuk pagi ini tadi?
PP (Nadhia) : perkenal nama saya Ns. Nadhia, saya perawat pelaksana Dinas Sift
pagi hari ini.Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan
mengenai ruangan oleh Ns. Rofita, sesuai dengan prosedur keselamatan
dan kenyamanan pasien selama dirawat di Ruangan Rosella II RSUD
Dr. Soetomo, maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat
adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?
PP (Nadhia) : Jadi, Alurnya secara umum itu pak dokter memberikan resep ke
keluarga dan doketer juga berkoordinasi dengan perawat, keluarga ke
farmasi untuk memproses pengambilan obat , setelah itu obat diserahkan
ke perawat dan keluarga mengisi form lembar serah terima obat, lalu
perawat yang akan mengelola tentang pemberian obatnya.
Jika obat tidak tersedia obat difarmasi ruangan, maka bapak akan
menebus resep yang diberikan oleh dokter di farmasi luar ruangan setelah
itu diserahkan kepada perawat diruangan. Perawat akan menyimpan obat
dikamar obat/dispensing dan akan dikelola untuk pemberian ke pasien.
Mungkindari farmasi dapat menambahkan?
19
Farmasi : iya pak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon
diperhatikan dengan baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan
ditanyakan. Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan
kenyamanan pasien kami akan melaksanakan Prosedur sentralisasi Obat
pasien. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat.
20
5. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
6. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat
atau wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau
efeksamping pada pasien.
7. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat – obatan yang hampir habis dan obat yang tidak
tercover BPJS akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter
penanggung jawab pasien
8. Dokter menyerahkan resep kekeluarga untuk keluarga memproses
persediaan obat
9. Keluarga menyerahkan obat kepada perawat
10. Perawat mengkroscek kembali daftar obat pasien dan menyimpan di
kotak obat masing-masing pasien
11. Saat pemberian obat dilakukan oleh perawat , sebelum pemberian
perawat wajib mengkroscek kembali obat pasien , lalu kepasien wajib
menerapkan 8 T.
Bagaimana pak ada yang ditanyakan?
KP : Sudah sus, sudah sangat jelas.
PA (Yeni) : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan. Ini
berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP : baik pak..
KP : sudah Ns.
PP (Nadhia) : Ns. Yeni minta tolong untuk menunjukkan ruangan farmasi dan kamar
obat ?
21
Farmasi menyerahkan obat Mrs.D ke Perawat Primer di Meja Perawat
Farmasi : Ini obat untuk Nn.Y dengan nomer register…. Ranitidine tablet
75 mg dan paracetamol tablet 500mg
PP (Nadhia) : Tunggu saya akan lihat terlebih dahulu daftar obat Nn.Y
Farmasi : Ok
Farmasi : Sama-sama
PP (Nadhia) : Ns, Yeni, ini obat untuk Nn.Y nomer registrasi…., apakah anda
bisa membantu saya untuk memberikan obat ini ke Nn.Y?
PA 2 (Yeni) : Ya baik Ns
PP (Nadhia) : Jangan lupa check kembali nama dan nomer register sebelum
memberikan
PA (Yeni) : Ok Ns
PA 2 (Yeni) : Permisi
Pasien : Ya sus
Pasien : Ya silahkan
Pasien : Adakah efek samping dari obat ini jika saya makan bersama?
22
PA 2 (Yeni) : Ya, jika kamu kesusahan sebelum minum obat, bisa panggil saya
di meja perawat
PA 2 (Yeni) : Ns. Nadhia saya sudah memberikan obat oral kepada pasien
Nn.S sesuai standart keamanan pasien, dan sentralisasi obat pasien
Nn.S sudah saya rapikan di loker obat pasien.
Karu (Ana) : baik Ns. Nadhia, terima kasih sudah bekerja dengan baik
sesuai Standart operasional Prosedur.
23
ROLE PLAY SCRIPT DRUGS CENTRALIZATION
24
PA 2 (Yeni) : Well Ns.Nadhia .. Immediately I do.
PP (Nadhia) : thank you Ns.
PA 2 (Yeni) : etually Ns.
PP (Nadhia) : get to know my name is Ns. Nadhia, I am the nurse who runs the Sift
Service this morning. The father was explained and oriented about the
room by Ns. Rofita, in accordance with the procedures for safety and
comfort of patients while being treated in the Rosella II Room of Dr.
Hospital Soetomo, then I will ask for your approval for the regulation
and management of patient medication, the purpose of drug
management is to use drugs wisely and avoid waste, so that the patient's
nursing care needs can be met. How do you agree?
PP (Nadhia) : So, the flow is generally that the doctor gives a prescription to the
family and the doctor also coordinates with the nurse, family to the
pharmacy to process the taking of the drug, after that the drug is handed
over to the nurse and the family fills out the drug handover form, then
the nurse will administer the medication .
Farmasi: yes, that's right, so I explained again sir, please pay attention carefully
and if there is something you don't understand please ask. In
accordance with the procedure the standard of safety and comfort of
our patients will carry out the procedure for centralizing the patient's
25
medication. Centralization of drugs is the management of medicines
where all drugs to be given to patients are fully managed by nurses.
The goal of drug management is to use drugs wisely and avoid waste,
so that the patient's nursing care needs can be met. The following are
some of the most frequent reasons why drugs need to be centralized,
including:
26
8. Doctors submit family prescriptions for families to process drug
supplies
9. Families hand over medicines to nurses
10. The nurse re-checks the patient's medication list and stores it in
each patient's medicine box
11. When administering the drug is done by the nurse, before giving
the nurse is obliged to re-examine the patient's medication, then the
patient is obliged to apply 8 T. How did you ask someone, sir?
AKP : Already, it's very clear
PA (Yeni) : ok sir, let me help fill out the approval format file. Here is the file, please
read it first.
KP : yes ns.
PP (Nadhia) : Ns. Yeni please indicate the pharmacy room and drug storage room?
PA (Yeni) : Ok Ners
The pharmacist give drugs for Mrs. S to primary Nurse at nurse station
Pharmacist : Ok
After the pharmacist give drugs to the primary nurse, the primary nurse give
instruction to nurse associate to give drugs to the patient
PP (Nadhia) : Ns. Yeni, This is drugs for Mrs.Y register number… can you
help me to give the drugs to the Mrs. Y?
PP (Nadhia) : Don’t forget to cross check name and register number before
you give it
PA 2 (Yeni) : Ok ma’am
PA 2 (Yeni) : excusme
27
Pasien : yes Ns.
Pasien : yes
Pasien : Are there side effects from this drug if I eat together?
PA 2 (Yeni) : (Sorry I forgot about paracetamol, you can consume it after you eat
it, and ranitidine that I explained earlier.
PA 2 (Yeni) : Yes, if you have trouble before taking medicine, can you call me
at the nurse's desk
Ns. Yeni action centralization of drug Nn.Y patients has been implemented
according to patient safety procedures.
Karu (Ana) : Well Ns. Nadhia, thank you for working well according to
Operational Standard Procedure.
28
FORMAT SERAH TERIMA OBAT
29
LEMBAR PEMBERIAN OBAT INJEKSI
No. Nama Obat Nama Pasien Waktu Jam Jenis Injeksi TTD
No.TT Pelaksana
Pagi Siang Malam IC SC IM IV
30
LEMBAR PEMBERIAN OBAT ORAL
Terima
Frek
Sisa
Dosis : Sisa
31
Sisa
Ekstra
Sisa
Terima
Frek
Sisa
Dosis : Sore Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf
Nama Dr:
Sisa
32
Sisa
Ekstra
Sisa
3. Obat dihentikan
33
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
(………………………….) (…………………………)
34