Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL ROLE PLAY

SENTRALISASI OBAT
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ROSELLA II RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

PERIODE 29 April – 25 Mei 2019

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Mar’atul Hasanah, S.Kep. 131813143085
Nadhia Putri, S.Kep 131813143069
Niken Ariska, S.Kep 131813143066
Nur Tin Thursina, S.Kep 131813143037
Pratama Soldy, S.Kep 131813143056
Rofita Wahyu A, S.Kep 131813143091
Senja Putrisia, S.Kep 131813143109
Sucowati Dwi J, S.Kep 131813143020
Tri Agustiningsih, S.Kep 131813143110
Yeni Rahayu, S.Kep 131813143039

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................... ii


Kata pengantar ............................................................................................... iii
BAB 1 pendahuluan
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
1.2 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Sentralisasi Obat .................................................................... 3
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat .......................................................................... 3
2.3 Teknik Pengelolaan Obat ......................................................................... 4
2.4 Tujuh Tepat dalam Sentralisasi Obat ........................................................ 5
2.5 Peran Perawat ........................................................................................... 8
2.6 Alur Sentralisasi Obat .............................................................................. 9
2.7 Alur Pelayanan Farmasi Ruang Rosella II ............................................... 10
BAB 3 Rencana Kegiatan
3.1 Rencana Pelaksanaan Sentralisasi Obat ..................................................... 11
3.2 Struktur Pengorganisasian .......................................................................... 11
3.2 Metode ....................................................................................................... 11
3.3 Uraian Kegiatan ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
Role Play Script Sentralisasi Obat ............................................................... 14

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga proposal Role Play sentralisasi obat praktik profesi
manajemen keperawatan di Ruang Rosella II RSUD Dr. Soetomo Surabaya dapat
diselesaikan. Proposal ini dibuat untuk menunjukkan metode yang tepat dalam
melakukan sentralisasi obat pada profesi stase keperawatan manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
begitu pula laporan diseminasi awal yang telah kami buat ini, baik dalam segi isi
maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dan introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing akademik Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RSUD Dr. Soetomo,
pasien dan keluarga serta teman-teman kelompok yang telah membantu dalam
proses penyelesaian proposal. Tim penyusun berharap agar laporan ini dapat
memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon perawat dan
masyarakat pada umumnya.

Surabaya, April 2019

Tim Praktik Manajemen Keperawatan


Ruang Rosella II RSUD Dr.Soetomo,
Surabaya

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon
yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit
dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2015). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus
segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan
mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2015).
Penerapan sentralisasi obat sudah dilakukan di Ruang Rosella II Rumah Sakit Dr.
Soetomo Surabaya. Sentralisasi obat di laksanakan dengan system one day dose
(ODD).
Sentralisasi obat di Ruang Rosella II Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
dilaksanakan dengan metode ODD. Berdasarkan pengkajian tanggal 30 April 2019,
didapatkan bahwa cara penyediaan obat untuk kebutuhan satu hari di ruangan
dilakukan oleh farmasi. Farmasi akan memberikan obat sesuai resep dan akan
mengirimkan obat ke ruangan sesuai jenis dan dosis obat yang didapat pasien untuk
satu hari (One Day Dose). Pada metode ini, farmasi mendistribusikan obat dengan
cara mengemas dalam satu hari dengan label dan diletakkan di dalam kotak obat
sesuai dengan kamar dan nama pasien. Obat tersebut didistribusikan oleh perawat
ke pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan. Perawat yang
menerima dan petugas farmasi harus melakukan cross check dan didokumentasikan
pada medication chart jumlah obat yang diterima dan petugas yang menerima.
Sebelum obat diberikan kepada pasien akan dilakukan double check oleh perawat
sesuai prinsip 8 tepat yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu dan lama penggunaan, tepat rute, tepat informasi, dan tepat dokumentasi.
Tahap selanjutnya perawat akan melakukan identifikasi ke pasien dengan
menanyakan nama dan nomor register serta mencocokkan dengan gelang identitas
pasien, serta menjelaskan manfaat dan efek samping obat yang diberikan.
Sentralisasi obat yang dilaksanakan dapat meminimalkan risiko duplikasi
obat, menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat perlu
ditingkatkan agar obat semua pasien di Ruang Rosella II RS Dr. Soetomo Surabaya
dapat dikontrol oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan
strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, dan
membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta
pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi obat
yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Ners (P3N) program A angkatan 2014 mencoba mengoptimalisasikan sentralisasi
obat di Ruang Rosella II RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sentralisasi obat yang
didukung kelengkapan dokumentasi perawat, diharapkan mampu meningkatkan

1
keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin keselamatan dan
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Menjelaskan pengertian sentralisasi obat.
2. Menjelaskan tujuan sentralisasi obat
3. Menjelaskan pengelolaan obat.
4. Menjelaskan peran perawat dalam sentralisasi obat
5. Menjelaskan prinsip 7B+1W dan melakukan double check
6. Menjelaskan alur sentralisasi Obat.
7. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawat/perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan kerja untuk keluarga pasien tentang sentralisasi obat
2. Klien dan keluarga mendapatkan informasi tentang sentralisasi obat di
Ruang Rosella II Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
1.3.2 Bagi perawat
1. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga terhadap perawat.
2. Tercapainya kebutuhan kerja yang optimal
1.3.3 Bagi Institusi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Profesional
2. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan obat
1.3.4 Bagi Rumah Sakit
1. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara menyeluruh
2. Mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam sentralisasi obat meningkat

BAB 2

2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sentralisai Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011). Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi, maupun cairan
diserahkan sepenuhnya oleh perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah
kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk.

2.2 Tujuan Sentralisasi Obat


Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana sehingga
menghindari pemborosan dan kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi. (Nursalam,2014).
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasikan.
a. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
c. Meresepkan obat sebelum diagnosis dibuat
d. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
e. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum
f. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa
g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif
h. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas
i. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri
Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan obat perlu disentralisasi menurut
Nursalam (2014) :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama
3. Pemberian obat yang tidak sesuai indikasi.
4. Pemberian obat yang tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif
8. Meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas

3
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri

2.3 Teknik Pengelolaan Obat


Teknik pengeluaran obat dan pembagian obat dilakukan oleh perawat dengan
langkah-langkah sebagai berikut (Nursalam, 2014):
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
optimal dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta dalam mengontrol penggunaan
obat.
3. Penerimaan obat
a. Keluarga menyerahkan resep dan persyaratan yang diperlukan kepada
depo farmasi.
b. Perawat menerima obat dari depo farmasi setiap hari untuk dosis
sehari (ODD) dalam kemasan 1 kali pemberian (UDD).
c. Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, dan jumlah
(sediaan) dalam format pemberian obat dan meminta tanda tangan
petugas farmasi.
d. Obat yang telah diterima dari farmasi selanjutnya disimpan oleh
perawat dalam kotak obat
e. Keluarga/klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana obat
tersebut akan habis (Nursalam, 2011).
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam lembar
daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu di cocokkan dengan terapi di
dalam advis dokter.
c. Pada saat pemberian obat perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, efek samping obat. Pantau adanya efek samping
pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan/petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam format
pemberian obat pada kolom sisa.
5. Penambahan obat baru
Bila ada penambahan/perubahan jenis, dosis atau perubahan rute pemberian
obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat pada
kolom terima.
6. Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga mahal,
memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping
yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau
sewaktu saja. (Contoh: Albumin)
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format
pemberian obat khusus untuk obat tersebut.

4
7. Pengembalian Obat
Pada pasien pulang atau pindah ruangan jika obat masih ada dan sudah tidak
dipakai atau stop maka obat akan dikembalikan ke farmasidengan menuliskan
pada form retur obat yang nantinya akan diambil oleh petugas farmasi.

2.4 Tujuh Tepat Dalam Sentralisasi Obat


Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana
pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
tersebut Prinsip Tujuh Tepat (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat
cara pemberian, tepat dokumentasi, tepat indikasi dan waspada efek samping obat).
1. Tepat Indikasi
Memastikan kebenaran dari indikasi dari pemberian obat.
2. Tepat Pasien
Benar pasien merupakan dasar yang sangat menentukan dalam prinsip
pemberian obat. The Joint Commission on Accreditation of Healthcare
Organization (JCAHO), sebuah komisi yang yang mengeluarkan akreditasi dan
sertifikat pada lebih dari 19.000 organisasi dan program perawatan kesehatan di
Amerika Serikat; mewajibkan dua bentuk pengidentifikasian primer dalam
pemberian obat. Pasien menyahuti nama mereka bila dipanggil atau sama sekali
tidak berespon, sehingga untuk mengidentifikasi kebenarannya dilakukan saat
pemberian obat (Kee dkk., 2009). Implikasi dalam perawatan mencakup:
a. Memastikan pasien dengan mengecek gelang identitas, papan identitas di
tempat tidur, atau bertanya langsung kepada pasien. Beberapa fasilitas di
institusi tertentu mencantumkan foto pada status pasien.
b. Jika pasien tidak mampu berespon secara verbal, dapat digunakan cara
non-verbal seperti menganggukkan kepala.
c. Untuk bayi, diidentifikasi melalui gelang identitas.
d. Jika pasien mengalami gangguan mental atau penurunan kesadaran
sehingga tidak mampu mengidentifikasi diri, maka harus dicarikan
alternatif lain untuk mengidentifikasi pasien sesuai dengan ketentuan
rumah sakit.
e. Membedakan dua pasien dengan nama belakang yang sama; berikan
peringatan dengan warna yang lebih mencolok pada alat identitas (ID
tools) seperti kartu medis (med card), gelang, atau kardex.
f. Beberapa institusi melengkapi gelang identitas pasiennya dengan kode
tertentu untuk status alergi. Bila ada, perawat harus tanggap dengan
kebijakan ini.
g. Ketika pasien tidak menggunakan stiker identitas, perawat
mengidentifikasi secara teliti terhadap masing-masing pasien ketika
melakukan pemberian obat.
3. Tepat Obat
Benar obat berarti menerima obat yang telah diresepkan, baik oleh dokter, atau
dokter gigi. Obat mempunyai nama dagang dan nama generik, jadi apabila ada obat
dengan nama dagang yang asing ditemui, harus diperiksa nama generiknya. Bila
ada keraguan, hubungi apotekernya. Jika label tidak terbaca atau isinya tidak
uniform, maka tidak boleh digunakan dan harus dikembalikan ke bagian fasmasi.
Implikasi keperawatan mencakup:

5
a. Cek permintaan obat dari segi kelengkapan dan dapat dibaca dengan jelas.
Jika order tidak lengkap dan tidak terbaca, beritahu bidang keperawatan,
apoteker atau petugas kesehatan yang menulis order.
b. Ketahui alasan kenapa pasien mendapatkan obat.
c. Cek label obat sebanyak tiga kali sebelum obat diberikan:
a) Melihat kemasan obat.
b) Membaca permintaan obat dan memperhatikan kemasan sebelum obat
dituang.
c) Mengembalikan kemasan setelah obat dituang ke lemari obat.
d) Mengetahui tanggal obat diorder dan tanggal akhir pemberian (seperti:
pemberian antibiotik).
4. Tepat Cara / Rute Pemberian
Tambayong (2002) berpendapat bahwa obat diberikan melalui rute yang
berbeda, tergantung keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat
obat (kimiawi dan fisik obat) serta tempat kerja yang diinginkan. Oleh karena itu,
berdasarkan bentuk obat, rute obat dibagi menjadi:
a. Bentuk Padat
Dalam kelompok ini, obat dibagi menjadi empat rute, yaitu oral, topikal,
rektal atau vaginal.
b. Bentuk Cairan
Bentuk obat cairan dibagi menjadi larutan, suspensi dan emulsi. Obat ini
berupa larutan atau bubuk yang bekerja di bawah tekanan. Jika berbentuk
larutan, obat disemprotkan berupa “kabut” ke dalam mulut dan dihirup ke
dalam paru, misalnya salbutamol (Ventolin) dengan alat penyemprot khusus.
c. Bentuk Parenteral
Parenteral berasal dari bahasa Yunani. Para berarti disamping, enteron berarti
usus. Jadi, parenteral berarti di luar usus. Atau tidak melalui saluran cerna.
d. Inhalasi
Saluran napas memiliki luas epitel untuk absorpsi yang sangat luas dan
berguna untuk memberi obat secara lokal, seperti salbutamol (Ventolin) atau
sprei beklometason (Becotide, Aldecin) untuk asma, atau terapi oksigen
dalam keadaan darurat. Implikasi keperawatan mencakup:
a) Nilai kemampuan menelan pasien sebelum memberikan obat oral.
b) Lakukan teknik aseptik sewaktu memberikan obat, terutama rute
parenteral.
c) Berikan obat pada tempat yang seharusnya.
d) Tetap bersama pasien sampai obat oral telah ditelan.
e) Pemberian melalui enteral: mengecek kepatenan slang NGT sebelum obat
dan mengirigasi slang dengan air sebelum dan sesudah pemberian obat
(Kuntarti, 2005).
5. Tepat Dosis
Benar dosis diperhatikan melalui penulisan resep dengan dosis yang
disesuaikan dengan keadaan pasien. Beberapa kasus yang ditemui di lapangan,
terdapat banyak obat yang direkomendasikan dalam bentuk sediaan. Perawat harus
teliti menghitung dosis masing-masing obat dan mempertimbangkan adanya
perubahan dosis dari penulis resep. Berat badan pasien merupakan indikator penting
dalam pemberian obat tertentu, seperti obat pediatrik, bedah dan perawatan kritis.

6
Perawat harus memiliki pengetahuan dasar dalam meracik obat,
membandingkan dan membagi dosis sebelum mengimplementasikan perhitungan
dosis obat. Perawat mengecek ulang pembagian dosis atau adanya perbedaan dosis
yang sangat besar setelah dihitung. Implikasi keperawatan mencakup:
a. Bentuk dosis asli jangan diubah
b. Hitung dan periksa dosis obat dengan benar. Jika ada keraguan, dosis obat
harus dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat lain, serta menghubungi
apoteker atau penulis resep sebelum pemberian dilanjutkan.
c. Periksa bungkus obat atau obat lain yang direkomendasikan secara khusus
d. Jika pasien meragukan dosis, periksa kembali. Apabila sudah
mengonsulkan dengan apoteker atau penulis resep tetap rancu, obat tidak
boleh diberikan, beritahu penanggung jawab unit atau ruangan dan penulis
resep beserta alasannya.
e. Perhatian berfokus pada titik desimal dosis dan beda antara singkatan mg
dengan mcg bila ditulis tangan.
6. Tepat Waktu dan Lama Penggunaan
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi
satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh
diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum
dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari
iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat Contohnya, untuk
PCT (Paracetamol) dosis 500mg, waktu antara efek toksik dan efektif tersebut
harus dipertahankan, sehingga pemberian obat harus diperhatikan. Salah cara
pemberian atau waktu, bisa terjadi resistensi kuman, ini akan lebih berbahaya.
Implikasi keperawatan mencakup:
a. Perhatikan simbol tertentu, seperti “a.c atau ante cimum” (obat diminum
satu jam sebelum makan) untuk memperoleh kadar yang dibutuhkan dan
“p.c atau post cimum” (obat harus diminum sesudah makan) agar terhindar
dari iritasi berlebihan pada lambung (contohnya, indometasin) atau supaya
diperoleh kadar darah yang lebih tinggi (contohnya, griseufulvin bila
diberi bersama makanan berlemak)
b. Perhatikan kontraindikasi pemberian obat. Hal ini berlaku untuk banyak
antibiotik. Contoh: tetrasiklin dikhelasi (berbentuk senyawa tidak larut)
jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, akan mengikat sebagian
besar obat tersebut sebelum diserap
c. Antibiotika diberikan dalam rentang yang sama (misal, setiap 8 jam dalam
24 jam).
d. Periksa tanggal kadaluarsa. Obat baru (pengganti) diletakkan di belakang
atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan tidak menjadi
kadaluarsa. Bila obat dalam bentuk cairan, perhatikan perubahan warna
(dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi basah (Tambayong, 2002,
hal. 9).
7. Benar Dokumentasi
Benar dokumentasi mencakup ketepatan informasi pemberian obat yang
dicatat oleh perawat, meliputi:

7
a. Nama obat
b. Dosis obat
c. Rute/cara pemberian
d. Waktu dan tanggal pemberian
e. Nama atau tanda tangan perawat
f. Penulis resep
Bila pasien menolak meminum obat atau obat belum terminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan (Kee dkk., 2009, hal. 27; Tambayong, 2002, hal. 6).
Perawat mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan
dengan memperhatikan jenis obat, seperti:
a. Narkotik (Bagaimana efeknya dalam mengurangi nyeri)
b. Non-narkotik anagesik
c. Sedatif
d. Antiemetik
e. Reaksi obat yang tidak diharapkan, seperti iritasi gastrointestinal atau
tanda sensitif pada kulit.
Penundaan pencatatan oleh perawat dapat menyebabkan perawat tidak ingat
untuk mencatat obat yang telah diberikan atau perawat lain akan memberikan obat
yang sama karena mengira obat tersebut belum diberikan (Kee dkk., 2009, hal. 27).
8. Tepat Informasi dan Waspada Efek Samping
Sebagai perawat kita harus mengetahui efek samping dari obat yang akan kita
berikan. Sehingga kita lebih berhati -hati terhadap obat yang akan kita berikan ke
pasien.

2.5 Peran Perawat


1. KARU (Kepala Ruangan)
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Perawat Primer dan Perawat Associate
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat
c. Memfasilitasi surat persetujuan pengelolaan dan pencatatan obat
d. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama
pasien dirawat
e. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
3. Perawat Primer Lain dan Supervisor
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan kelalaian
(negligence) dan malpraktik
b. Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi
c. Menilai kepatuhan pasien terhadap program terapi

8
2.6 Alur Sentralisasi Obat

Gambar 2.1 Diagram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)

9
2.7 Alur Pelayanan Farmasi Ruang Rosella II

ada penambahan obat


Tidak ada penambahan obat

Gambar 2.2 Alur Pelayanan Farmasi Ruang Rosella II

10
BAB 3
PERENCANAAN

3.1 Rencana Pelaksanaan Sentralisasi Obat


Hari : Rabu
Tanggal : 8 Mei 2019
Waktu : 13.00 WIB
Pelaksanaan : Perawat primer, perawat associate, kepala ruangan, petugas
farmasi
Tempat : Ruang Rosella II Rumah Sakit Dr. Soetomo
Pembimbing Institusi :
1) Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (Hons)
2) Dr. Hanik Endang Nihayati, S. Kep.Ns., M. Kep.
3) Retnayu Pradanie, S. Kep.Ns., M.Kep.
Pembimbing Klinik :
1) Endang Pantjarwati, S.Kep., Ns.
2) Sri Rahayu, S.Kep.Ns.

3.2 Struktur Pengorganisasian


Kepala ruangan : Maratul Hasanah, S.Kep
Perawat Primer : Nadhia Putri Ulva Sari, S. Kep
Perawat Asscosiate 1 : Rofita Wahyu Andriani, S. Kep
Perawat Asscosiate 2 : Yeni Rahayu, S. Kep
Perawat IGD : Niken Ariska Prawesti, S. Kep
Farmasi : Petugas Farmasi

3.3 Metode
Roleplay

3.4 Media
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
2. Format sentralisasi obat
3. Lemari dan kotak sentralisai obat

3.5 Uraian Kegiatan Sentralisasi Obat


Uraian kegiatan Kegiatan Tempat Waktu Pelaksanaan
sentralisasi obat
dilaksanakan seperti
dibawah ini. Tahap
Persiapan 1. Medication Nurse station 3 menit PA
chart pasien

11
Uraian kegiatan Kegiatan Tempat Waktu Pelaksanaan
sentralisasi obat
dilaksanakan seperti
dibawah ini. Tahap
Pelaksanaan 1. PP dan Petugas Bed pasien 30 PP, keluarga
Farmasi Farmasi menit PP, keluarga
menjelaskan Tempat PP, keluarga
tentang sentralisasi penyimpanan PP, keluarga
obat kepada Nurse station
keluarga
2. PP menunjukkan
tempat farmasi dan
cara menebus obat
3. PP menunjukkan
tempat
penyimpanan obat
ketika obat telah di
serahkan oleh
farmasi ke PP
4. PP meminta
tanda tangan
persetujuan
penjelasan
sentralisasi obat ke
keluarga

Penutup 1. PP memeriksa Nurse station 2 menit PA, PP


ulang kelengkapan
dokumentasi obat
2. PA menyimpan
obat di kotak obat
yang telah
disediakan sesuai
dengan kamar
pasien.

12
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1 Persiapan
1) Menunjuk penanggung jawab kegiatan sentralisasi obat.
2) Menyusun proposal kegiatan dan konsultasi proposal kegiatan pada
pembimbing akademik dan pembimbing klinik.
3) Menyusun format laporan sentralisasi obat.
4) Menyusun pengorganisasian pelaksanaan sentralisasi obat.
5) Menyampaikan kepada pembimbing klinik dan pembimbing akademik
tentang pelaksanaan roleplay sentralisasi obat.

4.2 Pelaksanaan
Hari : Senin, 8 Mei 2019
Waktu : 13.00 - selesaiWIB
Topik : Sentralisasi obat
Sasaran : Pasien kelolaan baru
Tempat : Nurse station Rosella II
Acara dihadiri oleh :
1. Dr. Hanik Endang Nihayati, S. Kep.Ns.,M. Kep.
2. Sri Rahayu, S.Kep.Ns.
3. Endang Pantjarwati, S. Kep.Ns.

4.3 Pengorganisasian
Kepala ruangan : Maratul Hasanah, S.Kep
Perawat Primer : Nadhia Putri Ulva Sari, S. Kep
Perawat Asscosiate 1 : Rofita Wahyu Andriani, S. Kep
Perawat Asscosiate 2 : Yeni Rahayu, S. Kep
Perawat IGD : Niken Ariska Prawesti, S. Kep
Farmasi : Petugas Farmasi
Pembimbing Akademik :
1) Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (Hons)
2) Dr. Hanik Endang Nihayati, S. Kep.Ns., M. Kep.
3) Retnayu Pradanie, S. Kep.Ns., M.Kep.
Pembimbing Klinik :
1) Sri Rahayu, S.Kep.Ns.
2) Endang Patjarwati, S.Kep., Ns

13
4.4 Hambatan
No Masalah Penyebab Rekomendasi
1. Mekanisme:
Tidak ada masalah - -
2. Isi: penjelasan cross check Petugas farmasi dapat
Tidak dijelaskan adanya obat karena keterbatasan diperankan oleh
crosscheck obat sebelum waktu. anggota kelompok
pemberian obat kepada mahasiswa profesi
pasien. praktik manajemen.

4.5 Dukungan
Sentralisasi obat dilaksanakan berdasarkan dukungan dari pembimbing
akademik maupun pembimbing klinik. Pembimbing akademik maupun
pembimbing klinik memberi pengarahan dalam pelaksanaan sentralisasi obat.
Pembimbing klinik juga telah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengikuti dan menerapkan sentralisasi obat bersama dengan perawat pada
ruangan dan petugas kefarmasian. Sehingga mahasiswa dapat belajar bersama
terkait proses sentralisasi obat di ruangan rosella II.

14
BAB 5
EVALUASI
5.1 Evaluasi Struktur
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Rosella II RSUD Dr.
Soetomo. sebelumnya kelompok telah melakukan beberapa persiapan selama
1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan sentralisasi obat, yaitu proposal
roleplay sentralisasi obat, persiapan alur sentralisasi obat, pembagian peran
sebagai primary nurse, dan nurse associate; mekanisme/alur yang harus
dilakukan saat sentralisasi obat; serta melakukan evaluasi kegiatan.

5.2 Evaluasi Proses


No Waktu Kegiatan
1. 12.30-13.00 Persiapan role play
2. 13.00-14.00 Pelaksanaan role play
3. 14.00-14.30 Evaluasi role play :
Sri Rahayu, S.Kep., Ns.
1) Sentralisasi obat dijelaskan
terkait cross check obat sebelum
pemberian.
Dr. Hanik Endang Nihayati, S.
Kep.Ns.,M. Kep.
1) Sebaiknya dijelaskan terkait
pendistribusian obat dan adanya
cross check obat sebelum
pemberian.

5.3 Evaluasi Hasil


1) Kegiatan dihadiri oleh 13 orang, 3 orang pembimbing dan 10 orang
mahasiswa mahasiswa program profesi ners.
2) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya
masing–masing.
3) Acara dimulai tepat waktu yaitu pukul 13.00 dan acara berlangsung selama
kurang lebih 1 jam.
4) Kegiatan berjalan lancar dan mahasiswa dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.

15
BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Sentralisasi obat yang dilaksanakan dapat meminimalkan risiko duplikasi obat,
menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat perlu
ditingkatkan agar obat semua pasien di Ruang Rosella II RS Dr. Soetomo
Surabaya dapat dikontrol oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat meliputi
pembuatan strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang
dibutuhkan, dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat
serta pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan
sentralisasi obat yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.
Pelaksanaan sentralisasi obat pada hari Rabu, 8 Mei 2019 terhadap pasien
kelolaan baru di Ruang Rosella II sudah baik dan berjalan lancar, pada proses
evaluasi juga telah disampaikan beberapa masukan dari pembimbing klinik dan
pembimbing akademik untuk perbaikan proses pelaksanaan sentralisasi obat
berikutnya.

6.2 Saran
Sentralisasi obat sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap hari dan penjelasan
mengenai sentralisasi obat diberikan kepada pasien baru.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa:


Dika Sukmana. Jakarta : EGC

Gillies. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: salemba Medika

Nursalam, dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Siregar, Charles J.P.2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:
EGC.

Suarli, YB. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta :


EGC Suyanto. 2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
di Rumah Sakit. Jakarta : Mitra Cendika Press

17
ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT

Rabu, 08 Mei 2019, pukul 13.00


Nn. Y adalah pasien baru di Rosella II

Setelah pasien baru diterima di ruang Rosella II kemudian perawat ruang


akan melaksanakan kegiatan sentralisasi obat.

PP (Nadhia) : selamat pagi Ns. Ana

Karu (Ana) : iya selamat pagi Ns. Nadhia, ada apa ini Ns?

PP (Nadhia) : ini Ns, kita memiliki pasien baru Mrs.D dengan diagnose Dengue
Hemorrhage Fever di bed 3.9, yang tadi sudah dilakukan Penerimaan
Pasien Baru oleh Ns. Rofita, nah, sekarang saya akan melakukan
sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut Ns. Ana?

Karu (Ana): baik Ns. Nadhia, saya setuju untuk dilakukan sentralisasi obat pasien
baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?

PP (Nadhia) : untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat. Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.

Instrument yang kita butuhkan antara lain :

1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat

2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah
memiliki)

3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi

4. Format pemberian obat oral dan injeksi

Karu (Ana) : untuk formatnya bisa saya lihat Ns?

PP (Nadhia) : ini Ns (menunjukan format).

Karu (Ana) : baik Ns. Nadhia, saya rasa persiapannya sudah matang bias
dilakukan sekarang Ns.

PP (Nadhia) : baik Ns.Ana terimakasih untuk perijinannya.

Ns. Yeni and Farmasi, kesini.

PA 2 (Yeni) : iya Ns. Nadhia

18
PP (Nadhia) : kita segera saja lakukan sentralisasi obat pasien baru bangsal 3.11.

PA 2 (Yeni) : iya Ns. Nadhia Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa Ns?

PP (Nadhia) : baik Ns. Yeni kita bagi tugas, saya persiapkan lembar
persetujuannya, Ns. Yeni yang memanggil keluarga pasien.

PA 2 (Yeni) : baik Ns.Nadhia segera saya laksanakan.

PP (Nadhia) : terima kasih Ns.

PA 2 (Yeni) : sama-sama Ns.

Perawat asosiet Perawat primary dan Farmasi menuju ruang bangsal pasien

PA 2 (Yeni) : selamat pagi, dengan keluarga pasien Nn.S yang masuk pagi ini tadi?

KP : iya sus, saya orang tua Nn.S, ada apa ya sus?

PP (Nadhia) : perkenal nama saya Ns. Nadhia, saya perawat pelaksana Dinas Sift
pagi hari ini.Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan
mengenai ruangan oleh Ns. Rofita, sesuai dengan prosedur keselamatan
dan kenyamanan pasien selama dirawat di Ruangan Rosella II RSUD
Dr. Soetomo, maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat
adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?

KP : baik sus, saya setuju.. selanjutnya bagaimana sus?

PP (Nadhia) : Baik Pak, Akan saya jelaskan.

PP (Nadhia) : Jadi, Alurnya secara umum itu pak dokter memberikan resep ke
keluarga dan doketer juga berkoordinasi dengan perawat, keluarga ke
farmasi untuk memproses pengambilan obat , setelah itu obat diserahkan
ke perawat dan keluarga mengisi form lembar serah terima obat, lalu
perawat yang akan mengelola tentang pemberian obatnya.

Alur diruang rosella 2 pak dokter memberikan resep ke farmasi, farmasi


mengantar obat dan meletakkan obat di dispensing (ruang penyimpanan
obat) , farmasi melakukan serah terima kepada perawat primer , setelah
itu perawat mengelola obat terkait pemberian obat.

Jika obat tidak tersedia obat difarmasi ruangan, maka bapak akan
menebus resep yang diberikan oleh dokter di farmasi luar ruangan setelah
itu diserahkan kepada perawat diruangan. Perawat akan menyimpan obat
dikamar obat/dispensing dan akan dikelola untuk pemberian ke pasien.
Mungkindari farmasi dapat menambahkan?

19
Farmasi : iya pak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon
diperhatikan dengan baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan
ditanyakan. Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan
kenyamanan pasien kami akan melaksanakan Prosedur sentralisasi Obat
pasien. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat.

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan


menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang
paling sering mengapa obat perlu disentralisasi, antara lain :

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.


2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart
yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk
mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Selanjutnya akan saya jelaskan alur obat di Ruang Rosella 2:
1. Dokter memberikan resep kepada petugas farmasi
2. Petugas farmasi menyiapkan obat persediaan sehari yang diletakkan di
ruang dispensing dengan kotak obat masing-masing pasien
3. Petugas farmasi melakukan serat terima pada perawat
4. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
penmberian obat.

20
5. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
6. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat
atau wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau
efeksamping pada pasien.
7. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat – obatan yang hampir habis dan obat yang tidak
tercover BPJS akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter
penanggung jawab pasien
8. Dokter menyerahkan resep kekeluarga untuk keluarga memproses
persediaan obat
9. Keluarga menyerahkan obat kepada perawat
10. Perawat mengkroscek kembali daftar obat pasien dan menyimpan di
kotak obat masing-masing pasien
11. Saat pemberian obat dilakukan oleh perawat , sebelum pemberian
perawat wajib mengkroscek kembali obat pasien , lalu kepasien wajib
menerapkan 8 T.
Bagaimana pak ada yang ditanyakan?
KP : Sudah sus, sudah sangat jelas.
PA (Yeni) : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan. Ini
berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.

KP : baik pak..

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat

KP : sudah Ns.

PP (Nadhia) : Ns. Yeni minta tolong untuk menunjukkan ruangan farmasi dan kamar
obat ?

PA (Yeni) : Baik Ners

21
Farmasi menyerahkan obat Mrs.D ke Perawat Primer di Meja Perawat

Farmasi : Ini obat untuk Nn.Y dengan nomer register…. Ranitidine tablet
75 mg dan paracetamol tablet 500mg

PP (Nadhia) : Tunggu saya akan lihat terlebih dahulu daftar obat Nn.Y

Farmasi : Ok

PP (Nadhia) : Ok semua sesuai, terima kasih

Farmasi : Sama-sama

Setelah farmasi menyerahkan obat ke perawat preimer, perawat primer memberikan


perintah kepada perawat asisiate untuk memberikan obat tersebut ke pasien

PP (Nadhia) : Ns, Yeni, ini obat untuk Nn.Y nomer registrasi…., apakah anda
bisa membantu saya untuk memberikan obat ini ke Nn.Y?

PA 2 (Yeni) : Ya baik Ns

PP (Nadhia) : Jangan lupa check kembali nama dan nomer register sebelum
memberikan

PA (Yeni) : Ok Ns

Perawat Asisiate ke Bed pasien

PA 2 (Yeni) : Permisi

Pasien : Ya sus

PA 2 (Yeni) : Saya Ners Yeni, Siapa namamu?

Pasien : Nama saya Nn.Y

PA 2 ( Yeni) : Saya lihat gelang identitas, untuk mengngecheck kembali nomer


registrasi

Pasien : Ya silahkan

PA 2 (Yeni) : Sesuai, ini obat kamu ranitidine untuk lambung, diminum


sebelum makan. Dan paracetamol untuk demam

Pasien : Adakah efek samping dari obat ini jika saya makan bersama?

PA 2 (Yeni) : (Maaf saya lupa tentang paracetamol, kamu bias mengkonsumsi


setelah kamu makan, dan ranitidine yang sudah saya jelaskan tadi.

Pasien : Sebelum makan , betul ?

22
PA 2 (Yeni) : Ya, jika kamu kesusahan sebelum minum obat, bisa panggil saya
di meja perawat

Pasien : Terima kasih

PA2 (Yeni) : Sama-sama

Perawat Asosiet menuju ruang keperawatan

PA 2 (Yeni) : Ns. Nadhia saya sudah memberikan obat oral kepada pasien
Nn.S sesuai standart keamanan pasien, dan sentralisasi obat pasien
Nn.S sudah saya rapikan di loker obat pasien.

PP (Nadhia) : baik Ns. Yeni terima kasih sudah bekerja dengan


baik.sentralisasi obat pasien Nn.S sudah dilaksanakan sesuai
prosedur keselamatan pasien.

Karu (Ana) : baik Ns. Nadhia, terima kasih sudah bekerja dengan baik
sesuai Standart operasional Prosedur.

23
ROLE PLAY SCRIPT DRUGS CENTRALIZATION

Wenesday, 08h May 2019 13.00 pm


Mrs. Y is a new patient in Rosella II.

Katim requested permission from Karu to implement the centralization of patient


medication
PP (Nadhia) : good morning Ns. Ana
Karu (Ana) : yes good morning Ns. Nadhia, what's this Ns?
PP (Nadhia) : this Ns, we have a new patient Nn. S with Dengue Hemorrhage
Fever in bed 3.11 by Ns. Rofita, well, now I will do centralization of new
patient medicine, how according to Ns. Ana?
Karu (Ana) : Well Ns. Yenis, I agree to do Decentralization / centralization
of patient medicine new. What is the action and the requirements of the
instrument?
PP (Nadhia) : for his actions the management of drugs whereby all drugs will
be given to the patient is entirely administered by the nurse. The purpose
of drug management is to use the drug wisely and avoid waste, so patient
nursing care needs can be fulfilled. Instruments we need include:
1. Letter of approval of drug centralization management
2. Central medicine cupboard, medicine and tray (we already have)
3. Proof of acceptance of pharmaceutical drugs
4. Formal administration of oral medications and injections
Karu (Ana) : to format it bias I see Ns?
PP(Nadhia) : this mo’om (shows the format).
Karu (Ana) : Well Ns. Nadhia, I think the preparation is ripe bias now Ns.
PP (Nadhia) : well Ns. Ana thanks for the permission. Ns. Yeni...
PA dan Pharmacist : yes Ns. Pram
PP (Nadhia) : we immediately do centralization of new patient medicine
ward 3.11.
PA 2 (Yeni) : yes Ns. Nadhia So what should I do now what Ns?
PP (Nadhia) : well Ns. Yeni us for the task, I prepare the approval sheet, Ns.
The Nn.S calling the patient's family.

24
PA 2 (Yeni) : Well Ns.Nadhia .. Immediately I do.
PP (Nadhia) : thank you Ns.
PA 2 (Yeni) : etually Ns.

An associate nurse and pharmacist goes to the patient ward room


PA 2 (Yeni) : Good morning, with the family of the Nn.Y patient who intered this
morning?

KP : yes sus, I’m a parent Nn.Y, what’s wrong?

PP (Nadhia) : get to know my name is Ns. Nadhia, I am the nurse who runs the Sift
Service this morning. The father was explained and oriented about the
room by Ns. Rofita, in accordance with the procedures for safety and
comfort of patients while being treated in the Rosella II Room of Dr.
Hospital Soetomo, then I will ask for your approval for the regulation
and management of patient medication, the purpose of drug
management is to use drugs wisely and avoid waste, so that the patient's
nursing care needs can be met. How do you agree?

KP : good sus, I agree ... what's next?

PP (Nadhia) : Good sir, more details will be explained by I will explain

PP (Nadhia) : So, the flow is generally that the doctor gives a prescription to the
family and the doctor also coordinates with the nurse, family to the
pharmacy to process the taking of the drug, after that the drug is handed
over to the nurse and the family fills out the drug handover form, then
the nurse will administer the medication .

procedure in the rosella room 2 packs of doctors give prescriptions to


pharmacy, pharmacy deliver drugs and put drugs in dispensing (drug
storage room), pharmacy handover to primary nurses, after which nurses
manage drugs related to drug administration.

If the drug is not available in room-pharmaceutical drugs, then the father


will redeem the prescription given by the doctor in the outdoor pharmacy
after it is handed over to the nurse in the room. The nurse will store the
medicine in the medicine room / dispensing and will be managed for
administration to the patient. Can pharmaceuticals be added?

Farmasi: yes, that's right, so I explained again sir, please pay attention carefully
and if there is something you don't understand please ask. In
accordance with the procedure the standard of safety and comfort of
our patients will carry out the procedure for centralizing the patient's

25
medication. Centralization of drugs is the management of medicines
where all drugs to be given to patients are fully managed by nurses.

The goal of drug management is to use drugs wisely and avoid waste,
so that the patient's nursing care needs can be met. The following are
some of the most frequent reasons why drugs need to be centralized,
including:

1. Provide a variety of drugs for one patient.


2. Using drugs that are expensive and branded, whereas standard
drugs that are cheaper with guaranteed quality have the same
effectiveness and safety.
3. Taking medication before a definitive diagnosis is made "just to
try".
4. Use doses that are larger than necessary
5. Give medication to patients who don't believe it, and who will
throw away or forget to drink.
6. Ordering drugs is more than needed, so much is left after the
expiration date.
7. Does not provide a refrigerator, so the vaccine and medication
become inactive.
8. Place the medicine in a damp, light or hot place.
9. Dispense too much medicine (from storage) at a time so that it is
overused or stolen.

Next I will explain the plot:


1. Doctors give prescriptions to pharmacy officers
2. The pharmacy officer prepares a daily supply of medicines placed
in the dispensing room with each patient's medicine box
3. The pharmacy officer receives fiber received from the nurse
4. Drugs that have been received are subsequently copied in the drug
distribution list.
5. Drugs that have been stored for the next are given by the nurse by
taking into account the paths listed in the drug administration list: by
first being matched with the doctor's instructed therapy and the
medicine card in the patient.
6. At the time of administration of the drug, the nurse explains the type
of medication, the use of the drug, the number of drugs, and the side
effects, try to place the medicine back after the drug is consumed,
monitor the effectiveness of the patient.
7. The available drug preparations are then examined every morning
by the head of the room or the officer who is referred to and
documented in the drug entry book. Drugs that are almost running
out and drugs that are not covered by BPJS will be notified to the
family and then asked for a prescription (if it still needs to be
continued) to the doctor in charge of the patient

26
8. Doctors submit family prescriptions for families to process drug
supplies
9. Families hand over medicines to nurses
10. The nurse re-checks the patient's medication list and stores it in
each patient's medicine box
11. When administering the drug is done by the nurse, before giving
the nurse is obliged to re-examine the patient's medication, then the
patient is obliged to apply 8 T. How did you ask someone, sir?
AKP : Already, it's very clear

PA (Yeni) : ok sir, let me help fill out the approval format file. Here is the file, please
read it first.

KP : yes ns.

The patient's family fills in the drug centralization approval format


KP : yes ns.

PP (Nadhia) : Ns. Yeni please indicate the pharmacy room and drug storage room?

PA (Yeni) : Ok Ners

The pharmacist give drugs for Mrs. S to primary Nurse at nurse station

Pharmacist : This is drugs for Mrs. S registered number…. There are


Ranitidine tablets 75 mg and Paracetamol tablets 500 mg

PP (Nadhia) : wait I will cross check with her medication chart

Pharmacist : Ok

PP (Nadhia) : ok everything is right, thank you

Pharmacist : your welcome

After the pharmacist give drugs to the primary nurse, the primary nurse give
instruction to nurse associate to give drugs to the patient

PP (Nadhia) : Ns. Yeni, This is drugs for Mrs.Y register number… can you
help me to give the drugs to the Mrs. Y?

PA 2 (Yeni) : Yes of course

PP (Nadhia) : Don’t forget to cross check name and register number before
you give it

PA 2 (Yeni) : Ok ma’am

Beside patient’s bed

PA 2 (Yeni) : excusme

27
Pasien : yes Ns.

PA 2 (Yeni) : I’am Ners Yeni, what’s your name?

Pasien : my name is Nn.Y

PA 2 ( Yeni) : I see id band, to the check registration number.

Pasien : yes

PA 2 (Yeni) : Accordingly, your medication ranitidine for the stomach, taken


before meals. And paracetamol for fever

Pasien : Are there side effects from this drug if I eat together?

PA 2 (Yeni) : (Sorry I forgot about paracetamol, you can consume it after you eat
it, and ranitidine that I explained earlier.

Pasien : Before eating, right?

PA 2 (Yeni) : Yes, if you have trouble before taking medicine, can you call me
at the nurse's desk

Pasien : Thank you

PA2 (Yeni) : your welcome

The associate nurse headed for the nursing room


PA 2 (Yeni) : Ns. Nadhia I have given an injection drug to patients Nn. Dina
accordingly standard of patient safety, and centralization of drug patient
Nn. Dina I have put it back to the patient’s medicine locker.
PP (Nadhia) : well Ns. Thank you Yeni already working well.

Ns. Yeni action centralization of drug Nn.Y patients has been implemented
according to patient safety procedures.
Karu (Ana) : Well Ns. Nadhia, thank you for working well according to
Operational Standard Procedure.

28
FORMAT SERAH TERIMA OBAT

No. Nama Obat Dosis Jumlah Keterangan TT/Nama TT/Nama Keterangan


(Diterima/Diserahkan) Terang yang Terang yang
Menyerahkan Diserahkan

29
LEMBAR PEMBERIAN OBAT INJEKSI

No. Nama Obat Nama Pasien Waktu Jam Jenis Injeksi TTD
No.TT Pelaksana
Pagi Siang Malam IC SC IM IV

30
LEMBAR PEMBERIAN OBAT ORAL

Nama Obat Tanggal

Terima

Frek

Pagi Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf

Sisa

Sore Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf

Dosis : Sisa

Malam Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf


Nama Dr:

31
Sisa

Ekstra

Sisa

Terima

Frek

Pagi Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf

Sisa
Dosis : Sore Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf
Nama Dr:

Sisa

Malam Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf Jam Pf

32
Sisa

Ekstra

Sisa

Keterangan : 1. Tidak Ada Persediaan (TAP)

2. Pasien tidak mau minum obat

3. Obat dihentikan

4. Psien tidak diperbolehkan minum obat

33
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Untuk :( ) Diri sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( ) Orang tua ( ) Lainnya
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Ruang :
No.Reg :
Menyatakan (Setuju/Tidak Setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat,
setelah memdapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat ysitu pengaturan
pemakaian obat yang diatur/dikoodinasikan oleh perawat sesuai ketentuan dosis
yang diberikan dokter :
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerjasama dalam
pengelolaan sentralisasi obat
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang
bertugas saat ini
3. Obat dari apotek diserahkan kepada perawat
4. Nama obat, dosis , jumlah, yang diterima akan dicatat dalam buku serah
terima dan ditandatangani oleh keluarga/pasien dan perawat yang
menerima
5. Obat akan disimpan di lemari obat di kantor perawat
6. Setiap hari perawat memberikan obat sesuai dengan program terapi dari
dokter yang merawat
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa oabt akan
diberikan kepada pasien/keluarga
Dengan demikian saya menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat
dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut.

Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan


sebagaumana mestinya.
Surabaya,……………………
Perawat yang Menerangkan Menyetujui

(………………………….) (…………………………)

34

Anda mungkin juga menyukai