Di Susun Oleh :
HALAMANJUDUL................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 3
1.2 Tujuan .......................................................................................... 3
1.3 Manfaat......................................................................................... 4
BAB 3 KEGIATAN
3.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan SentralisasiObat............................ 9
3.2 StrukturPengorganisasian.............................................................. 9
3.3 Metode.......................................................................................... 9
3.4 Intrumen........................................................................................ 9
3.5 Mekanisme Kegiatan Sentralisasi Obat.......................................... 10
3.6 Kriteria Evaluasi............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 19
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2.2 Tujuan Khusus:
1. Memperkecil kesalahan dalam pendistribusian obat dari farmasi keperawat
2. Mampu meningkatkan ketrampilan perawat Ruang Shofa 3 Rumah Sakit Haji
Surabayadalam mengelolaobat.
3. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap programterapi.
4. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
5. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan petugas farmasi.
1.3 Manfaat
1) Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Mendukung upaya klien dalam kepatuhan minum obat
c. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.
2) Bagi Perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yangoptimal.
b. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik
c. Perawat, petugas farmasi dan dokter terlibat dalam kolaborasi yang baik
d. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsiklien
e. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
3) Bagi Institusi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan model asuhan keperawatanprofesional
b. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasiobat
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2009).
Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi, maupun cairan diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat
dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat tersebut.
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standar yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
c. Meresepkan obat sebelum diagnostik pasti dibuat “hanya untukmencoba”
e. Memberikan obat pada pasien yang tidak mempercayainya dan yang akan
membuang atau lupa untukminum.
f. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan sehingga banyak yang tersisa
sesudah bataskedaluarsa.
g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif’
i. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri.
2.3 Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan oleh dokter akan diserahkan kepada perawat dan perawat
akan menunjukkan resep tersebut kepada pasien atau keluarga pasien untuk
mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga terkait dengan harga obat jika pasien
merupakan pasien umum.
5
b. Perawat memberikan resep kepada farmasi untuk dipersiapkan oleh tenaga farmasi
dalam bentuk unit dose dispensing (UDD)
c. Perawat mengambil sediaan obat pasien ke depo farmasi dengan menerima lembar
terima obat.
d. Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.
e. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum.
a. Obat yang telah diterima oleh perawat kemudian ditulis dan dibuatkan jadwal
pemberian dalam medicationchart.
b. Sebelum obat diberikan pada pasien, perawat harus melakukan crosscheck untuk
meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Perawat yang mempersiapkan obat
untuk diberikan ke pasien harus menuliskan paraf (checker system). Sehingga tidak
menutup kemungkinan perawat pada shift lain dapat menyiapkan obat untuk shiftlain.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, manfaat obat, dosis
obat, cara pemberian, jumlah obat, dan efek samping obat pada pasien/ keluarga.
Observasi adanya efek samping setelah minum obat. Kemudian perawat yang
memberikan obat meminta pasien/keluarga menandatangani pada format pemberian
obat sebagai bukti obat telahdiberikan/diinjeksikan.
d. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada pasien/ keluarga dan kemudian
dimintakan resep kepada dokter penanggungjawab klien disertai dengan keterangan
berapa lama pasien mendapatkan obattersebut.
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian
obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi
dan diinformasikan pada depofarmasi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi
dilakukan pada format pemberian obat khusus dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,2009).
6
2.6 Obat khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal,
memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian obat
khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawatprimer
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat,
sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat (Nursalam,2009)
Pada pasien (Umum) pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada depo farmasi untuk diganti dengan uang sesuai harga obat.
One Day Dose Dispensing (ODDD) adalah suatu cara penyerahan obat dimana obat-
obatan yang diminta, disiapkan dan digunakan serta dibayar dalam dosis perhari yang
berisi obat untuk pemakaian satu hari.
Keuntungan sistem ini adalah:
2. Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruanganperawat
1. Sentralisasi
Semua pelayanan perbekalan farmasi diatur oleh instalasi farmasi sentral dan
tidak ada cabang IFRS di daerah perawatan penderita.
2. Desentralisasi
Dokter
Resep
Perawat
§
Farmasi
Tanda terima
Perawat
Sentralisasi Obat
MedicationChart Salinanobat
8
Obat diberikan ke pasien Pulang/Pindah/meninggal
Sisa obat
9
BAB 3
PERENCANAAN
3.2 StrukturPengorganisasian
Penanggung Jawab : Kristin widyowati, SST
: Ratna Agustin,S.Kep.Ns.M.Kep
Puji Rahayu,S.Kep;Ns;M.Kep
Merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan
PENGERTIAN
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.
1. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat
dan benar sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W (tepat pasien, tepat
obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat
dokumentasi, waspada efek samping obat).
2. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
TUJUAN 3. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
4. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan.
KEBIJAKAN Semua pasien rawat inap di lakukan Sentralisasi Obat
PROSEDUR PERSIAPAN
o PP melapor ke Karu bahwa pasien lama/baru yang mendapatkan
obat baru sudah disentralisasikan.
o Karu dan PP mengecek sentralisasi obat.
o PP menyebutkan hal-hal yang perlu disiapkan.
Supervisor
(………………….)
PRAKTIKA SENIOR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3 RSU HAJI SURABAYA
( ) ( )
PRAKTIKA SENIOR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG SHOFA 3 RSU HAJI SURABAYA
RM :
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
Nama :
Tgl Lahir/Umur :
Alamat :
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan pasien yang menyetujui dilakukan
tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis, dan cara pemberian.
5. Kolom R diisi jumlah obat yang diresepkan oleh dokter, kolom T diisi sesuai jumlah obat
yang diterima perawat dari pasien/keluarga dan kolom S merupakan sisa obat dan diisi oleh
perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih ada setelah pamberian.
C. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN SERAH TERIMA OBAT
1. Pengisian nama pasien, umur, No. Registrasi, ruangan
2. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat, frekuensi
pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT/Nama terang yang menyerahkan disi oleh keluarga/pasien.
5. Kolom TT/Nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang menerima.
D. PETUNJUK TEKNIS SENTRALISASI OBAT
1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat.
6. Perawat meletakkan obat di plastik klip kemudian diberi etiket nama dan nomer bed pasien
saat memberikan obat sesuai jadwal.
7. Perawat memberikan obat ke pasien sambil menginformasikan obat yang diberikan kepada
pasien/keluarga.
8. Perawat mengisi format pemberian obat dan menandatangani kolom tanda tangan sebagai
bukti obat telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA