SENTRALISASI OBAT
Disusun oleh :
Muhamad Rafi Salsabil 7121008
Khamidatul Istikanah 7121010
Kurotul Akyun 7121012
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah dan Inayah-Nya, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah sentralisasi
obat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI...........................................................................................3
2.1 Definisi Sentralisasi Obat.................................................................................3
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat...................................................................................4
2.3 Manfaat Sentralisasi Obat.................................................................................4
2.4 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat..............................................................5
2.5 Peran Perawat Sentalisasi Obat........................................................................6
2.6 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat..................................................................8
2.7 Pengelolahan Obat Kontrol Tidak Penuh (Desentralisasi)...............................9
2.8 Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat.....12
BAB 3 Roleplay..........................................................................................................19
3.1 Skenario Roleplay..........................................................................................19
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................24
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................24
4.2 Saran...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari sentralisasi obat ?
2. Apa tujuan dari sentralisasi obat ?
3. Apa manfaat dari sentralisasi obat ?
4. Bagaimana teknik pengelolaan sentralisasi obat ?
5. Bagaimana peran dari sentralisasi obat ?
6. Bagaimana pengelolaan obat kontrol tidak penuh (desentralisasi) ?
7. Bagaimana Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari sentralisasi obat.
2. Untuk mengetahui tujuan dari sentralisasi obat.
3. Untuk mengetahui manfaat dari sentralisasi obat.
4. Untuk mengetahui teknik pengelolahan sentralisasi obat.
5. Untuk mengetahui peran dari sentralisasi obat.
6. Untuk mengetahui pengelolaan obat kontrol tidak penuh (desentralisasi).
7. Untuk mengetahui petunjuk teknik pengisian format surat persetujuan setralisasi
obat.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
6
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat
Menurut Nursalam (2002), tujuan dari sentraliasi obat yaitu :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat.
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun secara
moral.
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisiensi.
4. Menyeragamkan pengelolaan obat.
5. Mengamankan obat-obat yang dikelola.
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat, dosis, waktu, dan cara.
Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi (Nursalam, 2011).
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasikan:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti, dibuathanya untuk mencoba.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan.
5. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadaluarsa.
6. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
7. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011).
7
3. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat
C. Bagi Institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
8
c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat yang
bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir habis akan
diinformasikan oleh perawat untuk diresepkan kembali oleh dokter
penanggung jawab dan diambil oleh keluarga di kamar obat atau apotek.
3) Penambahan Obat Baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/ injeksi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi.
4) Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal,
memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian
obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat
primer.
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada
saat pemberian obat.
5) Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh klien/keluarga
serta tanggal dan waktu penyerahan.
2.5 Peran Perawat Sentalisasi Obat
A. Kepala Ruangan
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
B. Perawat Primer
1. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
9
2. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
10
2.6 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
Dokter
Melakuka
n
Pasien
‘
11
2.7 Pengelolahan Obat Kontrol Tidak Penuh (Desentralisasi)
Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga seeluarga telah keluarga /
pasien mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari
perawat .
A. Penerimaan dan Pencatatan Obat
1. Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat.
2. Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat.
3. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga/pasien.
4. Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang: rute pemberian obat,
waktu pemberian obat, tujuan pemberian dan efek samping yang mungkin
timbul.
5. Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga/pasien; pasien/keluarga
mendatangi lembar penyuluhan.
B. Pemberian Obat
1. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan
pengecekan obat tiap hari (pagi) untuk menentukan apakah obat benar-benar
diminum tepat dosis.
2. Obat yang hilang/berkurang/jumlah klarifikasi tidak sesuai dengan
perhitungan; diklasifikasikan pada keluarga/pasien.
C. Penambahan Obat
1. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam
buku masuk obat.
2. Bila terdapat obat jenis baru, maka dilakukan penyuluhan khusus tentang
obat baru tersebut sebelum di serahkan pada pasien.
D. Obat Khusus
1. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat
primer
2. Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat
12
Sifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan
pengobatannya harus berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian
akibatnya, ‘daftar standar’ seringkali ‘ketinggalan jaman ‘ atau tidak adekuat lagi
daftar obat standar mungkin perlu diubah atas alasan-alasan berikut ini:
1. Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang
sebelumnya merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan
2. Terdapat obat-obat baru
3. Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang
tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah.
13
memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap .tindakan ini memiliki beberapa
keuntungan:
a. Pasien menerima pengobatan dosis penuh yang tepat.
b. Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat
dihindari.
c. Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop
untuk memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum.
Harus di pikirkan tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi
pasien buta hurup , misal gambar matahari terbit menandakan pagi hari .
d. Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan
standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita
hamil .
e. Pengamatan dan pengawasan pengeluaran obat menjadi lebih mudah .
14
6. Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam
masing-masing amplop .rekatkan petunjuknya pada amplop.
15
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
A. Pelaksanaan :
Topik : Sentralisasi Obat
Hari/Tanggal : Selasa,15 aggustus
2023
Waktu : 10.00- 12.00 WIB
Tempat : Ruang laboratorium unipdu
B. Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi
obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan
indentitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
C. Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki
3. Tanda bukti serah terima obat dari keluarga pasien
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
D. Struktur Pengorganisasian :
Karu :
PP :
PA :
Pembimbing Akademik : 1.
2.
Pembimbng Klinik : 1.
Supervisor :
16
E. Mekanisme Sentralisasi Obat
17
5. PP meminta keluarga dan atau pasien
untuk mengisi persetujuan dilakukan
sentralisasi obat.
6. Keluarga menandatangani persetujuan
sentralisasi obat.
7. PP menginformasikan pada keluarga dan
pasien bersedia dilaksanakan sentralisasi
obat.
8. PP memeriksa obat dari keluarga atau
klien.
9. PP dan keluarga menghitung jumlah obat
dibantu oleh PA yang kemudian
didokumentasikan dalam lembar surat
terima obat.
1. PA melakukan pencatatan pada lembar Bed pasien
pemberian obat dan jumlah obat yang Nurse
diterima dari keluarga juga dicatat. Station
2. PP dan PA menyiapkan obat sesuai Bed pasien
program terapi baik oral maupun injeksi. Bed pasien
3. PP dan PA memberikan obat oral maupun Bed pasien
injeksi pada pasien sesuai dengan jadwal. Bed pasien
4. PP memberikan penjelasan pada pasien Bed pasien
dan keluarga mengenai nama obat yang
akan diberikan, manfaat, dosis, cara
pemberian, efek samping obat, dan kontra
indikasinya.
5. PA memberikan obat kepada pasien
dengan melibatkan keluarga.
6. PA menandatangani daftar pemberian
obat serta mengobservasi efek samping
dari obat yang telah diberikan.
18
7. Setelah obat diberikan, keluarga diminta
menandatangani daftar pemberian obat
tersebut.
1. Karu mengecek kembali kelengkapan 5 menit Nurse station
sentralisasi obat, antara lain dokumentasi
pada daftar pemberian obat, lembar surat
Post terima obat dan informed consent serta
pelaksanaan cara pendokumentasian pada daftar
pemberian obat.
2. Karu memberikan reward kepada PP dan
PA.
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan dilakukan 4 hari sebelum pelaksanaan sentralisasi obat
b. Penyusunan proposal sentralisasi obat
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan
sentralisasi obat
e. Penentuan pasien yang akan dilakukan sentralisasi obat
2. Evaluasi Proses :
Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
di tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk dilakukan
sentralisasi obat.
a. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah
ditentukan.
b. Perawat yang bertugas sesuai perannya
3. Evaluasi Hasil:
a. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat
b. Klien percaya dengan pelaksanaan sentralisasi obat
c. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1W
d. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
19
e. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
Dapat dilakukan sentralisasi obat untuk mencapai kinerja yang optimal
serta dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
sehigga berdampak pada peningkatan kepercayaan klien/keluarga kepada
perawat.
20
BAB 3
ROLE PLAY
Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat sifht pagi mulai melakukan
tugasnya. Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selsai memeriksa TTV kemudian perawat
memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB Dokter datang untuk
melakukan visite di ruang yudistira
Di Ruang yusdistira
Perawat 1 : sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik apa jelek ?
Perawat 2 : dari timbang terima tadi kondisinya cukup baik sus
Perawat 3 : lebih baik kita segera melakukan TTV saja sus.
Perawat 1&2 : baik sus.
Semua perawat berjalan untuk melakukan TTV menuju ke Ruang pasien.
Perawat 1 : selamat pagi, apa benar dengan Ny. Putri ?
Pasien : selamat pagi juga sus, iya benar
Perawat 1 : Saya cek tensi, nadi dan suhunya dulu ya.
Ibu pasien : bagaimana sus hasilnya ?
Perawat 1 : Alhamdulillah Bu hasilnya normal suhu 36,5’C , Nadi 86x/mnt tensi 120/70
21
mmHg , RR 18x/mnt ( sambil merapikan peralatan )
Ibu pasien : Alhamdulillah sus jika hasilnya baik.
Perawat 1 : kaki Ny. Putri sejak kapan bengkak Bu ?
Ibu pasien : sejak semalam sus.
Perawat 1 : nanti kira – kira pukul 10 : 00 WIB dokter akan memeriksa Ny. Putri, kalau
begitu saya permisi dulu.
Ibu pasien ; iya sus.
Perawat 1 : permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners Station )
Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Ny. Putri untuk
pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat menghubungi dokter
untuk memberitahukan hasil labolatorium.
22
Pasien : Walaikumsalam, iya sus silahkan.
Perawat 2 : saya lakulan sekarang buk, Bismillah..( mengambil darah IV ) Sudah selesai
Bu, saya permisi dulu
Ibu pasien : iya sus.
Perawat menuju ners station dan menelefon laboratorium
Lab : mbak ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)
Perawat 3 : ooh iya mbak terimakasih (menerima hasil laboratorium)
Lab : kalo begitu saya permisi dulu ya mbak. (meninggalkan ruang yudistira )
Di ners station. Hasil laboratorium keluar
Perawat2 : hallo selamat siang dok, ini dari perawat Rika dari ruang yudistira ingin
menyampaikan hasil Lab. Dari Ny. Putri tadi dok.
Dokter : oh iya sus bagaimana hasilnya ?
Perawat 2 : iya dok hasilnya albumin Ny. Putri kurang hanya 8 mg.
Dokter : kalo begitu tolong diresepkan tambahan albumin ya sus.
Perawat 2 : baik dok jadi Ny. Putri diberikan tambahan albumin ya dok ? Dokter
: iya sus
Perawat 2 : iya dok, terimakasih.
Ny. Putri kemudian diresepkan tambahan albumin. Perawat kemudian memberitahu keluarga
untuk membeli albumin di apotik.
Di Ners Station
23
Ibu pasien : selamat siang sus , saya ibu Ny. Putri tadi di panggil ya ?
Perawat 3 : iya Bu, saya ingin memberikan resep Ny. Putri yang baru Bu.
Ibu pasien : iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ?
Perawat 3 : iya Bu. Ibu bias menebusnya di apotik di depan itu yaa Bu.
Ibu pasien : iya sus.
Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit.
Ibu pasien : permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini.
Petugas apotik : maaf Buu obat yang diresep ini harganya mahal.
Ibu pasien : iya mbak berapapun harganya akan saya beli
Petugas apotik : baik bu akan saya ambilkan, tunggu sebentar
Ibu pasien : iyaa mbak.
Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu pasien.
Petugas apotik : ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati
Ibu pasien : iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati.
Kemudian ibu pasien kembali ke ruangan untuk memberikan obatnya kepada perawat.
Sesampai diruang perawat ibu pasien tidak memberikan obatnya ke perawat tetapi ingin
menyimpanya sendiri. Karena takut tertukar dengan pasien yang lain karena harganya mahal,
tetapi niat ibu tersebut ketahuan oleh perawat.
Perawat 2 : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di
sentralisasi obat ?
Ibu pasien :ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya
tertukar dengan pasien lain mbaaakkk….suuuss….
Perawat 2 : iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi obat ini
sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan dosis, pemberian waktu,
kesalahan obat.
Ibu pasien : iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil keuntungan
dan obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi rugi, ini kan obat harganya
mahal.
Perawat 2 : bukan begitu Buu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan ruangan
ini. Ibu pasien : ooh apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ?
Perawat 2 : semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat.
Ibu pasien : saya tetap belum bias percaya, ini mahal sus mahaal.
24
Perawat 2 : ibu Buu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini
harus ada sentralisasi obat.
Ibu pasien : kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah , kalau salah , kalau perawat tedor.
Perawat 2 : tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju saya
akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani.
Ibu pasien : TTD apa ?
Perawat 2 :Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa
dituntut bu,
Ibu pasien : mana ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu dan saya akan menuntut suster
apabila ada kesalahan
Perawat 2 : baik bu, ini surat persetujuannya, silahkan ditanda tangani
Ibu pasien : iya sus dan ini obatnya
Waktu pemberian obat
Perawat 2 : permisi mbak saya akan memberikan obat ini ke mbak
Ibu pasien : ooh,, ini ya mbak obatnya, hati – hati mbak kalo memberikan. Jangan sampai
tumpah sedikit pun. Itu harganya mahal.
Perawat 2 : iya bu, saya akan berhati – hati Saya akan memasukkan ya mbak
Pasien : iya mbak
Perawat 2 : (perawat selesai memasukkan obat) Bu ini saya sudah selesai memasukkan
obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa memanggil saya di
ruang perawat.
Selamat istirahat bu
25
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat
Sentralisasi obat bertujuan untuk Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien
terutama dalam pemberian obat, mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan
efisien, mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis, waktu,
cara dan pendokumentasian.
4.2 Saran
Untuk perawat primer sebagai pelaksana sentralisasi obat diharapkan selalu
mmelakukan dokumentasi baik pada lembar observasi maupun pada daftar
pemberian obat. Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat menjadikan
makalah sebagai referensi
26
DAFTAR PUSTAKA
27
prima medan. JUMANTIK Vol. 3 No. 1, 1-15.
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde .
LAMPIRAN SURAT
PERSETUJUAN DILAKUKAN
SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan di
bawah ini Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) diri sendiri ( ) istri ( ) suami
( ) anak ( ) orang tua ( ) lainnya
Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Ruang :
No reg :
1. Pasien atau keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat
2. Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang
28
bertugas saat itu
3. Obat dari apotek diserahkan pada perawat
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan di catat dalam buku serah
terima dan di tandatangani oleh keluarga atau pasien dan perawat yang
menerima
5. Obat akan di simpan di kantor perawatan
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan pada pasien atau keluarga
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas
pernyataan yang di buat dan tidak akan melakukan penututan atau
gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.
Jombang 2023
Saksi 1:…………….......(.........................................)
Saksi 2:…………………..(............................................)
29
30
31
32
33
34