Anda di halaman 1dari 34

Makalah Manajemen Kepempinan

SENTRALISASI OBAT

Disusun oleh :
Muhamad Rafi Salsabil 7121008
Khamidatul Istikanah 7121010
Kurotul Akyun 7121012

PROGRAM STUDI ILMU DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2023-2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah dan Inayah-Nya, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah sentralisasi
obat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Jombang, 13 Agustus 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI...........................................................................................3
2.1 Definisi Sentralisasi Obat.................................................................................3
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat...................................................................................4
2.3 Manfaat Sentralisasi Obat.................................................................................4
2.4 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat..............................................................5
2.5 Peran Perawat Sentalisasi Obat........................................................................6
2.6 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat..................................................................8
2.7 Pengelolahan Obat Kontrol Tidak Penuh (Desentralisasi)...............................9
2.8 Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat.....12
BAB 3 Roleplay..........................................................................................................19
3.1 Skenario Roleplay..........................................................................................19
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................24
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................24
4.2 Saran...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima


dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon
yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah- langkah konkrit
dalam pelaksanaanya (Nursalam, 2014). Salah satunya adalah dalam pengelolaan
obat pasien. Teknik pengelolaan secara sentralisasi merupakan pengelolaaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.

Pengawasan terhadap penggunaan obat oral maupun injeksi merupakan salah


satu tugas perawat. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai
kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman
penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan
baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau
timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat
yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena
itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar
dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara
material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan
pasien terhadap perawat juga semakin meninkat berdasarkan latarbelakang diatas
maka menjadi penting untuk Menyusun makalah tentang sentralisasi obat untuk
mengetahui penggunaan obat sehingga perawat melakukan pengawasan saat
penggunaan obat secara benar- benar agar tidak menimbulkan suatu keriguan yang
tidak diharapkan oleh pasien. Serta adanya role play tentang sentralisasi obat ini
sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai sentralisasi obat dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari sentralisasi obat ?
2. Apa tujuan dari sentralisasi obat ?
3. Apa manfaat dari sentralisasi obat ?
4. Bagaimana teknik pengelolaan sentralisasi obat ?
5. Bagaimana peran dari sentralisasi obat ?
6. Bagaimana pengelolaan obat kontrol tidak penuh (desentralisasi) ?
7. Bagaimana Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari sentralisasi obat.
2. Untuk mengetahui tujuan dari sentralisasi obat.
3. Untuk mengetahui manfaat dari sentralisasi obat.
4. Untuk mengetahui teknik pengelolahan sentralisasi obat.
5. Untuk mengetahui peran dari sentralisasi obat.
6. Untuk mengetahui pengelolaan obat kontrol tidak penuh (desentralisasi).
7. Untuk mengetahui petunjuk teknik pengisian format surat persetujuan setralisasi
obat.

5
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat adalah Pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2002).
Sentralisasi obat adalah pengelolaan seluruh obat yang seluruhnya dilakukan
oleh perawat untuk administrasi ke pasien. Ketepatan pemberian obat adalah proses
pemberian ketepatan pemberian obat yang dilakukan oleh perawat berdasarkan 6
tepat obat dan waspada terhadap efek samping.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2011).
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola
yang sistematis, sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh
perawat sehingga resiko kerugian secara materiil maupun non materiil dapat
dieliminir.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolalahan sepenuhnya oleh perawat.
Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu di galakan lagi
sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminamilisir.(Nursalam,2002).

6
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat
Menurut Nursalam (2002), tujuan dari sentraliasi obat yaitu :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat.
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun secara
moral.
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisiensi.
4. Menyeragamkan pengelolaan obat.
5. Mengamankan obat-obat yang dikelola.
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat, dosis, waktu, dan cara.
Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi (Nursalam, 2011).
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasikan:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti, dibuathanya untuk mencoba.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan.
5. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadaluarsa.
6. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
7. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011).

2.3 Manfaat Sentralisasi Obat


A. Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
2. Mencegah tertukarnya obat
3. Pemberian obat terprogram dan terkontrol
B. Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien

7
3. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat
C. Bagi Institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional

2.4 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi diserahkan
sepenuhnya kepada perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala
ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien
atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
tersebut.
1) Penerimaan obat
Resep obat dari dokter yang diserahkan ke perawat kemudian diberikan
kepada keluarga atau pada klien.Kemudian oleh keluarga diberikan pada depo
farmasi di Apotik. Obat yang sudah diambil kemudian oleh keluarga diberikan
keperawat ruangan untuk disimpan
2) Pembagian obat
a. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam format pemberian obat
oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang
diinstruksi dokter.
b. Sebelum obat diberikan pada pasien, sebelumnya perawat harus melakukan
cross check dengan perawat lain untuk meminimalkan kesalahan dalam
pemberian obat. Kemudian perawat menjelaskan macam obat, manfaat, dosis
obat, cara pemberian, kontra-indikasi dan jumlah obat pada klien/ keluarga.
Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh
klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat. Kemudian
perawat yang memberikan obat dan melakukan cross check obat
membutuhkan tanda-tangan pada kolom paraf.

8
c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat yang
bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir habis akan
diinformasikan oleh perawat untuk diresepkan kembali oleh dokter
penanggung jawab dan diambil oleh keluarga di kamar obat atau apotek.
3) Penambahan Obat Baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/ injeksi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi.
4) Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal,
memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian
obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat
primer.
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada
saat pemberian obat.
5) Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh klien/keluarga
serta tanggal dan waktu penyerahan.
2.5 Peran Perawat Sentalisasi Obat
A. Kepala Ruangan
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
B. Perawat Primer
1. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
9
2. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.

3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.


4. Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat kepada PA.
C. Perawat Associate
1. Melakukan tindakan perawatan sesuai dengan rencana.
2. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
3. Melaksanakan program medis pemberian obat dengan penuh tanggung
jawab
4. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien
dirawat.
D. Instrumen dalam pelaksanaan sentralisasi obat
1. Lemari atau kotak sentralisasi obat.
2. Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf
mengenai obat dengan cara-cara berikut :
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua
staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan di dinding.
3. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat.
4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.
5. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis
obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf.
6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di
perpustakaan (Mc Mahon, 1999 )

10
2.6 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

Dokter

Perawat Ketua Tim

Malakukan Farmasi Menyiapkan obat sesuai


resep
Sentralisasi Obat Melakukan serah terima
dari farmasi ke perawat
dengan form yang Perawat Melakukan double check
didapat dari form untuk
IGD

Melakuka
n

Pasien

11
2.7 Pengelolahan Obat Kontrol Tidak Penuh (Desentralisasi)
Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga seeluarga telah keluarga /
pasien mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari
perawat .
A. Penerimaan dan Pencatatan Obat
1. Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat.
2. Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat.
3. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga/pasien.
4. Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang: rute pemberian obat,
waktu pemberian obat, tujuan pemberian dan efek samping yang mungkin
timbul.
5. Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga/pasien; pasien/keluarga
mendatangi lembar penyuluhan.

B. Pemberian Obat
1. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan
pengecekan obat tiap hari (pagi) untuk menentukan apakah obat benar-benar
diminum tepat dosis.
2. Obat yang hilang/berkurang/jumlah klarifikasi tidak sesuai dengan
perhitungan; diklasifikasikan pada keluarga/pasien.
C. Penambahan Obat
1. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam
buku masuk obat.
2. Bila terdapat obat jenis baru, maka dilakukan penyuluhan khusus tentang
obat baru tersebut sebelum di serahkan pada pasien.
D. Obat Khusus
1. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat
primer
2. Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat

Mempersiapkan Daftar Obat Standar

12
Sifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan
pengobatannya harus berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian
akibatnya, ‘daftar standar’ seringkali ‘ketinggalan jaman ‘ atau tidak adekuat lagi
daftar obat standar mungkin perlu diubah atas alasan-alasan berikut ini:
1. Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang
sebelumnya merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan
2. Terdapat obat-obat baru
3. Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang
tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah.

Menghitung Keperluan Obat


Memesan obat lebih dari pada yang diperlukan mengakibatkan
pemborosan,karena sebagian obat akan tersisa sampai lewat batas waktu
penggunaanya memesan obat kurang dari pada yang diperlukan akan
mengakibatkan kekurangan , dan pasien tetap sakit karena tidak dapat diobati. Oleh
karena itu sangat penting diperkirakan dengan tetap berapajumlah setiap obat yang
diperlukan.Hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya dipusat
kesehatan atau dengan perhitungan.

Rumus untuk menghitung


Dosis rata-rata = jumlah pasien yang biasanya diobati dengan obat itu Pemberian
obat X diantara selang waktu pembeli Selang waktu pemberian adalah selang
waktu antara dua kali kedatangan obat berturut-turut , biasanya tiga atau enem
bulan jumlah pasien yang diobati dengan obat tertentu atau yang terjangkit yang
akan diobati dengan obat tersebut dpengobatan perhitungkan dari catatan atau
pendaftaran klinik.

Mempersiapkan Obat untuk Bagian Rawat Jalan


Pengobatan dosis penu menggunakan tablet obat tertentu dapat
dipersiapkan dengan cara mengemasannya dalam amplop kecil atau kertas terlipat
sebelum klinik atau bagian rawat jalan dimulai. Sehingga pada saat pasien

13
memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap .tindakan ini memiliki beberapa
keuntungan:
a. Pasien menerima pengobatan dosis penuh yang tepat.
b. Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat
dihindari.
c. Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop
untuk memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum.
Harus di pikirkan tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi
pasien buta hurup , misal gambar matahari terbit menandakan pagi hari .
d. Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan
standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita
hamil .
e. Pengamatan dan pengawasan pengeluaran obat menjadi lebih mudah .

Bagaimana Mempersiapkan Kemasan Obat


Tatacara berikut ini harus diikuti untuk mengemas obat :
1. Buat daftar obat-obatan yang sering diresepkan .
2. Tuliskan rincian pengobatan yang bisa untuk tiap-tiap kelompok umur , misal 1-
4 tahun , 5-9 tahun ,10-15 tahun ,dan dewasa
3. Tulis pengobatan sretiap hari sedemikian rupa sehingga pasien dapat
memahaminya dengan mudah misalnya ;
Dewasa
Minumlah SATU tablet tiga kali sehari :
Satu pada saat bangun tidur
Satu pada tengah hari
Satu pada saat sebelum tidur
Dan teruskan pengobatan untuk…........hari.
4. Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna
yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur .
5. Beli atau buatlah amplop-amplop kecil .

14
6. Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam
masing-masing amplop .rekatkan petunjuknya pada amplop.

2.8 Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat


1) Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, orang tua, dll
2) Nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai data pasien yang
bersangkutan.

3) Ruang diisi sesuai tempat pasien dirawat.


4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent.
5) Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.
Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat Oral Dan Obat Suntik
1. Pengisian nama pasien, no.reg, umur, ruangan.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan
nama dokter yang merawat.
3. Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara vertikal begitu juga pada
kolom terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan.
4. Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif, jam berapa obat diberikan
beserta paraf perawat.
5. Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi, siang, dan malam,
yaitu jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas.
Petunjuk Teknis Pengisian Format Serah Terima Obat
1. Pengisian nama pasien, umur, no.reg, ruangan.
2. Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
3. Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan jumlah yang
diterima
4. Kolom tanda tangan/nama tarang yang menyerahkan diisi oleh keluarga/pasien
atau perawat pada sasat pasien pulang.
5. Kolom tandatangan/nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat atau
keluarga yang menerima.
6. Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah terima.

15
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
A. Pelaksanaan :
Topik : Sentralisasi Obat
Hari/Tanggal : Selasa,15 aggustus
2023
Waktu : 10.00- 12.00 WIB
Tempat : Ruang laboratorium unipdu
B. Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi
obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan
indentitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
C. Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki
3. Tanda bukti serah terima obat dari keluarga pasien
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
D. Struktur Pengorganisasian :
Karu :
PP :
PA :
Pembimbing Akademik : 1.
2.
Pembimbng Klinik : 1.
Supervisor :

16
E. Mekanisme Sentralisasi Obat

Tahap Kegiatan Waktu Tempat


PP ke Karu 10 menit Nurse Station
1. PP mengucapkan salam dan melaporkan
Karu bahwa pasien lama atau baru yang
mendapatkan obat baru belum
disentralisasikan.
2. Karu menyetujui PP untuk melaksanakan
sentralisasi obat.
3. Karu menanyakan cek persiapan
Pra
sentralisasi obat.
pelaksanaan
4. PP menyebutkan hal-hal yang perlu
dipersiapkan.
5. Karu memeriksakan kelengkapan
sentralisasi obat meliputi (informed
consent, formulir pemberian obat oral dan
injeksi, lembar surat terima obat).
6. Kontrak waktu dengan pasien dan
keluarga.
1. Karu, PP dan PA menuju ke bed pasien 30 menit Nurse
untuk melaksanakan sentralisasi obat. station
2. Karu memberi salam kepada klien atau Bed pasien
keluarga dan mempersiapkan PP untuk Bed pasien
menjelaskan sentralisasi obat. Bed pasien
Pelaksanaan 3. PP menjelaskan tentang sentralisasi obat Bed pasien
(informed consent, formulir pemberian Bed pasien
obat oral dan injeksi, lembar surat terima Bed pasien
obat) PP memberi kesempatan keluarga Bed pasien
untuk bertanya.
4. Karu melakukan validasi.

17
5. PP meminta keluarga dan atau pasien
untuk mengisi persetujuan dilakukan
sentralisasi obat.
6. Keluarga menandatangani persetujuan
sentralisasi obat.
7. PP menginformasikan pada keluarga dan
pasien bersedia dilaksanakan sentralisasi
obat.
8. PP memeriksa obat dari keluarga atau
klien.
9. PP dan keluarga menghitung jumlah obat
dibantu oleh PA yang kemudian
didokumentasikan dalam lembar surat
terima obat.
1. PA melakukan pencatatan pada lembar Bed pasien
pemberian obat dan jumlah obat yang Nurse
diterima dari keluarga juga dicatat. Station
2. PP dan PA menyiapkan obat sesuai Bed pasien
program terapi baik oral maupun injeksi. Bed pasien
3. PP dan PA memberikan obat oral maupun Bed pasien
injeksi pada pasien sesuai dengan jadwal. Bed pasien
4. PP memberikan penjelasan pada pasien Bed pasien
dan keluarga mengenai nama obat yang
akan diberikan, manfaat, dosis, cara
pemberian, efek samping obat, dan kontra
indikasinya.
5. PA memberikan obat kepada pasien
dengan melibatkan keluarga.
6. PA menandatangani daftar pemberian
obat serta mengobservasi efek samping
dari obat yang telah diberikan.

18
7. Setelah obat diberikan, keluarga diminta
menandatangani daftar pemberian obat
tersebut.
1. Karu mengecek kembali kelengkapan 5 menit Nurse station
sentralisasi obat, antara lain dokumentasi
pada daftar pemberian obat, lembar surat
Post terima obat dan informed consent serta
pelaksanaan cara pendokumentasian pada daftar
pemberian obat.
2. Karu memberikan reward kepada PP dan
PA.

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan dilakukan 4 hari sebelum pelaksanaan sentralisasi obat
b. Penyusunan proposal sentralisasi obat
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan
sentralisasi obat
e. Penentuan pasien yang akan dilakukan sentralisasi obat
2. Evaluasi Proses :
Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
di tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk dilakukan
sentralisasi obat.
a. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah
ditentukan.
b. Perawat yang bertugas sesuai perannya
3. Evaluasi Hasil:
a. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat
b. Klien percaya dengan pelaksanaan sentralisasi obat
c. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1W
d. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.

19
e. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
Dapat dilakukan sentralisasi obat untuk mencapai kinerja yang optimal
serta dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
sehigga berdampak pada peningkatan kepercayaan klien/keluarga kepada
perawat.

20
BAB 3
ROLE PLAY

3.1 Skenario Role Play


Sentralisasi Obat

Khamidatul istikanah : Petugas Laboratorium


Kurotul akyun : Perawat 2
Khamidatul istikanah : Perawat 1
Muhammmad rafi. : Pasien 3
Kurotul akyun : Ibu
Muhammad rafi : Dokter
Khamidatul istikanah : Apotik
Kurotul akyun : Prolog

Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat sifht pagi mulai melakukan
tugasnya. Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selsai memeriksa TTV kemudian perawat
memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB Dokter datang untuk
melakukan visite di ruang yudistira

Di Ruang yusdistira

Perawat 1 : sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik apa jelek ?
Perawat 2 : dari timbang terima tadi kondisinya cukup baik sus
Perawat 3 : lebih baik kita segera melakukan TTV saja sus.
Perawat 1&2 : baik sus.
Semua perawat berjalan untuk melakukan TTV menuju ke Ruang pasien.
Perawat 1 : selamat pagi, apa benar dengan Ny. Putri ?
Pasien : selamat pagi juga sus, iya benar
Perawat 1 : Saya cek tensi, nadi dan suhunya dulu ya.
Ibu pasien : bagaimana sus hasilnya ?
Perawat 1 : Alhamdulillah Bu hasilnya normal suhu 36,5’C , Nadi 86x/mnt tensi 120/70

21
mmHg , RR 18x/mnt ( sambil merapikan peralatan )
Ibu pasien : Alhamdulillah sus jika hasilnya baik.
Perawat 1 : kaki Ny. Putri sejak kapan bengkak Bu ?
Ibu pasien : sejak semalam sus.
Perawat 1 : nanti kira – kira pukul 10 : 00 WIB dokter akan memeriksa Ny. Putri, kalau
begitu saya permisi dulu.
Ibu pasien ; iya sus.
Perawat 1 : permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners Station )

Dokter datang di ruang Dahlia ( menuju Ners Station)


Dokter : selamat pagi sus ada pasien saya ?
Perawat 2 : ada dok mari saya antar ( berjalan menghampiri dokter )
Di kamar pasien
Dokter : selamat pagi Ny. Putri
Pasien : selamat pagi Dok.
Dokter : saya periksa dulu ya (sambil memeriksa pasien )
Perawat 2 : kaki Ny. Putri bengkak sejak semalam Dok.
Dokter : nanti di cek laboratorium ya sus.
Pasien : bagaimana dok keadaan saya ?
Dokter : keadaanya sudah cukup baik. Untuk mengetahui lebih lanjut nanti
tunggu hasil dari lab dulu iya bu ?
Pasien : iya dok.
Dokter : saya permisi dulu (meninggalkan tempat tidur )
Ibu pasien : iya dok terimakasih
Di Ners Station.
Dokter : sus ini saya beri resep untuk Ny. Putri, nanti jika hasil Labnya keluar
tolong beri tahu saya. ( sambil menulis resep)
Perawat 2 : iya dok.
Dokter : kalo begitu saya permisi dulu ya sus

Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Ny. Putri untuk
pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat menghubungi dokter
untuk memberitahukan hasil labolatorium.

22
Pasien : Walaikumsalam, iya sus silahkan.
Perawat 2 : saya lakulan sekarang buk, Bismillah..( mengambil darah IV ) Sudah selesai
Bu, saya permisi dulu
Ibu pasien : iya sus.
Perawat menuju ners station dan menelefon laboratorium

Lab : Hallo laboratorium terpadu dengan Mudiyah disini (mengangkat telfon )


Perawat 3 : iya mbak ini dari ruang dahlia , mbak kesini ya ada darah yang mau di cek.
P.Lab : iya mbak saya kesana sekarang. Assalamualaikum (menutup telefon)
Perawat 3 : waalaikumsalam.
Petugas Lab. Sampai di Ners Station untuk mengambil sempel darah yang akan di cek
Lab : permisi mbak mana sempel darah yang akan di cek ?
Perawat 3 : ini mbak ( menyerahkan sempel darah )
Lab : iya mbak saya cek dulu ya ( menerima sempel darah dan pergi ke laboratorium )
Petugas laboratorium kembali ke laborat dan memeriksa sempel darah setelah selesai petugas
laboratorium menyerahkan hasil laboratorium ke Ruang yudistira

Lab : mbak ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)
Perawat 3 : ooh iya mbak terimakasih (menerima hasil laboratorium)
Lab : kalo begitu saya permisi dulu ya mbak. (meninggalkan ruang yudistira )
Di ners station. Hasil laboratorium keluar
Perawat2 : hallo selamat siang dok, ini dari perawat Rika dari ruang yudistira ingin
menyampaikan hasil Lab. Dari Ny. Putri tadi dok.
Dokter : oh iya sus bagaimana hasilnya ?

Perawat 2 : iya dok hasilnya albumin Ny. Putri kurang hanya 8 mg.
Dokter : kalo begitu tolong diresepkan tambahan albumin ya sus.
Perawat 2 : baik dok jadi Ny. Putri diberikan tambahan albumin ya dok ? Dokter
: iya sus
Perawat 2 : iya dok, terimakasih.

Ny. Putri kemudian diresepkan tambahan albumin. Perawat kemudian memberitahu keluarga
untuk membeli albumin di apotik.
Di Ners Station

23
Ibu pasien : selamat siang sus , saya ibu Ny. Putri tadi di panggil ya ?
Perawat 3 : iya Bu, saya ingin memberikan resep Ny. Putri yang baru Bu.
Ibu pasien : iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ?
Perawat 3 : iya Bu. Ibu bias menebusnya di apotik di depan itu yaa Bu.
Ibu pasien : iya sus.
Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit.
Ibu pasien : permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini.
Petugas apotik : maaf Buu obat yang diresep ini harganya mahal.
Ibu pasien : iya mbak berapapun harganya akan saya beli
Petugas apotik : baik bu akan saya ambilkan, tunggu sebentar
Ibu pasien : iyaa mbak.
Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu pasien.
Petugas apotik : ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati
Ibu pasien : iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati.

Kemudian ibu pasien kembali ke ruangan untuk memberikan obatnya kepada perawat.
Sesampai diruang perawat ibu pasien tidak memberikan obatnya ke perawat tetapi ingin
menyimpanya sendiri. Karena takut tertukar dengan pasien yang lain karena harganya mahal,
tetapi niat ibu tersebut ketahuan oleh perawat.

Perawat 2 : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di
sentralisasi obat ?
Ibu pasien :ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya
tertukar dengan pasien lain mbaaakkk….suuuss….
Perawat 2 : iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi obat ini
sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan dosis, pemberian waktu,
kesalahan obat.
Ibu pasien : iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil keuntungan
dan obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi rugi, ini kan obat harganya
mahal.
Perawat 2 : bukan begitu Buu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan ruangan
ini. Ibu pasien : ooh apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ?
Perawat 2 : semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat.
Ibu pasien : saya tetap belum bias percaya, ini mahal sus mahaal.

24
Perawat 2 : ibu Buu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini
harus ada sentralisasi obat.
Ibu pasien : kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah , kalau salah , kalau perawat tedor.
Perawat 2 : tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju saya
akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani.
Ibu pasien : TTD apa ?
Perawat 2 :Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa
dituntut bu,
Ibu pasien : mana ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu dan saya akan menuntut suster
apabila ada kesalahan
Perawat 2 : baik bu, ini surat persetujuannya, silahkan ditanda tangani
Ibu pasien : iya sus dan ini obatnya
Waktu pemberian obat
Perawat 2 : permisi mbak saya akan memberikan obat ini ke mbak
Ibu pasien : ooh,, ini ya mbak obatnya, hati – hati mbak kalo memberikan. Jangan sampai
tumpah sedikit pun. Itu harganya mahal.
Perawat 2 : iya bu, saya akan berhati – hati Saya akan memasukkan ya mbak
Pasien : iya mbak
Perawat 2 : (perawat selesai memasukkan obat) Bu ini saya sudah selesai memasukkan
obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa memanggil saya di
ruang perawat.
Selamat istirahat bu

25
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat
Sentralisasi obat bertujuan untuk Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien
terutama dalam pemberian obat, mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan
efisien, mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis, waktu,
cara dan pendokumentasian.

4.2 Saran
Untuk perawat primer sebagai pelaksana sentralisasi obat diharapkan selalu
mmelakukan dokumentasi baik pada lembar observasi maupun pada daftar
pemberian obat. Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat menjadikan
makalah sebagai referensi

26
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, V., Mardiono, & Faruk Ibrahim, D. A. (2016). Hubungan tingkat


pengetahuan dengan sikap perawat dalam pelaksanaan ronde keperawatan
di ruang Aster dan Iccu Rsud Dr. Doris sylvanus. Dinamika Kesehatan,
Vol. 7 No. 1, 236-240.
Chrismilasari, L. A., Afiyanti, Y., & Azidin, Y. (2015). Pengalaman Kepala
Ruangan dalam Menjalankan Fungsi Pengarahan Di Rumah Sakit
Banjarmasin. 1-10.
Ernalinda, R. (2014). Pengaruh ronde keperawatan terhadap tingkat kepuasan kerja
perawat pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Solok Tahun 2014. Karya
Ilmiah Universitas Andalas.
Maliya, A., & Susilaningsih, E. Z. (2009). Pelatihan ronde kasus untuk
meningkatkan kinerja Staf keperawatan di Rumah Sakit Umum. WARTA,
Vol .12, No.2, 184 - 191.
Moi, M. F. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan ronde Di
Ruang Rawat Inap RSUD Bajawa. Skripsi FIK Universitas Airlangga, 32-
51.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Rohita, T., & Yetti, K. (2017). Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
melalui ronde dan pendokumentasian. Dunia Keperawatan, Volume 5, No.
1, 50-55.
Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Universitas Indonesia, 1-180.
Sari, R. M., & Zainaro, M. A. (2018). Motivasi perawat dan gaya kepemimpinan
terhadap ronde keperawatan. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.4,
244-252.
Siahaan, J. V., Siagian, A., & Bukit, E. K. (2018). Pengaruh pelatihan ronde
keperawatan terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di rs royal

27
prima medan. JUMANTIK Vol. 3 No. 1, 1-15.
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde .

LAMPIRAN SURAT
PERSETUJUAN DILAKUKAN
SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan di
bawah ini Nama :
Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :
Untuk : ( ) diri sendiri ( ) istri ( ) suami
( ) anak ( ) orang tua ( ) lainnya

Nama pasien :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Ruang :

No reg :

Menyatakan (setuju/tidak setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat,


setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan
pemakaian obat yang diatur atau dikoordinasikan oleh perawat sesuai
ketentuan dosis yang di berikan dokter
Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pasien atau keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat
2. Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang

28
bertugas saat itu
3. Obat dari apotek diserahkan pada perawat

4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan di catat dalam buku serah
terima dan di tandatangani oleh keluarga atau pasien dan perawat yang
menerima
5. Obat akan di simpan di kantor perawatan

6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis

7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan pada pasien atau keluarga
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas
pernyataan yang di buat dan tidak akan melakukan penututan atau
gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.

Demikian persetujuan ini di buat dengan sebenar-benarnya untuk


digunakan sebagai mana mestinya.

Jombang 2023

Perawat yang menerangkan Yang


menyetujui (…………………………) (…........................................

Saksi 1:…………….......(.........................................)

Saksi 2:…………………..(............................................)

NB: harap di isi dengan nama jelas dan tanda tangan

29
30
31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai