Kasus Keracunan
3.4.1 Kasus (Keracunan Alkohol)
Seorang laki-laki 25 tahun dibawa ke rumah sakit dengan penurunan
kesadaran. Dilaporkan kurang lebih 20 jam sebelumnya. Keadaan pasien pada
waktu di unit gawat darurat (UGD) pernapasan cepat dalam, napas tidak berbau,
saturasi 89% dengan oksigen 15 liter per menit Non-Rebreathing Mask (NRM),
ronki pada ke dua lapangan paru; tekanan darah 92/45mmHg, laju nadi 109
kali/menit, suhu 38,5ºC kesadaran koma, pupil 4/4mm, refleks cahaya +/+.
abdomen lemas, bising usus normal, refleks Babinski negatif. Tidak ada Jejas atau
cedera di kepala dan ditempat lain. Tidak ada kejang.
Hasil pemeriksaan darah adalah: Hemoglobin 18,1 g/dL; Leukosit 26
100 /mm3; Haematokrit 56%; trombosit 393.000; Hitung jenis: basofil/eosinofil/
batang/segmen/limfosit/monosit: 0/2/6/71/18/3; pemeriksaan analisis gas darah
(AGD); pH 6,950; pCO2 17,0mmHg; pO2 139,1mmHg; HCO3 3,8; SaO2
97,8% pemeriksaan gula darah sewaktu 192g%; Ureum 42mg/dL; Kreatinin
2,2mg/dL; Natrium 145mEq/L; Kalium 7,0 mE/L; Klorida 101; mEq/L; SGOT 19
uL; SGPT 14 uL, Anti-HIV (kualitatif) negatif.
Pemeriksaan elektrokardiograf didapatkan pola gelombang sinus, tidak
ditemukan pelebaran. kompleks QRS, didapatkan peninggian gelombang T.
Tindakan yang dilakukan di UGD mempertahankan jalan napas dengan intubasi
trakea dan pemberian bantuan ventilasi mekanik, memperbaiki sirkulasi dengan
infuse ringer asetat 500 ml dan natrium bikarbonat 150mEq selama 1,5 jam. Tiga
jam kemudian diperiksa analisis gas darah pH 7,051/ pO2 162,9 mmHg/ pCO2 18,9
mmHg/ BE -23,6/ SaO2 98,3% dan pasien dipindahkan ke ICU.
Di Intensive Care Unit (ICU) pasien diberi bantuan ventilasi mekanik
dengan pola Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation – Pressure
(PSIMV) IP 15, RR = 18; P S= 8, PEEP 5, FO2 = 1 FiO2, Cefepime 1gr/8jam,
Natrium bikarbonat 200mEq selama 2 jam, Infus Martos 10% 2000ml/24jam,
etanol 5% 125ml/jam, Neurobion (B1, B6, B12) intravena (IV), Vit B1 3×100 mg
iv. Obat-obat yang diberikan lewat nasogastrictube (NGT) adalah asam folat
3×60mg, paracetamol tablet 4×500mg. Untuk panduan terapi antibiotika diperiksa
perwarnaan gram, KOH, kultur sekresi trakea
3.4.2 Pengkajian
1) Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun
Diagnosa Medis : Keracunan alkohol
2) Primary Survey
(1) General Impression
Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran.
(2) Airway
Jalan napas : Paten
Obstruksi : Tidak ada
Suara napas : Ronki pada kedua lapang paru
Keluhan lain : Tidak ada
(3) Breathing
Gerakan dada : Simetris
Irama napas : Tidak teratur
Pola napas : Cepat dan dalam
Retraksi otot dada : Ada
Sesak napas : Tidak
Keluhan lain : Saturasi 89% dengan oksigen 15 liter per
menit Non-Rebreathing Mask (NRM)
(4) Circulation
Nadi : Teraba
Sianosis : Tidak
CRT : ˂ 2 detik
Pendarahan : Tidak ada
Keluhan lain : Tidak ada
(5) Disability
Respon : Unrespon
Kesadaran : Koma
GCS : E1V1M1
Pupil : Isokor, 4/4mm
Refleks cahaya : Positif
Keluhan lain : Tidak ada reflex patologis
(6) Exposure
Deformitas : Tidak
Contusio : Tidak
Abrasi : Tidak
Penetrasi : Tidak
Laserasi : Tidak
Edema : Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
3) Secondary Survey
(1) Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang laki-laki 25 tahun dibawa
ke rumah sakit dengan penurunan kesadaran. Dilaporkan kurang
lebih 20 jam sebelumnya. Keadaan pasien pada waktu di unit gawat
darurat (UGD) adalah koma.
Alergi : Tidak dapat dikaji
Medikasi : Tidak dapat dikaji
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Tidak dapat dikaji
Peristiwa Penyebab : Kecarunan alkohol
Tanda-tanda Vital:
Tekanan Darah : 92/45mmHg
Nadi : 109 kali/menit
Suhu : 38,5ºC
Frekuensi Napas : Tidak diketahui
(2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
Inspeksi : Tidak ada deformitas, tidak ada cedera dan
luka/jejas, rambut bersih, pupil isokor dengan refleks cahaya
positif, hidung dan telinga bersih, mukosa mulut lembap,
terpasang NGT.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
b. Dada
Inspeksi : Tidak ada jejas, pernapasan cepat dalam, napas
tidak berbau, saturasi 89% dengan oksigen 15 liter per menit
Non-Rebreathing Mask (NRM).
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V dan VI.
Perkusi : Sonor (paru-paru), pekak (jantung).
Auskultasi : Ronki pada ke dua lapangan paru.
c. Abdomen
Inspeksi : Simetris, normal.
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Abdomen lemas
d. Esktremitas
Inspeksi : Tidak ada deformitas
Palpasi : Tidak ada kelainan
e. Neurologis
Pasien dalam keadaan koma dengan GCS E1V1M1
(3) Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin 18,1 g/dL;
Leukosit 26 100 /mm3;
Haematokrit 56%;
Trombosit 393.000;
Hitung jenis: basofil/eosinofil/ batang/segmen/limfosit/monosit:
0/2/6/71/18/3;
Pemeriksaan analisis gas darah (AGD); pH 6,950; pCO2 17,0
mmHg; pO2 139,1 mmHg; HCO3 38 mmHg; SaO2
97,8%
Pemeriksaan gula darah sewaktu 192g%;
Ureum 42mg/dL;
Kreatinin 2,2mg/dL;
Natrium 145mEq/L;
Kalium 7,0 mE/L;
Klorida 101 mEq/L;
SGOT 19 uL;
SGPT 14 uL,
Anti-HIV (kualitatif) negatif.
Pemeriksaan elektrokardiograf didapatkan pola gelombang sinus,
tidak ditemukan pelebaran. kompleks QRS, didapatkan peninggian
gelombang T.
(4) Terapi Lain
Pasien terpasang intubasi trakea dan pemberian bantuan ventilasi
mekanik dengan pola Synchronized Intermittent Mandatory
Ventilation – Pressure (PSIMV) IP 15, RR = 18; P S= 8, PEEP 5,
FO2 = 1 FiO2;
Infuse ringer asetat 500 ml selama 1,5 jam;
Natrium bikarbonat 150mEq selama 1,5 jam;
Cefepime 1gr/8jam;
Natrium bikarbonat 200mEq selama 2 jam;
Infus Martos 10% 2000ml/24jam;
Etanol 5% 125ml/jam;
Neurobion (B1, B6, B12) intravena (IV);
Vit B1 3×100 mg iv.
Asam folat 3×60mg
Paracetamol tablet 4×500mg.
3.4.3 Analisis Data