Dosen Fasilitator
Dr. Makhfudli, S.Kep.,Ns.,M.Ked.Trop
Oleh:
Kelompok 3
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
Khususnya Penyakit Tidak Menular: Diabetes Melitus” dapat tersusun dengan baik
Makalah ini berisi terkait konsep teori diabetes meilitus, pengkajian dan format
untuk membimbing, memberi saran dan masukan atas penyusunan makalah yang
telah kami buat. Tugas ini dibuat atas kerjasama semua anggota tim kelompok.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
farmakologis dan edukasi. Ini dapat bertujuan untuk memperbaiki kelainan yang
terjadi pada kadar gula darah lipid maupun kelainan metabolik pada pasien
WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes
diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun
kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang
(Suyono, 2006). Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang lebih
tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2013 sebesar 382 kasus dan
diperkirakan pada tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi 55% (592 kasus)
1
diantara usia penderita DM 40-59 tahun (International Diabetes Federation, 2013).
DM terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China (Suyono, 2006).
(Riskesdas) tahun 2007 sebesar 5,7%. Riskesdas juga melaporkan bahwa penderita
diabetes mellitus di provinsi Riau berada di urutan nomor tiga tertinggi di Indonesia
Utara yaitu 11,1%, kemudian Riau sekitar 10,4% sedangkan prevalensi terkecil
Pramono (2011), melanjutkan penelitian dari Riskesdas, dari 5,7% total penderita
diabetes di Indonesia, sekitar 4,1% kategori diabetes mellitus tidak terdiagnosis dan
1,6% diabetes mellitus. Jumlah kasus DM yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2013 sebanyak 209.319 kasus, terdiri atas pasien DM yang tidak tergantung
insulin sebanyak 183.172 jiwa dan pasien yang tergantung insulin sebanyak 26.147
jiwa (Dinkes Jateng, 2012). Menurut Profil Kesehatan Surakarta tahun 2014 jumlah
signifikan pada tahun 2015 menjadi 8.684 per 100.000 penduduk (Dinkes
yang diderita pasien, kepatuhan minum obat juga berpengaruh pada derajat
kesehatan pasien. Kepatuhan itu diartikan sebagai seberapa jauh perilaku orang
dalam memanfaatkan obat, mengikuti diet yang ada, ataupun mengubah gaya hidup
sesuai dengan saran nasehat kesehatan. Konsep kepatuhan secara tak langsung
2
merupakan tindakan yang benar dan tepat dalam derajat kesehatan pasien. Cara
mengukur kepatuhan minum obat terdiri dari 2 metode yaitu metode langsung dan
Salah satu pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran tidak langsung dengan
menggunakan kuisioner. Salah satu metode kuisioner yang dapat digunakan untuk
menilai kepatuhan pasien dalam menggunakan obat pada terapi jangka panjang
yaitu Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Pola makan yang salah pada
penderita DM juga akan mempengaruhi kadar gula dalam darah. Makanan yang
masuk ke dalam tubuh harus sesuai dengan kebutuhan dan energi yang keluar.
kaya kolesterol, lemak dan natrium dapat memancing penyakit penyerta tersebut
dan juga dipengaruhi dengan asupan makanan dan minuman yang kaya akan gula.
yaitu meliputi edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi
dan latihan jasmani yang dipertahankan sampai 4-8 minggu. Apabila setelah itu
kadar glukosa darah masih belum terkendali baik, perlu ditambahkan obat
3
1.2 Rumusan Masalah
ini adalah
1.3.1 Mampu memahami dan menyusun konsep dasar dari penyakit diabetes
meilitus.
komunitas lanjut.
professional.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan adanya hiperglikemi atau peningkatan kadar gula darah yang terjadi karena
keduanya. Dapat terjadi kerusakan jangka panjang dan kegagalan pada berbagai
organ seperti mata, ginjal, saraf, jantung, serta pembuluh darah apabila dalam
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh
tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin
darah. Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang
berperan dalam memasukkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk
dalam keadaan puasa dan dibawah 140mg/dl pada dua jam sesudah makan. Kadar
glukosa dalam darah orang diabetes melitus sekitar 200 mg/dl (Sofiyah, 2016).
dibagi menjadi 4 tipe. Namun jenis DM yang paling umum yaitu DM tipe 1 dan
5
1. Diabetus Miletus Tipe 1
orang semua golongan umur, namun lebih sering terjadi pada anak-anak.
berguna sebagai organisme yang menyerang. Pada diabetes tipe 1 ini sel beta
defisiensi insulin ringan hingga berat sehingga kadar glukosa dalam darah
yang paling umum ditemukan, terhitung sekitar 90% dari semua kasus
diabetes. Pada diabetes tipe-2, hiperglikemia adalah hasil dari produksi insulin
yang tidak adekuat dan ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin, yang
orang dewasa, namun remaja dan anak-anak bisa juga mengalaminya karena
pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan tidak mempunyai riwayat
6
adanya produksi hormone oleh plasenta (International Diabetes Federation,
2019).
Diabetus Miletus terjadi karena kurangnya insulin dalam tubuh, akibat dari
sel beta pankreas tempat produksi insulin mengalami kerusakan. Selain itu
tetapi suatu predisposisi atau pembawa genetik kea rah DM tipe 1. Wilayah
genom yang mengandung gen HLA (Human Leukocyt Antigen), dan resiko
genetic berhubungan dengan genotip, alel dan haplotip dari gen HLA kelas
7
Virus yang berasal dari lingkungan memiliki peran yang besar yang
pembawa genetic DM tipe 1 akan lebih mudah terkena DM. Virus tersebut
(aktivitas limfosil T reaksi terhadap antigen sel) dalam sel beta (Pociot &
Lernmark, 2016).
b. Pola makan dan nutrisi yang buruk, biasanya asupan makanan yang tinggi
d. Riwayat keluarga
8
2018). Faktor risiko DM Gestasional yaitu (International Diabetes Federation,
2019):
b. Kelebihan berat badan atau obesitas dan kenaikan berat badan yang
b. Merokok
2.4 Patofisiologi
dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama sekali. Diabetes mellitus juga dapat
disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas reseptor hormon insulin pada sel.
bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormone yang disekresikan oleh sel–sel
9
beta yang salah satu dari empat tiap sel dalam pulau–pulau langerhans pankreas.
Insulin diumpamakan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa itu dioksidasi menjadi
karena sel–sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Disamping
itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun
makan) (Burnner & Suddarth, 2013). Tidak adanya insulin disebabkan oleh reaksi
reaksi antibodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi
(Julianto, 2011).
darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan
diueresis osmotic. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien
akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu reaksi dalam metabolisme glukosa
10
dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II (Burnner & Suddarth, 2013).
75%), penyakit diabetes tipe II yang didieritanya ditemukan secara tidak sengaja
(misalnya, pada saat pasien menjalani pemeriksaan laboratorium yang rutin). Salah
ditegakan.
Tanda dan gejala pada diabetes mellitus tipe 1 yaitu sebagai berikut
11
f. Penglihatan kabur
Tanda dan gejala pada diabetes mellitus tipe 2 yaitu sebagai berikut
f. Penglihatan kabur
e. Obesitas
12
2.6 Diagnosis Diabetus Melitus
diantaranya:
jika tidak diatasi dengan baik. Perubahan gaya hidup dan pengobatan secara teratur
1. Kulit: Contoh masalah yang terjadi pada kulit penderita DM yaitu terjadi
13
2. Mata: peningkatan kadar glukosa di dalam tubuh menyebabkan resiko
nyeri, mati rasa, atau kelemahan di kaki dan tangan sedangkan neuropati
angiopathy
hiperplasia gingiva jika glukosa darah tidak dikelola dengan benar. Kondisi
lambat dan rentan mengalami luka terutama di bagian kaki, sehingga lamanya
14
proses penyembuhan tersebut menyebabkan luka semakin membesar jika tidak
di rawat dengan baik dapat menyebabkan infeksi sehingga semakin parah dan
ditangani dan menjadi dampak buruk bagi ibu dan anak, yaitu sebagai berikut:
Suddarth, 2013):
1. Diet
mineral)
15
2. Latihan
darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga. Latihan dengan cara
melawan tahanan (resistance training) dapat meningkatkan lean body mass dan
rate). Semua efek ini sangat bermanfaat pada diabetes karena dapat
kesegaran tubuh. Latihan juga akan mengubah kadar lemak darah yaitu
serta trigliserida. Semua manfaat ini sangat penting bagi penyandang diabetes
pada diabetes.
3. Terapi
Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang
untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral
yang biasanya mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet atau dengan
obat
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari (atau bahkan lebih
16
sering lagi) untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah
makan dan pada malam hari. Karena dosis insulin yang diperlukan masing-
masing pasien ditentukan oleh kadar glukosa darah yang akurat sangat penting.
4. Pendidikan Kesehatan
penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien bukan hanya belajar
kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus memiliki
17
BAB 3
kesehatan komunitas. Dalam tahap pengkajian ini, ada empat kegiatan yang
pendokumentasian data (Siti Nur Kholifah & Ns. Wahyu Widagdo: 2016)
kesehatan dari klien. Dalam hal ini kesehatan komunitas. Proses pengumpulan
data harus dilakukan secara sistematik dan terus menerus untuk mendapatkan data
komunitas.
Data dapat berupa data subjektif atau data objektif. Data subjektif biasa
keluhan komunitas, misalnya terkait lingkungan yang tidak nyaman secara fisik
kehidupannya.
18
Informasi atau data diperoleh dengan menggunakan indera penglihatan,
untuk diketahui, karena data yang dikumpulkan harus sesuai dengan tujuannya,
sebab bila terjadi kesalahan dalam sumber data, maka akan mengakibatkan
data primer atau data sekunder. Dari sumber data, kita dapat mengetahui apakah
data yang dikumpulkan berupa data primer atau data sekunder. Untuk
pengobatan.
sebagainya.
berikut.
19
1) Wawancara
bersifat:
diderita;
keluarga berencana;
wawancara, yaitu:
dapat dipercaya;
lupa;
(2) Kerugian.
20
Kerugian dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara, yaitu:
(a) Pewawancara harus bersikap sopan santun, sabar dan dengan gaya
Bahasa yang menarik, tetapi jelas dan sederhana agar dapat dimengerti
oleh responden.
sebagai orang asing dan responden tidak merasa canggung atau malu
sedemikian rupa sehingga terjalin suatu kerja sama yang baik dan saling
21
(g) Jangan terkesan tergesa-gesa
kepada responden sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari
daftar pertanyaan ini, adalah agar tidak terdapat pertanyaan penting yang
dalam bentuk pertanyaan yang dapat diukur. Misalnya, variable yang hendak
tingkat pendidikan.
kemudian baru masuk ke dalam materi yang akan dicari. Dalam penyusunan
ini diawali dengan pertanyaan yang sederhana hingga dapat dengan mudah
sebelumnya.
22
(e) Pertanyaan sedapat mungkin tidak mengharuskan responden
menghitung.
marital.
bentuk pertanyaan.
dan mudah diolah, namun kerugiannya, yaitu data yang diperoleh tidak
dalam pertanyaan (pilihan ganda), seperti tidak tahu, ragu, tidak ingat,
misalnya:
a. Ya
b. Tidak
23
c. Tidak ingat
a. PAM
b. Sumur gali
c. Sumur bor
d. Mata air
e. Lain-lain sebutkan……
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
untuk memilih yang lebih luas, dan pengolahan data tidak sulit.
24
Pada pertanyaan terbuka, jawaban responden harus dicatat kata demi
kata untuk menghindari bias yang dilakukan pewawancara. Oleh karena itu,
2) Angket
angket, jawaban diisi oleh responden sesuai dengan daftar yang diterima,
Untuk pengembalian daftar isian dapat dilakukan dengan dua cara yakni
canvasser, yaitu daftar yang telah diisi, ditunggu oleh petugas yang
25
menyerahkan dan householder, yaitu jawaban responden dikirimkan pada
angket, yaitu relatif murah, tidak membutuhkan banyak tenaga, dan dapat
diulang.
Kerugiannya adalah:
dimengerti;
f) Sering tidak diisi dengan responden, tetapi diisi oleh orang lain;
yang terlambat harus dikeluarkan dan tidak dianalisis, serta bila nonrespon
3) Observasi
26
b) Mengukur kebenaran jawaban pada wawancara tentang kualitas air
kesehatan.
diinginkan;
kehidupan responden.
sering dilihat dan diperhatikan akan berkurang, hingga adanya kelainan kecil
4) Pemeriksaan
27
hanya sekali atau berulang-ulang tergantung pada tujuan. Waktu dan frekuensi
Organ yang diperiksa dapat berupa, seluruh organ, organ tertentu seperti
paru-paru, jantung, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan sebagainya, serta
yaitu data inti komunitas, subsistem komunitas, dan persepsi. Agar lebih
jelas bagi ikutilah uraian tentang data inti komunitas, subsistem komunitas dan
persepsi.
etnis);
kematian);
7) Agama.
28
3.2.2 Data Subsistem Komunitas
1) Lingkungan fisik
politik.
Juga fasilitas bisnis dan rumah ibadah (masjid, gereja dan vihara, dan
sebagainya).
29
mengevaluasi data atau informasi tentang status kesehatan komunitas yang
social
pelayanan kesehatan mental, apakah ada yang mengalami sakit akut atau
kronis.
3) Ekonomi
jumlah penduduk yang tidak bekerja, lokasi industri, pasar, dan pusat bisnis.
umum (bus, taksi, angkot, dan sebagainya serta transportasi privat (sumber
serta data politik, yaitu kegiatan politik yang ada di wilayah tersebut serta peran
30
6) Komunikasi
menjadi dua, yaitu komunikasi formal yang meliputi surat kabar, radio
dan televisi, telepon, internet, dan hotline, serta komunikasi informal yang
7) Pendidikan
8) Rekreasi.
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan rekreasi yang meliputi, taman,
area bermain, perpustakaan, rekreasi umum dan privat, serta fasilitas khusus
31
didasarkan informasi ini. Validasi merupakan verifikasi data untuk
mengkonfirmasi bahwa data tersebut akurat dan faktual. Validasi data sangat
pengkajian sudah lengkap, serta data subjektif dan objektif dapat diterima.
3.4.1 Kategorisasi
kelompok ras).
3.4.2 Ringkasan
32
3.4.3 Perbandingan
menetapkan pola atau kecenderungan yang ada atau jika tidak benar dan perlu
revalidasi yang membutuhkan data asli. Perbedaan data dapat saja terjadi, karena
dengan data lain yang sama yang merupakan standar yang telah ditetapkan
untuk suatu wilayah kabupaten/kota, atau provinsi atau nasional. Misalnya terkait
dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan secara logika dari
komunitas.
33
Penyebab kematian Penyebab kematian paling
1. Desa A Penyakit jantung 23.2 %. besar adalah tuberculosis
Tuberkulosis dan kanker
25, 3 %, kanker 18, 2 % di Desa B
Dokumentasi secara akurat sangat penting dan dapat meliputi semua data yang
merupakan kondisi yang benar- benar yang faktual bukan interpretasi dari perawat.
34
BAB 4
Gambaran dari wilayah RT.01 Kelurahan loa janan ulu kecamatan loa janan
kabupaten dan dekat dengan letak sungai Mahakam, mayoritas penduduk pegawai
swasta. Rumah tinggal permanen lantai tanpa keramik dan milik sendiri. Sampah
tempat ibadah, dan lapangan bola. Ada pasar tradisional, Terdiri dari 10 Kepala
kelurga dengna 38 jiwa , 50% laki laki dan 50% Perempuan. Mayoritas suku flores,
di wilayah ini setelah dilakukan pengkajian 70% menderita DM dengan usia dewsa,
3 orang mengatakan bahwa orang tua mereka menderita sakit yang sama dan sudah
meninggal dunia, 3 orang mengeluh kan sering Lelah dan penglihatan sering kabur,
4 0rang mengelukan sering lapar, lebih sering minum dan sering mengantuk , tidak
menyadari kalalau kadar gula darah nya tinggi.dan . 1 orang mederita dermatitis
atopic, dan mengeluhkan gatal pada malam hari dan hanya diberikan obat
Wilayah RT.01 Kelurahan Loa Janan Ulu Kecamatan Loa Janan Kabupaten
dan dekat dengan letak sungai Mahakam, mayoritas penduduk pegawai swasta.
Rumah tinggal permanen lantai tanpa keramik dan milik sendiri. Sampah tidak
35
ibadah, dan lapangan bola, juga ada pasar tradisional. Masih cukup banyak
lingkungan terbuka milik warga yang masih dijadikan lahan kosong. Biasa
digunakan apabila ada acara warga seperti pengajian, rapat, hajatan dan lain-lain.
1. Data Demografi
Jumlah Keluarga yang telah di kaji di Kelurahan Loa Janan Ulu sebanyak
20
15
10
East
0
Laki-Laki Perempuan
sama
15
10
5 East
0
0-5 5-13 14- 21- 45- >60
th th 20 45 60 th
th th th
36
Gambar diatas menunjukkan bahwa proporsi penduduk di Kelurahan
Loa Janan Ulu berdasarkan usia pada saat dilakukan survey yang
usia produktif
Gambar 4.3 Proporsi penduduk berdasarkan agama di Kelurahan Loa Janan Ulu
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk
35
30
25
20 East
15 West
North
10
5
0
jawa flores dayak dll
Gambar 4.4 Proporsi penduduk berdasarkan suku di Kelurahan Loa Janan Ulu
37
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan
suku pada saat dilakukan survey yang terbanyak yaitu mayoritas suku
16
14
12
10
8
6
4
2
0
4.2 Wawancara
38
peringatan 40 hari meninggal , fokus ke bagian masak-
masak.
39
sudah ada namun saat ini tidak bisa berjalan
maksimal karena terkendala pandemic
Health morbidity Penyakit yang paling banyak diderita oleh
warga usia dewasa dan lansia di kelurahan
Loa Janan Ulu Untuk anak usia sekolah dan
remaja penyakit yang paling sering diderita
yaitu batuk pilek dan diare.
KIA : terdapat pelaksanaan posyandu balita
yang dilaksanakan tiap 1 kali dalam sebulan.
Pelayanan yang diberikan yaitu pemeriksaan
TB BB rutin, pemberian imunisasi dan
vitamin. Namun saat ini masih belum berjalan
lagi karena pandemic
Remaja : bagi remaja yang merokok perlu
dilakukan penyuluhan terkait bahaya
merokok dan cara untuk berhenti atau
mengurangi intensitas merokok.
PUS : untuk PUS, dari Polindes belum
memiliki program khusus tapi sudah
merencanakan untuk secepatnya melakukan
sosialisasi dan pendidikan kesehatan kepada
pasangan terkait pentingnya mengikuti KB.
Dewasa dan Lansia : ada program posyandu
lansia berupa pemeriksaan TTV, asam urat,
gula darah dan kolesterol. Namun dalam
setahun ini tidak berjalan karena pandemic
dan antusiasme dari masyarakat sangat
kurang karena sibuk dengan kegiatan masing-
masing
Tokoh Kebiasaan Warga di keluranan Loa Janan Ulu antusias
Agama untuk kegiatan keagamaan. Tiap hari kamis
malam jumat diadakan kegiatan pengajian
bersama. Kemudian anak-anak mengaji
bersama di mushola. Kemudian para remaja
masjid selain mengaji juga memiliki kegiatan
sendiri seperti belajar sholawat, tilawah dan
tartil Al-Qur’an, juga menjadi panitia dalam
setiap peringatan hari besar muslim.
Kepala Desa Tingkat Sosial Sebagian besar kepala keluarga yang ada di
dan Ekonomi Kelurahan Loa Janan Ulu sebagai pegawai
swasta, ada juga sebagai PNS, dan buruh.
40
Sehingga dapat dikatakan cukup meskipun
terdapat 1-2 warga yang mendapat perhatian
khusus dari pemerintah dalam artian bantuan
berupa sembako dll, tetapi warga saling
membantu dan saling memberi jika ada
makanan ataupun yang lain. Sejauh ini,
kejadian criminal sangat jarang terjadi karena
warga kami memiliki interaksi sosial yang
sangat baik dan memiliki rasa kekeluargaan
dan rasa saling tolong menolong yang tinggi.
A. DATA INTI
I. Data Organisasi
a. Lokasi : Kelurahan Loa Janan Ulu
b. Luas Wilayah : 4224 km2
c. Batas Wilayah : Sebelah Utara : Sungai mhakam
Sebelah Utara : Kelurahan Baqa
Sebelah Timur: Kecamatan Loa
Jana Ilir
Sebelah Barat: Desa Loa Duri Ilir
II. Demografi
a. Jumlah Penduduk : 38 jiwa, 10 KK
b. Berdasarkan jenis kelamin
- Laki-laki : 19 Jiwa
- Perempuan : 19 Jiwa
Berdasarkan kelompok usia
- Bayi : 2. Orang
- Anak-anak : 1. Orang
- Remaja : 7. Orang
- Dewasa : 14 Orang
- Lansia : 14 Orang
Berdasarkan agama
- Islam : 8 orang
41
- Kristen :-
- Khatolik : 30
- Hindu :-
- Budha :-
Berdasarkan suku bangsa
- Jawa : 1 Orang
- Bugis : 2 Orang
- Dayak : 1 orang
- Flores : 34 Orang
- Lain – lain : - Orang
c. Kepadatan Penduduk : ……………… Orang / Km²
d. Pertambahan penduduk : …………………………
42
- Garis Merah : - (%)
b. Keluarga Berencana
b.1. Jumlah PUS : 3 Orang
b.2. Keikutsertaan PUS pada program KB
- Ikut program KB : 4 (40 %)
- Belum ikut KB : 6 (60%)
b.3. Jenis kontrasepsi yang diikuti
- IUD : - Orang
- Pil : 1 Orang
- Kondom : 1 Orang
- Suntik : 2 Orang
- Susuk : - Orang
- MOW : - Orang
- MOP : - Orang
- Tidak KB : - Orang
c. Kesehatan Remaja
c.1. Jumlah Penduduk
usia remaja : 7 Orang (18 %)
c.2. Jenis kegiatanpenduduk remaja mengisi waktu luang :
- Karang taruna : 1 (14 %)
- Mengikuti kursus : - (%)
- Olahraga : 2 (29 %)
- Remaja masjid / Gereja : 3 (43 %)
- Lain – lain (Sebutkan) : 1 (14 %)
d. Kesehatan Lansia
d.1. Jumlah penduduk lanjut usia : - Orang
d.2. Keadaan kesehatan lansia
- Ada masalah (sebutkan) : - (%)
- Tidak ada masalah : - (.%)
e. Distribusi penyakit di masyarakat
e.1. ISPA : - Orang (.%)
e.2. DM : 7 Orang (70 %)
43
e.3. DHF : - Orang (%)
e.4. Penyakit kulit : 1 Orang (10 %)
e.5. Hipertensi : 1 Orang (10 %)
e.6. Rematik : 1 Orang (10 %)
e.7. TB Paru : - Orang (%)
B. DATA SUBSYSTEM
I. Lingkungan Fisik
a. Sumber air dan air minum
a.1. Penyediaan air bersih
- PAM : 10 (100%)
- Sumur :-
- Sungai :-
- Lain – lain (sebutkan) :-
a.2. Penyediaan air minum
- PAM : 9 (90 %)
- Sumur :-
- Sungai :-
- Air Mineral : 1(10%)
a.3. Pemanfaatan air minum
- PAM : 9 (90.%)
- Air mineral steril : 1 (10%)
a.4. Pengelolaan air minum
- Selalu dimasak : 7 (70%)
- Kadang – kadang dimasak :-
- Tidak pernah dimasak :-
- Air mieral : 3 (30%)
- Air isi ulang :-
b. Saluran pembuanan air / sampah
b.1. Kebiasaan membuang sampah :
- Ditimbun :-
- Dibakar : 9 (90.%)
44
- Diangkut petugas : 1 (10 %)
- Lain – lain (sebutkan) :-
b.2. Pembuangan air limbah
- Got : 8 (80%)
- Sungai :-
- Kolam :-
- Resapan : 2 (20%)
b.3. Keadaan pembuangan air limbah
- Meluber kemana – mana :-
- Lancar : 10 (100%)
c. Kandungan lemak
c.1. Kepemilikan kandang ternak
- Ya : - (%)
- Tidak : 10 (%)
c.2. Letak kandang ternak
- Di luar rumah : - (.%)
- Di dalam rumah : - (%)
d. Jamban
d.1. Kepemilikan jamban
- Memiliki jamban : 10 (100.%)
- Tidak memiliki jamban : - (%)
d.2. Macam jamban yang dimiliki
- Septic tank : 10 (100 %)
- Sumur cemplung : - (%)
- Sumur dengan perserapan : - (%)
d.3. Bila tidak mempunyai jamban berak di
- WC umum : - (%)
- Jamban tetangga : - (%)
- Sungai : - (%)
- Sawah : - (%)
d.4. Keadaan jamban
- Bersih : 10 (100 %)
45
- Kotor : - (%)
e. Keadaan rumah
e.1. Tipe rumah
- Type A (tembok) : 8 (80 %)
- Type B (1/2 tembok) : 2 (20 %)
- Type C (Papan atas) : - (%)
e.2. Status rumah
- Milik sendiri : 9 (90.%)
- Kontrak : 1 (10 %)
46
f.3. Jenis pemanfaatan pekarangan rumah
- Sayuran : 8 (80 %)
- Buah – buahan : - (%)
- Toga : 2 (20 %)
- Tanaman : - (%)
f.4. Keadaan pekarangan
- Bersih : 10 (100 %)
- Kotor : - (%)
II. Pendidikan
a. Distribusi penduduk berdasarkan kegiatan pendidikan (usia sekolah)
- Penduduk sekolah : 1 Orang (10 %)
- Penduduk tidak sekolah : 9 Orang (90 %)
b. Distribusi penduduk berdasarkan jenis pendidikan
- Pedidikan formal : 1 (10.%)
- Pendidikan non-formal : - (%)
c. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan formal
- Tidak sekolah / buta aksara : 9 (90 %)
- SD : - (.%)
- SLTP : 1 (10 %)
- SMU : - (…..%)
- PT : - (%)
III. Fasilitas umum dan kesehatan
a. Fasilitas umum
a.1. Sarana pendidikan formal
- Jumlah TK : - Buah
- Jumlah SD/ sederajat : - Buah
- Jumlah SLTP / sederajat : - Buah
- Jumlah SMU / sederajat : - Buah
- Jumlah PT / sederajat : - Buah
a.2. Sarana kegiatan kelompok
- Karang taruna : 1 Kelompok
47
- Pengajian : - Kelompok
- Ceramah agama x/bulan : 4x / bulan
- PKK :-
- Pondok pesantren / TPA
Kelompok : - Kelompok
a.3. Sarana ibadah
- Jumlah masjid : - Buah
- Mushola : 1 Buah
- Gereja : 1 Buah
- Pura / Vihara : - Buah
a.4. Sarana olahraga
- Lapangan sepak bola : 1 Buah
- Lapangan Bola volley : - Buah
- Lapangan bulu tangkis : - Buah
- Lain – lain (sebutkan) : - Buah
48
(sebutkan) : - Buah
- Tukang gigi : - Buah
b.2. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Puskesmas pembantu : - Buah
- Puskesmas : 1 Buah
- Rumah sakit : 1 Buah
- Praktek dokter swasta :- Buah
- Praktek bidan / Polindes : - Buah
- Praktek kesehatan lain
(sebutkan) : …- Buah
49
- Rp. 450.000 – Rp. 600.000 : …………………… (…..%)
- Rp. 600.000 – Rp. 1.000.000 : …………………… (…..%)
- > Rp. 800.000 / bulan : 2 (20 %)
- > Rp. 2.000.000/bulan : 7 (70%)
d. Pengeluaran rata – rata perbulan
- < Rp. 150.000 / bulan : …………………….(…..%)
- Rp. 150.000 –Rp. 300.000 : …………………… (…..%)
- Rp. 300.000 – Rp. 500.000 : …….……………… (…..%)
- > Rp. 500.000 / bulan : …….……………… (…..%)
- Lain – lain (sebutkan) :……….…………… (…..%)
e. Kepemilikan industri
Ada
Tidak ada
Pakaian
Sepatu
50
- Sepeda pancal : - (0 %)
- Sepeda motor : 80 (80 %)
- Mobil : 1 (10 %)
- Lain – lain (sebutkan) : - (0 %)
b.3. Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
- Angkutan / kendaraan umum : 1 (0 %)
- Kendaraan pribadi : 9 (90 %)
VI. Politik dan Pemerintahan
a. Struktur organisasi pemerintahan
VII. Komunitas
a. Fasilitas komunikasi yag ada di masyarakat
- Radio : - (0 %)
- TV : 10 (100 %)
- Telepon : 10 (100 %)
- Majalah : - (0 %)
- Lain – lain (sebutkan) : …………………… (…..%)
b. Teknik penyampaian informasi kepada masyarakat
Radio – TV
Papan pengumuman
51
VIII. Sarana rekreasi
- Tempat wisata alam : Tidak ada
- Kolam renang : tidak ada
- Taman kota : Tidak ada
- Bioskop : Tidak ada
52
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
informasi atau data tentang kondisi kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang
kelompok dan komunitas itu sendiri. Dalam tahap pengkajian komunitas ini, ada
data, validasi data, dan pendokumentasian data. Dalam pengkajian khusus penyakit
diabetes meilitus yang harus di tekankan adalah pengkajian fisik, riwayat keluarga
dan pemeriksaan penunjang untuk melihat kadar glukosa darah dalam tubuh.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penyusunan makalah ini sebagai
berikut:
5.2.1 Diharapkan kepada pembaca dapat memberikan kritik ataupun saran yang
meilitus.
53
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia
54