Anda di halaman 1dari 50

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar

2.1.1 Kehamilan

Menurut Reece dan Hobbins kehamilan terjadi ketika seorang

wanita melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang

mengakibatkan bertemunya sel telur dengan sel mani (sperma) yang

disebut pembuahan atau fertilisasi (Mandriwati, dkk, 2017).

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

persalinan (Prawirohardjo, 2015).Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi

sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu). Bila kehamilan lebih

dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur, kehamilan antara 28 dan 36

minggu disebut kehamilan prematur. Sedangkan kehamilan 37 sampai 42

minggu disebut kehamilan mature (Prawirohardjo, 2015).

Trimester Tiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti

kehadiran sang bayi(Varney, 2014).

7
8

2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan

( Prawiroharjo, 2015) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Tanda tidak pasti kehamilan : Amenorea (tidak dapat haid), mual dan

muntah mengidan (ingin makanan khusus), pingsan, anoreksia (tidak

ada selera makan), mamae menjadi tegang dan membesar, miksi

sering , konstipasi atau obstipasi, pigmentasi (perubahan warna kulit),

epulis, varises (pemekaran vena-vena).

b. Tanda kemungkinan kehamilan: Perut membesar, uterus membesar,

tanda hegar, tanda chadwick, tanda piscaseck, tanda braxton-hicks,

teraba ballotemen, reaksi kehamilan positif.

c. Tanda pasti kehamilan : Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau

diraba, terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen juga bagian-

bagian janin dan juga denyut jantung janin.

d. Hal-hal yang harus dihindari saat kehamilan.

Menurut Kemkes RI (2016) ada beberapa hal-hal yang harus dihindari

saat kehamilan, yaitu:

1) Kerja yang berat

2) Merokok atau terpapar asap rokok

3) Minum minuman bersoda, berakohol dan jamu

4) Tidur terlentang > 10 menit pada masa hamil tua

5) Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter

6) Stres berlebihan
9

2.1.3 Perubahan Fisiologis Trimester Ketiga

(Dewi, 2014) pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada

pertengahan antara pusat dan prosesus xyfoideus. Kehamilan 32-36

minggu, fundus mencapai prosesus xyfoideus, payudara penuh dan nyeri

tekan, dan sering buang air kecil, dan pada usia 38 minggu bayi masuk ke

dalam panggul, sakit punggung dan buang air kecil meningkat, ibu

mungkin juga mengalami sulit tidur, dan kontraksi Braxton Hicks

meningkat.

2.1.4 Perubahan Psikologis Trimester Ketiga

Trimester Tiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti

kehadiran sang bayi (Varney, 2013) .Trimester Ketiga ini merupakan

waktu persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dengan

menjadi orang tua sementara perhatian pertama wanita terfokus pada bayi

yang akan segera dilahirkan, pergerakan janin dan pembesaran uterus

keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingat tentang keberadaan

bayi (Varney, 2013) .

Wanita akan kembali meresahkan ketidak nyamanan yang semakin

kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,

berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten

dari pasanganya (Varney, 2013).


10

2.1.5 Proses terjadinya kehamilan

Menurut Kemenkes RI (2016) ada beberapa proses terjadinya

kehamilan diantaranya yaitu :

a. Ovulasi

b. Kenaikan hormon

c. Telur berjalan ke Tuba Fallopi

d. Fertilisasi (Pembuahan)

e. Implantasi

2.1.6 Standar kehamilan

14 T adalah standar pemeriksaan /perawatan kehamilan (ANC =

Antenatal Care) yang dimaksud adalah:

a. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1). Dalam keadaan normal

kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I

sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat

badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg

tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil

dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan

yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

b. Ukur Tekanan Darah (T2). Tekanan darah yang normal 110/80 -

140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai

adanya Preeklampsi.

c. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald

adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan


11

hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama

haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.

TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang

dicantumkan dalam HPHT.

d. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

e. Pemberian Imunisasi TT (T5) Imunisasi Tetanus Toxoid harus

segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan

kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.

f. Pemeriksaan Hb (T6) Pemeriksaan Hb pada Bumil harus

dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar

Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi

suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11

gr% atau lebih.

g. Pemeriksaan (Veneral Disease Research Lab) (T7) pemeriksaan

dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen

darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka

dilakukan pengobatan dan rujukan.

h. Pemeriksaan Protein urine (T8) dilakukan untuk mengetahui

apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk

mendeteksi gejala Preeklampsi.

i. Pemeriksaan Urine Reduksi (T9)  untuk Bumil dengan riwayat

DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah

untuk memastikan adanya DMG.


12

j. Perawatan Payudara (T10) senam payudara atau perawatan

payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi

dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.

k. Senam Hamil (T11)

l. Pemberian Obat Malaria (T12) diberikan kepada Bumil

pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala

malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan

darah yang positif.

m. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13) diberikan pada kasus

gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang

dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia

n. Temu wicara / Konseling (T14) (Suparyanto, 2015).

2.1.7 Asuhan Kehamilan

Menurut Kemenkes RI (2013) untuk menghindari resiko komplikasi

pada kehamilan dan persalinan,anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan

kunjungan antenatal komprehensip yang berkualitas minimal 4 kali.

Tabel 2.1
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Trimester Jumlah Waktu kunjungan
kunjunga yang
n Dianjurkan
Minimal
I 1x Sebelum minggu ke16
II 1x Antara minggu ke 24-28
III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38
Sumber : Kemenkes RI. 2013.
13

Tujuan dari asuhan antenatal adalah memantau kemajuan kehamilan

untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi,

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

dan bayi,mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif, empersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi (Saifuddin, dkk, 2013).

Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan

menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterin,

serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, dkk, 2013).

2.1.8 Kebutuhan Ibu Selama Kehamilan

Menurut Yulaikhah, 2014 Kebutuhan ibu selama kehamilan adalah

sebagai berikut :

1. Nutrisi

Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat meningkat. Hal ini

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin,

pemeliharaan kesehatan ibu dan persediaan laktasi baik untuk ibu

maupun janin.Selama kehamilan terjadi peningkatan kalorisekitar

80.000 kilokalori sehingga dibutuhkan penambahan kalori sebanyak


14

300 kilokalori/hari. Penambahan kalori ini dihitung melalui protein,

lrmak, yang ada pada janin, lemak pada ibu, dan konsumsi O2 ibu

selama 9 bulan

2. Personal Hegien

Mandi di perlukan untuk menjaga kebersihan atau higiene terutama

perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Hal

ini yang perlu diperhatikan adalah :

a. Tidak mandi air panas

b. Tidak mandi air dingin

c. Pada kehamilan lanjutr, shower lebih aman dari bak mandi

3. Pakaian

Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih, dan ada ikatan yang

ketat pada daerah perut. Selain itu wanita dianjurkan mengenakan

Bra yang menyokong payudara dan sepatu dengan hak yang tidak

terlalu tinggi karena titik berat wanita hamil berubah.Dianjurkan

pula memeakai pakaian dari bahan katun yang dapat menyerap

keringat. pakaian dalam harus kering dan harus sering diganti.

4. Eliminasi

Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan mengonsumsi

makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran. Selain itu

perawatan perinium dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB dengan

cara membersihkan dari depan kebelakang, mengunakan pakaian


15

dalam dari bahan katum, sering mengganti pakaian dalam, dan tidak

melakukan docing / pembilasan.

5. Seksual

Hubungan seksual saat hamil bukanlah merupakan suatu halangan,

asalkan dilakukan dengan hati-hati. Sering dijumpai bahwa

hubungan seksual dapt menimbulkan abortus, persalinan prematur.

6. Mobilisasi Atau Mekanik Tubuh

Postur tubuh, lifting (menangkat), bangun dari posisi jongkok/duduk

(bend kness [menekuk lutut], turn side [berbalik badan], menahan

tangan dari posisi duduk) .

2.1.9 Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Menurut Whalley, 2014 Tanda-tanda bahaya kehamilan trisemester III

adalah sebagai berikut :

a. Perdarahan Pervaginam

b. Nyeri perut

c. Rasa kencang di perut yang terus menerus, berkesinambungan

(kontraksi) atau kram

d. Rabas atau mancurnya cairan dari vagina

e. Bengkak ata pembesaran tangan, kaki, atau wajah yang tiba-tiba

f. Ganguan penglihatan

g. Pusing, sakit kepala yang hebat

h. Gerakan janin berkurang

i. Daerah sakit dan kemerahan di kaki, atau sakit di kaki jika berdiri.
16

j. Nyeri yang hebat di kemaluan dan panggul, denggan gangguan

gerak kaki

k. Nyeri tau panas saat berkemih

l. Nyeri daerah kemaluan atau gatal

m. Mual atau muntah yang persisten

2.2 Persalinan

2.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses

fisiologi yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu

untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan

kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun janin (Jannah, 2017).

Menurut Sukarni dan Margareth (2016) persalinan adalah proses

membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.


17

2.2.2 Jenis-Jenis Persalinan

bentuk-bentuk persalinan terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

b. Persalinan buatan, bila persalinan dengan rangsangan sehingga

terdapat kekuatan untuk persalinan

c. Persalian anjuran, bila persalinan berlangsung tidak dimulai dengan

sendirinya tetapi berlanngsung setelah pemecahan ketuban atau

pemberian pitosin atau prostaglandin.

2.2.3 Tanda-tanda persalinan

a. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

1) Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan.

2) Sifatnya teratur, intervalnya semakin pendek dan kekuatannya

semakin besar

3) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.

4) Semakin banyak beraktivitas, kekuatan his semakin meningkat

b. Blood Show

Yaitu pengeluaran lender bercampur darah melalui vagina.

c. Pengeluaran cairan.

Keluarnya banyak cairan dari jalan lahir merupakan akibat pecahnya

ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru

pecah menjelang pembukaan lengkap tapi kadang-kadang ketuban


18

pecah pada pembukaan kecil. Dengan pecahnya ketuban diharapkan

persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

a. Passage (jalan lahir)

Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.

b. Power (kekuatan)

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri

dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power

merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh

adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

c. Passanger

Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger

utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena

kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi

dilahirkan dengan letak kepala. Kelainan-kelainan yang sering

menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan

bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus,

kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan

kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.

d. Psyche (psikologis)
19

Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab

lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi

kurang lancar.

2.2.5 Fase Persalinan

a. Kala I

Kala I merupakan proses pembukaan jalan lahir melalui kontraksi.

Sejalan dengan terjadinya kontraksi, mulut rahim membuka secara

perlahan (dilatasi). Perkembangan pembukaan diukur dengan satuan

sentimeter (cm).

1) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 – 9 cm.

3) Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm lengkap 10 cm.

b. Kala II

Kala II dimulai bila mulut rahim telah terbuka sempurna, yaitu

pembukaan 10. Pada kala ini para calon ibu harus mengejan sesuai

irama kontraksi, mendorong bayi keluar. Kala II berakhir ketika bayi

keluar.

c. Kala III

Kala III adalah proses pengeluaran plasenta dari perut ibu.

d. Kala IV

Setelah persalinan selesai dan plasenta sudah dikeluarkan, ibu harus

beristirahat selama 1 jam untuk observasi. Observasi berguna untuk


20

mengawasi kondisi ibu agar tidak timbul komplikasi, seperti

perdarahan pasca persalinan (Indarto, 2010).

2.2.6 Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama

penggunaan partograf :

a. Denyut jantung janin dicatat setiap 30 menit.

b. Air ketuban, catat dengan lambang-lambang berikut :

1) U : Selaput ketuban Utuh (belum pecah)

2) J : Selaput ketuban pecah dan air ketuban Jernih

3) M : Selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur

Mekonium

4) D : Selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur

Darah

5) K : Selaput ketuban pecah dan air ketuban Kering

c. Penyusupan (Molase) tulang kepala janin, catat dengan

lambang- lambang berikut

1) 0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dipalpasi.

2) 1 : Tulang-tulang kepala janin hanya terpisah.

3) 2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih namun

masih bisa dipisahkan.


21

4) 3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak

dapat dipisahkan.

d. Pembukaan serviks dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda (X).

e. Penurunan bagian terbawah janin

Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak putus dari 0

f. Tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan

Serviks. Berikan tanda “O” yang ditulis pada garis waktuyang

sesuai. 5. Jam : catat jam yang sesungguhnya.

g. Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang dijalani sesudah

pasien diterima.

h. Kontraksi uterus, catat setiap 30 menit. Lakukan palpasi untuk

menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya

tiap-tiap kontraksi dalam hitungan detik :

1) Beri titik-titik di kotak yang sesui untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya <20 detik.

2) Beri garis-garis di kotak yang sesui untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya 20 sampai 40 detik.

3) Isi penuh di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya >40 detik.

4) Nadi dicatat setiap 30 menit

5) Tekanan darah dicatat setiap 4 jam

6) Suhu badan dicatat setiap 2 jam.


22

7) Protein, aseton, dan volume urin dicatat setiap 2 jam

(Suparyanto, 2015).

2.2.7 Asuhan Persalinan Normal

Tahapan asuhan persalinan normal terdiri dari 60 langkah (Nurjasmi,

dkk :2016)adalah :

a. Mengenali Tanda dan Gejala KalaII

1) Mendengar dan melihat tanda kala IIpersalinan

a) Ibu merasa ada dorongan kuat danmeneran

b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningat pada rectum

dan vagina

c) Perineum tampakmenonjol

d) Vulva dan sfingter animembuka

b. Menyiapkan PertolonganPersalinan

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi

segera pada ibu dan bayi baru lahir.

Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan :

a) Tempat datar, rata bersih, kering danhangat

b) 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahubayi)

c) Alat hisaplendir

d) Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi

Untuk ibu :

a) Menggelar kain di perut bawahibu


23

b) Menyiapkan oksitosin 10unit

c) Alat suntik steril sekali pakai di dalam partusset

3) Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.

4) Melepaskan dan menyiapkan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan

tangan dengan tisu/handuk pribadi yang bersih dankering.

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

periksadalam.

6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak

terjadi kontaminasi pada alatsuntik).

c. Memastikan Pembukaan Lengkap dan KeadaanJanin baik

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas

atau kassa yang dibasahi airDTT.

a) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan seksama dari arah depan kebelakang

b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam

wadah yangtersedia.

c) Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan

rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5%

selanjutnya langkah ke 9. Pakai sarung tangan DTT/steril untuk

melaksanakan langkahlanjutan.
24

8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaanlengkap.

a) Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah

lengkap maka lakukanamniotomi.

9) Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan

sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam klorin

0,5%, selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung tangan

dilepaskan. Tutup kembali partusset.

10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus

mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas

normal (120- 160 x/menit).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidaknormal.

b) Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua

temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam parto

d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu ProsesMeneran

11) Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang

nyaman dan sesuai dengankeinginannya.

12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran

jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada

kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang

diinginkan dan pastikan ibu merasanyaman.

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin


25

meneran atau timbul kontraksi yangkuat.

a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar danefektif.

b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran

dan perbaiki cara meneran apabila caranya

tidaksesuai.

c) Bantu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya (kecuali

posisi berbaring terlentang dalam waktu yanglama).

d) Anjurkan ibu untuk beristirahat di antarakontraksi.

e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untukibu.

f) Menilai DJJ setiap kontraksi uterusselesai.

g) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir

setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran >120 menit

(2 jam) pada primigravida atau >60 menit (1 jam)

padamultigravida.

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

dalam selang waktu 60menit.

e. Persiapan untukMelahirkan

15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6cm.

16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu.
26

17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan

danbahan.

18) Pakai sarung tangan DTT/steril pada keduatangan

f. Pertolongan untuk Melahirkan Bayi

Lahirnyakepala

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan

belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan

membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif

atau bernafas cepat dan dangkal.

20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran

bayi.

a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan

lewat bagian atas kepalabayi

b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong tali pusat di antara dua klemtersebut.

21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secaraspontan.

22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan

lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu


27

depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan

kearah atas dan distal untuk melahirkan bahubelakang.

23) Setelah bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu

belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan

siku bayi sebelahatas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut

ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang

keduakakidengan melingkarkan ibu jari pada satu dan jari-jari

lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk)

g. Asuhan Bayi BaruLahir

25) Lakukan penilaian (selintas):

a) Apakah bayi cukupbulan?

b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpakesulitan?

c) Apakah bayi bergerak denganaktif?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah

resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia.

Bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke-26

26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.

Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan

bayi dalam posisi dan kondisi aman diperut bagian bawahibu.

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
28

lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda(gemeli)

28) Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksibaik

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10

unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikkanoksitosin)

30) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan

klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk dan

jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali kearah ibu,

dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm dari klempertama.

31) Pemotongan dan pengikatan talipusat

a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit

(lindungi perut bayi), dan pengguntingan tali pusat di antara 2

klemtersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi

kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat

dengan simpul kunci pada sisilainnya.

c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.

Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada

ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu

dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae.
29

a) Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi

di kepalabayi.

b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu

paling sedikit 1jam.

c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu

dini dalam waktu 30-60 menit. Bayi cukup menyusu dari satu

payudara.

d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi

sudah berhasilmenyusu.

h. Manajemen Aktif Kala III Persalinan (MAKIII)

33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm darivulva

34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas

simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang

klem untuk menegangkan talipusat.

35) Setelah uterus berkontraksi, teganggakan tali pusat kearah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas

(dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).

Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan ulangi kembali prosedurdiatas.

a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau

anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.

36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah
30

dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal

maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat di

lahirkan.

a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan

ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai

dengan sumbu jalan lahir ( ke arah bawah-sejajarlantai-atas)

b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkanplasenta

c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat:

(1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unitIM.

(2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika

kandung kemihpenuh.

(3) Minta keluarga untuk menyiapkanrujukan

(4) Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15

menitberikutnya.

(5) Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau

terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta

manual.

37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput plasenta

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah

yang telahdisediakan.
31

a) Jika selaput plasenta robek, pakai sarung tangan DTT atau

steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput plasenta

kemudian gunakan jari- jari tangan atau klem ovum DTT/Steril

untuk mengeluarkan selaput yangtertinggal.

38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus terabakeras)

a) Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual

internal, kompresi aorta abdominalis, tampon kondom-kateter)

jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah

rangsangan taktil/masase.

i. MenilaiPerdarahan

39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah

dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik

atau tempatkhusus.

40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang

menimbulkan perdarahan.

Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera

lakukan penjahitan.

j. Asuhan PascaPersalinan

41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi


32

perdarahanpervaginam.

42) Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukankateterisasi.

k. Evaluasi

43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan

bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian

keringkan denganhanduk

44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi

45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibubaik

46) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangandarah

47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik (40-60kali/menit).

a) Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, resusitasi dan

segera merujuk ke rumahsakit.

b) Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke

Rumah Sakit.

c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan

kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam

satuselimut.

l. Kebersihan danKeamanan

48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan


33

setelah dekontaminasi.

49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai

50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan

darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai

pakaian yang bersih dankering.

51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin0,5%.

53) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan

terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10menit.

54) Cuci ke dua tangan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

tangan dengan tissuatau handuk pribadi yang bersih dankering.

55) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisikbayi.

56) Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi

baik, pernapasan normal, (40-60 kali/menit) dan temperatur

stubuh normal (36,5-37,50C) setiap 15menit.

57) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan hepatitis B

di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan

ibu agar sewaktu-waktu dapatdisusukan.

58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di


34

dalam larutan klorin 0,5% selama 10menit.

59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan

kering.

m.Dokumentasi

60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda

vital dan asuhan kala IVpersalinan.Observasi Persalinan dengan

Menggunakan Partograf.

2.3. Nifas

2.3.1 Pengertian Nifas

Masa nifas atau puerperium adalah setelah kala IV sampai dengan

enam minggu berikutnya (pulihnya alat–alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil). Akan tetapi seluruh otot genetalia baru pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Masa ini

merupakan periode kritis baik bagi ibu maupun bayinya maka perlu

diperhatikan (Nurjasmi, E., dkk. 2016).

2.3.2 Tahapan Masa Nifas

(Rukiyah, dkk.2014) ada 3 tahapan masa nifas yang harus dipahami

oleh seorang bidan antara lain:

a. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah di perbolehkan

berdiri dan berjalan.


35

b. Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat

genatalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Rumote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki

komplikasi.

2.3.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut Kemenkes RI (2015), dalam masa nifas alat-alat genetalia

interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti

keadaan semula sebelum hamil. Perubahan alat-alat genital ini dalam

keseluruhannya disebut involusio.

a. Uterus

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses

dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat

sekitar 30 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir

akibat kontraksi otot – otot.

Tabel 2.2
TFU dan Berat Uterus menurut Masa Involusi
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat
Uterus
Saat bayi baru lahir Setinggi pusat, 2 jari dibawah 1000 gram
Pusat
1 minggu postpartum Pertengahan pusat-simfisis 500 gram
2 minggu postpartum Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
6 minggu postpartum Normal 50 gram
8 minggu postpartum Normal seperti sebelum hamil 30 gram
Sumber : Kemenkes RI. 2015.
36

b. Serviks

Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti

corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-

kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir,

tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui

2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

c. Lochea

Lochea adalaah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.

Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik

dari dalam uterus. Pemeriksaan lochea meliputi perubahan warna

dan bau karena lochea memiliki ciri khas : bau amis atau khas

darah dan adanya bau busuk menandakan adanya infeksi. Jumlah

total pengeluaran seluruh periode lochea rata – rata ± 240-270 ml.

2.3.4 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

a. Nutrisi

1) Mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari

2) Diet berimbang yaitu makanan yang mengandung

karbohidrat yang cukup,

3) protein dan vitamin yang tinggi serta mineral yang cukup.

4) Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, yaitu menganjurkan ibu

untuk minum air hangat kuku setiap kali hendak menyusui.

5) Konsumsi zat besi

6) Konsumsi kapsul vitamin A


37

7) Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya

makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan,

sayur-sayuran dan buah-buahan

b. Ambulasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat, tidur

telentang selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring ke

kiri/kanan untuk mencegah terjadinya trombosis dan

tromboemboli, pada hari kedua dibolehkan duduk, hari ketiga

diperbolehkan jalan-jalan.

c. Eliminasi

1) Miksi

Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya

kadang-kadang mengalami sulit BAK karena springter

uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi

muskullo spingter ani selama persalinan juga oleh karena

adanya oedema kandung kemih yang terjadi selama

persalinan. Bila kandung kemih penuh dan sulit kencing

sebaiknya dilakukan kateterisasi.

2) Defekasi

BAB seharusnya dilakukan 3 – 4 hari post partum. Bila

masih sulit BAB dan terjadi obstipasi dapat diberika obat

rangsangan per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa

dapat dilakukan klisma.


38

d. Kebersihan diri/Perineum

1) Perawatan payudara

Telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas,

tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui

bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentkan

dengan cara:

a) Pembalutan mammae sampai tertekan

b) Pemberian obat esterogen untuk supresi LH.

2) Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan terjadi

perubahan pada kelenjar mammae. Bila bayi mulai disusui,

isapan pada puting merupakan rangsangan yang psikis yang

secara reflektoris, mengakibatkan oksitosin dikeluarkan

oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak.

3) Pemeriksaan Pasca Persalinan

a) Pemeriksaan umum: TD, nadi, keluhan

b) KU, suhu, selera makan, dll

c) Payudara: ASI, puting susu

d) Dinding perut, perineum, kandung kemih

e) Sekret yang keluar, lochea, flour albus

f) Keadaan alat kandungan

4) Kebersihan Diri .

e. Istirahat
39

1) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup

2) Sarankan kembali pada kegiatan rumah tangga secara

perlahan

3) Sarankan untuk istirahat siang selagi bayi tidur

f. Seksual

1) Secara fisik aman, begitu darah merah berhenti dan ibu

dapat memasukkan satu atau dua jari

2) Tradisi yang menunda hubungan suami istri sampai waktu

tertentu. Hal ini tergantung pasangan

3) Begitu darah merah berhenti, boleh melakukan hubungan

suami istri.

4) Untuk kesehatan sebaiknya ibu mengikuti program KB

5) Pada saat permulaan hubungan seksual perhatikan jumlah

waktu.

2.3.5 Senam Nifas

Senam kegel adalah senam untuk menguatkan otot panggul yang

ditemukan oleh Dr. Arnold Kegel. Otot panggul atau PC (Pubococcygeal

Muscle) adalah otot yang melekat pada tulang-tulang panggul seperti

ayunan dan berperan menggerakkan organ-organ dalam panggul yaitu

rahim, kantong kemih, dan usus (Widianti dan Proverawati, 2014).

Menurut Wulandari dan Handayani (2011), senam kegel

mempunyai beberapa manfaat antara lain membuat jahitan lebih merapat,

mempercepat penyembuhan, meredakan hemoroid, meningkatkan


40

pengendalian atas urin.Latihan yang tampak dari luar ini, dapat anda

lakukan di mana saja,kapan saja, dalam kondisi duduk, berdiri maupun

berbaring, tanpa pelatih,tanpa musik. Berikut latihan senam kegel yang

sederhana :

a. Kontraksasi dan kenduran otot-otot seputar vagina dan anus

anda,seperti menahan kencing atau buang air bersih.

b. Tarik perut sampai kempis dan panggul lurus, lalu hembuskan

napaslembut saat mengetatkan otot dasar panggul itu.

c. Lakukan gerakan tersebut semampu anda. Jika sudah kuat,

cobalahlakukan dalam ritme sepuluh kali dengan cepat

kemudian, kontraksasilagi dan tahan selama 10 detik, baru

dikendurkan.

d. Secara berlahan perbanyak jumlah hitungan, sehingga dalam

seharimelakukannya sebanyak 10 set, yaitu kontraksikan, tahan

10 detik, lalulepaskan. Kemudian, ubah posisi, misalnya sambil

berbaring atau tengkurap.

2.3.6 Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda Bahaya Masa Nifas atau Komplikasi Masa Nifas beberapa

wanita setelah melahirkan secara fisik merasakan ketidaknyamanan

terutama pada 6 minggu pertama setelah melahirkan diantaranya

mengalami beragam rasa sakit, nyeri, dan gejala tidak menyenangkan

lainnya adalah wajar dan jarang merupakan tanda adanya sebuah masalah.

Namun tetap saja, semua ibu yang baru melahirkan perlu menyadari
41

gejala-gejala yang mungkin merujuk pada komplikasi pasca persalinan

(Murkoff, 2013).

Gejala atau tanda bahaya yang harus diwaspadai diantaranya

sebagai berikut:

a. Perdarahan postpartum

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600

ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Menurut waktu

terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu: Perdarahan Postpartum

Primer (early postpartumhemorrhage) yang terjadi dalam 24

jam setelah anak lahir dan perdarahan postpartum sekunder.

b. Infeksi masa Nifas

2.3.7 Standar Asuhan Masa Nifas

Asuhan yang diberikan pada ibu nifas menurut Kemenkes RI

(2013), yaitu: pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan

suhu), lochea, perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, tinggi

fundusuteri, penyembuhan luka, fungsi berkemih dan fungsi cerna.

Kunjungan Nifas dilakukan:

1. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b. Memberikan konseling kepada ibu atau keluarga bagaimana

mencegah perdaarahan masa nifas karena atonia uteri

c. Pemberian ASI awal

d. Melakukan hubungan baik antara ibu dan bayi baru lahir


42

e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal

c. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan istirahat

yang cukup

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-

tanda penyulit

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada

bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi

agar tetap hangat.

3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal

c. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan

istirahatyang

cukup

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-

tanda penyulit

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada

bayi.
43

4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

a. Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang

dialamidan bayinya

b. Memberikan konseling KB secara dini

2.4 Bayi Baru Lahir

2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir

Menurut saifuddin, bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir

selama satu jam pertama kelahiran.Menurut M. Sholeh Kosim, bayi baru

lahir normal adalah berat bayi lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan,

lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)

yang berat (Marmi dan Rahardjo, 2015).

2.4.2 Tanda bayi lahir normal

Tanda bayi lahir normal menurut Saifuddin (2011) adalah :

1. Berat badan 2500-4000 gram

2. Panjang badan 48-52 cm

3. Lingkar badan 30-38 cm

4. Lingkar kepala 33-35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian

menurun sampai 120-160 x/menit.

6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun

sampai 40 x/menit.
44

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk

dan diliputi verniks caeseosa.

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.

9. Kuku agak panjang dan lemas.

10.Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah

menutupi labia minora (pada anak perempuan).

11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12. Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk.

13. Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak

tangan maka akan menggenggam.

14. Eliminasi, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam, pertama

mekonium berwarna kecoklatan.

2.4.3 Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

1. Pernapasan sulit atau labih dari 60 kali pe rmenit.

2. Terlalu hangat (>38oC) atau terlalu dingin (<36oC).

3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) biru dan pucat.

4. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah.

5. Tali pusat merah, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah.

6. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses cair,

sering berwarna hijau tua, dan terdapat lendir atau darah.

7. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,

menangis terus menerus.


45

2.4.6 Asuhan Bayi Segera Lahir

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting

asuhan segera bayi baru lahir :

Memantau pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit sekali

(Marmi dan Rahardjo, 2015).

1. Evaluasi nilai APGAR, yaitu Apperance (Warna kulit), Pulse

(denyut nadi), Grimace (respon refleks), Activity (tonus otot)

dan Respiratory (pernafasan) dilakukan mulai dari menit

pertama sampai 5 menit.Hasil pengamatan masing-masing

aspek dituliskan dalam skala skor 0-2.

Tabel 2.3
Penilaian Bayi dengan Metode APGAR

Aspek Pengamatan Skor


Bayi Baru Lahir 0 1 2
Appearance/ Seluruh tubuh bayi Warna kulit tubuh Warna kulit
warna kulit berwarna kebiruan normal, tetapi tangan seluruh tubuh
dan kaki berwarna normal
kebiruan
Pulse/denyut nadi Denyut nadi Denyut nadi , 100 Denyut nadi >
tidak ada kali/menit 100
kali/menit
Grimace/ Tidak ada respon Wajah meringis saat Meringis,
respon reflex terhadap distimulasi menarik, batuk
stimulasi atau
bersin saat
distimulasi
Activity/ tonus otot Lemah, tidak ada Lengan dan kaki dalam Bergerak aktif
Gerakan posisi fleksi dengan dan spontan
sedikit gerakan

Respiratory/ Tidak bernafas, Menangis lemah, Menangis kuat,


pernafas an pernafasan terdengar seperti pernafasan
lambat dan tidak merintih baik dan teratur
teratur
46

2. Jaga agar bayi tetap kering dan hangat dengan cara ganti

handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut

serta pastikan kepala bayi telah terlindung baik.

3. Memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit:

1) Jika telapak bayi dingin periksa suhu aksila bayi.

2) Jika suhu kurang dari 36,5 derajat C segera hangatkan bayi.

4. Kontak dini dengan bayi

Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk :

1) Kehangatan yaitu untuk mempertahankan panas.

2) Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.

Jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi bersama ibunya

paling sedikit 1 jam setelah persalinan (Marmi dan Kukuh, 2016).Segera

setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, kenakan topi pada bayi dan bayi

diletakkan secara tengkurap di dada ibu, kontaklangsung antara kulit dada

bayi dan kulit dada ibu. Bayi akan merangkak mencari puting susu ibu dan

menyusu (GAVI, 2015).

5. Perawatan Mata

Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% dianjurkan

untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit

menular seksual). Obat mata perlu dibrikan pada jam pertama

setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah larutan Perak

Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi

segera setelah bayi lahir. (Saifuddin, 2014).


47

2.5 Keluarga Berencana

2.5.1 Pengertian Keluarga Berencana

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen dan upaya

ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-obatan

(Proverawati, Islaely dan Aspuah, 2015).

(Kemenkes, 2014) program keluarga berencana adalah salah satu

strategi untuk mengurangi kematian ibu dengan kondisi 4T: terlalu muda

melahirkan (<20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak

kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (>35 tahun).

2.5.2 Tujuan Program Keluarga Berencana

tujuan program keluarga berencana yaitu membentuk keluarga

kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara

pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (Sulistyawati, 2015)

2.5.6 Metode Kontrasepsi

Pembagian jenis alat kontrasepsi menurut BKKBN (2016) adalah :

a. Non Hormonal

1. Metode Amenore Laktasi (MAL)

MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya

diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman

lainnya. Metode ini khusus digunakan untuk menunda kehamilan


48

selama 6 bulan setelah melahirkan dengan memberikan ASI

eksklusif. Cara kerjanya adalah penundaan/penekanan ovulasi

dan efek sampingnya tidak ada.

MAL dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila :

2) Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif

jika diberikan minimal 8 kali sehari.

3) Belum mendapat haid.

4) Umur bayi kurang dari 6 bulan.

Manfaat kontrasepsi MAL antara lain :

a) Efektifitas tinggi (98%) apabila digunakan selama enam

bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid

dan menyusui eksklusif.

b) Dapat segera dimulai setelah melahirkan.

c) Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.

d) Tidak memerlukan pengawasan medis.

e) Tidak mengganggu senggama.

f) Mudah digunakan.

g) Tidak perlu biaya.

h) Tidak menimbulkan efek samping sistemik.

i) Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.

2. Kontrasepsi Pil

a. Kontrasepsi Pil Kombinasi

Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung


49

hormon estrogen dan progesteron dengan dosis

tertentu.Mekanisme utama pil kombinasi untuk mencegah

terjadinya kehamilan adalah dengan menghambat keluarnya

sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium). Dengan

penggunaan yang benar, hanya terjadi kurang dari 1 kehamilan

per 100 perempuan atau 3 kehamilan per 1000 perempuan.

Kontrasepsi pil kombinasi tidak akan mengganggu

kembalinya kesuburan karena apabila dihentikan, kehamilan

dapat terjadi pada bulan berikutnya (kecuali bila ditemukan

gangguan lainnya). Penggunaan kontrasepsi pil kombinasi

tidak dapat mencegah terjadinya infeksi menular seksual

(IMS) pada penggunanya.

Efek samping yang sering terjadi :

1) Amenore (tidak haid).

2) Mual, pusing atau muntah.

3) Perdarahan pervaginam/spotting.

Keadaan yang perlu mendapat perhatian :

a) Nyeri dada hebat, batuk dan napas pendek.

b) Sakit kepala hebat.

c) Nyeri tungkai hebat (betis atau paha).

d) Nyeri abdomen hebat.

e) Pandangan kabur
50

b. Kontrasepsi pil progestin

Kontrasepsi pil progestin atau minipil adalah pil yang

mengandung progestin dalam dosis yang sangat rendah.

Dengan penggunaan yang benar, efektifitas kontrasepsi pil

progestin adalah 99,95% atau angka kegagalan hanya 0,5%.

Tetapi dengan adanya keterlambatan jeda minum obat maka

angka kegagalannya mencapai 5%.

Efek samping penggunaan pil progestin diantaranya :

1) Gangguan frekuensi dan lamanya haid.

2) Sefalgia .

3. Kontrasepsi Suntik

a. Kontrasepsi suntik kombinasi

Kontrasepsi suntik kombinasi terdiri dari dua hormon

yaitu progestin dan estrogen seperti hormon alami pada tubuh

seorang perempuan. Suntikan kombinasi dipasarkan dengan

nama dagang Ciclofem, Ciclofeminia, Cyclofem, Cyclo-

povera, dll.

Efek samping dan masalah :

a) Amenore.

b) Mual, pusing dan muntah.

c) Perdarahan pervaginam/spotting

b. Kontrasepsi Suntik Progestin

Kontrasepsi suntik progestin yang umum digunakan adalah


51

Depo Medroxyprogesteron acetate (DMPA) dan Norethisteron

Enanthate(Net-En). Kontrasepsi progestin, tidak mengandung

estrogen sehingga dapat digunakan pada masa laktasi dan

perempuan yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang

mengandung estrogen.

Efek samping:

1) Amenore.

2) Perdarahan ireguler.

3) Kenaikan berat badan.

4) Perut kembung dan tidak nyaman.

5) Perdarahan banyak atau berkepanjangan.

6) Sefalgia.

4. Kontrasepsi Implan

Implan mengandung hormon progestin. Progestin

ditempatkan didalam kapsul implan satu atau dua batang yang

dipasang pada lapisan bawah kulit dibagian medial lengan atas

dengan jangka 3 tahun. Waktu mulai menggunakan implant:

a. Implan dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.

Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.

b. Bila implan diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien

tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari.

c. Bila klien tidak mendapat haid, implan dapat diberikan


52

setiap saat, asal saja dapat dipastikan klien tidak hamil.

Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari

lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama

7 hari.

d. Bila klien pasca persalinan 6 minggu – 6 bulan, menyusui,

serta belum haid, implan dapat diberikan, asal dapat

dipastikan klien tidak hamil.

e. Bila pasca persalinan > 6 minggu dan telah mendapat haid,

maka implan dapat dipasang setiap saat, tetapi jangan

melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari.

Efek samping atau masalah yang ditemukan :

a. Amenore.

b. Ekspulsi.

c. Perdarahan pervaginam/spotting.

d. Infeksi pada daerah insersi.

e. Berat badan naik/turun

5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Menurut Nurjasmi (2016) AKDR merupakan salah satu

metode jangka panjang yang cukup efektif karena hanya terjadi

kurang dari 1 kehamilan diantara 100 pengguna AKDR di tahun

pertama memakai AKDR. AKDR post partum adalah AKDR

yang dipasang pada saat 10 menit setelah plasenta lahir hingga 48


53

jam post partum. Perdarahan haid yang lebih lama serta nyeri

dibawah perut merupakan efek samping utama dalam waktu 3-6

bulan penggunaan.

6. Tubektomi

Tubektomi adalah tindakan pada kedua saluran telur wanita

yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapat

keturunan lagi. Jenis kontrasepsi ini bersifat permanen, karena

dilakukan penyumbatan pada saluran telur wanita yang dilakukan

dengan cara diikat, dipotong ataupun dibakar.

Keuntungan dari kontrasepsi tubektomi adalah :

a. Penggunaannya sangat efektif, yaitu 0,5 kehamilan per 100

perempuan selama tahun pertama penggunaan.

b. Tidak mempengaruhi terhadap proses menyusui (breast

feeding).

b. Tidak bergantung pada faktor senggama.

c. Baik bagi klien bila kehamilan akan menjadi resiko

kehamilan yang serius.

d. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi

lokal.

Tidak ada efek samping dalam jangka waktu yang panjang.

7. Vasektomi

Vasektomi adalah metode sterilisasi dengan cara mengikat

saluran sperma (vas deferens) pria. Beberapa alternatif untuk


54

mengikat salauran sperma tersebut, yaitu dengan mengikat saja,

memasang klip tantalum, kauterisasi, menyuntikkan sclerotizing

agent, menutup saluran dengan jarum dan kombinasinya

(Proverawati, Islaely dan Aspuah, 2015).

Angka keberhasilan vasektomi adalah sekitar 99%. Tetapi

untuk dapat memastikan keberhasilan tersebut, sebaiknya 3 (tiga)

bulan setelah dilakukan vasektomi maka diadakan pemeriksaan

analisa sperma. Vasektomi akan dikatakan berhasil manakala

hasil pemeriksaannya adalah azoospermia (Proverawati, Islaely

2015).

2.5.7 Asuhan Keluarga Berencana

Menurut Arum dan Sujiyatini (2016) tindakan konseling hendaknya

diterapkan 6 langkah yang dikenal dengan kata SATU TUJU yaitu:

SA : Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan

T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya

U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu

beberapa\ jenis kontrasepsi yang paling mungkin.

TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya

J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan

kontrasepsi pilihannya.

U : perlunya dilakukan kunjungan Ulang.


55

2.6 Kerangka Teori

Input Proses Output

- Ibu Hamil Asuhan Kebidanan Hasil Asuhan


- Ibu Bersalin Kebidanan :
- Ibu Nifas - Pengkajian Data
- Bayi Baru - Interprestasi Data - Kehamilan
Lahir - Diagnosa Masalah - Persalinan
- Keluarga - Tindakan Segera - Masa Nifas
Berencana - Perencanaan - Bayi Baru Lahir
- Pelaksanaan - Keluarga Berencana
- Evaluasi

Gambar 2.4 Kerangka Teori


56

Anda mungkin juga menyukai