LAPORAN PENDAHULUAN
Antenatal Care (ANC) dapat didefinisikan sebagai perawatan yang diberikan oleh
profesional perawatan kesehatan terampil untuk wanita hamil dan remaja perempuan
untuk memastikan kondisi kesehatan terbaik bagi ibu dan bayi selama kehamilan.
Komponen-komponen ANC meliputi: identifikasi risiko; pencegahan dan manajemen
penyakit terkait kehamilan atau bersamaan; dan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan. Antenatal care merupakan sebuah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
yang bertujuan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, serta diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin saja ditemukan (Depkes
RI,1996).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) merupakan sebuah kunjungan ibu hamil ke
dokter atau bidan sedini mungkin setelah ibu merasa dirinya telah hamil agar
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal secepatnya. Di setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas akan mengumpulkan data dan menganalisis data mengenai
keadaan ibu melalui kegiatan anamnesis dan pemeriksaan fisik agar mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterine serta mendeteksi ada tidaknya masalah atau
komplikasi yang mungkin terjadi(Saifudin, 2005).
Henderson (2006) mengatakan, kunjungan Antenatal Care merupakan sebuah
program terencana oleh tenaga kesehatan yang bertujuan untuk :
a. mengobservasi keadaan kehamilan yang aman
b. mengedukasi ibu hamil agar mendapatkan persalinan yang aman
c. Penanganan medik untuk Deteksi dini (kelainan obstetri)
Berdasarkan Depkes RI (2004), tujuan dari pemeriksaan ANC sendiri adalah untuk
menjaga agar ibu hamil agar melalui masa kehamilannya, persalinan serta masa nifas
dengan baik dan selamat, dan juga mendapatkan bayi yang dalam keadaan sehat.
Adapun tujuan umum pemeriksaan ANC sendiri menurut Muchtar (2005) :
1. Melihat kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan dari ibu dan
perkembangan janin.
2. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, psikologis, maternal, dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal komplikasi secara dini yang mungkin terjadi selama hamil, seperti
riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. serta
memberikan penyelesainnya kepada ibu
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibu dan bayi selamat dengan
pencegahan terhadap trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu selama masa nifas berjalan dengan baik dan mengajarkan
ibu pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan ayahnya dalam menerima kelahiran bayi.
7. Menurunkan dan mencegah peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatalnya.
4. Sasaran ANC
a. Perubahan fisiologis
Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram, dengan
ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang
baru. Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu
pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena
timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru,
kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai
persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa
kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada
dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat
bekterisida.
Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah
bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau
serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-
garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya
menbiru disebut striae lividae. Pada seorang multigravida, di samping strie lividae,
terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie
gravidarum yang disebut strie albicans.
Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini
akan menghilang.
Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah kulit
payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu
biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum.
Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam
darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan
calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula
akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi penambahan
volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar
Hb turun. Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah, perluasan
daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula jantung
terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah. Kegiatan paru-paru pun bertambah
karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi
kebutuhan janin akan 02.
Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang
menimbulkan obstipasi.
Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan racun-
racun dari peredaran darah janin. Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang
kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin
ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar. Kapasitas kandung
kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena desakan oleh rahim yang
membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang yang turun ke dalam rongga
panggul.
Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar suprarenalis
menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
b. Adaptasi Psikologi
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan
status emosional seorang calon ibu. Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi
oleh rasa cinta dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah
satu tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin
kokoh dengan adanya kehamilan yang didambakan. Keterlambatan datang bulan
diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut
atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan
pemeriksaan. Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin
bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran.
Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan
mental, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI,
2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
Diagnosa Keperawatan