Anda di halaman 1dari 14

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi Antenatal Care

Antenatal Care (ANC) dapat didefinisikan sebagai perawatan yang diberikan oleh
profesional perawatan kesehatan terampil untuk wanita hamil dan remaja perempuan
untuk memastikan kondisi kesehatan terbaik bagi ibu dan bayi selama kehamilan.
Komponen-komponen ANC meliputi: identifikasi risiko; pencegahan dan manajemen
penyakit terkait kehamilan atau bersamaan; dan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan. Antenatal care merupakan sebuah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
yang bertujuan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, serta diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin saja ditemukan (Depkes
RI,1996).
          Kunjungan Antenatal Care (ANC) merupakan sebuah kunjungan ibu hamil ke
dokter  atau bidan sedini mungkin setelah ibu merasa dirinya telah hamil agar
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal secepatnya. Di setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas akan mengumpulkan data dan menganalisis data mengenai
keadaan ibu melalui kegiatan anamnesis dan pemeriksaan fisik agar mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterine serta mendeteksi ada tidaknya masalah atau
komplikasi yang mungkin terjadi(Saifudin, 2005).
     Henderson (2006) mengatakan, kunjungan Antenatal Care merupakan sebuah
program terencana oleh tenaga kesehatan yang bertujuan untuk :
a. mengobservasi keadaan kehamilan yang aman
b. mengedukasi ibu hamil agar mendapatkan persalinan yang aman
c. Penanganan medik untuk Deteksi dini (kelainan obstetri)

2. Tujuan Pemeriksaan ANC

Berdasarkan Depkes RI (2004), tujuan dari pemeriksaan ANC sendiri adalah untuk
menjaga agar ibu hamil agar melalui masa kehamilannya, persalinan serta masa nifas
dengan baik dan selamat, dan juga mendapatkan bayi yang dalam keadaan sehat.
Adapun tujuan umum pemeriksaan ANC sendiri menurut Muchtar (2005) :
1. Melihat kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan dari ibu dan
perkembangan janin.
2. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, psikologis, maternal, dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal komplikasi secara dini yang mungkin terjadi selama hamil, seperti
riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. serta
memberikan penyelesainnya kepada ibu 
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibu dan bayi selamat dengan
pencegahan terhadap trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu selama masa nifas berjalan dengan baik dan mengajarkan
ibu pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan ayahnya dalam menerima kelahiran bayi.
7. Menurunkan dan mencegah peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatalnya.

      Wiknjosastro (2005) mengatakan bahwa, tujuan khusus pemeriksaan ANC adalah


menyiapkan ibu hamil secara fisik dan mental dengan seoptimal mungkin serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kondisi hamil, persalinan dan selama masa nifas,
sehingga pada masa nifas mereka sehat dan normal, dan bukan hanya fisik tetapi juga
mental.

3. Jadwal Pemeriksaan ANC

Kunjungan antenatal yang bertujuan untuk pemantauan dan pengawasan


kesejahteraan ibu dan anak setidanya minimal empat kali selama kehamilan dalam
waktu, yaitu (Hanafiah, 2006).
a. kehamilan trimester I (<14 minggu) satu kali kunjungan, 
b. kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan, 
c. kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali
kunjungan 

4. Sasaran ANC

Sasaran ANC berdasarkan Depkes RI (2001)


a. Ibu Hamil
Ibu hamil merupakan sasaran yang paling utama ANC/asuhan kehamilan
karena berperan utama dalam menjaga kehamilannya dan dapat melahirkan
bayi yang sehat.
b. Suami
Dukungan sosial suami diharapkan oleh sang istri seperti memperhatikan
kesehatan istri, mengantar dan memahami keadaan istrinya, tidak akan
menyakiti istri, selalu berdoa untuk keselamatan istri juga suami menunggu
proses persalinan istrinya(Harymawan, 2007). Sehingga dukungan suami
berperan agar istrinya  melalukan pemeriksaan antenatal care (ANC).
c. Keluarga
Friedman (1998) mengatakan keluarga merupakan sumber selanjutnya untuk
dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga terdapat hubungan yang
kuat.

5. Standar Antenatal Care

Standar minimal ANC 14 T, meliputi


a. Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan
normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. Kenaikan
berat badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada Trimester I 0,5 Kg
perbulan dan Trimester II-III 0,5 Kg perminggu. Dengan kenaikan berat badan
rata-rata sebesar 6-12 kg selama kehamilan, Maksimal mengalami kenaikan
berat badan sebesar 12 Kg dan minimal sebesar 6-7 Kg. Perhatikan besar
kenaikan berat badan ibu, jangan sampai ibu mengalami penurunan berat
badan atau jangan sampai ibu mengalami obesitas.
b. Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
c. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
e. Pemberian imunisasi TT (T5)
Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan
minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila
memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu
hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila
memingkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu /
1 bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan 1 kali suntikan bila
interval suntikan sebelumnya 6 bualn. Bila statusnya T3 maka suntikan selama
hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya.
Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila
suntikan terakhir telah lebih dari satu tahun dan bagi ibu hamil dengan status
T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena mendapatkan kekebalan seumur hidup
(25 tahun).
f. Pemeriksaan Hb (T6)
Hb pada ibu hamil tidakboleh kurang dari 11 gr% karena ditakutkan ibu akan
Mengalami anemia.
g. Pemeriksaan VDRL (T7)
h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

6. Kunjungan Pemeriksaan ANC dan Pemeriksaan Leopold


Kunjungan/pemeriksaan ANC : 
a. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan
b. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya yaitu : Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya yaitu : Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
mempalpasi sisi yang  berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika
punggung akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya yaitu : Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika  bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin
masuk ke  pintu atas panggul.
Caranya yaitu : Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan
turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan
bagian tulang yang timbul.
Ada 2 keadaan yaitu:
Konvergen (belum masuk PAP)yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian
kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah,
divergen (sudah masuk PAP) yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin
masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele: ·
Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d Desember ·
Hari +7, Bulan +9,Tahun jika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
7. Perubahan Anatomi Selama Kehamilan

1.  Adaptasi Fisiologi

a. Perubahan fisiologis
Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram, dengan
ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka  belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang
baru. Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba  bahwa sewaktu
pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix  bertambah dan karena
timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru,
kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai
persiapan persalinan. Getah dalam vagina  biasanya bertambah dalam masa
kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum  sebagai hasil  penghancuran  glycogen yang berada
dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat
bekterisida.
Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah
bulan ke-4 corpus lutheum  ini akan mengisut.
Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau
serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-
garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya
menbiru disebut striae lividae.  Pada seorang multigravida, di samping strie lividae,
terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie
gravidarum yang disebut strie albicans.
Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae,  papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini
akan menghilang.
Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di  bawah kulit
payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu
biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum.
Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam
darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan
calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula
akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi  penambahan
volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar
Hb turun. Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,  perluasan
daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula jantung
terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah. Kegiatan paru-paru pun bertambah
karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi
kebutuhan janin akan 02.
Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang
menimbulkan obstipasi.

Urinarius 
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan racun-
racun dari peredaran darah janin. Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang
kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin
ada  juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar. Kapasitas kandung
kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena desakan oleh rahim yang
membesar pada akhir kehamilan oleh kepala  janin yang yang turun ke dalam rongga
panggul.

Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar suprarenalis
menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.

Kelenjar adrenal Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama


bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah
diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin,
hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi  bagian
medula.

Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:

a. HCG (human chorionic gonadotropin)


- dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
- puncaknya pada minggu ke-9 – 13
- mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih 
b. HPL (human placental lactogen)
- Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
- Kerjanya berlawanan dengan insulin
- Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa 
c. Estrogen
- Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
- Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan  pigmen kulit,
meretensi Na + dan air, serta menurunkan hidrokloric asam lambung.

b. Adaptasi Psikologi
     Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan  perubahan
status emosional seorang calon ibu. Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi
oleh rasa cinta dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah
satu tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin
kokoh dengan adanya kehamilan yang didambakan. Keterlambatan datang bulan
diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut
atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan
pemeriksaan. Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin 
bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran.
Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan
mental, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).

8. Keluhan Selama Masa Kehamilan

Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI,
2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Keluhan triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)


a. Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness).
b. Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena
adanya gangguan keseimbangan, perut kosong. 
d. Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan
pada kandung kencing. 
e. Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan
(estrogen dan  progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan
vagina. 
f. Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam
perlu diwaspadai adanya abortus. 
g. Perut membesar. 
h. Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang
timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut
menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap
kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik karena pengalaman
baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan dukungan
suami.
2. Keluhan triwulan II (usia kehamilan 4 –  6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu
diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, 
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan
I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan
bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi
melalui  pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk
kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 –  9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%. 
b. Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi. 
c. Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah
satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III
perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang). 
d. Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta. 
e. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada
saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini. 
f. Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul. 
g. Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi
(Purwaningsih, dkk, 2010). 

9. Komplikasi Masa Kehamilan

Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

1. Hiperemisis gravidarum.  
2. Hipertensi dalam kehamilan.  
3. Perdarahan trimester I (abortus).  
4. Perdarahan antepartum.  
5. Kehamilan ektopik.  
6. Kehamilan kembar. 
7.  Molahydatidosa.  
8. Inkompatibilitas darah.  
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.  
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).

10. Pemeriksaan Penunjang


a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).  
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis). 
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik). 
d. U S G (Jenis kelamin, Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh,
2013).

11. Konsep Asuhan Keperawatan

Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali
pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.  
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM. 
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episode singkope. 
d. Varises 
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
2. Integritas Ego
- Menunjukkan perubahan persepsi diri 
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi  
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis 
d. Hemoroid 
2. Makanan/Cairan 
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi 
b. Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester kedua
dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah 
berdarah 
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis) 
e. Sedikit edema dependen - Sedikit glikosuria mungkin ada 
f. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan. 
3. Nyeri dan Kenyamanan 
a. Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung 
4. Pernapasan 
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal  
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;  pernapasan
torakal. 
5. Keamanan 
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)  
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu) 
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu. 
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima. 
6. Seksualitas 
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual 
c. Leukosa mungkin ada
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis (pada
10 - 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20– 30 minggu) agak ke  bawah
kartilago ensiform (pada 36 minggu) 
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi  jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12
minggu 
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum. 
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif. 
7. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi. 
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional. 
8. Penyuluhan/Pembelajaran 
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik. 
9. Pemeriksaan Diagnostik 
a. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)  
b. golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas 
c. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia 
d. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen) 
e. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal. 
f. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis 
g. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2 
h. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal) 
i. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif 
j. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu 
l. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan
antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus  pengkajian
dilakukan pada setiap kunjungan prenatal

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal


2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman, kesalahan
interpretasi informasi
3. Harga diri rendah berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan tugas
kehamilan / kelahiran anak
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi, penggunaan/
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia
jaringan, ketuban pecah dini.
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus
6. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan, atau merasa takut
7. Resiko tinggi dekompisasi curah jantung berhubungan dengan peningkatan
volume cairan/ perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
9. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan
pada teratogen/ agen infeksi
10. Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis
situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis, metoda koping yang
tidak adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/ tidak adekuat

Anda mungkin juga menyukai