DI PUSKESMAS SALAMAN 1
Oleh:
POLTEKKES SEMARANG
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Laboratorium PNC merupakan lab penunjang perkuliahan asuhan Post Partum baik
fisiologi maupun pathologi yang bisa dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses
belajar mengajar, memberikan asuhan pada ibu nifas, mulai dari anamnesa, pemeriksaan
fisik, tindakan dan konseling.
Post Natal Care dimulai sejak 2 jam pertama setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu/42 hari setelah itu. Selama masa nifas, ibu akan mengalami perubahan fisiologis.
Perubahan terjadi pada sistem reproduksinya. Perubahan pada sistem reproduksi tersebut
diantaranya adalah payudara (mamae), involutio uterus, pengeluaran lokia, perubahan pada
endometrium, serviks, vulva dan vagina, dan pada perineum
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan jumlah sel darah
merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2014). Anemia sebagai
keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena kondisi patologis.
B. Etiologi
Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia yang ada:
Kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan penurunan
produksi sel darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup sejumlah kelainan yang
membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:
1. Hemoglobinopati
2. Thalasemia
3. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
4. Cacat sitoskeleton sel darah merah
5. Anemia persalinan kongenital
6. Penyakit Rh null
C. Patofisiologi
Anemia gizi besi terjadi ketika pasokan zat besi tidak mencukupi untuk pembentukan sel
darah merah optimal, sehingga sel sel darah merah yang terbentuk berukuran lebih kecil
(mikrositik), warna lebih muda (hipokromik). Simpanan besi dalam tubuh termasuk besi
plasma akan habis terpakai lalu konsentrasi transferin serum mengikat besi untuk
transportasinya akan menurun. Simpanan zat besi yang kurang akan menyebabkan deplesi zat
massa sel darah merah dengan hemoglobin yang di bawah normal, setelah itu pengangkutan
darah ke sel-sel di berbagai bagian tubuh juga berada di bawah kondisi normal (Irianto,
2014).
D. Pathway
Kegagalan
Defisiensi produksi SDM
B12, asam oleh sum-sum Destruksi Perdarahan
folat, besi tulang SDM berlebih hemofilia
Penurunan SDM
Hb berkurang
Anemia
Suplai O2 dan
nutrisi ke
jaringan
Gangguan
Gastro intestinal Hipoksia SSP
perfusi jaringan
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
E. Komplikasi
Komplikasi anemia pada ibu nifas dapat terjadi, hal ini dikarenakan ibu mengalami
pendarahan saat persalinan, proses persalinan berlangsung sangat lama, atau ibu sudah
menderita anemia sejak masa kehamilan. Pada kasus anemia pada masa nifas tidak segera
diatasi, dapat menyebabkan rahim tidak mampu berkontraksi (Anonia), atau kontraksi sangat
lemah (hipotonia). (Ayah Bunda, 2012).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dasar pada ibu hamil dengan anemia biasanya kadar
hemoglobinnya pada trimester 1 dan 2 yaitu <11g/dl dan pada trimester 3 <10,5 g/dl
G. Penatalaksanaan Medis
Penanganan yang tepat untuk mengatasi anemia adalah mencegah atau meminimalkan
konsekuensi perdarahan. Pengobatan yang aman dan efektif dapat memastikan ibu hamil
memiliki kadar Hb normal dan mencegah pelaksanaan tindakan transfuse darah. Tindakan
transfusi darah beresiko menimbulkan masalah lain, seperti transmisi virus dan bakteri
(Pratami, 2016).
Mengonsumsi suplemen penambah darah setiap hari berkaitan dengan peningkatan kadar Hb
ibu sebelum dan sesudah persalinan, hal ini juga mengurangi resiko terjadinya anemia.
Dengan mengonsumsi suplemen penambah darah biasanya akan menimbulkan efek samping
mual, muntah, konstipasi atau diare, tergantung dengan kondisi tubuh masing-masing ibu
hamil.
Pemberian suplemen zat besi atau penambah darah secara rutin pada ibu hamil dan enam
minggu post partum berkurang. Efek sampingnya berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb
lebih dari 13g/dl (Pratami, 2016)
I. Penyebab Anemia
Menurut Manuaba (2007), penyebab Anemia adalah:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan banyak darah pada persalinan yang lalu
5. Penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.
J. Tingkatan Anemia
Tingkatan anemia menurut Manuaba (2007), dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Anemia ringan, Hb 9,00 – 10,00 gr%
2. Anemia sedang, Hb 7,00 – 8,00 gr%
3. Anemia berat, Hb ¿ 7 gr%
K. Klasifikasi Anemia
Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah sebagai berikut:
1. Anemia defisiensi, besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe.
Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan,
karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari tubuh, misalnya
pada pendarahan.
2. Anemia megaloblastik, adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang
sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang
jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi.
3. Anemia hemolitik, adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
4. Anemia hipoplastik, dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang
belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2009). Pada
sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukimia dan
gangguan imunologis.
L. Pengkajian Fokus
1. Identitas
a. Identitas pasien
Identitas klien berisi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, dan alamat
b. Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab dimaksudkan untuk memudahkan tenaga kesehatan
untuk meminta persetujuan sebelum melakukan tindakan.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah,
luka, nafsu makan menurun, dan mual muntah yang lebih hebat dari kehamilan
muda. (Astutik & Ertiana, 2018).
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu hamil dengan anemia dapat dtemukan mudah lelah, lesu, dan sesak nafas saat
beraktivitas maupun istirahat, permukaan kulit dan wajah pucat, serta mudah pusing.
(Sholihah, 2016).
c. Riwayat penyakit dahulu
Pada ibu hamil dengan anemia biasanya memiliki riwayat kehamilan yang
berdekatan, adanya riwayat penyakit tertentu seperti infeksi, TB, cacing usus, dan
malaria. Selain itu terdapat riwayat penyakit darah seperti leukemia dan riwayat
perawatan operasi akibat trauma
d. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga biasanya ada yang mengalami penyakit yang sama. Biasanya
anggota keluarga cenderung menganggap gejala yang ada pada ibu hamil dengan
anemia merupakan hal yang biasa. Hal ini merupakan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal risiko anemia pada ibu hamil. Sehinga anggota keluarga kurang
memperhatikan gizi anggota keluarganya walaupun sedang hamil (Riasmini &
Permatasari, 2017).
e. Riwayat kehamilan
Ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan pada kehamilan usia muda, kehamilan
yang berdekatan, serta banyaknya frekuensi partus ibu (Wagiyo & Putrono, 2016).
3. Pola pengkajian fungsional – Gordon
a. Pola Persepsi-Manajemen Kesehatan
Perilaku kesehatan ibu hamil yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Pola makan ibu hamil dengan anemia biasanya kurang mengkonsumsi makanan
yang kaya nutrisi seperti sayuran berdaun hijau, dagung merah, dan tidak
mengkonsumsi tablet Fe. Pola makan ibu akan mempengaruhi status gizi dimana ibu
dengan status gizi baik cenderung tidak mengalami anemia (Wagiyo & Putrono,
2016).
c. Pola Eliminasi
Frekuensi buang air kecil dan buang air besar ibu selama masa kehamilan. Semakin
tua usia kehamilan semakin sering BAK.
d. Pola Aktivitas – Latihan
Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia mudah kelelahan dan keletihan.
e. Pola Istirahat – Tidur
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak karena ibu hamil dengan anemia
mudah kelelahan dan keletihan.
f. Pola Persepsi – Konsep Diri
Persepsi ibu hamil mengenai kondisi anemia yang dia derita saat kehamilan ini.
g. Pola Kognitif – Perseptual
Gambaran tentang pancaindera ibu hamil.
h. Pola Reproduksi – Seksual
Frekuensi ibu hamil bersenggama di masa kehamilan dan efeknya terhadap
kehamilannya.
i. Pola Hubungan – Peran
Hubungan ibu hamil dengan keluarga, tertangga, saudara, dan orang terdekat.
j. Pola Koping – Stress
Menggambarkan kondisi fisiologis ibu hamil dengan usia kehamilannya dan anemia.
k. Pola Keyakinan – Nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi ibu hamil.
Hidup
3. Keadaan Umum
a. Keadaan sakit
Pasien tampak lemas, pucat dan keringat dingin
b. Tanda-tanda vital
1) Kesadaran
Skala Koma Skale:
- Eyes: 4
- Verbal: 5
- Motoric: 6
- Jumlah: 15
- Kesimpulan: composmentis
2) Tekanan darah: 109/75 mmHg
3) Suhu: 37.2℃
4) N: 112 x/ menit
4. Pengkajian pola kesehatan – Gordon
a. Pola Manajemen dan Persepsi Kesehatan
Klien mengatakan apabila ia merasa sakit maka dia akan berobat ke bidan desa
ataupun ke puskesmas.
b. Pola Nutrisi – Metabolik
Klien mengatakan selama masa nifas ia makan 3x sehari dengan porsi yang cukup
karena untuk menunjang ASI untuk anaknya. Ia juga mengkonsumsi suplemen
seperti Fe untuk tambahan asupannya.
c. Pola Eliminasi
Klien mengatakan selama masa nifas ini ia BAK sehari sebanyak 3-4 x sehari, dan
BAB sebanyak 1x sehari namun tidak rutin setiap hari.
d. Pola Istirahat – Tidur
Klien mengatakan tidur malam 4-5 jam, sering terbangun karena harus mengganti
popok dan menyusui anaknya, kadang juga tidur siang selama 45 menit jika anaknya
tidak rewel serta jika tidak ada kegiatan lain.
e. Pola Aktivitas – Latihan
Selama hamil
Aktivitas Skor
Toileting
Berpakaian 0
Mobilitas 0
Makan/minum 0
Mandi 0
0
Setelah melahirkan
Aktivitas Skor
Toileting
Berpakaian 1
Mobilitas 0
Makan/minum 2
Mandi 0
1
Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Dibantu alat
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain
4 = Ketergantungan total
B. Terapi
1. Ferrous Sulfate 30 mg 1 x 1
Obat yang merupakan suplemen zat besi yang digunakan untuk mengobati atau
mencegah kadar zat besi rendah dalam darah kurang (untuk anemia dan ibu hamil).
2. Tablet g 1 x 1
Tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau
hemoglobin,penting untuk ibu hamil karena memiliki fungsi untuk menambah asupan
nutrisi pada janin, mencegah anemia defisiensi zat besi, dan perdarahan saat masa
persalinan.
3. Vitamin C 85 mg 1 x 1
Sebagai pendukung nutrisi
C. Analisis Data
N: 112 x/m
S: 37.2°C
SPO: 97
D. Diagnosa
1. Diagnosa Medis
Anemia
2. Diagnosa Keperawatan
Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (Post Partum)
E. Intervensi Keperawatan
G. Catatan Perkembangan
P: Lanjutkan intervensi
Jum’at 1 Yumna
5/11/21 S: Pasien mengatakan bahwa hasil lab dari Hb nya adalah
12:00 7,3gr/dl
WIB
O: Kesadaran Komposmentis
P: Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA