Anda di halaman 1dari 41

KEPERAWATAN GENROTIK

PRAKTIKA MATERI PERTEMUAN 13


Dosen pengampu: Moh Ridwan, SKM, MPH

DISUSUN OLEH:
1. NOR ULUM P1337420519034
2. BAGAS TANGKAS W. P1337420519035
3. LAILATUL FITRIANTI P1337420519036
4. KHUSNA AMELINDA P. P1337420519037
5. DEWI WULANDARI P1337420519038
6. PUTRIA NURJANAH P1337420519039
7. LESTIANA PUSPASARI D. P1337420519040
8. DINA DIANA P1337420519042
9. ARIANA ANGGUN K. P1337420519043
10. SALMA SELINA N. P1337420519044

WISANGGENI 1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
TAHUN 2021
TANYA JAWAB
MATERI PERTEMUAN 13
1. Apa yang dimaksud dengan osteoartritis
Osteoarthritis adalah peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan.
Osteoarthritis adalah jenis arthritis (peradangan sendi) yang paling sering terjadi. Kondisi
ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak. Penyakit ini bisa
menyerang semua sendi, namun sendi di jari tangan, lutut, pinggul, dan tulang
punggung, adalah sendi-sendi yang paling sering terkena.
2. Adakah faktor resiko seseorang menderita osteoartritis?
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoarthritis, antara
lain:
 Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah menopause
 Mengalami obesitas
 Mengalami cedera pada sendi atau pernah menjalani operasi pada tulang dan
sendi
 Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan
secara terus-menerus, misalnya terlalu sering mengenakan sepatu hak tinggi
 Memiliki riwayat osteoarthritis di keluarga
 Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis

 Mengalami kelainan bawaan atau cacat pada tulang rawan atau sendi
3. Gejala yang sering dialami oleh pasien osteoartittris
Selain rasa sakit dan kaku, beberapa gejala lain yang bisa terjadi adalah:
 Pembengkakan pada sendi
 Munculnya suara gesekan pada sendi ketika digerakkan
 Melemahnya otot dan berkurangnya massa otot
 Munculnya taji atau tulang tambahan
 Munculnya benjolan pada sendi yang ada di jari tangan
 Membengkoknya jari tangan
4. Bagaimana pencegahan osttteoporosis
Mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak
mengonsumsi minuman beralkohol, melakukan pemeriksaan berkala jika sudah
menopause, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang kaya akan
vitamin D dan kalsium.
5. Apa itu fraktur?
Fraktur (fraktura) atau patah tulang adalah kondisi ketika tulang menjadi patah, retak,
atau pecah sehingga mengubah bentuk tulang. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya
tekanan kuat pada tulang atau karena kondisi tulang yang melemah, seperti
osteoporosis.
6. Seberapa umum kondisi fraktur terjadi?
Fraktur adalah kondisi yang sering terjadi serta dapat dialami oleh siapapun dan pada
usia berapapun akibat cedera atau kecelakaan. Namun, kondisi ini juga umum terjadi
pada lansia karena faktor penuaan yang meningkatkan risiko osteoporosis.
7. Apa saja jenis fraktur?
Patah tulang atau fraktur memiliki beragam jenis. Secara garis besar, beberapa jenis
fraktur yang umum terjadi adalah:
 Fraktur terbuka, yaitu kondisi ketika tulang yang patah menembus kulit
sehingga bisa dilihat.
 Fraktur tertutup, yaitu kondisi ketika tulang patah, tetapi tidak menembus kulit
atau kulitnya masih utuh.
 Fraktur parsial, yaitu kondisi ketika patahnya tulang tidak seutuhnya atau tidak
lengkap.
 Fraktur total, yaitu ketika patahnya tulang terjadi secara total atau lengkap,
sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian atau lebih
8. Apa penyebab terbentuknya katarak?
Penuaan adalah penyebab terbanyak terjadinya katarak. Katarak dapat merupakan
kelainan bawaan yang ditemukan pada bayi dan anak-anak. Trauma pada mata dan
beberapa jenis obat dapat menyebabkan terbentuknya katarak. Masalah kesehatan
lain, seperti diabetes, juga berkaitan dengan terbentuknya katarak, bahkan pada usia
lebih muda. Tindakan bedah mata sebelumnya dan penyakit mata lainnya dapat juga
mengakibatkan terbentuknya katarak. Kecepatan pembentukan katarak tidak bisa
diperkirakan. Katarak yang disebabkan penuaan biasanya berkembang perlahan tahun
demi tahun, yang lain mungkin berkembang dengan cepat dalam beberapa bulan
bahkan beberapa jam.
9. Bagaimana katarak dapat diobati?
Belum ditemukan obat-obatan yang dapat menyembuhkan katarak. Operasi
merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan katarak. Seringkali terjadi salah
pengertian bahwa jika pasien sudah terdiagnosa katarak maka harus segera dioperasi.
Operasi baru dikerjakan jika katarak mengakibatkan gangguan penglihatan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, seperti gangguan dalam pekerjaan, berkendara,
melakukan hobi, membaca, atau menonton televisi.
Operasi katarak secara umum adalah sangat amam, tetapi bukan tanpa
komplikasi. Beberapa pasien mungkin memerlukan operasi kedua. Kembalinya
penglihatan setelah operasi katarak tergantung pada banyak faktor termasuk kesehatan
mata anda sendiri. Pemulihan penglihatansetelah operasi katarak sangat bervariasi.
Beberapa pasien dapat melihat dengan sangat jelas dalam beberapa hari, yang lain
mungkin memerlukan waktu beberapa minggu. Penggantian kacamata biasanya
dilakukan beberapa minggu setelah operasi. Sebagian besar pasien akan tetap
memerlukan kacamata setelah operasi, terutama untuk membaca.
10. Bagaimana cara mencegah katarak?
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah katarak, antara lain:
 Memeriksakan mata secara teratur pada dokter spesialis mata.
 Melindungi mata dari benturan dan cahaya matahari yang terlalu lama, dengan
menggunakan kacamata yang melindungi dari sinar ultraviolet baik UVA dan
UVB.
 Mempertahankan kadar gula darah agar tetap normal, pada pengidap diabetes.
 Membatasi kebiasaan menyetir di malam hari.
 Memperbaiki pencahayaan di rumah.
 Menggunakan kaca pembesar saat membaca.
PROBLEM BASED LEARNING
MATERI PERTEMUAN 13

A. Evaluasi
Demonstrasikan asuhan keperawatan pada lansia dengan osteoartritis

A PENGKAJIAN
1 Identitas Pasien
a. Nama Pasien : Ny. U
b. Tempat Tgl Lahir : Magelang, 5 Juni 1950
c. Umur : 71
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SLTA
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Status Perkawinan : Menikah
i. Suku / Bangsa : Jawa
j. Alamat : Donorejo, Secang, Kabupaten Magelang
k. Diagnosa Medis : Osteoartritis Genu Dextra
l. No. RM : 170694
m. Tanggal Masuk RS : 05 Juni 2021

2 Identitas Penanggung Jawab


a. Nama : Bp. S
b. Umur : 63 tahun
c. Pendidikan : SLTA
d. Pekerjaan : Buruh
e. Alamat : Donorejo, Secang, Kabupaten Magelang
f. Hubungan dengan pasien : Suami
g. Status perkawinan : Kawin

3 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada saat pengkajian Ny. U mengeluh nyeri pada lutut bagian kanan,
kemeng-kemeng, sakit,ditekuk tidak bisa
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. U sudah 1 mingguan merasakan nyeri pada lutut kanan, kemeng-
kemeng, sakit,ditekuk tidak bisa
c. Riwayat kesehatan dahulu
Ny. U mengatakan pernah operasi amandel tahun 2018, dan Ny. U
mengatakan jika memiliki riwayat Hipertensi
d. Riwayat kesehatan keluarga
1. Pasien mengatakan pernah operasi amandel tahun 2004
2. Pasien punya riwayat hipertensi
e. Riwayat alergi
Suami pasien mengatakan bahwa Ny.U tidak mempunyai riwayat alergi
terhadap obat maupun makanan.

4 Pengkajian Fokus Pola Fungsional Gordon


a. Pola manajemen kesehatan dan persepsi kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan itu hal yang penting, sehingga ketika salah
satu anggota keluarga ada yang sakit maka segera dibawa ke puskesmas
maupun rumah sakit terdekat.
b. Pola metabolik nutrisi
Sebelum Sakit:
Ny.U makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih 8
gelas perhari.
Selama Sakit:
Ny.U makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih
5
gelas perhari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit:
BAB normal
Selama Sakit:
BAB terganggu dikarenakan lutut kanan sakit
d. Pola aktivitas
Aktivitas sehari-hari Ny.U dibantu oleh keluarga dalam memakai kursi
roda.

e. Pola istirahat tidur


Sebelum sakit:
Ny.U tidur cukup selama 7-8 jam perhari
Selama sakit:
Ny.U tidur cukup selama 7-8 jam perhari.
f. Pola persepsi kognitif
Respon pasien baik, keadaan lemah.
g. Pola konsep diri dan persepsi diri
Dibuktikan bahwa suami pasien dan keluarga sangat berharap Ny.U
sembuh dari penyakitnya, sehingga pasien dapat sembuh dan bisa segera
pulang ke rumah.
h. Pola peran hubungan
Pasien tinggal bersama anaknya sebagai orangtua serta sebagai kakek bagi
cucunya.
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah, mempunyai 4
orang anak dan 2 orang cucu.
j. Pola toleransi stress koping
Pasien memiliki mekanisme koping yang baik, adanya dukungan dari
keluarga mengurangi kecemasan dan stress pasien.
k. Pola keyaninan nilai
Diperoleh dari data bahwa pasien beragama islam

5 Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum: Compos Mentis
b. TTV : Tekanan darah : 130/80 mmHg
Respiration rate : 22x/menit
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36°C
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 150 cm
Skala nyeri :6

c. Kulit : Turgor kulit kering


d. Kepala : simetris, warna rambut merah karena disemir
e. Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening
f. Dada
Inspeksi: simetris
Auskultasi: Terdengan bunyi trakheal,bronchial
Perkusi: Terdengar samar saat diketuk
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
g. Punggung: Tidak ada kelainan
h. Abdomen
Inspeksi: tidak dikaji
Auskultasi: Terdengar bising usus
Perkusi: Terdapat suara thimpani
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
i. Panggul: Dalam batas normal
j. Anus dan rectum: Tidak terkaji
k. Genetalia: Tidak terdapatt kelainan/penyakit pada vagina
l. Ekstremitas
Atas: Tidak terdapat kelainan bentuk
Bawah: Tidak terdapat kelainan bentuk, terjadi kelemahan /rasa sakit pada
lutut kaki kanan
6. Tanggal Jenis Hasil Normal Pemeriksaan
Penunjang Pemeriksaan pemeriksaan ( Satuan)
5-6-2021 Hb 11,5 12-14
Hemetokrit 34,8 37-43
Leukosit 9.400 4000-10.000
trombosit 284.000 150.000-
Eritrosit 3,66 450.000
MCV 95,1 40-46
MCH 31,4 80.0-90.0
Niferensial 63,1 26,5-30,5
Segmen 27,7 40-80
Lionfosit 9,2 20-40
Tanggal Jenis Hasil Normal
B . Pemeriksaan pemeriksaan ( Satuan) ANALISIS
6-6-2021 Gas Sewaktu 90 1-10
DATA Gas Puasa 136 75-140
Fungsi ginjal 3,8 75-115
Kelost total 191 2,6-6,1
Kolest HDL 123,7 < 220
Kolest LDL 56 < 150
< 200
NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS : Agen injuri biologis Nyeri akut


Pasien menyatakan nyeri dilutut
kanan sejak 1 minggu sebelum
dirawat di RS.

DO :
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50 C
P : jatuh dari motor
Q : pegel-pegel,kemeng, nyeri
R : lutut kanan
S:6
T : setiap berjalan sakit

2. DS : Kelemahan otot Hambatan


Pasien mengatakan lutut kanan mobilitas Fisik
sakit untuk ditekuk atau
digerakkan

DO :
Pasien dalam berpindah tempat
menggunakan kursi roda ADL
dibantu keluarga

3. DS : Kurang
Pasien mengtakan tidak Kurang informasi pengetahuan
mengerti tentang penyakitnya tentang kesehatan tentang
kesehatan
DO :
Pasien mengatakan belum tahu
tentang sakitnya

C . DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen Injuri Biologis ditandai dengan
Problem : Hambatan mobilitas fisik
Etiologi : Keterbatasan rentang pergerakan sendi
Simtom : Lutut kanan terasa kaku , nyeri kalau ditekut terasa sakit sekali.
2. Hambatan phisik berhubungann dengan kelemahan otot.
3. Kurang pengetahuan tentang kesehatan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakitnya.

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/ DIAGNO PERENCANAAN
tgl/jam SA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERA
WATAN
Sabtu Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
5 Juni asuhan keperawatan TTV dan keadaan umum
2021 selama 3x24jam tingkat nyeri pasien dan
Jam nyeri pasien pasien tindakan
14.00 berkurang dengan 2. Ajarkan pasien selanjutnya
WIB kriteria hasil tertarik 2. Nafas dalam
1. TTV dalam batas relaksasi nafas dapat merilekskan
normal dalam pasien dan
2. Nyeri berkurang 3. Edukasi pasien mengalihka nyeri
dari skala dan keluarga 3. Mengoptimalkan
3. wajah rileks untuk pasien untuk
membatasi istirahat
pengunjung 4. obat oral getik
4. kolaborasi dapat megurangi
dengan dokter rasa nyeri
pemberian
analgetik
Minggu Hambatan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
6 Juni Mobilitas asuhan keperawatan kemampuan keadaaan umum
2021 Fisik selama 3x24 jam pasien dalam 2. ROM dapat
Jam tidak terjadi beraktifitas mengurangi
10.30 hambatan mobilitas 2. Lakukan ROM kekakuan otot
WIB fisik 3. Edukasi 3. mengurangi
keluarga untuk faktor resiko
mendampingi 4. Fisioterapi
aktifitas pasien mengurangi rasa
4. kolaborasi nyeri
dengan
keluarga
Senin Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui
7 Juni pengetahu asuhan keperawatan pengetahuan tingkat
2021 an selama 1x24 jam pasien pengetahuan
Jam pasien 2. Berikan penyakit
14.30 pendidikan 2. pendidikan
WIB pahaam dengan kesehatan kesehatan dapat
kriteria hasil: pasien tentang meningkatkan
mengetahui penyakitnya pemahaman
penyakitnya 3. Ajarkann pasien
pasien cara 3. pasien paham
pencegahan cara pencegahan
penyakit Pasien memahami
4. kolaborasi proses perjalanan
dengan dokter penyakit
untuk
memberikan
informasi

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


HARI/ TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu 5-6-2021 1. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan nyeri pada lutut
Observasi tingkat nyeri kanan terasa pegel-pegel, bisa
Jam 11.30 WIB beraktifitas jalan terasa sakit
O. KU,Cm
TTV
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50 C
\RR: 22x/menit
Wajah pasien tegang menahan nyeri
A.Nyeri akut belum teratasi
P.lanjutkan intervensi
S. Pasien mengtakan lutut sakit kalau
2. Mengukur TTV dan ditekut
observasi hambatan O.Pasien dalam berjalan menggunakan
fisik kursi roda
A.Rasa sakit pada lutut belum teratasi
P.Lanjutkan intervensi
Minggu 6-6-2021 1. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakn nyeri pada lutut
Jam 13.40 WIB Observasi tingkat nyeri kanan mulai berkurang
TTV
TD : 120/80
Nadi : 92x/menit
Suhu : 370 C
\RR: 24x/menit
Wajah pasien sudah tidak tampak
tegang
A. Nyeri berkurang
P.Lanjutkan intervensi
2. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan lutut sudah
observasi hambatan berkurang sakitnya
phisik O.Pasien dalam berjalan masih
mengguanakn kursi roda
A. Rasa nyeri pada lutut sudah
berkurang
P.Lanjutkan intervensi
Senin 7-6-2021 1. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakn nyeri pada lutut
Jam 14.00 WIB Observasi tingkat nyeri kanan berkurang
O.Pasieb dalam berjalan sudah bisa
sendiri tanpa bantuan kursi roda
TTV
TD : 120/80
Nadi : 92x/menit
Suhu : 36,50 C
RR: 22x/menit
A.Pasien mengatakan bisa berjalan
pelan-pelan tanpa kursi roda ADL
dibantu
P. Lanjutkan intervesi
2. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan lutut sudah
observasi hambatan berkurang sakitnyasudah bisa ditekut
Fisik dan tidak sakit
O.Pasien dalam berjalan sudah tidak
menggunakn kursi roda, ADL dibantu
A. Rasa nyeri pada lutut sudah
berkurang
P.Lanjutkan intervensi
3. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan tidak tahu
Observasi tentang tentang penyakitnya
kurangnya pengetahuan O.Pasein mengtakan sakit pada lutut
kesehatan kanan
A.Pasien mengatakan belum tahu
informasi kesehatan
P.Lanjutkan intervensi
Demonstrasikan asuhan keperawatan pada lansia dengan osteoporosis
A .PENGKAJIAN
6 Identitas Pasien
a. Nama Pasien : Tn. D
b. Tempat Tgl Lahir : Magelang, 8 Juli 1955
c. Umur : 68
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : Tidak bekerja
h. Status Perkawinan : Menikah
i. Suku / Bangsa : Jawa
j. Alamat : Salaman, Kabupaten Magelang
k. Diagnosa Medis : Osteoporosis
l. No. RM : 170663
m. Tanggal Masuk RS : 2 Januari 2021

7 Identitas Penanggung Jawab


a. Nama : Ny. S
b. Umur : 63 tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Tidak bekerja
e. Alamat : Salaman, Kabupaten Magelang
f. Hubungan dengan pasien : Istri
g. Status perkawinan : Kawin

8 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada saat pengkajian Tn. D mengeluh nyeri pada punggung dan kaki
kanan, klien tampak sulit berjalan, saat beraktivitas berlebihan klien
merasakan lelah. Semua keluhan itu sudah dirasakan 1 tahun terakhir ini
b. Riwayat kesehatan sekarang
Tn.D mengatakan sering merasa nyeri punggung dan sulit berjalan
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah mengalami osteoporosis
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada yang memiliki penyakit osteoporosis
e. Riwayat alergi
Istri pasien mengatakan bahwa Tn.D tidak mempunyai riwayat alergi
terhadap obat maupun makanan.

9 Pengkajian Fokus Pola Fungsional Gordon


a. Pola manajemen kesehatan dan persepsi kesehatan
Pasien ttidak tahu makanan yang harus dihindari
b. Pola metabolik nutrisi
Sebelum Sakit:
Tn.D makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih 8
gelas perhari.
Selama Sakit:
Tn.D makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih 8
gelas perhari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit:
BAB normal
Selama Sakit:
BAB memerlukan bantuan ketika nyeri kambuh
d. Pola aktivitas
Pasien melakukan kegiatan dirumah seperti enyapu halaman dan
membersihkan rumah ketika nyeri punggung tidak kumatt
e. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit:
Ny.U tidur cukup selama 7-8 jam perhari
Selama sakit:
Ny.U tidur kurang dari 8 jam karena terganggu oleh nyeri
f. Pola persepsi kognitif
Peglihatan pasien kabur
g. Pola konsep diri dan persepsi diri
Dibuktikan bahwa istri pasien dan keluarga sangat berharap Tn. D
sembuh dari penyakitnya, sehingga pasien dapat sembuh dan bisa segera
pulang ke rumah.
h. Pola peran hubungan
Pasien tinggal bersama istrinya
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah, mempunyai 3
orang anak dan 4 orang cucu.
j. Pola toleransi stress koping
Pasien memiliki mekanisme koping yang baik, adanya dukungan dari
keluarga mengurangi kecemasan dan stress pasien.
k. Pola keyaninan nilai
Diperoleh dari data bahwa pasien beragama islam

10 Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum: Compos Mentis
b. TTV : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Respiration rate : 20x/menit
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,5°C
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 161 cm
Skala nyeri :6

c. Kulit : Turgor kulit baik, keriput, warna kulit sawo matang


d. Kepala : simetris, warna rambut putih beruban
e. Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening
f. Dada
Inspeksi: simetris
Auskultasi: tidak ada bunyi tambahan
Perkusi: pekak
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
g. Punggung: Tidak ada kelainan
h. Abdomen
Inspeksi: simetris
Auskultasi: refluks 13x/ menit
Perkusi: timpani
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
i. Panggul: Dalam batas normal
j. Anus dan rectum: Tidak terkaji
k. Genetalia: Tidak terkaji
l. Ekstremitas
Atas: Tidak terdapat kelainan bentuk
Bawah: Tidak terdapat kelainan bentuk, terjadi kelemahan /rasa nyeri
pada lutut kaki kanan
B . ANALISIS DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS: Agen pencedera Nyeri akut


Tn.D mengatakan fisiologis
Nyeri pada punggung
dan kaki kanan
P = Inflamasi Sendi
Q = Tertusuk-tusuk
R = Kaki kanan dan
lutut
T = Hilang Timbul

DO:
a.Keadaan Umum :
Cukup baik
GCS : Composmentis
(E=4, V=5, M=6)
b.Terdapat
pembengkakan pada
sendi
c. Klien nampak
menahan nyeri
d. Klien tampak
meringis

2. DS : Kelemahan otot Hambatan


Pasien mengatakan sulit untuk mobilitas Fisik
beraktifitas

DO :
Pasien sedikit pincang saat
berjalan dan sulit bergerak
karena menahan nyeri

C . DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencidera fsiologis : inflasi pada sensi
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan denga nyeri akut
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/ DIAGNO PERENCANAAN
tgl/jam SA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERA
WATAN
Sabtu Nyeri akut Setelah dilakukan Intervensi Utama : 1) Mengetahui
2 asuhan keperawatan  Manajemen keadaan umum
Januari selama 3x24jam Nyeri pasien dan
2021 nyeri pasien 1. Observasi: tindakan
Jam berkurang dengan  Identifikasi selanjutnya
09.00 kriteria hasil skala nyeri 2) Dengan
WIB 4. TTV dalam batas  Identifikasi terapeutik
normal faktor yang dapatt
5. Nyeri berkurang memperber merilekskan
dari skala at dan pasien dan
6. wajah rileks mempering mengalihka
an nyeri nyeri
 Identifikasi 3) Pasien akan
2. Terapeutik lebih paham
 Berikan mengenai hal
teknik yang dapat
nonfarmako mengurangi
logis untuk rasa nyeri
mengurangi 4) obat untuk
rasa nyeri megurangi
(misalnya rasa nyeri
TENS,
Hipnosis,
akupresur,
oijat,
aromaterapi
, kompres
hangat/ding
in, terapi
bermain)
 Kontrol
lingkungan
yang
mmperberat
rasa nyeri
 Fasilitasi
istirahat dan
tidur
3. Edukasi:
 Ajarkan
teknik
nonfarmako
logis untuk
mengurangi
rasa nyeri
4. Kolaborasi:
 Kolaborasi
pemberian
analgetik
Minggu Hambatan Setelah dilakukan Intervensi 5. Mengetahui
3 Mobilitas asuhan keperawatan Utama : keadaaan umum
Januari Fisik selama 3x24 jam  Dukun 6. ROM dapat
2021 tidak terjadi gan mengurangi
Jam hambatan mobilitas Mobili kekakuan otot
10.30 fisik sasi 7. mengurangi
WIB faktor resiko
a. Observ 8. Fisioterapi
asi: mengurangi rasa
 Identifi nyeri
kasi
adanya
nyeri
atau
keluha
n fisik
lainnya
b. Terape
utik :
 Fasilita
si
aktivita
s
mobilis
asi
dengan
alat
bantu

c. Edukas
i:
 Jelaska
n
tujuan
dan
prosed
ur
mobilis
asi
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI/ TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu 2-1-2021 3. Mengukur TTV dan S : Pasien mengeluh nyeri pada
Observasi tingkat nyeri punggung dan kaki kanan
Jam 09.00 WIB O :Cm
TTV
TD : 120/80
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50 C
RR: 20x/menit
Berjalan dengan pelan menahan nyeri
A : Nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

4. Mengukur TTV dan S. Pasien mengatakan kaki sakit saat


observasi hambatan berjalan
fisik O.Pasien berjalan sangat pelan
A.Rasa sakit pada kaki kanan belum
teratasi
P.Lanjutkan intervensi
Minggu 3-1-2021 3. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakn nyeri pada kaki
Jam 10.30 WIB Observasi tingkat nyeri kanan mulai berkurang
TTV
TD : 120/80
Nadi : 92x/menit
Suhu : 360 C
\RR: 24x/menit
Saat berjalan pasien sudah agak
mendingan
A. Nyeri berkurang
P.Lanjutkan intervensi

4. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakan kaki kanan


observasi hambatan sudah berkurang sakitnya
phisik O.Pasien dalam berjalan sudah
agak mendingan
A. Rasa nyeri pada kaki kanan
sudah berkurang
P.Lanjutkan intervensi
Demonstrasikan asuhan keperawatan pada lansia dengan fraktur
A .PENGKAJIAN
1 Identitas Pasien
a. Nama Pasien : Tn. T
b. Tempat Tgl Lahir : Magelang, 10 Desember 1985
c. Umur : 35
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMK
g. Pekerjaan : Gojek
h. Status Perkawinan : Menikah
i. Suku / Bangsa : Jawa
j. Alamat : Muntilan, Kabupaten Magelang
k. Diagnosa Medis : Fraktur
l. No. RM : 170888
m. Tanggal Masuk RS : 14 Juni 2021

2 Identitas Penanggung Jawab


a. Nama : Ny. A
b. Umur : 32 tahun
c. Pendidikan : s1
d. Pekerjaan : Dosen
e. Alamat : Muntilan, Kabupaten Magelang
f. Hubungan dengan pasien : Istri
g. Status perkawinan : Kawin

3 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada saat pengkajian Tn. T mengeluh nyeri sakit pada bagian kaki sebelah
kanan
b. Riwayat kesehatan sekarang
Tn.T masuk ke RS pada hari senin 14 juni 2021 ,klien mengatakan sudah
5 hari kakinya yang patah sudah dioprasi dan luka, klien mengatakan
nyeri menusuk dan panas pada bagian kaki yang siap operasi dan lamanya
nyeri kurang lebih 5 menit.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan belum pernah menderita penyakit yang sama dengan
hari ini
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada yang memiliki penyakit patah tulang
e. Riwayat alergi
Istri pasien mengatakan bahwa Tn.T tidak mempunyai riwayat alergi
terhadap obat maupun makanan.

4 Pengkajian Fokus Pola Fungsional Gordon


a. Pola manajemen kesehatan dan persepsi kesehatan
Pasien mengatakan jika kesehatan sangatlah penting
b. Pola metabolik nutrisi
Sebelum Sakit:
Tn.D makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih 8
gelas perhari.
Selama Sakit:
Tn.D makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih 8
gelas perhari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit:
BAB normal
Selama Sakit:
BAB memerlukan bantuan orang lain
d. Pola aktivitas
Pasien tidak bisa melaukan aktivitas seperti biasanya
e. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit:
Ny.U tidur cukup selama 7-8 jam perhari
Selama sakit:
Ny.U tidur kurang dari 8 jam karena terganggu oleh nyeri
f. Pola persepsi kognitif
Respon baik, keadaan lemah
g. Pola konsep diri dan persepsi diri
Dibuktikan bahwa istri pasien dan keluarga sangat berharap Tn. T sembuh
dari penyakitnya, sehingga pasien dapat sembuh dan bisa segera pulang
ke rumah.
h. Pola peran hubungan
Pasien tinggal bersama istrinya
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Pasien berjenis kelamin laki-laki dan sudah menikah, mempunyai 2 orang
anak.
j. Pola toleransi stress koping
Pasien memiliki mekanisme koping yang baik, adanya dukungan dari
keluarga mengurangi kecemasan dan stress pasien.
k. Pola keyaninan nilai
Diperoleh dari data bahwa pasien beragama islam

5 Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum: Compos Mentis
b. TTV : Tekanan darah : 120/70 mmHg
Respiration rate : 20x/menit
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,8°C
Berat badan : 75 kg
Tinggi badan : 170 cm
Skala nyeri :6

c. Kulit : Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang


d. Kepala : simetris, warna rambut hitam
e. Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening
f. Dada
Inspeksi: simetris, pergerakan dinding dada normal
Auskultasi: tidak ada bunyi tambahan
Perkusi: sonor
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
g. Punggung: Tidak ada kelainan
h. Abdomen
Inspeksi: simetris, tidak terdapat bekas luka
Auskultasi: bising usus 5-8 x/menit
Perkusi: timpani
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
i. Panggul: Dalam batas normal
j. Anus dan rectum: Tidak terkaji
k. Genetalia: Tidak terpasang kateter
l. Ekstremitas
Atas: klien terpasang IVFD RL 20 gtt/menit di tangan kiri dan tangan
kanan tampak ada bekas lecet-lecet, kondisi lecet sudah mulai kering.
Bawah: terdapat luka siap operasi pada bagian ekstremitas bawah yaitu
pada bagian kanan klien.

B . ANALISIS DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS: Agen pencedera Nyeri akut


 Klien fisiologis
mengatakan
kaki yang patah
siap di operasi 5
hari yang lalu
 Klien
mengatakan
nyeri pada
bagian kaki
yang siap di
operasi
DO:
 Klien tampak
ada balutan dan
ferban pada
kaki sebelah
kanan dengan
keadaan ferban
berdarah dan
lembab
 Klien tampak
meringis
kesakitan di
luka siap
operasi di
bagian
kanan,dengan
skala nyeri 6
 TD : 120/70
mmHg
 N : 82 x/menit
 RR : 22
2. x/menit Kerusakan Risiko infeksi
 Suhu : 36,8 integrittas kulit
DS :
 Klien mengatakan kaki
terasa panas pada bagian
kaki yang patah
 Klien mengatakan kaki
kanan terasa bengkak
DO :
 Luka klien tampak
panjang kurang lebih 9
cm
 Luka klien tampak
3 Gangguan
memerah Kerusakan integritas
mobilitas
DS : struktur tulang dan fisik
 Klien mengatakan kaki nyeri
kanan patah siap dioperasi
 Klien mengatakan susah
beraktifitas

DO :
4  Klien tampak dibantu saatt Gangguan
beraktifitas inttegritas
kelembapan kulit
DS :
 Klien mengatakan kaki
yang patttah sebelah
kanan dan sudah dioperasi
5 hari yang lalu
DO:
 Luka bekas operasi
tampak merah
 luka tampak panjang
kurang lebih 9 cm

C . DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencidera fsiologis
 Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulitt
 Gangguan integritas kuitt/jaringan berhubungan dengan kelembapan
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur
tulang
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/ DIAGNO PERENCANAAN
tgl/jam SA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERA
WATAN
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi: 5) Mengetahui
asuhan keperawatan  Identifikasi keadaan umum
selama 3x24jam skala nyeri pasien dan
nyeri pasien  Identifikasi tindakan
berkurang dengan faktor yang selanjutnya
kriteria hasil memperber 6) Dengan
 Nyeri at dan terapeutik
berkurang mempering dapatt
dari skala an nyeri merilekskan
 Gelisah  Identifikasi pasien dan
menurun pengaruh mengalihka
 Merengisi budaya nyeri
menurun terhadap 7) Pasien akan
respons lebih paham
nyeri mengenai hal
5. Terapeutik yang dapat
 Berikan mengurangi
teknik rasa nyeri
nonfarmako 8) obat untuk
logis untuk megurangi
mengurangi rasa nyeri
rasa nyeri
(misalnya
TENS,
Hipnosis,
akupresur,
oijat,
aromaterapi
, kompres
hangat/ding
in, terapi
bermain)
 Kontrol
lingkungan
yang
mmperberat
rasa nyeri
 Fasilitasi
istirahat dan
tidur
6. Edukasi:
 Ajarkan
teknik
nonfarmako
logis untuk
mengurangi
rasa nyeri
7. Kolaborasi:
 Kolaborasi
pemberian
analgetik
2 Resiko Setelah dilakukan Obeservasi :  Mengetahui
infeksi tindakan  monitor keadaan umum
keperawatan sealam tanda dan pasien dan
1 x 24 jam maka gejala tindakan
integritas kulit infeksi selanjutnya
meningkat dengan terapeutik :  Dengan
kriteria hasil :  batasi terapeutik
 perfusi jumlah dapatt
jaringan pengunjung merilekskan
meningkat  berikan pasien
 kerusakan perawatan  Pasien akan
jaringan kulit pada lebih paham
menurun area edema mengenai
 kerisakan  pemberian tanda gejala
lapisan kulit teknik infeksi
menurun aseptik  Pemberian oba
 nyeri menurun pada pasien jika
beresiko diperlukan
tinggi
edukasi :
 jelaskan
tanda gejala
infeksi
 ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka
atau luka
operasi
 anjurkan
meningkatk
an asupan
cairan
kolaborasi :
 pemberian
imunsasi,
jika perlu
3 Gangguan Setelah dilakukan Observasi :  Mengetahui
integritas tindakan  monitor keadaan umum
kulit keperawatan selama karakteristi pasien dan
1 x 24 jam gangguan k luka tindakan
integritas kulit terapeutik : selanjutnya
menurun dengan  lepaskan  Dengan
kritteria hasil : balutan dan terapeutik
 Kemerahan plastter membuatpasie
menurun secara n merasa lebih
 penyatuan perlahan nyaman
kulit  cukur  Pasien akan
meningka ramput lebih paham
 penyatuan disekitar mengenai
tepi kulit luka tanda gejala
meningkat  penggantian infeksi, diet,
 pembentukan balutan serta
jaringan  berikan diet perawatan
parut dengan luka mandiri
menurun kalori 30-35  Pemberian oba
 edema pada kkl/kg/hari jika
luka menurun dan protein diperlukan
1,25-1,5
g/kgBB/har
i
edukasi :
 jelaskan
tanda dan
gejala
infeksi
 anjurkan
mengkonsu
msi
makanan
tinggi kalori
dan protein
 ajarkan
perawatan
luka secara
mandiri
kolaborasi :
 kolaborasi
pemberian
anitibotik,
jika perlu

4 Hambatan Setelah dilakukan Intervensi 9. Mengetahui


Mobilitas asuhan keperawatan Utama : keadaaan umum
Fisik selama 3x24 jam  Dukun 10. ROM dapat
tidak terjadi gan mengurangi
hambatan mobilitas Mobili kekakuan otot
fisik sasi 11. mengurangi
faktor resiko
d. Observ 12. Fisioterapi
asi: mengurangi rasa
 Identifi nyeri
kasi
adanya
nyeri
atau
keluha
n fisik
lainnya
e. Terape
utik :
 Fasilita
si
aktivita
s
mobilis
asi
dengan
alat
bantu

f. Edukas
i:
 Jelaska
n
tujuan
dan
prosed
ur
mobilis
asi

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


HARI/ TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Seni 14-5-2021 5. Mengukur TTV dan S : Pasien mengeluh nyeri pada
Observasi tingkat nyeri bagian kaki siap operasi
Jam 09.00 WIB O :Cm
TTV
TD : 120/70
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,80 C
RR: 22x/menit
A : Nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

6. Mengukur TTV dan S. Pasien mengatakan kaki sakit saat


observasi hambatan berjalan
fisik O.Pasien berjalan sangat pelan
A.Rasa sakit pada kaki kanan belum
teratasi
P.Lanjutkan intervensi

7. Mengganti perban S : Pasien melihat ferban berwarna


merah dan lembab
O : pasien meringis kesakitan pada
bagian kanan kaki siap operasi
A : ferban tidak berwana merah lagi
dan pasien merasa lebih nyaman
P : lanutkan inttervensi

Selasa 15-5-2021 5. Mengukur TTV dan S.Pasien mengatakn nyeri pada kaki
Jam 10.30 WIB Observasi tingkat nyeri kanan mulai berkurang
TTV
TD : 120/70
Nadi : 80x/menit
Suhu : 360 C
RR: 24x/menit
A. Nyeri berkurang
P.Lanjutkan intervensi

S.Pasien mengatakan kaki kanan


6. Mengukur TTV dan sudah berkurang sakitnya
observasi hambatan O.Pasien dalam berjalan sudah
phisik agak mendingan
A. Rasa nyeri pada kaki kanan
sudah berkurang
P.Lanjutkan intervensi
Demonstrasikan asuhan keperawatan pada lansia dengan katarak
A .PENGKAJIAN
6 Identitas Pasien
a. Nama Pasien : Ny. N
b. Tempat Tgl Lahir : Magelang, 2 November 1975
c. Umur : 50
d. Jenis Kelamin : perempuan
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMK
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Status Perkawinan : Menikah
i. Suku / Bangsa : Jawa
j. Alamat : Salam, Kabupaten Magelang
k. Diagnosa Medis : Senile Cataract Unspecified
l. No. RM : 170889
m. Tanggal Masuk RS : 1 Januari 2021

7 Identitas Penanggung Jawab


a. Nama : Tn. A
b. Umur : 55 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : buruh pabrik
e. Alamat : Salam, Kabupaten Magelang
f. Hubungan dengan pasien : Suami
g. Status perkawinan : Kawin

8 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Gangguan penglihatan
b. Riwayat kesehatan sekarang
Tn.T masuk ke RS pada hari senin 1 januari 2021 ,klien mengatakan
penglihatan buram sejak kurang lebih 7 bulan yang lalu pada kedua
matanya, pasien mengatakan penglihatan tidak jelas seperti ada kabut,
saat melihat cahaya sangattlah silau, sulit melihat dengan jarak yang jauh
terutama pada malam hari.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan memiliki penyakit DM sejak 5 ttahun yang lalu, sudah
menjalani pengobatan dengan ijeksi insuln 10 unit.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada yang memiliki penyakit katarak
e. Riwayat alergi
tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.

9 Pengkajian Fokus Pola Fungsional Gordon


a. Pola manajemen kesehatan dan persepsi kesehatan
Pasien mengatakan jika kesehatan sangatlah penting
b. Pola metabolik nutrisi
Sebelum Sakit:
Ny. N makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih
8 gelas perhari.
Selama Sakit:
Ny.N makan 3x1 sehari dengan porsi sedang dan habis, minum air putih
8
gelas perhari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit:
BAB normal
Selama Sakit:
BAB normal
d. Pola aktivitas
Pasien bisa melakukan aktifitas seperti biasa namun kurang maksimal
karena tterkendala penglihattan
e. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit:
Ny.U tidur cukup selama 7-8 jam perhari
Selama sakit:
Ny.U tidur cukup selama 7-8 jam perhari
f. Pola persepsi kognitif
Respon baik, penglihatan memburuk
g. Pola konsep diri dan persepsi diri
Dibuktikan bahwa suami pasien dan keluarga sangat berharap Ny.N
sembuh dari penyakitnya, sehingga pasien dapat sembuh dan bisa segera
pulang ke rumah.
h. Pola peran hubungan
Pasien tinggal bersama suaminya
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah, mempunyai 3
orang anak.
j. Pola toleransi stress koping
Pasien memiliki mekanisme koping yang baik, adanya dukungan dari
keluarga mengurangi kecemasan dan stress pasien.
k. Pola keyaninan nilai
Diperoleh dari data bahwa pasien beragama islam

10 Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum: Compos Mentis
b. TTV : Tekanan darah : 130/80 mmHg
Respiration rate : 20x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8°C
c. Kulit : Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang
d. Kepala : simetris, warna rambut hitam keabu-abuan
e. Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening
f. Dada
Inspeksi: simetris, pergerakan dinding dada normal
Auskultasi: tidak ada bunyi tambahan
Perkusi: sonor
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
g. Punggung: Tidak ada kelainan
h. Abdomen
Inspeksi: simetris, tidak terdapat bekas luka
Auskultasi: bising usus 20 x/menit
Perkusi: timpani
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
i. Panggul: Dalam batas normal
j. Anus dan rectum: Tidak terkaji
k. Genetalia: Tidak terpasang kateter
l. Ekstremitas
Tidak ada lesi pada ekstremitas atas dan bawah, tidak ada pembengkakan,
tidak ada nyeri

B . ANALISIS DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS: Gangguan persepsi Perubahan organ


Pasien mengatakan sensori penglihatan penglihatan
penglihatannya buram (kekeruan pada
sejak ±7 bulan yang lensa mata)
lalu pada kedua mata
(kanan dan kiri) akibat
adanya katarak. Pasien
mengatakan
penglihatan tidak jelas
seperti ada kabut, saat
melihat cahaya terasa
silau, sulit melihat
pada jarak jauh
terutama pada malam
hari dan masih dapat
melihat jelas pada
jarak satu meter

DO:
Terdapat kelainan pada
mata pasien. Lakrimasi
mata kiri: tidak
normal, mata lebih
berair. Pupil
mengalami dilatasi,
ukuran pupil mata
kanan 6 mm, mata kiri:
8 mm. Pupil kanan dan
kiri anisokor dengan
kelainan reflek cahaya
dibuktikan dengan
ukuran pupil mata kiri
lebih lebar 2 mm.
Kornea dan Lensa
mata: berwarna keruh,
2. keputihan.
Ansietas Krisis situasional
DS :
(operasi
 Pasien mengatakan
fakoemulsifikasi
merasa cemas karena dan pemasangan
pertama kali operasi lensa IOL)
 Pasien bertanya kapan
operasinya dimulai
DO :
 Pasien tampak tegang
 Pasien tampak gelisah
 TD : 130/80 mmHg
 Nadi: 86 x/menit
 RR : 20x/menit
3 
DS : Kurang
Defisitt pengetahuan terpapar
 Pasien bertanya apa yang
dilakukan di ruang operasi informasi
dan bagaimana cara tentang
perawatan setelah operasi. prosedur
DO : pembedahan
 Pasien ttampak bingung dan
perawatan
pasca operasi
fakoemulsifik
asi dan
pemasangan
lensa IOL

C . DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan perubahan organ
penglihatan
 Kecemasan berhubungan dengan krisis sittuasional
 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
prosedur pembedahan dan perawatan pasca operasi

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/ DIAGNO PERENCANAAN
tgl/jam SA TUJUAN INTERVENSI
KEPERA
WATAN
1 Gangguan Setelah dilakukan asuhan EYECARE : (Kode 1650, hal.
persepsi keperawatan 1x8 jam 377)
sensori diharapkan masalah gangguan 1. Identifikasi tingkat
penglihatan penglihatan dapat berkurang kehilangan penglihatan
berhubunga dengan kriteria hasil : 2. Orientasikan pasien
n dengan Sensori function : vision terhadap ruangan
perubahan (Kode 2404, hal. 96) 3. Pastikan keamanan pasien
organ 1. Pasien mengenal dengan memasang pagar
penglihatta lingkungan pengaman tempat tidur
n 2. Pagar pengaman 4. Tinggikan kepala tempat
terpasang tidur pasien 45ºC
3. Kepala tempat tidur
ditinggikan 45ºC
2 Anietas Setelah dilakukan asuhan Anxiety Reduction
berhubunga keperawatan 1x8 jam (pengurangan kecemasan) :
n dengan diharapkan masalah ansietas (Kode 5820, hal. 319)
krisis dapat teratasi dengan kriteria  Identifikasi tehnik
situasional hasil : relaksasi efektif yang
pembedaha Anxiety level (Kode 1211, hal. pernah dilakukan
n 572)  Identifikasi kesediaan
fakoemulsif  Tegang menurun penggunaan tehnik
ikasi dan  Gelisah menurun relaksasi nafas dalam
pemasanga  Cemas menurun  Jelaskan tujuan dan
n lensa IOL  Tekanan darah membaik manfaat pemberian
 Nadi membaik relaksasi nafas dalam
 Frekuensi napas  Jelaskan prosedur
membaik relaksasi nafas dalam
 Demonstrasikan
prosedur relaksasi nafas
dalam
 Anjurkan sering
mengulangi tehnik
relaksasi nafas dalam
 Monitor tanda-tanda
vital
3 Defisit Setelah dilakukan asuhan 1x8 Teaching : Disease Proses :
pengetahua jam keperawatan diharapkan (Kode 5602, hal. 300)
n defisit pengetahuan berkurang  Identifikasi kemampuan
berhubunga dengan kriteria hasil: pasien dalam menerima
n dengan Knowledge:Disease Process informasi
kurang ( Kode 1803, hal. 424)  Jelaskan prosedur
terpaparnya  Pengetahuan pasien pembedahan
informasi meningkat fakoemulsifikasi
tentang  Kebingungan menurun  Jelaskan perawatan mata
prosedur pasca operasi
pembedaha  Evaluasi pemahaman
n dan pasien
perawtan
pasca
operasi
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI/ TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat 1-1-2021 S:
1. Mengidentifikasi  Pasien mengatakan sudah
Jam 09.00 WIB tingkat kehilangan mengenal lingkungan sekitar
penglihatan di ruang pre operasi
O:
2. Mengorientasikan
 Terpasang pagar pengaman
pasien terhadap
pada bed pasien
ruangan
 Kepala tempat tidur pasien
3. Memastikan ditinggikan 45ºC
keamanan pasien A:
dengan memasang  Gangguan persepsi sensori
pagar pengaman penglihatan b.d perubahan
tempat tidur organ penglihatan (kekeruhan
pada lensa mata) membaik
4. Meninggikan P:
kepala tempat tidur  Pantau kondisi pasien - Pasien
pasien 45ºC di antar ke ruang operasi

Jumat 1-1-2021 S:
1. Mengidentifikasi  Pasien mengatakan merasa
Jam 09.30 WIB lebih tenang
tehnik relaksasi efektif
yang pernah dilakukan O:
 Raut wajah pasien tampak
2. Mengidentifikasi rileks
kesediaan penggunaan  Pasien mampu melakukan
tehnik relaksasi nafas teknik napas dalam dan
dalam distraksi guided imagery
 TD : 120/70 mmHg
3. Menjelaskan tujuan  N :82 x/menit
dan manfaat pemberian  RR : 20x/menit
relaksasi nafas dalam A:
4. Menjelaskan  Ansietas b.d krisis situasional
prosedur relaksasi pembedahan fakoemulsifikasi
nafas dalam dan pemasangan lensa IOL
teratasi
5. P:
 Pantau kondisi pasien Pasien
Mendemonstrasikan di antar ke ruang operasi
prosedur relaksasi
nafas dalam

6. Menganjurkan
sering mengulangi
tehnik relaksasi nafas
dalam

7. Monitoring tanda-
tanda vital;

Jumat 1-1-2021 1. Mengidentifikasi


kemampuan pasien
Jam 10. 00 WIB
B. Refleksi Diri
1. Tahap 1: Mendiskripsikan apa terjadi
2. Tahap 2: Apakah yang dirasakan dan dipikirkan
3. Tahap 3: Evaluasi
4. Tahap 4: Analisis
5. Tahap 5: Kesimpulan
6. Tahap 6: Rencana Tindak Lanjut

Anda mungkin juga menyukai