Oleh Kelompok 5 :
A. Definisi Distosia
Distosia bahu didefinisikan sebagai impaksi (hambatan) lahirnya bahu bayi setelah lahirnya
kepala dan berkaitan dengan peningkatan insidensi morbiditas dan mortalitas bayi akibat cedera
pleksus brachialis dan asfiksia. Diagnosis ini harus dipikirkan ketika dengan traksi kebawah yang
memadai tidak dapat melahirkan bahu. Tanda distosia bahu lainnya adalah jika setelah kepala melalui
serviks kemudian tampak kepala kembali tertarik balik ke dalam (turtle sign)
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi
yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784)
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal, yang timbul
akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor persalinan sebagai berikut:
1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya
mengedan ibu (kekuatan/power)
2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir)
3. Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi besar, dan jumlah bayi
4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan
5. Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman,
persiapan, budaya, serta sistem pendukung
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral promontory
karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium,
tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu adalah
peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Salah satu kriteria diagnosis distosia bahu adalah bila dalam persalinan pervagina untuk melahirkan
bahu harus dilakukan maneuver khusus. Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria objektif
untuk menentukan adanya distosia bahu yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh
tubuh. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24
detik , pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengusulkan bahwa distosia bahu adalah bila interval
waktu tersebut lebih dari 60 detik.
American College of Obstetrician and Gynecologist (2002) menyatakan bahwa angka kejadian
distosia bahu bervariasi antara 0.6 – 1.4% dari persalinan normal.
B. Etiologi
Distosia dapat disebabkan oleh :
1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat mengedan ibu
(kekuatan/power)
2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
3. Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi,bayi besar, dan jumlah bayi
(passengger)
4. Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungandengan pengalaman, persiapan,
budaya, serta sistem pendukung
C. Patofisiologi/Pathway
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu
normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di
bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada
di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan
tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan
terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
NYERI AKUT
RESIKO TINGGI CEDERA RESIKO TINGGI CEDERA
MATERNAL PADA IBU TERHADAP JANIN
Diaphoresis hebat
RESIKO KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
D. Komplikasi
Fetal/Neonatal
- Kematian
- Hypoxia/Asphyxia Dan Sequelae
- Perlukaan kelahiran
- Faktur klavikula-humerus
- kelumpuhan plexus brakhialis
Maternal
- Perdarahan postpartum
- Atoni
- Laseasi jalan lahir
- Ruptur uteri
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditosia bahu juga harus memperhatikan kondisi ibu dan janin. Syarat-syarat agar
dapat dilakukan tindakan untuk menangani distosia bahu adalah :
a) Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerjasama untuk menyelesaikan
persalinan
b) Masih mampu untuk mengejan
c) Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh bayi
d) Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup
e) Bukan monstrum atau kelainan congenital yang menghalangi keluarnya bayi
Karena distosia bahu tidak dapat diramalkan, pelaku praktik obstetric harus mengetahui betul prinsip-
prinsip penatalaksanaan penyulit yang terkadang sangat melumpuhkan ini.
1. Teknik Penanganan Distosia Bahu
Prinsip utama dalam penanganan distosia bahu adalah melahirkan badan bayi sesegera mungkin
dengan beberapa teknik berikut :
a. Episiotomi
Episiotomi dilakukan dengan tujuan memperluas jalan lahir sehingga bahu diharapkan dapat
lahir.
b. Manuver Mc Robert (1983)
1) Dengan posisi ibu berbaring, minta ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke
arah dadanya, minta dua asisten (boleh suami atau anggota keluarganya) untuk membantu ibu.
2) Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (kearah anus ibu) untuk
menggerakkan bahu anterior di bawah symphisis pubis. Hindari tekanan yang berlebihan pada
bagian kepala bayi karena mungkin akan melukainya.
3) Secara bersamaan minta salah satu asisten untuk memberikan sedikit tekanan supra pubis
ke arah bawah dengan lembut. Jangan lakukan dorongan pada pubis, karena akan mempengaruhi
bahu lebih jauh dan bisa menyebabkan ruptur uteri
c. Manuver Corkscrew Woods (1943)
1) Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan lakukan penekanan pada bahu anterior, ke arah
sternum bayi, untuk memutar bahu bayi dan mengurangi diameter bahu
2) Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke arah sternum.
d. Teknik Pelahiran Bahu Belakang
1) Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan pegang tulang lengan atas yang berada pada
posisi posterior
2) Fleksikan lengan bayi di bagian siku dan letakkan lengan tersebut melintang di dada bayi.
e. Manuver Rubin (1964)
1) Pertama dengan menggoyang-goyang kedua bahu janin dari satu sisi ke sisi lain dengan
memberikan tekanan pada abdomen.
2) Bila tidak berhasil, tangan yang berada di panggul meraih bahu yang paling mudah di
akses, kemudian mendorongnya ke permukaan anterior bahu. Hal ini biasanya akan
menyebabkan abduksi kedua bahu kemudian akan menghasilkan diameter antar-bahu dan
pergeseran bahu depan dari belakang simfisis pubis.
f. Manuver Hibbard (1982)
Menekan dagu dan leher janin ke arah rectum ibu dan seorang asisten menekan kuat fundus saat
bahu depan dibebaskan. Penekanan fundus yang dilakukan pada saat yang salah akan
mengakibatkan bahu depan semakin terjepit (Gross dkk., 1987)
g. Posisi Merangkak
1) Minta ibu untuk berganti posisi merangkak
2) Coba ganti kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan cara melakukan tarikan perlahan
pada bahu anterior ke arah atas dengan hati-hati.
3) Segera setelah lahir bahu anterior, lahirkan bahu posterior dengan tarikan perlahan ke arah
bagian bawah dengan hati-hati.
h. Manuver Zavanelli (Sandberg, 1985)
1) Mengembalikan kepala ke posisi oksiput anterior atau posterior bila kepala janin telah
berputar dari posisi tersebut
2) Memfleksikan kepala dan secara perlahan mendorongnya masuk kembali ke vagina yang
diikuti dengan pelahiran secara sesar.
3) Memberikan terbutaline 250 mg subkutan untuk menghasilkan relaksasi uterus.
i. Fraktur Klavikula
Mematahkan klavikula dengan cara menekan klavikula anterior terhadap ramus pubis dapat
dilakukan untuk membebaskan bahu yang terjepit.
j. Kleidotomi
Kleidotomi yaitu memotong klavikula dengan gunting atau benda tajam lain, biasanya dilakukan
pada janin mati (Schram, 1983)
k. Simfisiotomi
Simfisotomi yaitu mematahkan simfisis pubis untuk mempermudah persalinan juga dapat
diterapkan dengan sukses (Hartfield, 1986). Namun Goodwin dkk. Melaporkan bahwa tiga kasus
yang mengerjakan simfisiotomi, ketiga bayi mati dan terdapat morbiditas ibu signifikan akibat
cedera traktus urinarius.
2. Langkah- langkah Penatalaksanaan Distosia Bahu
a. Asuhan Persalinan Normal 2008
1) melakukan episiotomy,
2) melakukan manuver McRobert dengan tekanan supra pubik.
Biasanya dengan manuver tersebut janin dengan distosia bahu sudah dapat dilahirkan. Namun
jika bahu tidak lahir direkomendasikan manuver Corkscrew Woods, teknik pelahiran bahu
belakang dan melahirkan dengan posisi merangkak. Sedangkan fraktur klavikula merupakan
pilihan terakhir.
Stright, Barbara R. 2004. Keperawatan ibu-bayi baru lahir edisi 3. Jakarta: EGC
Kasus
Seorang perempuan berusia 30 tahun, G1 P0 A0 , usia kehamilan 39 minggu 6 hari di rawat di RS
dengan keluhan mengatakan keluhan nyeri, muntah ,letih dan cemas. Ia didampingi oleh sang suami
beserta keluarganya Dari hasil pemeriksaan BB 50kg, TB 150 cm, TD: 110/70 mmHg, S: 36,5o , N :
80x/Menit RR:18x/Menit , DJJ : 140Xpermenit, ia mengalami cemas karena baru pertama kali
melahirkan.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK. Mendiknas RI. Nomor : 122/D/O/2007
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2015
Kompleks Kampus Mapindo, Jln. Padang Luwih Tegal Jaya Dalung-Badung. Telp(0361)433132;Fax:
(0361)419959;email:binausada@yahoo.com;website: binausadabali.ac.id
A. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. J Nama Suami : Tn. D
Usia : 30 Tahun Usia : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA Pekerjaan : PNS
Pekerjaan : IRT Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln Kecubung 1
Diagnosa Medis Pasien :
Distosia bahu
Keluhan utama : Klien mengatakan keluhan nyeri, muntah ,letih dan cemas.
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah: 110/70mmHg Nadi: 80 x/menit
Suhu : 36.5 oC Pernafasan: 18 x/menit
Tinggi Badan : 150 cm Indeks Masa Tubuh : 37,5
Berat Badan : 50kg
Berat badan sebelum hamil : 55kg
Masalah kesehatan khusus :-
Obat-obatan yang dikonsumsi :-
Riwayat Ginekologi
a. Riwayat menstruasi
Usia Menarche: 15 th
Siklus : teratur/tidak, 30 hari
Banyaknya : 60 cc
Karakteristik Menarche: encer
b. Masalah ginekologi :
Riwayat penyakit menular seksual : Ada / Tidak, Jelaskan :tidak memiliki penyakit menular
Pembedahan ginekologi : Pernah / Tidak, Jelaskan: tidak pernah sc
Keganasan ginekologi : Ya / Tidak, Jelaskan: tidak memiliki masalah ginekologi
Pemeriksaan Papsmear : Ya / Tidak , Waktu pemeriksaan : -
Hasil Pemeriksaan Papsmear : belum pernah melakukan pemeriksaan papsmear
Infertilitas : - Tahun
Mioma Uteri : ( ) Ya( - ) Tidak
Kista Ovarium : ( ) Ya ( - ) Tidak
Perdarahan pervaginam : ( - ) Ya ( ) Tidak
Keluhan lainnya : ( ) Ya ( - ) Tidak
Sebutkan : tidak ada
Riwayat Pernikahan
Umur menikah : 28 tahun
Usia pernikahan : 2 tahun
Pernikahan yang ke- : pertama
Setelah bayi lahir, yang diharapkan membantu perawatan : (suami)/ teman / kerabat / orang
tua. Lainnya, jelaskan : Px mengatakan diharapkan suaminya siap siaga dalam membantu
Masalah persalinan yang lalu : tidak ada karena ini baru anak pertama
Kebiasaan yang merugikan ibu
Merokok (-) Obat-obatan terlarang (-)
Alkohol (-) Obat-obatan yang dijual bebas (-)
D. DATA PSIKOSOSIAL
1. Riwayat psikologis selama hamil : Px mengatakan dirinya ssangat khawatir , cemas dengan
keadaan kandungannya tetapi ia bahagia dan senang atas kehamilan anak pertamanya
2. Interaksi ibu selama kehamilan : Px smengatakan pada saat hamil isa selalu berinteraksi dengan
seluruh keluarganya dan juga biasa berinteraksi dengan bayi yang ada dalam kandungannya
3. Harapan ibu selama kehamilan : Px mengatakan bahwa ia berharap agar bayi yang dikandungnya
sehat sehat saja hingga nanti kelahirannya
4. Peran yang dilakukan ibu selama hamil : Px mengatakan bahwa ia berperan sebagai istri dan juga
anak yang baik bagi suami dan orangtuanya
5. Perasaan ibu terhadap kehamilan sekarang :Px mengatakan bahwa perasaannya cemas dan
gelisah tetapi sngat senang karena sudah dianugrahi kehamilan pertamanya
6. Penghasilan keluarga setiap bulan : Px mengatakan bahwa penghasilan keluarganya dirata rata
UMR
7. Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang : Suami px mengatakan ia sangat bahagia terhadap
kehamilan sang istri
8. Jelaskan respon sibling terhadap kehamilan sekarang : Respon sibling sangat bahagia akan
kehamilannya
c. Mata : Bentuk mata simetris kanan kiri , konjungtiva tidak anemis , sclera
tidak ikterik , pupil isokor , tidak ada nyeri tekan
d. Hidung : Bentuk simetris , tidak ada secret , tidak ada luka , tidak ada nyeri
tekan
e. Mulut :Tidak ada lesi , mukosa bibir kering, gigi utuh , tidak ada karies gigi
f. Telinga : Tidak ada nyeri tekan , telinga tampak bersih , bentuk simetris
c. Payudara : Bentuk payudara kanan dan kiri simetris , putting susu menonjol
e. Puting susu:inverted
6. Ketuban : Pecah
Jika sudah pecah : Tanggal : .13 april Jam : 19.05 Warna Jernih sedikit merah muda
7. Laboratorium
Tanggal dan Jenis Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Interpretasi
PERSALINAN KALA II
Kala II dimulai: Tanggal :13 april 2020 Jam :19.10
Tanda Vital
Tekanan Darah:120/70mmHg Nadi: 80 x/menit
o
Suhu : 36.5 C Pernafasan: 18x/menit
Lama Kala II
.....................................jam 30 menit ................................. detik
Tanda dan gejala : pecah air ketuban , keluar lendir berdarah ,kontraksi yang teratur
Kebutuhan khusus :
Observasi persalinan:
Tanggal Jam Hasil Observasi
13/04/2020 19.05 TD: 120/70mmHg
N: 80 x/menit
RR: 18x/menit
Suhu: 36.5 oC
DJJ: 144 x/menit
Do: Pasien mengatakan nyeri di perut bawah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan tonus
otot/pola kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
2. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan hipermetabolisme, muntah,
pembatasan masukan cairan
3. Risiko tinggi cedera tehadap janin berhubungan dengan persalinan yang lama, dan bayi sulit
keluar dan malpresentasi janin.
ASUHAN KEPERAWATAN KALA II
HARI/ MASALAH
ANALISA DATA ETIOLOGI
TANGGAL KEPERAWATAN
13/04/2020 Ds: - Px mengatakan merasa Penurunan tonus Resiko tinggi cedera
lemas otot/pola kontraksi terhadap maternal (ibu)
- Px mengatakan otot, obstruksi mekanis
pada penurunan janin,
kontraksi otot
keletihan maternal.
berkurang
Do : - Px Nampak lemas
- Px tampak gelisah
Resiko tinggi
hipermetabolisme kekurangan cairan
NO TUJUAN &
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1 Risiko tinggi cedera maternal Setelah dilakukan tindakan 1. Tinjau ulang riwayat persalinan, 1. Kelelahan ibu yang berlebihan
berhubungan dengan perubahan keperawatan selama 3 x 24 awitan dan durasi menimbulkan disfungsi
penurunan tonus otot/poa jam diharapkan klien tidak 2. Catat waktu/jenis obat. Hindari sekunder atau mungkin akibat
kontraksi otot, obstruksi mekanis mengalami resiko tinggi pemberian narkotik atau anestetik blok
dari persalinan lama/persalinan
pada penurunan janin, keletihan cidera maternal dengan epidural sampai serviks dilatasi 4 cm
palsu.
maternal. kriteria hasil: 3. Evaluasi tingkat keletihan yang
1. Mencapai dilatasi menyertai, serta asktivitas dan istrahat, 2. Disfungsi kontrkasi
serviks sedikitnya 1,2 sebelum awitan persalinan memperlama persalinan
cm/jam untuk 4. Kaji pola kontraksi uterus secara meningkatkan risiko komplikasi
manual atau secara elektronik maternal;/janin.
primipara, 1,5 cm/jam
5. Catat kondisi serviks. Pantau 3. Serviks kaku atau tidak siap
untuk multipara pada tanda amnionitis. Catat peningkatan
fase aktif. tidak akan dilatasi,
suhu atau jumlah sel darah putih; catat
2. Penurunan janin bau dan warna rabas vagina menghambat penurunan
sedikitnya 1 cm/jam 6. Catat penonjolan, posisi janin, janin/kemajuan persalinan.
untuk primipara, 2 dan presentasi janin Terjadinya amnionitis secara
cm/jam untuk 7. Palpasi abdomen pada klien langsung dihubungkan dengan
kurus terhadap adanya cincin retraksi lamanya persalinan,sehingga
multipara
patologis di anatara segmen uterus. melahirkan harus terjadi dalam
8. Tempatkan klien pada posisi
24 jam setelah pecah ketuban.
rekumben lateral dan anjurkan tira
baring atau ambulasi sesuai toleransi 4. Indikator kemajuan persalinan
ini dapat mengindentifikasi
timbulnya penyebab persalinan
lama..
5. Pada persalinan terhambat,
depresi cincin patologis (cincin
Bandl) dapat terjadi pada
hubungan segmen atas dan
bawah, menandakan ancaman
ruptur uterus.
6. Relaksasi dan peningkatan
perfusi uterus dapat
memperbaiki pola hipertonik.
Ambulasi dapat membantu
kekuatan gravitasi dalam
merangsang pola persalinan
normal dan dilatasi serviks.
1. Menunjukkan tanda
2. Resiko tinggi kekurangan cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda kekurangan
kehilangan cairan berlebihan atau
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 cairan, seperti kulit dan membran
dehidrasi.
hipermetabolisme, muntah, jam diharapkan resiko mukosa kering.
2. memberikan informasi
pembatasan masukan cairan tinggi kekurangan cairan 2. Observasi masukan dan
tentang keseimbangan cairan
dapat teratasi dengan haluaran, karakter, jumlah dan
3. Penggantian cairan yang
kriteria hasil: berkeringat
hilang.
a. Turgor kulit kembali 3. Anjurkan klien untuk banyak
4. Menurunkan kehilangan
normal. minum.
cairan pada usus
b. Membran mukosa 4. kolaborasi dengan tim
lembab. kesehatan lain terkait pemberian obat
sesuai indikasi
Intake output seimbang
3. Risiko tinggi cedera tehadap janin 1. Kaji DDJ secara manual atau 1. Mendeteksi respon abnormal,
berhubungan dengan persalinan Setelah dilakukan tindakan elektronik,perhatikan seperti variabilitas yang
yang lama, dan bayi sulit keluar keperawatan selama 3 x 24 variabilitas,perubahan periodik dan berlebhan, bradikardi &
dan malpresentasi janin. jam diharapkan resiko
frekuensi dasar. takikardi, yang mungkin
tinggi cidera janin dengan
2. Perhatikan tekanan uterus disebabkan oleh stres,
kriteria hasil:
a. Menunjukan proses selamaistirahat dan fase kontraksi hipoksia, asidosis, atau sepsis)
melahirkan dalam batas melalui kateter tekanan intrauterus 2. Tekanan kontraksi lebih dari
normal dengan variabilitas bila tersedia 50 mmHg menurunkan atau
baik tidak ada deselerasi 3. Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi mengganggu oksigenasi dalam
lambat kontraksi uterus.beritahu dokter bila ruang intravilos)
frekuensi 2 menit atau kurang 3. Kontraksi yang terjadi setiap 2
4. Siapkan untuk metode menit atau kurang
melahirkanyang paling aman tidakmemungkinkan
5. Atur pemindahan pada lingkungan oksigenasi adekuat dalam
perawatan ruang intravilos)
4. Presentasi ini meningkatkan
risiko , karena diameter lebih
besar dari jalan masuk ke
pelvis
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KALA II
Hari/Tanggal No Respon Pa
Jam Implementasi Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
/Shift DK Pasien raf
- 1 - 1. meninjau ulang riwayat Ds: Px mengatakan lelah S : klien mengatakan “saya
Do: Px tampak lemas sudah tidak lemas.”
persalinan, awitan dan durasi
O : klien mulai menhejan
2. mencatat waktu/jenis obat. dengan kuat
A : tujuan tercapai
Hindari pemberian narkotik
P: hentikan tindakan
atau anestetik blok epidural keperawatan
sampai serviks dilatasi 4 cm
3. mengevaluasi tingkat
keletihan yang menyertai,
serta asktivitas dan istrahat,
sebelum awitan persalinan
4. mengkaji pola kontraksi
uterus secara manual atau
secara elektronik
5. mencatat kondisi serviks.
Pantau tanda amnionitis.
Catat peningkatan suhu atau
jumlah sel darah putih; catat
bau dan warna rabas vagina
Ds: Px mengatakan
2 1. memantau tanda sangat kelelahan S : klien mengatakan “saya
kekurangan cairan, seperti kulit dan Do: px tampak kurang sudah merasa baikan.”
membran mukosa kering. minum air O : kebutuhan cairan
2. mengobservasi masukan -Px tampak minum air terpenuhi
dan haluaran, karakter, jumlah dan hanya dua gelas sehari A : tujuan telah tercapai
berkeringat P : hentikan tindakan
3. menganjurkan klien untuk keperawatan.
banyak minum.
4. mengkolaborasi dengan
tim kesehatan lain terkait
pemberian obat sesuai indikas
Ds : pasien mengatakan
3. 1. mengkaji DDJ secara akan mengikuti instruksi
manual atau elektronik,perhatikan dari perawat untuk
variabilitas,perubahan periodik dan pemeriksaan yang akan S: pasien mengatakan sangat
frekuensi dasar. dilakukan selanjutnya. takut untuk melahirkan
2. memperhatikan tekanan 2.memberikan karena sakit yang dirasakan
uterus selamaistirahat dan fase lingkungan yang nyaman O: pasien tampak melahirkan
kontraksi melalui kateter tekanan DO : tampak pasien bayi?( P/L?).
intrauterus bila tersedia tenang saat dilakukan A: masalah teratasi
3. mengkolaborasikan : pemeriksaan djj p: anjurkan pasien tehnik
Perhatikan frekuenasi kontraksi pasien tampak tegang nafas dalam untuk
uterus.beritahu dokter bila saat detik detik proses menghilangkan rasa sakit stlh
frekuensi 2 menit atau kurang persalinan melahirkan, berikan
4. menyiapkan untuk metode pasien tampak meringis kenyamanan saat pasien
melahirkan yang paling aman karena sakit di daerah sudah pindah ruangan serta
5. mengatur pemindahan perut bagian bawah berikan obat pereda rasa
pada lingkungan perawatan. lingkungan pasien nyeri
tampak kondusif
CATATAN KELAHIRAN
Kelahiran Bayi : 13-04-2020 Jam : 20.20
Jenis kelamin : Perempuan
BB/PB/lingkar kepala bayi :3000 gram / 50 cm / 32cm
Karakteristik khusus bayi :tidak ada
Kaput : suksedaneum
Suhu :37.00 OC
Anus: berlubang
Perawatan tali pusat :memastikan tali pusat dalam keadaan bersih
Perawatan mata : memastikan mata dalam keadaan bersih
APGAR SCORE
N
Tanggal Jam Karakteristik yang dinilai 0 1 2
o
1. 13/4/202 20.20 Denyut jantung
0 Pernafasan
Refleks
Tonus otot
Warna kulit