Anda di halaman 1dari 33

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada IBU BERSALIN NY. P UMUR 26 TAHUN G1P0A0 USIA
KEHAMILAN 39 MINGGU DENGAN DISTOSIA BAHU
mahasiswa atas nama :

Nama : YUSNIAR NURUL SAFITRI


NIM : PO7124518024

Telah disahkan pada tanggal :.............................................................................................

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

..................................................... .....................................................
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR DISTOSIA BAHU

A. Defenisi Distosia Bahu


Distosia bahu adalah kegagalan persalinan bahu setelah kepala lahir, dengan mencoba
salah satu metoda persalinan bahu ( Manuaba, 2001).
Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan manuver obstetrik oleh
karena dengan tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk
melahirkan bayi ( Prawirohardjo, 2009).Distosia bahu merupakan kegawatdaruratan obstetri
karena terbatasnya waktu persalinan, terjadi trauma janin, dan komplikasi pada ibunya.
Kejadiannya sulit diperkirakan setelah kepala lahir, kepala seperti kura-kura, dan persalinan
bahu mengalami kesulitan (Manuaba, 2001).

B. Etiologi
Distosia bahu ada hubungannya dengan obesitas ibu, pertambahan berat badan yang
berlebihan, bayi berukuran besar, riwayat saudara kandung yang besar dan diabetes pada ibu
(Hakimi, 2003).

C. Patofisiologi
Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala dilahirkan, maka bahu memasuki
panggul dalam posisi oblik. Bahu posterior memasuki panggul lebih dahulu sebelum bahu
anterior. Ketika kepala melakukan paksi luar, bahu posterior berada di cekungan tulang
sakrum atu disekitar spina ischiadika, dan memberikan ruang yang cukup bagi bahu anterior
untuk memasuki panggul melalui belakang tulang pubis atau berotasi dari foramen obturator.
Apabila bahu berada dalam posisi antero-posterior ketika hendak memasuki pintu atas
panggul, maka bahu posterior dapat tertahan promontorium dan bahu anterior tertahan tulang
pubis. Dalam keadaan demikian kepala yang sudah dilahirkan akan tidak dapat melakukan
putaran paksi luar, dan tertahan akibat adanya tarikan yang terjadi antara bahu posterior
dengan kepala (disebut dengan turtle sign) (Prawirohardjo, 2009).
D. Komplikasi
a. Pada janin :   
1. Meninggal, intrapartum atau neonatal
2. Paralisis plexus brachialis
3. Fraktur clavicular
b. Ibu      : Robekan perineum dan vagina yang luas (Hakimi, 2003).

E. Faktor Resiko
Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian distosia bahu, yaitu:
 Makrosomia/kelahiran sebelumnya bayi > 4 kg
 Ibu Obesitas
 Penambahan Berat Badan Berlebih
 Panggul Sempit
 Melahirkan dengan posisi setengah  berbaring di tempat tidur dapat menghambat gerakan
koksik dan sakrum yang memperberat terjadinya “distosia lahir-tempat tidur”
 Diabetes maternal
 Kala II Lama
 Distosia bahu sebelumnya (Chapman, 2006)

F. Pencegahan
Upaya pencegahan distosia bahu dan cedera yang dapat ditimbulkannya dapat dilakukan
dengan cara :
 Tawarkan untuk dilakukan bedah sesar pada persalinan vaginal beresiko tinggi: janin luar
biasa besar (>5 kg), janin sangat besar (>4,5 kg) dengan ibu diabetes, janin besar (>4 kg)
dengan riwayat distosia bahu pada persalinan sebelumnya, kala II yang memanjang
dengan janin besar.
 Identifikasi dan obati diabetes pada ibu.
 Selalu bersiap bila sewaktu-waktu terjadi.
 Kenali adanya distosia bahu seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan suprapubis atau
fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan resiko cedera pada janin.
 Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu distosia diketahui. Bantuan
diperlukan untuk membuat posisi McRoberts, pertolongan persalinan, resusitasi bayi, dan
tindakan anestesia (bila perlu).

G. Diagnosis Distosia Bahu


Distosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya:
 Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan.
 Kepala bayi sudah lahir, tetapi menekan vulva dengan kencang.
 Dagu tertarik dan menekan perineum
 Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap tertahan di kranial simfisis
pubis (Prawirohardjo, 2009)

H. Penanganan Distosia Bahu


Diperlukan seorang asisten untuk membantu, sehingga bersegeralah minta bantuan. Jangan
melakukan tarikan atau dorongan sebelum memastikan bahwa bahu posterior sudah masuk
ke panggul. Bahu posterior yang belum melewati pintu atas panggul akan semakin sulit
dilahirkan bila dilakukan tarikan pada kepala. Untuk mengendorkan ketegangan yang
menyulitkan bahu posterior masuk panggul tersebut, dapat dilakukan episiotomi yang luas,
posisi McRobert, atau posisi dada-lutut. Dorongan pada fundus juga tidak diperkenankan
karena semakin menyulitkan bahu untuk dilahirkan dan beresiko menimbulkan ruptura uteri.
Disamping perlunya asisten dan pemahaman yang baik tentang mekanisme persalinan,
keberhasilan pertolongan dengan distosia bahu juga ditentukan oleh waktu. Setelah kepala
lahir akan terjadi penurunan pH arteria umbilikalis dengan laju 0,04unit/menit. Dengan
demikian, pada bayi yang sebelumnya tidak mengalamai hipoksia tersedia waktu antara 4-5
menit untuk melakukan manuver melahirkan bahu sebelum terjadi cedera hipoksik pada otak.
Secara sistematis tindakan pertolongan distosia bahu adalah sebagai berikut:
Diagnosis

Hentikan traksi pada kepala, segera memanggil bantuan

Manuver McRobert
(Posisi McRobert, episiotomi bila perlu, tekanan suprapubik, tarikan kepala)

Manuver Rubin
(Posisi tetap McRobert, rotasikan bahu, tekanan suprapubik, tarikan kepala)

Lahirkan bahu posterior, atau posisi merangkak, atau Manuver Wood

 Langkah pertama : Manuver McRobert


Manuver McRobert dimulai dengan memosisikan ibu dalam posisi McRobert, yaitu ibu
telentang, memfleksikan kedua paha sehingga lutut menjadi sedekat mungkinke dada, dan
rotasikan kedua kaki ke arah luar (abduksi). Lakukan episiotomi yang cukup lebar.
Gabungan episiotomi dan posisi McRobert akan mempermudah bahu posterior melewati
promontorium dan masuk ke dalam panggul. Mintalah asisten menekan suprasimfisis ke
arah posterior menggunakan pangkal tangannya untuk menekan bahu anterior agar mau
masuk di bawah simfisis. Sementara itu lakukan tarikan pada kepala janin ke arah
posterokaudal dengan mantap.
Langkah tersebut akan melahirkan bahu anterior. Hindari tarikan yang berlebihan
karena akan mencederai pleksus brakialis. Setelah bahu anterior dilahirkan, langkah
selanjutnya sama dengan pertolongan persalinan persentasi kepala. Manuver ini cukup
sederhana, aman, dan dapat mengatasi sebagian besar distosia bahu derajat ringan sampai
sedang (Prawirohardjo, 2009).

 Langkah Kedua: Manuver Rubin


Oleh karena diameter anteroposterior pintu atas panggul lebih sempit daripada diameter
oblik atau transversanya, maka apabila bahu dalam anteroposterior perlu diubah menjadi
posisi oblik atau transversanya untuk memudahkan melahirkannya. Tidak boleh melakukan
putaran pada kepala atau leher bayi untuk mengubah posisi bahu. Yang dapat dilakukan
adalah memutar bahu secara langsung atau melakukan tekanan suprapubik ke arah dorsal.
Pada umumnya sulit menjangkau bahu anterior, sehingga pemutaran bahu lebih mudah
dilakukan pada bahu posteriornya. Masih dalam posisi McRobert, masukkan tangan pada
bagian posterior vagina, tekanlah daerah ketiak bayi sehingga bahu berputar menjadi posisi
oblik atau transversa. Lebih menguntungkan bila pemutaran itu ke arah yang membuat
punggung bayi menghadap ke arah anterior (Manuver Rubin anterior) oleh karena kekuatan
tarikan yang diperlukan untuk melahirkannya lebih rendah dibandingkan dengan posisi
bahu anteroposterior atau punggung bayi menghadap ke arah posterior. Ketika dilakukan
penekanan suprapubik pada posisi punggung janin anterior akan membuat bahu lebih
abduksi, sehingga diameternya mengecil. Dengan bantuan tekanan siprasimfisis ke arah
posterior, lakukan tarikan kepala ke arah posterokaudal dengan mantap untuk melahirkan
bahu anterior (Prawirohardjo, 2009).

 Langkah ketiga: Melahirkan bahu posterior, posisi merangkak, atau manuver Wood
Melahirkan bahu posterior dilakukan pertama kali dengan mengidentifikasi dulu posisi
punggung bayi. Masukkan tangan penolong yang berseberangan dengan punggung bayi
(punggung kanan berarti tangan kanan, punggung kiri berarti tangan kiri) ke vagina.
Temukan bahu posterior, telusuri lengan atasdan buatlah sendi siku menjadi fleksi (bisa
dilakukan dengan menekan fossa kubiti). Peganglah lengan bawah dan buatlah gerakan
mengusap ke arah dada bayi. Langkah ini akan membuat bahu posterior lahir dan
memberikan ruang cukup bagi bahu anterior masuk ke bawah simfisis. Dengan bantuan
tekanan suprasimfisis ke arah posterior, lakukan tarikan kepala ke arah posterokaudal
dengan mantap untuk melahirkan bahu anterior.
Manfaat posisi merangkak didasarkan asumsi fleksibilitas sandi sakroiliaka bisa
meningkatkan diameter sagital pintu atas panggul sebesar 1-2 cm dan pengaruh gravitasi
akan membantu bahu posterior melewati promontorium. Pada posisi telentang atau
litotomi, sandi sakroiliaka menjadi terbatas mobilitasnya. Pasien menopang tubuhnya
dengan kedua tangan dan kedua lututnya. Pada manuver ini bahu posterior dilahirkan
terlebih dahulu dengan melakukan tarikan kepala.
Bahu melalui panggul ternyata tidak dalam gerak lurus, tetapi berputar sebagai uliran
sekrup. Berdasarkan hal itu, memutar bahu akan mempermudah melahirkannya. Manuver
wood dilakukan dengan menggunakan dua jari tangan dan berseberangan dengan punggung
bayi yang diletakkan dibagian depan bahu posterior menjadi bahu anterior. Bahu posterior
dirotasi 180 derajat. Dengan demikian, bahu posterior menjadi bahu anterior dan posisinya
berada di bawah arkus pubis, sedangkan bahu anterior memasuki pintu atas panggul dan
berubah menjadi bahu posterior. Dalam posisi seperti itu, bahu anterior akan mudah dapat
dilahirkan.
Setelah melakukan prosedur pertolongan distosia bahu, tindakan selanjutnya adalah
melakukan proses dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan serta perawatan
pascatindakan. Perawatan pascatindakan termasuk menuliskan laporan di lembar catatan
medik dan memberikan konseling pascatindakan (Prawirohardjo, 2009).
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


NY. p UMUR 25 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DENGAN
DISTOSIA BAHU DI RS KASIH IBU

Tanggal pengkajian : 02 – 09 – 2020 Jam : 15.00 WIT


No register : 333

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien : Ny. P Nama suami : Tn. A
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SI
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta
Penghasilan :- Penghasilan : 3.500.000
Alamat : Jl Pahlawan Alamat : Jl Pahlawan

2. Keluhan utama :
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan
nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah
05.00 WIT tanggal 02 – 09 – 2020

3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit Diabetes melitus,
Hipertensi, PMS, TBC, Hepatitis
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit Diabetes melitus,
Hipertensi, PMS, TBC, Hepatitis
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dia dan keluarga tidak pernah mengalami Diabetes melitus,
Hipertensi, PMS, TBC, Hepatitis

4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Amenorhoe : Tidak Dismenorhoe : Tidak
Menarche : 15 tahun Fluor albus : Tidak
Lama : 4-6 hari HPHT : 05 – 12 – 2019
Banyak : 3x/ hari ganti pembalut TP/HPL : 12 – 09 – 2020
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur

b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N Tgl/Bln/T Usia Tempat Jenis Penolon Penyulit Ana Nifa Usi


o h Kehamila persalina persalina g kehamila k s a
persalina n n n n JK B P ana
n B B k

H A M I L - S K R N G

c. Riwayat Kehamilan dan persalinan sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan ke Dengan usia kehamilan 9 bulan
ANC TM I : 2X kali
Keluhan : Mual di pagi hari
Hasil pemeriksaan : Tidak ada didapatkan kelainan dan tanda
tanda vital normal
Terapi : B6 , Makan sedikit tapi sering

ANC TM II : 2x kali
Keluhan : Tidak ada keluhan
Hasil pemeriksaan : Tidak ada didapatkan kelainan dan tanda
tanda vital normal
Terapi : Terapi Fe, Vit C

ANC TM III : 2x kali


Keluhan : Tidak ada keluhan
Hasil pemeriksaan : Tidak ada didapatkan kelainan dan tanda
tanda vital normal
Terapi : Terapi Fe, Vit C

Gerak anak sejak 4 bulan,


Gerak 24 jam terakhir

Mulai persalinan :

d. Riwayat KB
Menjadi peserta KB :
1. Thn………. s/d ……….. Jenis Kontrasepsi……….keluhan………………alasan
berhenti ……………
2. Thn………. s/d ……….. Jenis Kontrasepsi……….keluhan………………alasan
berhenti ……………
3. Thn………. s/d ……….. Jenis Kontrasepsi……….keluhan………………alasan
berhenti ……………

e. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1kali
Lama : 2 th
Usia pertama menikah: 23 th

f. Riwayat Psikososial
Ibu sangat bahagia dengan kehamilannya dan ini adalah kehamilan yang di
harapkan dan hubungan ibu dan suami dan keluarga terjalin baik dan keluarga
mendukung dengan kehamilannya

g. Riwayat Budaya
Ibu hamil tidak boleh keluar malam, ibu hamil tidak boleh mandi dimalam
hari, ibu hamil tidak boleh membunuh binatang, ibu hamil tidak boleh makan
pedas.

h. Perilaku kesehatan
Jamu : ibu mengatakan selama hamil tidak mengomsumsi jamu
Merokok : ibu mengatakan selama hamil tidak pernah merokok
Minum minuman keras : ibu mengatakan selama hamil tidak pernah minum
minuman keras

i. Pola kebiasaan sehari-hari


Pola Kebiasaan Selama Inpartu

Nutrisi a. Makan

Frekuensi : 2- 3 x/hari

Buah : ya

b. Minum : 5- 6 gelas/hari

c. Makanan kesukaan : Nasi, Sayur, Lauk

d. Keluhan : Tidak Ada

Eliminasi BAK

Frekuensi : 3 - 4 x/hari

Warna : Kuning jernih

Bau : Khas
Keluhan : tidak ada

b. BAB

Frekuensi : 2 - 3 x/hari

Warna : Kuning kecoklatan

Konsistensi : Lunak

Bau : Khas

Keluhan : tidak ada

Istirahat a. Tidur Siang : 1 – 2 jam

b. Tidur Malam : 5 - 8 jam

c. Keluhan : Tidak Ada

Personal Higiene a. Mandi : 3x sehari

b. Gosok gigi : 3x sehari

c. Keramas : 1 x 2 hari

d. Ganti Baju : 3x sehari

Aktivitas Melakukan

a. Pekerjaan rumah : ya

seperti : mengepel, memasak dan menyapu

b. Bekerja diluar rumah :tidak

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan emosional : Baik
TTV : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 0 C

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : Keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok
Wajah : Tidak ada udema, closma, dan tidak pucat
Mata : Konjungtiva mrah muda, seklra putih, tidak ada gangguan
penglihatan, dan tidak ada sekret/kotoran
Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak ada polip
Telinga : Tidak ada kotoran, tidak ada gangguan pendengaran, dan tidak
ada polip
Mulut : Tidak ada karis, tidak ada stomatis, tidak ada perdarahan, bibir
merah muda, lidah merah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis
Dada : Tidak ada retraksi dada, denyut jantung teratur dan tidak ada
wheezing
Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada lina nigra. Perut kelihatan
tegang, menonjol, dan pembesaran sesuai kehamilan
Genitalia : labia mayor menutup, tidak ada varises tidak ada pembesaran dan
kelenjar bartholin, ada keputihan tetapi tidak banyak
Anus : Tidak ada hemoroid dan varises
Ekstremitas
Atas : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening di aksial, kuku
bersih, ujung jari tidak pucat

Bawah : Tidak ada udema, varises dan refleks patella

b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xyfolideus / 33 cm, pada fundus
teraba lunak, tidak melenting yaitu bokong

Leopold II : perut ibu sébelah kanan ibu teraba bagian yang memanjang dan
keras seperti tahanan (punggung janin) bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil
janin (ekstremitas)

Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting
(kepala janin) kepala sudah masuk panggul
Leopold IV : jika hanya 1 dan 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin
( kepala ) yang berada diatas simfisis dan bagian telah masuk kedalam rongga
panggul penurunan 1/5
Variasi :

Mc. Donnald : TFU 33 cm

TBJ : (TFU-13) x 155


(33 -13) x 155 = 3,100 gram
His : 5 x/10 menit, durasi 50 detik, intensitas kuat, jarang

c. Auskultasi
Punctum maximum
DJJ : 142 x/menit , regular/irregular

d. Perkusi
Reflek patella : + /+

e. Pemeriksaan Dalam
Oleh : Bidan jam : 15.10 WIT
v/v : Normal
Ø : 6 cm
Eff : 50%
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Hodge : IV
Denominator : UUK
Bagian kecil janin : Tidak teraba bagian terkecil janin
Cairan pd sarung tangan : Terdapat lendir dan darah

II. INTERPRETASI DATA DASAR

A. Diagnosa: Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri,
preskep, PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase laten

DS:
- Ibu mengatakan bernama Ny. C, umur 25 tahun, hamil pertama belum pernah
melahirkan dan belum pernah keguguran
- Ibu mengeluh kencang – kencang teratur sejak pukul 05. 00 WIT

DO:
a. Palpasi
Abdomen : TFU 3 jari dibawah px
 L1 : dibagian fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
LII : disebelah kanan ibu teraba bagian yang memanjang dan keras seperti
tahanan (punggung janin) bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin
(ekstremitas)
LIII : dibagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala janin) kepala
sudah masuk panggul
LIV : jika hanya 1 dan 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin
( kepala ) yang berada diatas simfisis dan bagian telah masuk kedalam rongga
panggul penurunan 1/5

TFU : 33 cm
TBJ : (TFU-13) x 155
(33 -13) x 155 = 3,100 gram
b. Auskultasi
DJJ 142 x/menit, punctum maxsimum teraba disebelah kiri bawah pusat
c. Perkusi
Reflex patella pada ekstremitas bagian bawah kanan dan kiri +
d. VT
Tidak ada benjolan, keadaan portio lunak, effisement 50%, pembukaan 6 cm,
preskep, POD UUK, penurunan kepala 1/5, ketuban jernih

B. Masalah : Nyeri di bagian pinggang dan menjalar sampai keari-ari, keluar lendir
bercampur darah
C. Kebutuhan :  
1. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan
2. Pengawasan kala I dengan partograf

III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Dx Potensial : Tidak adak

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

1. Mandiri : Tidak ada


2. Kolaborasi : Tidak ada
3. Merujuk : Tidak ada

V. INTERVENSI

Mx : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase aktif dengan distosia bahu

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 – 8 jam diharapkan persalinan ini segera
berlangsung tidak lebih dari 18 jam, ibu tidak cemas dan rasa nyeri ibu berkurang
Kriteria Hasil :
Kala I :
DS : - Ibu mengatakan nyeri bertambah kuat dan ada keluar lendir bercampur darah dari
kemaluan.
- Ibu mengatakan gerakan janin masih terasa.
DO : Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Keadaan emosional : Baik
TTV : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 C
v/v : Normal
Ø : 6 cm.
Eff : 50%
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Hodge : IV
Denominator : presentasi kepala ( ubun-ubun kecil )
Bagian kecil janin : tidak teraba bagian terkecil janin
Cairan pd sarung tangan : terdapat lendir dan darah

Intervensi
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Beri asuhan sayang ibu
3. Lanjutkan pemenuhan kebutuhan cairan ibu
4. Anjurkan ibu untuk terus melakukan teknik relaksasi jika ada kontraksi
5. Siapkan alat tempat untuk persalinan
6. Pantau kemajuan persalinan dengan partograf
7. Lakukan pemeriksaan dalam 4 jam kemudian
Kala II :
DS : - Ibu mengatakan sakit yang dirasakan semakin kuat.
- Ibu mengatakan ingin merasa BAB dan ada tekanan pada anus.
- Ibu mengatakan adanya dorongan meneran.
- Ibu merasakan tekanan sakit bertambah kuat sampai tembus ke belakang.

DO : Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Keadaan emosional : Stabil
Kontraksi uterus : 5 x10 menit , dengan durasi 50 detik
Frekwensi DJJ : 142 x/menit.
TTV : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 C

Tampak tanda gejala kala II :


a. Tampak perineum menonjol.
b. Vulva, vagina, sfingter ani membuka.
c. Meningkatkan jumlah volume pengeluaran lendir bercampur darah.
d. Tampak rambut bayi di vulva.

Intervensi
1. Melihat tanda dan gejala kala II
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan 1
ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai ke dalam wadah
partus set.
3. Memakai celemek plastic
4. Informasikan pada ibu mengenai keadaan ibu
5. Persiapan pertolongan persalinan termasuk perlindungan diri
6. Beri dukungan emosional pada ibu
7. Menjelaskan pada ibu tentang posisi dalam bersalin
8. Mengajarkan kepada ibu cara mengedan yang baik
9. Pimpin persalinan kala II dengan prinsip 3b
10. Jaga privasi ibu

Kala III :
DS : - Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
- Ibu tampak senang dengan kelahiran bayinya.

- Ibu mengatakan plasenta belum lahir.

DO:

- Bayi lahir spontan segera menangis


- Kontraksi uterus baik, teraba bundar dank eras
- Tinggu fundus uteri setinggi pusat.
- Plasenta belum lahir
- Kandung kemih ibu kosong.

Intervensi

1. Informasikan keadaan ibu dan bayi kepada keluarga


2. Periksa apakah janin tunggal
3. Lakukan manajemen aktif kala III
4. Periksa kelengkapan plasenta
5. Observasi keadaan ibu

Kala IV :
DS : - Keadaan ibu baik
- Kesadaran composmentis

- Tanda-tanda vital dalam batas normal


TD : 110 / 70 mmHg

Nadi : 64 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36 C

- Plasenta dan ketuban telah lahir lengkap


- Ibu tampak kelelahan setelah proses persalinan
- Kontraksi uterus baik, teraba bundar,keras.
- Tidak terdapat robekan jalan lahir dan pendarahan kurang lebih 250 cc.

Intervensi

1. Informasi keadaan ibu dan bayi kepada keluarga


2. Memantau kontraksi uterus
3. Lakukan heating
4. Periksa jumlah pendarahan dan lakukan vulva hygiene
5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
6. Lakukan perawatan pada bayi
7. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya
8. Lanjutkan pengisian partograf

Intervensi :

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaam

R : Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam

keadaan baik dan memberikan dukungan bahwa pasien bisa melahirkan bayinya secara

normal

2. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu


R : Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu dengan
menganjurkan keluarga untuk selalu memberikan semangat dan dukungan pada ibu
3. Lakukan pengawasan kala I dengan partograf
R : Melakukan pengawasan kala I dengan partograf dengan mencatat setiap hasil temuaan
dan asuhan pada partograf
4. Siapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan
R : Mempersiapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan, yaitu:
 Mempersiapkan ruang bersalin yang sejuk, bersih dan nyaman
 Mempersiapkan alat pertolongan persalinan : partus set, heacting, dll dalam
kondisi steril
5. Siapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir
R : Mempersiapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir :
 Mempersiapkan alat resusitasi dalam kondisi steril
 Mempersiapkan peralatan bayi : pakaian bayi. Bedong, kaos kaki, dan sarung
tangan bayi
6. Penuhi kebutuhan fisik ibu
R : Memenuhi kebutuhan fisik ibu :
 Memberikan makan dan minum bila ibu merasa haus dan lapar
 Memberikan ibu minuman manis untuk penambah tenaga
7. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif
R : Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif, yaitu :
 Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam melalui hidung
keluarkan dari mulut
 Mengajarkan ibu cara mengedan yang efektif yaitu seperti orang BAB keras

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 02 – 09 – 2020 Jam : 15. 30 WIT

Mx : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase aktif dengan distosia bahu
1. Pukul 15.35 : Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya
dalam keadaan baik dan memberikan dukungan bahwa pasien bias melahirkan bayinya
secara normal , pembukaan sudah 6 cm , penurunan kepala 1/5 dan ketuban utuh
2. Pukul 15.40 : Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu
dengan menganjurkan keluarga untuk selalu memberikan semangat dan dukungan pada
ibu
3. Pukul 15.45 : Melakukan pengawasan kala I dengan partograf dengan mencatat setiap
hasil temuaan dan asuhan pada partograf
4. Pukul 15.50 : Mempersiapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan, yaitu:
 Mempersiapkan ruang bersalin yang sejuk, bersih dan nyaman
 Mempersiapkan alat pertolongan persalinan : partus set, heacting, dll
dalam kondisi steril
5. Pukul 15.55 : Mempersiapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir :
 Mempersiapkan alat resusitasi dalam kondisi steril
 Mempersiapkan peralatan bayi : pakaian bayi. Bedong, kaos kaki,
dan sarung tangan bayi
6. Pukul 16.00 : Memenuhi kebutuhan fisik ibu :
 Memberikan makan dan minum bila ibu merasa haus dan lapar
 Memberikan ibu minuman manis untuk penambah tenaga
7. Pukul 16.05 : Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif, yaitu :
 Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam
melalui hidung keluarkan dari mulut
 Mengajarkan ibu cara mengedan yang efektif yaitu seperti orang
BAB keras

VII. EVALUASI

Mx :

Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,

PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase aktif dengan distosia bahu


S:

- ibu senang dengan hasil pemeriksaannya yang menyatakan bahwa keadaan dirinya dan

bayi baik baik saja

- ibu bersedia untuk sering sering melakukan mobilisasi agar mempercepat pembukaan

- ibu yakin dapat mengahadapi persalinan dengan tenang dan lancar

- ibu bersedia untuk makan dan minum sebagai bekal tenaga untuk persalinan

- ibu dianjurkan tidur dalam posisi miring kekiri

- ibu dimassase bagian punggung dan panggulnya

- ibu mencoba bernafas sesuai dengan yang di anjurkan

O:

1. Keadaan umum : Baik


2. Kesadaran : Compos mentis
3. Keadaan emosional : Baik
4. TTV : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 0 C
5. Pemeriksaan leopold
L1 : dibagian fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
LII : disebelah kanan ibu teraba bagian yang memanjang dan keras seperti tahanan
(punggung janin) bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
LIII : dibagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala janin) kepala sudah
masuk panggul
LIV : dibagian terbawah janin sudah masuk ke rongga panggul, penurunan 1/5 bagian
6. DJJ 142 x/menit, punctum maxsimum teraba disebelah kiri bawah pusat
7. VT
Tidak ada benjolan, keadaan portio lunak, effisement 50%, pembukaan 6 cm, preskep,
POD UKK, penurunan kepala 1/5, ketuban jernih
A:

Ny.P G1P0A0 umur 20 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,

PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase aktif dengan distosia bahu

P:

- Memastikan partus set dan perlengkapan lainnya telah siap

- Melihat apakah ada tanda gejala kala dua

VII.CATATAN PERKEMBANGAN :

Catatan perkembangan I

Tanggal : 02 – 09 – 2020 Jam: 18. 30 WIT

Dx : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,

PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase aktif

S:

- Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama  menjalar dari pinggang ke perut

bagian bawah

- Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan mengedan

O:

 KU : baik

 Kesadaran : composmentis
 Vital Sing : TD : 110/70 mmHg
S : 37 0C
N : 82 x/menit

R : 24 x/menit
 Pembukaan 10 cm
 Ketuban jernih
 Djj 148x/menit      
 His 4x10’’ lamanya >40’
 Inspeksi :
- Pengeluaran pervaginam Lendir darah ada, air ketuban sudah pecah
- Perineum menonjol
- Vulva dan anus membuka

A : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun inpartu kala I fase aktif

P:

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

2. Pengawasan kala I dengan partograf telah dilakukan

3. Keluarga mengerti tentang memberi dukungan psikologis kepada ibu dan akan

memberikan semangat serta dukungan kepada ibu

4. Ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan telah dipersiapkan

5. Alat pertolongan pada bayi baru lahir seperti alat resusitasi dan peralatan bayi sudah

dipersiapkan

6. Kebutuhan fisik ibu seperti memberikan makan dan minum bila ibu haus dan lapar serta

memberikan minuman manis untuk penambah tenaga sudah dipenuhi

7. Ibu sudah mengerti bagaimana teknik relaksasi dan mengedan yang efekti

Catatan perkembangan II

Tanggal : 02 – 09 – 2020 jam : 18. 45 WIT

S:
1. Ibu mengatakan rasa sakit terus menerus, ingin buang air besar dan merasa ingin

mengedan

2. Ibu mengatakan ia lemas

O:
- Bayi lahir spontan pervaginam pukul 18.30 WIB
- Ibu tampak senang dan bahagia
- KU : baik

- Kesadaran : composmentis
- Vital Sign : TD : 100 / 70 mmHg
S : 37 0C

N : 82 x/menit

R : 24 x/menit

- Plasenta belum lahir


- Pada palpasi didapat : uterus teraba bulat dan keras, TFU : sepusat
- Pada inspeksi terlihat adanya robekan jalan lahir akibat episiotomi

A : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun inpartu kala II dengan distosia bahu

P:

1. Ibu sudah mengetahui keadaannya dan bayinya

2. Ibu telah dipimpin ibu untuk meneran

3. Ibu telah bernafas yang baik selama persalinan

4. Pertolongan persalinan dengan teknik septik dan aseptik telah dilaksanakan

5. Pertolongan persalinan dengan distosia bahu telah dilakukan


6. Bayi telah lahir spontan pervaginam, tanggal 02 – 06 – 2020 pukul 18.30 WIB, hidup,

jenis kelamin Laki-laki, BB : 4200 gram, PB : 52 cm.

DISTOSIA BAHU

Tanggal : 02 – 09 – 2020 jam : 18.50 WIT

S : ibu mengatakan lelah dan tidak kuat untuk mengedan lagi

O : kepala sudah lahir namun bahu belum lahir

A:

Diagnose : Ibu P1A0 kala II dengan distosia bahu

Masalah : Bahu belum dapat dilahirkan

Kebutuhan : Teknik pertolongan persalinan distosia bahu

P:

a. Melakukan anestesi local dan episiotomy

- Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu penyuntikan untuk

dilakukan episiotomy dan bantu ibu untuk tetap rileks

- Memberikan suntikan lidokoin 1 % pada perineum dengan cara meletakkan jari

telunjuk dan jari tengah dari tangan kiri antara kepala bayi dan perineum. Masukkan

jarum secara subkutan mulai dari komisura posterion menelusuri sepanjang

perenium yang akan dilakukan episotomi.aspirasi untuk memastikan ujung jari tidak

memasuki pembuluh darah, Tarik jarum perlahan sambal menyuntikkan 5 – 10 ml

lidokoin 1 %
- Tekan tempat saat infiltrasi agar anestesi menyebar. Tunggu selama 1 – 2 menit

sebelum melakukan episiotomy

- Melakukan episiotomy yaitu pasang gunting episiotomy dengan tangan kanan,

sedangkan jari tengah dan jari telunjuk dari tangan kiri melindungi kepala janin dan

perineum searah dengan sayatan

- Tunggu puncak his kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari

telunjuk dan jari tengah

- Gunting perineum dengan posisi mediolateral kiri, taruh gunting kelarutan klorin

untuk direndam

b. Lakukan manual Mc Robert yaitu dengan meminta ibu untuk melipat kedua pahanya

sehingga kedua dengkul berada sedekat mungkin dengan dada. Lahirkan bahu depan

dengan menarik kepala kearah bawah. Meminta bantuan untuk melakukan penekanan

diatas simfisis kemudian Tarik keatas sehingga bahu belakang dapat diangkat

c. Lakukan sangga susur untuk melahirkan seluruh tubuh

d. Lakukan penilaian kepada bayi setelah lahir secara cepat denagan tiga pertanyaan :

apakah bayi menangis spontan, apakah kulit bayi berwarna kemerahan, dan apakah tonus

otot bayi baik.

e. Segera keringkan bayi dan bungkus dengan kain bersih dan kering untuk mencegah

terjadinya hipotermi

f. Lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat dengan memasang klem pertama dengan

jarak 2 – 3 cm dari pusat dan klem kedua dengan jarak 2 – 3 cm dari klem pertama.

Kemudian potong tali pusat diantara dua klem dengan tangan kiri melindungi perineum

g. Berikan bayi pada ibu untuk disusui


h. Periksa kelengkapan tubuh bayi apakah terdapat cacat atau tidak

Catatan perkembangan III

Tanggal : 02 – 09 – 2020 jam : 18.55 WIT

S:

- Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya


- Ibu mengatakan perutnya mules setelah melahirkan bayi dan plasenta
O:

1. Plasenta lahir spontan dan lengkap:

- Kotiledon dan selaput : utuh

- Panjang tali pusat   : 40 cm

- Diameter plasenta  : 10 cm

- Berat plasenta    : 500 gram

- Tebal plasenta    : 3 cm

- Insersi                 : marginal

2. Pemeriksaan keadaan umum ibu:

- Keadaan umum      : Baik                         

- Kesadaran  : Composmentis

- TD  : 120/80 mmHg           

- N    : 64x/menit

- R    : 23x/menit
- S     : 36,5              

3. TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik

A : Ny.P P1A0 umur 25 tahun partus spontan pervaginam, partu kala III
P:
 Bidan telah melakukan pemeriksaan pada fundus dan memastikan tidak ada janin lagi,
kandung kemih kosong dan konstruksi uterus baik
 Oksitosin telah diberikan 10 U IM di 1/3 paha bagian luar
 Peregangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi telah dilakukan
 Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta telah dilakukan
 Plasenta telah lahir lengkap dan dilahirkan secara spontan pada pukul 11.10 WIB serta
telah diperiksa kelengkapannya
 Ibu telah dibersihkan dan diganti pakaiannya

Catatan perkembangan IV

Tanggal : 02 – 09 – 2020 jam : 19.00 WIT

S : ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya karena sudah direncanakan dan merasa

legah karena plasenta sudah lahir

O:

 Pemeriksaan umum

Keadaan umum       : Baik                         

Kesadaran               : Composmentis

TD                           : 110/70 mmHg      


N                             : 64 x/menit

R                             : 23 x/menit            

S                              : 36,50 C

 TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik

 Jumlah perdadarahan ± 120 cc, konsistensi berupa darah segar cair

 Plasenta lahir lengkap dan spontan pukul 18.55 WIB

A : Ny.P P1A0 umur 25 tahun partus spontan, partu kala IV K/U ibu baik

P:

 Bidan telah melakukan observasi keadaan ibu

 Bidan telah melakukan pemeriksaan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam postpartum dan

setiap 30 menit pada jam kedua

 Ibu merasa nyaman telah dilakukan perawatan pada luka episiotomi

 Ibu dan keluarga telah mengerti tentang tanda-tanda bahaya post partum

 Ibu dan keluarga bersedia dan mengerti untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis

dan akan menerapkannya dirumah

 Ibu telah diberikan konseling tentang cara merawat bayi baru lahir 

Lampiran:

1. Lembar Penapisan

2. Lembar Observasi ( bila persalinan dimulai dg kala I fase laten)

3. Lembar partograf
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

…………………………………….. ……………………………………..

Anda mungkin juga menyukai