Asuhan Kebidanan Pada IBU BERSALIN NY. P UMUR 26 TAHUN G1P0A0 USIA
KEHAMILAN 39 MINGGU DENGAN DISTOSIA BAHU
mahasiswa atas nama :
..................................................... .....................................................
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Distosia bahu ada hubungannya dengan obesitas ibu, pertambahan berat badan yang
berlebihan, bayi berukuran besar, riwayat saudara kandung yang besar dan diabetes pada ibu
(Hakimi, 2003).
C. Patofisiologi
Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala dilahirkan, maka bahu memasuki
panggul dalam posisi oblik. Bahu posterior memasuki panggul lebih dahulu sebelum bahu
anterior. Ketika kepala melakukan paksi luar, bahu posterior berada di cekungan tulang
sakrum atu disekitar spina ischiadika, dan memberikan ruang yang cukup bagi bahu anterior
untuk memasuki panggul melalui belakang tulang pubis atau berotasi dari foramen obturator.
Apabila bahu berada dalam posisi antero-posterior ketika hendak memasuki pintu atas
panggul, maka bahu posterior dapat tertahan promontorium dan bahu anterior tertahan tulang
pubis. Dalam keadaan demikian kepala yang sudah dilahirkan akan tidak dapat melakukan
putaran paksi luar, dan tertahan akibat adanya tarikan yang terjadi antara bahu posterior
dengan kepala (disebut dengan turtle sign) (Prawirohardjo, 2009).
D. Komplikasi
a. Pada janin :
1. Meninggal, intrapartum atau neonatal
2. Paralisis plexus brachialis
3. Fraktur clavicular
b. Ibu : Robekan perineum dan vagina yang luas (Hakimi, 2003).
E. Faktor Resiko
Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian distosia bahu, yaitu:
Makrosomia/kelahiran sebelumnya bayi > 4 kg
Ibu Obesitas
Penambahan Berat Badan Berlebih
Panggul Sempit
Melahirkan dengan posisi setengah berbaring di tempat tidur dapat menghambat gerakan
koksik dan sakrum yang memperberat terjadinya “distosia lahir-tempat tidur”
Diabetes maternal
Kala II Lama
Distosia bahu sebelumnya (Chapman, 2006)
F. Pencegahan
Upaya pencegahan distosia bahu dan cedera yang dapat ditimbulkannya dapat dilakukan
dengan cara :
Tawarkan untuk dilakukan bedah sesar pada persalinan vaginal beresiko tinggi: janin luar
biasa besar (>5 kg), janin sangat besar (>4,5 kg) dengan ibu diabetes, janin besar (>4 kg)
dengan riwayat distosia bahu pada persalinan sebelumnya, kala II yang memanjang
dengan janin besar.
Identifikasi dan obati diabetes pada ibu.
Selalu bersiap bila sewaktu-waktu terjadi.
Kenali adanya distosia bahu seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan suprapubis atau
fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan resiko cedera pada janin.
Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu distosia diketahui. Bantuan
diperlukan untuk membuat posisi McRoberts, pertolongan persalinan, resusitasi bayi, dan
tindakan anestesia (bila perlu).
Langkah ketiga: Melahirkan bahu posterior, posisi merangkak, atau manuver Wood
Melahirkan bahu posterior dilakukan pertama kali dengan mengidentifikasi dulu posisi
punggung bayi. Masukkan tangan penolong yang berseberangan dengan punggung bayi
(punggung kanan berarti tangan kanan, punggung kiri berarti tangan kiri) ke vagina.
Temukan bahu posterior, telusuri lengan atasdan buatlah sendi siku menjadi fleksi (bisa
dilakukan dengan menekan fossa kubiti). Peganglah lengan bawah dan buatlah gerakan
mengusap ke arah dada bayi. Langkah ini akan membuat bahu posterior lahir dan
memberikan ruang cukup bagi bahu anterior masuk ke bawah simfisis. Dengan bantuan
tekanan suprasimfisis ke arah posterior, lakukan tarikan kepala ke arah posterokaudal
dengan mantap untuk melahirkan bahu anterior.
Manfaat posisi merangkak didasarkan asumsi fleksibilitas sandi sakroiliaka bisa
meningkatkan diameter sagital pintu atas panggul sebesar 1-2 cm dan pengaruh gravitasi
akan membantu bahu posterior melewati promontorium. Pada posisi telentang atau
litotomi, sandi sakroiliaka menjadi terbatas mobilitasnya. Pasien menopang tubuhnya
dengan kedua tangan dan kedua lututnya. Pada manuver ini bahu posterior dilahirkan
terlebih dahulu dengan melakukan tarikan kepala.
Bahu melalui panggul ternyata tidak dalam gerak lurus, tetapi berputar sebagai uliran
sekrup. Berdasarkan hal itu, memutar bahu akan mempermudah melahirkannya. Manuver
wood dilakukan dengan menggunakan dua jari tangan dan berseberangan dengan punggung
bayi yang diletakkan dibagian depan bahu posterior menjadi bahu anterior. Bahu posterior
dirotasi 180 derajat. Dengan demikian, bahu posterior menjadi bahu anterior dan posisinya
berada di bawah arkus pubis, sedangkan bahu anterior memasuki pintu atas panggul dan
berubah menjadi bahu posterior. Dalam posisi seperti itu, bahu anterior akan mudah dapat
dilahirkan.
Setelah melakukan prosedur pertolongan distosia bahu, tindakan selanjutnya adalah
melakukan proses dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan serta perawatan
pascatindakan. Perawatan pascatindakan termasuk menuliskan laporan di lembar catatan
medik dan memberikan konseling pascatindakan (Prawirohardjo, 2009).
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien : Ny. P Nama suami : Tn. A
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SI
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta
Penghasilan :- Penghasilan : 3.500.000
Alamat : Jl Pahlawan Alamat : Jl Pahlawan
2. Keluhan utama :
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan
nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah
05.00 WIT tanggal 02 – 09 – 2020
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit Diabetes melitus,
Hipertensi, PMS, TBC, Hepatitis
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit Diabetes melitus,
Hipertensi, PMS, TBC, Hepatitis
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dia dan keluarga tidak pernah mengalami Diabetes melitus,
Hipertensi, PMS, TBC, Hepatitis
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Amenorhoe : Tidak Dismenorhoe : Tidak
Menarche : 15 tahun Fluor albus : Tidak
Lama : 4-6 hari HPHT : 05 – 12 – 2019
Banyak : 3x/ hari ganti pembalut TP/HPL : 12 – 09 – 2020
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
H A M I L - S K R N G
ANC TM II : 2x kali
Keluhan : Tidak ada keluhan
Hasil pemeriksaan : Tidak ada didapatkan kelainan dan tanda
tanda vital normal
Terapi : Terapi Fe, Vit C
Mulai persalinan :
d. Riwayat KB
Menjadi peserta KB :
1. Thn………. s/d ……….. Jenis Kontrasepsi……….keluhan………………alasan
berhenti ……………
2. Thn………. s/d ……….. Jenis Kontrasepsi……….keluhan………………alasan
berhenti ……………
3. Thn………. s/d ……….. Jenis Kontrasepsi……….keluhan………………alasan
berhenti ……………
e. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1kali
Lama : 2 th
Usia pertama menikah: 23 th
f. Riwayat Psikososial
Ibu sangat bahagia dengan kehamilannya dan ini adalah kehamilan yang di
harapkan dan hubungan ibu dan suami dan keluarga terjalin baik dan keluarga
mendukung dengan kehamilannya
g. Riwayat Budaya
Ibu hamil tidak boleh keluar malam, ibu hamil tidak boleh mandi dimalam
hari, ibu hamil tidak boleh membunuh binatang, ibu hamil tidak boleh makan
pedas.
h. Perilaku kesehatan
Jamu : ibu mengatakan selama hamil tidak mengomsumsi jamu
Merokok : ibu mengatakan selama hamil tidak pernah merokok
Minum minuman keras : ibu mengatakan selama hamil tidak pernah minum
minuman keras
Nutrisi a. Makan
Frekuensi : 2- 3 x/hari
Buah : ya
b. Minum : 5- 6 gelas/hari
Eliminasi BAK
Frekuensi : 3 - 4 x/hari
Bau : Khas
Keluhan : tidak ada
b. BAB
Frekuensi : 2 - 3 x/hari
Konsistensi : Lunak
Bau : Khas
c. Keramas : 1 x 2 hari
Aktivitas Melakukan
a. Pekerjaan rumah : ya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan emosional : Baik
TTV : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 0 C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : Keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok
Wajah : Tidak ada udema, closma, dan tidak pucat
Mata : Konjungtiva mrah muda, seklra putih, tidak ada gangguan
penglihatan, dan tidak ada sekret/kotoran
Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak ada polip
Telinga : Tidak ada kotoran, tidak ada gangguan pendengaran, dan tidak
ada polip
Mulut : Tidak ada karis, tidak ada stomatis, tidak ada perdarahan, bibir
merah muda, lidah merah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis
Dada : Tidak ada retraksi dada, denyut jantung teratur dan tidak ada
wheezing
Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada lina nigra. Perut kelihatan
tegang, menonjol, dan pembesaran sesuai kehamilan
Genitalia : labia mayor menutup, tidak ada varises tidak ada pembesaran dan
kelenjar bartholin, ada keputihan tetapi tidak banyak
Anus : Tidak ada hemoroid dan varises
Ekstremitas
Atas : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening di aksial, kuku
bersih, ujung jari tidak pucat
b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xyfolideus / 33 cm, pada fundus
teraba lunak, tidak melenting yaitu bokong
Leopold II : perut ibu sébelah kanan ibu teraba bagian yang memanjang dan
keras seperti tahanan (punggung janin) bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting
(kepala janin) kepala sudah masuk panggul
Leopold IV : jika hanya 1 dan 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin
( kepala ) yang berada diatas simfisis dan bagian telah masuk kedalam rongga
panggul penurunan 1/5
Variasi :
c. Auskultasi
Punctum maximum
DJJ : 142 x/menit , regular/irregular
d. Perkusi
Reflek patella : + /+
e. Pemeriksaan Dalam
Oleh : Bidan jam : 15.10 WIT
v/v : Normal
Ø : 6 cm
Eff : 50%
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Hodge : IV
Denominator : UUK
Bagian kecil janin : Tidak teraba bagian terkecil janin
Cairan pd sarung tangan : Terdapat lendir dan darah
A. Diagnosa: Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri,
preskep, PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase laten
DS:
- Ibu mengatakan bernama Ny. C, umur 25 tahun, hamil pertama belum pernah
melahirkan dan belum pernah keguguran
- Ibu mengeluh kencang – kencang teratur sejak pukul 05. 00 WIT
DO:
a. Palpasi
Abdomen : TFU 3 jari dibawah px
L1 : dibagian fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
LII : disebelah kanan ibu teraba bagian yang memanjang dan keras seperti
tahanan (punggung janin) bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin
(ekstremitas)
LIII : dibagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala janin) kepala
sudah masuk panggul
LIV : jika hanya 1 dan 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin
( kepala ) yang berada diatas simfisis dan bagian telah masuk kedalam rongga
panggul penurunan 1/5
TFU : 33 cm
TBJ : (TFU-13) x 155
(33 -13) x 155 = 3,100 gram
b. Auskultasi
DJJ 142 x/menit, punctum maxsimum teraba disebelah kiri bawah pusat
c. Perkusi
Reflex patella pada ekstremitas bagian bawah kanan dan kiri +
d. VT
Tidak ada benjolan, keadaan portio lunak, effisement 50%, pembukaan 6 cm,
preskep, POD UUK, penurunan kepala 1/5, ketuban jernih
B. Masalah : Nyeri di bagian pinggang dan menjalar sampai keari-ari, keluar lendir
bercampur darah
C. Kebutuhan :
1. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan
2. Pengawasan kala I dengan partograf
V. INTERVENSI
Mx : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase aktif dengan distosia bahu
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 – 8 jam diharapkan persalinan ini segera
berlangsung tidak lebih dari 18 jam, ibu tidak cemas dan rasa nyeri ibu berkurang
Kriteria Hasil :
Kala I :
DS : - Ibu mengatakan nyeri bertambah kuat dan ada keluar lendir bercampur darah dari
kemaluan.
- Ibu mengatakan gerakan janin masih terasa.
DO : Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Keadaan emosional : Baik
TTV : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 C
v/v : Normal
Ø : 6 cm.
Eff : 50%
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Hodge : IV
Denominator : presentasi kepala ( ubun-ubun kecil )
Bagian kecil janin : tidak teraba bagian terkecil janin
Cairan pd sarung tangan : terdapat lendir dan darah
Intervensi
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Beri asuhan sayang ibu
3. Lanjutkan pemenuhan kebutuhan cairan ibu
4. Anjurkan ibu untuk terus melakukan teknik relaksasi jika ada kontraksi
5. Siapkan alat tempat untuk persalinan
6. Pantau kemajuan persalinan dengan partograf
7. Lakukan pemeriksaan dalam 4 jam kemudian
Kala II :
DS : - Ibu mengatakan sakit yang dirasakan semakin kuat.
- Ibu mengatakan ingin merasa BAB dan ada tekanan pada anus.
- Ibu mengatakan adanya dorongan meneran.
- Ibu merasakan tekanan sakit bertambah kuat sampai tembus ke belakang.
DO : Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Keadaan emosional : Stabil
Kontraksi uterus : 5 x10 menit , dengan durasi 50 detik
Frekwensi DJJ : 142 x/menit.
TTV : TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 C
Intervensi
1. Melihat tanda dan gejala kala II
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan 1
ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai ke dalam wadah
partus set.
3. Memakai celemek plastic
4. Informasikan pada ibu mengenai keadaan ibu
5. Persiapan pertolongan persalinan termasuk perlindungan diri
6. Beri dukungan emosional pada ibu
7. Menjelaskan pada ibu tentang posisi dalam bersalin
8. Mengajarkan kepada ibu cara mengedan yang baik
9. Pimpin persalinan kala II dengan prinsip 3b
10. Jaga privasi ibu
Kala III :
DS : - Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
- Ibu tampak senang dengan kelahiran bayinya.
DO:
Intervensi
Kala IV :
DS : - Keadaan ibu baik
- Kesadaran composmentis
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 C
Intervensi
Intervensi :
R : Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam
keadaan baik dan memberikan dukungan bahwa pasien bisa melahirkan bayinya secara
normal
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 02 – 09 – 2020 Jam : 15. 30 WIT
Mx : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
PUKA, divergen, inpartu kala 1 fase aktif dengan distosia bahu
1. Pukul 15.35 : Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya
dalam keadaan baik dan memberikan dukungan bahwa pasien bias melahirkan bayinya
secara normal , pembukaan sudah 6 cm , penurunan kepala 1/5 dan ketuban utuh
2. Pukul 15.40 : Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu
dengan menganjurkan keluarga untuk selalu memberikan semangat dan dukungan pada
ibu
3. Pukul 15.45 : Melakukan pengawasan kala I dengan partograf dengan mencatat setiap
hasil temuaan dan asuhan pada partograf
4. Pukul 15.50 : Mempersiapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan, yaitu:
Mempersiapkan ruang bersalin yang sejuk, bersih dan nyaman
Mempersiapkan alat pertolongan persalinan : partus set, heacting, dll
dalam kondisi steril
5. Pukul 15.55 : Mempersiapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir :
Mempersiapkan alat resusitasi dalam kondisi steril
Mempersiapkan peralatan bayi : pakaian bayi. Bedong, kaos kaki,
dan sarung tangan bayi
6. Pukul 16.00 : Memenuhi kebutuhan fisik ibu :
Memberikan makan dan minum bila ibu merasa haus dan lapar
Memberikan ibu minuman manis untuk penambah tenaga
7. Pukul 16.05 : Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif, yaitu :
Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam
melalui hidung keluarkan dari mulut
Mengajarkan ibu cara mengedan yang efektif yaitu seperti orang
BAB keras
VII. EVALUASI
Mx :
Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
- ibu senang dengan hasil pemeriksaannya yang menyatakan bahwa keadaan dirinya dan
- ibu bersedia untuk sering sering melakukan mobilisasi agar mempercepat pembukaan
- ibu bersedia untuk makan dan minum sebagai bekal tenaga untuk persalinan
O:
Ny.P G1P0A0 umur 20 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
P:
VII.CATATAN PERKEMBANGAN :
Catatan perkembangan I
Dx : Ny.P G1P0A0 umur 25 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
S:
- Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama menjalar dari pinggang ke perut
bagian bawah
O:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Vital Sing : TD : 110/70 mmHg
S : 37 0C
N : 82 x/menit
R : 24 x/menit
Pembukaan 10 cm
Ketuban jernih
Djj 148x/menit
His 4x10’’ lamanya >40’
Inspeksi :
- Pengeluaran pervaginam Lendir darah ada, air ketuban sudah pecah
- Perineum menonjol
- Vulva dan anus membuka
P:
3. Keluarga mengerti tentang memberi dukungan psikologis kepada ibu dan akan
5. Alat pertolongan pada bayi baru lahir seperti alat resusitasi dan peralatan bayi sudah
dipersiapkan
6. Kebutuhan fisik ibu seperti memberikan makan dan minum bila ibu haus dan lapar serta
7. Ibu sudah mengerti bagaimana teknik relaksasi dan mengedan yang efekti
Catatan perkembangan II
S:
1. Ibu mengatakan rasa sakit terus menerus, ingin buang air besar dan merasa ingin
mengedan
O:
- Bayi lahir spontan pervaginam pukul 18.30 WIB
- Ibu tampak senang dan bahagia
- KU : baik
- Kesadaran : composmentis
- Vital Sign : TD : 100 / 70 mmHg
S : 37 0C
N : 82 x/menit
R : 24 x/menit
P:
DISTOSIA BAHU
A:
P:
- Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu penyuntikan untuk
telunjuk dan jari tengah dari tangan kiri antara kepala bayi dan perineum. Masukkan
perenium yang akan dilakukan episotomi.aspirasi untuk memastikan ujung jari tidak
lidokoin 1 %
- Tekan tempat saat infiltrasi agar anestesi menyebar. Tunggu selama 1 – 2 menit
sedangkan jari tengah dan jari telunjuk dari tangan kiri melindungi kepala janin dan
- Tunggu puncak his kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari
- Gunting perineum dengan posisi mediolateral kiri, taruh gunting kelarutan klorin
untuk direndam
b. Lakukan manual Mc Robert yaitu dengan meminta ibu untuk melipat kedua pahanya
sehingga kedua dengkul berada sedekat mungkin dengan dada. Lahirkan bahu depan
dengan menarik kepala kearah bawah. Meminta bantuan untuk melakukan penekanan
diatas simfisis kemudian Tarik keatas sehingga bahu belakang dapat diangkat
d. Lakukan penilaian kepada bayi setelah lahir secara cepat denagan tiga pertanyaan :
apakah bayi menangis spontan, apakah kulit bayi berwarna kemerahan, dan apakah tonus
e. Segera keringkan bayi dan bungkus dengan kain bersih dan kering untuk mencegah
terjadinya hipotermi
f. Lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat dengan memasang klem pertama dengan
jarak 2 – 3 cm dari pusat dan klem kedua dengan jarak 2 – 3 cm dari klem pertama.
Kemudian potong tali pusat diantara dua klem dengan tangan kiri melindungi perineum
S:
- Diameter plasenta : 10 cm
- Tebal plasenta : 3 cm
- Insersi : marginal
- Kesadaran : Composmentis
- N : 64x/menit
- R : 23x/menit
- S : 36,5
A : Ny.P P1A0 umur 25 tahun partus spontan pervaginam, partu kala III
P:
Bidan telah melakukan pemeriksaan pada fundus dan memastikan tidak ada janin lagi,
kandung kemih kosong dan konstruksi uterus baik
Oksitosin telah diberikan 10 U IM di 1/3 paha bagian luar
Peregangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi telah dilakukan
Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta telah dilakukan
Plasenta telah lahir lengkap dan dilahirkan secara spontan pada pukul 11.10 WIB serta
telah diperiksa kelengkapannya
Ibu telah dibersihkan dan diganti pakaiannya
Catatan perkembangan IV
S : ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya karena sudah direncanakan dan merasa
O:
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
R : 23 x/menit
A : Ny.P P1A0 umur 25 tahun partus spontan, partu kala IV K/U ibu baik
P:
Bidan telah melakukan pemeriksaan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam postpartum dan
Ibu dan keluarga telah mengerti tentang tanda-tanda bahaya post partum
Ibu dan keluarga bersedia dan mengerti untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis
Ibu telah diberikan konseling tentang cara merawat bayi baru lahir
Lampiran:
1. Lembar Penapisan
3. Lembar partograf
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan
…………………………………….. ……………………………………..