Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan

Wanita masa reproduksi


Persalinan beresiko “Distosia
Bahu”

Siti Rachmawati
1130016072 / 4C
Definisi Distosia Bahu
• Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh
kemajuan persalinan yang terlalu lambat. Secara umum,
persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin dan
jalan lahir. (Leveno, 2009)
• Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan
maneuver obstetric oleh karena dengan tarikan biasa ke arah
belakangan pada kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan
bayi. Pada persalinan persentasi kepala,setelah kepala lahir
bahu tidak dapat dilahirkan dengan cara pertolongan biasa dan
tidak didapatkan sebab lain dari kesulitan tersebut.
(Prawirohardjo, 2011)
Etiologi

• Disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek


pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir
atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah
mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat
masuk kedalam panggul.
Faktor Resiko Distosia Bahu

Maternal Fetal
• Kelainan anatomi panggul
• Dugaan Macrosomia
• Diabetes
• Kehamilan Postmatur
• Riwayat Distosia Bahu
• Tubuh ibu yang pendek
Patofisiologi

Setelah keliharan kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang


menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan
tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada
sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada
saat meneran akan menyebabkan bahu depan (anteriot)
berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan
putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap
berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu
tidak bisa lahir mengikuti kepala.
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan panggul: panggul luar dan


panggul dalam
2. Pemeriksaan radiologik: untuk pelvimetri
dibuat 2 foto yaitu :
a) Foto pintu atas panggul: ibu dalam posisi
setengah duduk, sehingga tabung Ro tegak
lurus atas pintu atas panggul
b) Foto lateral: ibu dalam posisi berdiri,
tabung Ro diarahkan horizontal pada
trochanter mayor dari samping
3. Pemeriksaan besarnya janin
Penatalaksaan

1. Kesigapan penolong
persalinan dalam
mengatasi distosia bahu
sangat diperlukan.

2. Pertama kali yang harus


dilakukan bila terjadi
distosia bahu adalah
melakukan traksi curam
bawah sambil meminta ibu
untuk meneran.
Lanjutan
3. Lakukan Episotomi
a) Tekanan ringan pada
suprapubic f) Pematahan Klavikula
b) Maneuver Mc Robert
g) Maneuver Zavanelli
c) Maneuver Woods
h) Kleidotomi
d) Persalinan Bahu
Belakang I) Simfisiotomi
e) Maneuver Rubin
Terdiri dari 2 langkah
yaitu :
Maneuver Rubin I
Maneuver Rubin 2
Tanda Dan Gejala

1. Pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam dan tidak


dapat mengalami putar paksi luar yang normal.
2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi
gemuk dan besar. Begitu pula dengan postur tubuh parturien
yang biasanya juga obesitas.
3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksilateral dan
traksi tidak berhasil melahirkan bahu
4. Kemajuan lambat dari 7-10cm, meskipun kontraksinya baik
5. Kemajuan lambat dan kloning serta kelahiran kepala lambat
6. Gelisah
7. Sesak nafas
Teknik Penanganan

1. Membuat episiotomi yang 3. Dengan menggunakan sarung


cukup luas untuk mengurangi tangan
obstruksi jaringan lunak dan a) Melakukan tarikan yang
memberi ruangan yang kuat dan terus-menerus ke
cukup untuk tindakan arah bawah pada kepala janin
2. Lakukan posisi McRoberts untuk menggerakan bahu
dengan meminta ibu untuk depan bawah simfisis pubis.
menekuk kedua tungkainya b) Meminta seseorang asisten
dan mendekatkan lututnya untuk melakukan tekanan
sejauh mungkin ke arah secara ke arah bawah pada
dadanya dalam posisi ibu daerah suprapubis untuk
berbaring terlentang mebantu persalinan bahu.
4. Jika bahu masih belum dapat 5. Jika bahu belum dapat
dilahirkan : dilahirkan :
a) pakailah sarungan tagan, a) masukkan tangan
kemudian masukkan tangan kedalam vagina
kedalam vagina sepanjang
b) raih humerus dari
punggung bayi
lengan belakang (posterior)
b) lakukan penekanan pada dan dengan menjaga
bahu yg terletak di depan lengan tetap fleksi pada
dengan arah sternum bayi
siku, gerakkan lengan ke
untuk memutar bahu dan
arah dada. Ini akan
mengecilkan diameter bahu
memberikan ruangan
C) Jika diperlukan, lakukan untuk bahu depan agar
penekanan pada bahu
dapat bergerak dibawah
belakang (posterior) sesuai
simfisis pubis.
dengan arah sternum
ASUHAN KEPERAWATAN DISTOSIA BAHU

Pengkajian
Diagnosa

1. Nyeri akut yang berhubungan dengan agens cedera biologis


(infeksi) dan agens cedera fisik yang ditandai dengan
mengekspresikan perilaku (gelisah)
2. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan
kehilangan volume cairan aktif
3. Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif
4. Ansietas yang berhubungan dengan stresor yang ditandai
dengan gelisah
Intervensi

Anda mungkin juga menyukai