Anda di halaman 1dari 5

Distosia Bahu

Definisi

Impaksi bahu anterior dibelakang simfisis pubis yang menghambat pelahiran bayi
secara spontan. Distosia bahu juga didefinisikan kelahiran kepala janin dengan bahu
anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam
panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari
tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu merupakan kejadian
dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
dilahirkan.

Etiologi

Distosia bahu penyebab utamanya deformatas panggul, kegagalan bahu untuk


“melipat” ke dalam panggul (misalnya: makrosomnia), fase aktif dan persalinan kala
II yang pendek pada multipara (Sarwono, 2010; h. 515)

Tanda dan Gejala

Menurut Sujiatini, (2011; h. 105-106) dan Gulardi, et al. (2008) Tanda dan
gejala distosia bahu yaitu:
a) Kecurigaan bayi besar

b) Kemajuan lambat dari 7 sampai 10 cm, meskipun kontraksinya


baik.
c) Kemajuan lambat pada kala II

d) Kelahiran instrumental

e) Kemajuan lambat dan crowning serta kelahiran kepala lambat

f) Kepala seperti tertahan di dalam vagina.

g) Kepala lahir tetapi tidak terjadiputaran paksi luar.

h) Dagu tertarik dan menekan perineum


i) Kepala sempat keluar tetapi tertarik kembali ke dalam vagina
(turtle sign)
Faktor Predisposisi

 Obesitas maternal
 Diabetes maternal
 Lewat Bulan, > 41 minggu
 Distosia bahu sebelumnya atau melahirkan bahu yang besar
 Makrosomia pada kehamilan saat ini
 Kala 1 atau kala 2 persalinan memanjang
 Pelahiran operatif,terutama pelahiran instrumental di rongga tengah untuk
keterlambatan persalinan
Faktor presdiposisi mungkin tidak ada pada setiap kasus sehingga tanda pertama
sering kali adalah kegagalan dagu bayi untuk keluar dari perineum atau kegagalan
kepala bayi untuk mengalami rotasi.

Hal tersebut disebut sebagi tanda kura-kura.Kepala bayi menekan perineum dengan
sangat kuat sehingga tidak mungkin memasukan sebuah jari kedalam vagina, dan
wajah bayi menjadi tertutup dan warna kulit wajahnya berubah.

Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala
berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada
pada sumbu miring (oblique) di bawah rambut pubis. Dorongan pada saat ibu
meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu
gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap
berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu
depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

Komplikasi
Menurut Sarwono (2009; h. 516) Komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
a) Maternal
Komplikasi yang dapat terjadi adalah perdarahan akibat laserasi jalan
lahir, episiotomy, ataupun atonia uteri.
b) Fetal
Fraktur humerus atau klavikula,Trauma pleksus brachialis,Asfiksia

Penatalaksanaan

Singkatan berikut HELPER diadaptasi dari advanced life support dalam bidang
obstetric

H : HELP : panggilan bantuan (dokter obstetric,dokter anestesi,bidan, tim


pediatric,dan pekerja pendukung)

 Catat waktu kelahiran kepala

E : EVALUATE for EPISIOTOMY, buka gunting episiotomy,sediakan troli


simfisiotomi.

L : LEGS, datarkan tempat tidur,pindahkan bantal,angkat lutut wanita ke bahunya


(posisi mcRobert)

P : PRESSURE : SUPRAPUBLIC (tekanan: suprapubis), lakukan secara konstan


selama 30 detik, arahkan bahu bayi kea rah dadanya,beri tekanan dengan
menggoyang-goyangkan selama 30 detik.

E : ENTER PELVIS

 Episiotomy
 Tekanan pada aspek posterior bahu anterior bayi, coba untuk membuat bahu
bayi ke diameter miring
 Lanjutkan tekanan dan rotasikan bayi sebesar 180 derajat (bahu anterior bayi
kini berada di bagian posterior)
 Beri tekanan pada aspek posterior bahu posterior bayi,coba pindahkan bahu
bayi ke diameter miring.
 Lanjutkan tekanan dan rotasikan bayi sebesar 180 derajat (bahu posterior bayi
menjadi anteroir)

R : REMOVE POSTERIOR ARM (keluarkan lengan posterior), tangan bidan


masuk dibagian posterior disepanjang lengan,fleksikan lengan dan pegang
tangan,sapu lengan bayi melintasi dada dan wajahnya untuk dilahirkan.

Pilihan lain :

Letakkan ibu dalam posisi merangkak, buka lebar klavikula (mengangkang),


simfisiotomi (untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir),
maneuver zanvanelli (dilakukan oleh dokter obstetri),dsb.

Metode Persalinan Distosia Bahu

a) Manuver Mc. Roberts :

1. Posisi Walcher: Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga terjadi


pelebaran jalan lahir dan mengubah sudut inklinasi dari 25 derajat
menjadi 10 derajat.
2. Kepala janin tarik curam kebawah sehingga memudahkan
persalinan bahu depan

Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatkan paha ibu pada abdomen
sebaaimana terlihat pada (panah horisontal). Asisten melakukan tekanan
suprapubic secara bersamaan (panah vertikal).
b) Manuver Zevanelli
1. Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam
vagina Diikuti dengan persalinan seksio sesarea
2. Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR dan
menimbulkan trauma jalan lahir lebih besar.
c) Maneuver Rubin
Terdiri dari 2 langkah :
1. Mengguncang bahu anak dari satu sisi ke sisi lain dengan
melakukan tekanan pada abdomen ibu, bila tidak berhasil maka
dilakukan langkah berikutnya yaitu :
2. Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk dijangkau dan
kemudian ditekan kedepan kearah dada anak. Tindakan ini untuk
melakukan abduksi kedua bahu anak sehingga diameter bahu
mengecil dan melepaskan bahu depan dari simfisis pubis.

d) Melahirkan bahu belakang

1. Operator memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri humerus


posterior janin dan kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas
didepan dada dengan mempertahankan posisi fleksi siku
2. Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin
3. Lengan posterior dilahirkan

(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri ; Ginekologi dan KB ; 455)

Anda mungkin juga menyukai