Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KEBIDANAN KOMPREHENSIF (HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS )

DISTOSIA BAHU
DOSEN : FEVA TRIDIYAWATI, M.Kes, M.Keb

Disusun oleh :

Afia Mulyaningsih (200603013)


Hartining Puji Rahayu (200603044)
Prodi/Kelas : S1 Kebidanan Kelas C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA


Telp. (021) 86901352
E-Mail : stikes_abdinusantara@yahoo.com
TAHUN AJARAN 2020-2021

1
PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

BAB II DISTOSIA BAHU.....................................................................................2

1. Definisi........................................................................................................2

2. Patofisiologi................................................................................................2

3. Etiologi........................................................................................................2

4. Faktor Resiko..............................................................................................3

A.Maternal.............................................................................................3

B. Fetal...................................................................................................3

C. Masalah Persalinan………………………………………………..3

5. Diagnosis………………………………………………………………4

6. Penatalaksanaan……………………………………………………….4

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................15

A. Kesimpulan ..............................................................................................15
B. Saran………………………………………………………………...15
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.............................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi perputaran lagi paksi luar yang
menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada
umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus publis. Dorongan
saat ibu mengedan akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada dibawah pubis. Bila
bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan
tetap berada pada posisi anterior posterior pada bayi yang besar akan terjadi benturan
bahu depan terhadap simfisis.
Distosia adalah penyulit persalinan, sedangkan distosia bahu adalah penyulit
persalinan bahu. Angka kejadian distosia bahu tergantung pada kriteria diagnosa yang
digunakan. Salah satu kriteria diagnosa distosia bahu adalah bila dalam persalinan
pervaginam untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneuver khusus seperti traksi
curam bawah dan episiotomi. Dengan menggunakan kriteria diatas menyatakan bahwa
dari 0.9% kejadian distosia bahu yang tercatat direkam medis, hanya 0.2% yang
memenuhi kriteria diagnosa diatas.untuk menentukan distosia bahu di gunakan criteria
objektif yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh tubuh. Nilai normal
interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24 detik,
pada distosia bahu 79 detik.
Distosia bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau
pada gangguan persalinan kala I dan atau kala II yang memanjang. distosia bahu yang
berulang terjadi pada 17% pasien.
Distosia bahu adalah komplikasi gawat yang memerlukan penanganan yang cepat
– tepat dan terencana secara jelas
B. RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan distosia bahu?
 Apa factor resiko terjadinya distosia bahu?
 Bagaimana tanda dan gejala distosia bahu?
 Bagaimana menentukan diagnose distosia bahu?
 Apa komplikasi distosia bahu?
 Bagaimana penatalaksanaan distosia bahu?
1
BAB II
DISTOSIA BAHU

1. Definisi

Distosia bahu adalah :

 Impaksi bahu depan diatas simfisis

 Ketidakmampuan melahirkan bahu dengan mekanisme/cara biasa

2. Patofisiologi

Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala
berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada
pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran
akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk
mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis
sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

3. Etiologi

Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk
“melipat” ke dalam panggul (misal : pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan
persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu
cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah
melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu
berhasil melipat masuk ke dalam panggul.

2
4. Faktor Resiko Distosia Bahu :

A.Maternal
 Kelainan anatomi panggul

 Diabetes Gestational

 Kehamilan postmatur

 Riwayat distosia bahu

 Tubuh ibu pendek

B.Fetal

 Dugaan macrosomia

C.Masalah persalinan

 Assisted vaginal delivery (forceps atau vacum)

 “Protracted active phase” pada kala I persalinan

 “Protracted” pada kala II persalinan

Distosia bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau pada
gangguan persalinan kala I dan atau kala II yang memanjang

3
5. Diagnosis

A. Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva

B. Tidak terjadi gerakan/ restitusi spontan

C. Dagu tertarik dan menekan perineum

D. Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala terhadap perineum sehingga
tampak masuk kembali ke dalam vagina.
E. Penarikan kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang terperangkap di belakang
symphisis.
F. Adanya faktor risiko hanya ditemukan pada 50 % kasus

6. Penatalaksanaan

Hindari 4 P :

A.Panic

B.Pulling : menarik kepala bayi

C.Pusshing : dorongan fundus

D.Pivoting : angulasi kepala

Lakukan
Ask for help : 2 tim
Lift the legs & buttocks (Mc Robert)
Anterior shoulder disimpaction :
-Eksternal : Massanti
-Internal : Rubin (dengan episiotomi)

4
Rotation :
-Bahu blk : Wood
-Wood Corkscrew
Manual removal of posterior arm (Shwartz)
Roll over : ulangi knee chest

Langkah

1. Kesigapan penolong persalinan dalam mengatasi distosia bahu sangat diperlukan.


2. Pertama kali yang harus dilakukan bila terjadi distosia bahu adalah melakukan traksi
curam bawah sambil meminta ibu untuk meneran.
3. Lakukan episiotomi.

Setelah membersihkan mulut dan hidung anak, lakukan usaha untuk membebaskan bahu
anterior dari simfsis pubis dengan berbagai maneuver :

a) Tekanan ringan pada suprapubic

Dilakukan tekanan ringan pada daerah suprapubik dan secara bersamaan dilakukan traksi
curam bawah pada kepala janin.

Tekanan ringan dilakukan oleh asisten pada daerah suprapubic saat traksi curam bawah
pada kepala janin.

5
b) Maneuver Mc Robert

Tehnik ini ditemukan pertama kali oleh Gonik dkk tahun 1983 dan selanjutnya William A Mc
Robert mempopulerkannya di University of Texas di Houston.

Maneuver ini terdiri dari melepaskan kaki dari penyangga dan melakukan fleksi sehingga
paha menempel pada abdomen ibu

Tindakan ini dapat menyebabkan sacrum mendatar, rotasi simfisis pubis kearah kepala
maternal dan mengurangi sudut inklinasi. Meskipun ukuran panggul tak berubah, rotasi
cephalad panggul cenderung untuk membebaskan bahu depan yang terhimpit.

6
Maneuver Mc Robert

Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatkan paha ibu pada abdomen sebaaimana terlihat
pada (panah horisontal). Asisten melakukan tekanan suprapubic secara bersamaan (panah
vertikal)

Analisa tindakan Maneuver Mc Robert dengan menggunakan x-ray

7
Ukuran panggul tak berubah, namun terjadi rotasi cephalad pelvic sehingga bahu anterior
terbebas dari simfisis pubis

c) Maneuver Massanti

 Anterior Shoulder Disimpaction (Eksternal)


 Disimpaksi bahu depan dengan penekanan di suprapubis
 Abdominal approach
 Diameter biakromial lebih kecil
 Tidak menekan fundus

d) Maneuver Rubin

Terdiri dari 2 langkah :

(1). Mengguncang bahu anak dari satu sisi ke sisi lain dengan melakukan tekanan pada
abdomen ibu, bila tidak berhasil maka dilakukan langkah berikutnya yaitu :

(2). Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk dijangkau dan kemudian ditekan
kedepan kearah dada anak. Tindakan ini untuk melakukan abduksi kedua bahu anak sehingga

8
diameter bahu mengecil dan melepaskan bahu depan dari

Maneuver Rubin II

A. Diameter bahu terlihat antara kedua tanda panah

B. Bahu anak yang paling mudah dijangkau didorong kearah dada anak sehingga diameter
bahu mengecil dan membebaskan bahu anterior yang terjepit

e) Maneuver Woods ( “Wood crock screw maneuver” )

Dengan melakukan rotasi bahu posterior 1800 secara “crock screw” maka bahu anterior yang
terjepit pada simfisis pubis akan terbebas.

9
Maneuver Wood. Tangan kanan penolong dibelakang bahu posterior janin. Bahu kemudian
diputar 180 derajat sehingga bahu anterior terbebas dari tepi bawah simfisis pubis

f) Melahirkan bahu belakang

10
11
A. Operator memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri humerus posterior janin dan
kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas didepan dada dengan mempertahankan
posisi fleksi siku

B. Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin

C. Lengan posterior dilahirkan

g) Pematahan klavikula Mematahkan klavikula dengan cara menekan klavikula anterior


terhadap ramus pubis dapat dilakukan untuk membebaskan bahu yang terjepit.

h) Manuver Zavanelli (Sandberg, 1985)

1) Mengembalikan kepala ke posisi oksiput anterior atau posterior bila kepala


janin telah berputar dari posisi tersebut
2) Memfleksikan kepala dan secara perlahan mendorongnya masuk kembali ke
vagina yang diikuti dengan pelahiran secara sesar.
3) Memberikan terbutaline 250 mg subkutan untuk menghasilkan relaksasi uterus.

i) Kleidotomi

Kleidotomi yaitu memotong klavikula dengan gunting atau benda tajam lain,

biasanya dilakukan pada janin mati (Schram, 1983)

j) Simfisiotomi

Simfisotomi yaitu mematahkan simfisis pubis untuk mempermudah persalinan


juga dapat diterapkan dengan sukses (Hartfield, 1986). Namun Goodwin dkk.
Melaporkan bahwa tiga kasus yang mengerjakan simfisiotomi, ketiga bayi mati
dan terdapat morbiditas ibu signifikan akibat cedera traktus urinarius.

12
Upaya utk memudahkan melakukan manuver2 tersebut :

 Episotomi

 Knee chest position


Setelah tindakan:

 Waspada perdarahan postpartum

 Inspeksi adanya laserasi dan trauma maternal

 Periksa bayi : adakah jejas

 Terangkan tindakan yangg telah dilakukan

7. Komplikasi Distosia Bahu :

Komplikasi Maternal

A. Perdarahan pasca persalinan

B. Fistula Rectovaginal

C. Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral neuropathy”

D. Robekan perineum derajat III atau IV

E. Ruptur Uteri

13
Komplikasi Fetal

F. Brachial plexus palsy

G. Fraktura Clavicle

H. Kematian janin

I. Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen

J. Fraktura humerus

8. Skoring Prediksi Distosia Bahu

9.Antepartum Shoulder Dystocia Score : A Teaching Tool1

Factor 0 1 2
Estimated fetal weight (Lb) 91/2 (4309 g) 81/2-91/2 (3855-4309 g) 81/2 (3855 g)
Maternal weight gain (Lb) >35 (16 kg) 25-35 (11-16 kg) 25 (11 kg)
Maternal Weight (Lb) >180 (82 kg) 150-180 (68-82 kg) 150 (68 kg)
Glucose Intolerance Yes Suspect No
Gestational age (Wk) >42 41-42 <41

Score : 0-3 : Great Risk


4-7 : Intermediate Risk
8-10 : Negligible Risk

14
II. Intrapartum Shoulder Dystocia Score : A Teaching Tool1

Factor 0 1 2
Second stage Prolonged Borderline Normal
Birth weight (Lb) 91/2 (4309 g) 81/2-91/2 (3855-4309 g) 81/2 (3855 g)
Forceps Mid Low-Mid Low
First stage Arrest Protraction None
Antepartum score 1-4 5-7 8-10

Score : 0-3 : Great Risk

4-7 : Intermediate Risk

8-10 : Negligible Risk

15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin dilahirkan. tanda dan gejala terjadinya distosia bahu yaitu: Pada proses
persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu kepala akan
tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal. Ukuran kepala
dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula dengan postur
tubuh parturien yang biasanya juga obese. Usaha untuk melakukan putar paksi luar,
fleksi lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan bahu. Untuk penatalaksanaannya
dengan melakukan episotomi secukupnya dan manuver Mc Robert’s karena maneuver
Mc Robert sebagai pilihan utama adalah sangat beralasan

B. Saran
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu
penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah
ini selanjutnya.

16
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Shoulder Dystocia and Birth Injury: Prevention and Treatment Oleh James A. O'Leary

http://books.google.co.id/books?
id=dm2k4eONyVcC&pg=PA56&lpg=PA56&dq=shoulder+dystocia+score&source=
bl&ots=iIp8uDummV&sig=5kEsOHCVE0yS7uuVjuTsFSlRijA&hl=id&ei=nX8rTJP
1BMu3rAeJuZh1&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBIQ6AEw
AA#v=onepage&q=shoulder%20dystocia%20score&f=false
A. Syamsuddin, Komar. Bunga Rampai Obstetri. Palembang. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Universitas Sriwijaya. 2004; 39
Asga, Jasran, Guick Obgyn. Palembang. Bagian Obstetri dan Ginekologi Universitas
Sriwijaya. 2004; 86
http://www.brooksidepress.org/Products/OBGYN_101
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09distosia-bahu.html

17

Anda mungkin juga menyukai