Anda di halaman 1dari 16

DISTOSIA

BAHU
Disusun oleh : Sania Zahra (4112021140)
Pembimbing : dr.Damarizqa Dara Sjahruddin , M.Ked.Klin, Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan


RS Bhayangkara TK.1 R.Said Sukanto
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 18 September – 25 November 2023
PENDAHULUAN
Distosia bahu merupakan keadaan darurat
dibidang obstetri yang tidak dapat diprediksi
dan berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas neonatal. Distosia bahu menjadi
penyulit pada 0,5%-1% persalinan pervaginam
dan pada kasus berat dapat menyebabkan
komplikasi pada ibu.
DEFINISI
Menurut The Royale College of Obstetricians & Gynecologists (RCOG)
“Distosia Bahu” adalah proses melahirkan yang memerlukan
tambahan manuver obstetri setelah kegagalan “gentle downward
traction” pada kepala bayi untuk melahirkan bahu.

Dalam kebanyakan kasus, bahu dilahirkan dalam


waktu 24 detik setelah kepala dilahirkan; jika
dibutuhkan lebih dari 60 detik, telah terjadi
distosia bahu
EPIDEMIOLOGI

❏ Angka Kejadian distosia bahu menurut


American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) adalah sekitar
0,6% - 1,4% dari semua persalinan
pervaginam.
❏ Prevalensi tergantung pada berat
lahir bayi, dengan 0,6-1,4% terjadi
pada bayi dengan berat 2500-4000
gram dan meningkat menjadi 5-9%
pada bayi yang lahir dari ibu tanpa
diabetes dengan berat 4000-4500 kg.
ETIOLOGI

Makrosomia
Diabetes pregestasional

Persalinan pervaginam
Riwayat distosia bahu
operatif
Patofisiologi
● Distosia bahu terjadi akibat perbedaan ukuran
antara bahu janin dan pintu atas panggul. Pada
persalinan normal, setelah rotasi internal, diameter
biparietal terletak pada posisi melintang dengan
diameter bisacromial pada sudut obliq. Hasil ekstensi
dan restitusi mengakibatkan oksiput kembali ke
bidang anteroposterior.
● Lokasi anteroposterior bahu janin yang persisten
pada tepi panggul terjadi ketika terdapat
peningkatan resisten antara kulit janin dan dinding
vagina (mis: pada makrosomia),
● Bila hal ini terjadi, bahu anterior akan terbentur di
belakang simfisis pubis. Distosia bahu juga dapat
terjadi akibat impaksi bahu posterior janin pada
tanjung sakral ibu
DIAGNOSIS
Distosia bahu menurpakan diagnosis subjektif. Beberapa klinisi menggunakan penilaian
sendiri dan Klinisi lainnya menggunakan prosedur kebidanan dan/atau mendiagnosis distosia
bahu ketika waktu kelahiran kepala-ke-tubuh lebih dari 60 detik.

Tanda klinis terjadinya distosia bahu meliputi:

1. Meski sudah berusaha sekuat tenaga dan


gerakan yang tepat, traksi pada kepala bayi tidak
mampu melahirkan bahu yang masih berada di
kranial simfisis pubis.
2. Bayi tidak dapat dilahirkan karena bahu
tertahan, tetapi kepala bayi telah lahir.
3. Kepala bayi telah lahir, tetapi tetap menekan
vulva dengan kencang.
4. Dagu tertarik dan menekan perineum.
5. Turtle sign adalah kepala bayi tiba-tiba masuk
ke dalam perineum ibu setelah keluar dari
vagina.
Management
First-Line Maneuvers

01 02
McRoberts maneuver Suprapubic pressure

Merupakan manuver pertama yang Tujuan dari tekanan suprapubik


dilakukan bersamaan dengan adalah untuk menurunkan diameter
tekanan suprapubik. Paha pasien bisacromial janin dengan adduksi
mengalami hiperfleksi ke arah perut. bahu janin anterior. Tekanan
Ini akan meluruskan sakrum ibu diberikan pada area suprapubik
pada tulang belakang lumbal. dengan gerakan ke bawah atau
gerakan mengayun dari belakang
janin ke arah depan.
Management
Second-Line Maneuvers

01 02
Rubin’s maneuver Woods corkscrew maneuver

Memasukkan tangan ke dalam vagina Meletakkan tangannya pada aspek


dan memberikan tekanan pada anterior bahu janin posterior dan
bagian posterior bahu janin yang memutar bahu ke arah punggung
paling mudah dijangkau ke arah dada janin. Tujuannya adalah untuk
janin. Hal ini akan menyebabkan mencoba memutar bahu janin 180
adduksi bahu janin, yang kemudian derajat. Hal ini memungkinkan janin
memungkinkan bahu anterior turun saat rotasi terjadi.
berputar dan keluar dari belakang
tulang kemaluan di tempat yang
terkena tekanan.
Management
Second-Line Maneuvers

03 04
Persalinan lengan posterior Gaskin maneuver

Hal ini biasanya akan menyebabkan Pasien dalam posisi tangan dan lutut
fleksi lengan janin, sehingga (posisi merangkak) atau dalam posisi
memungkinkan akses ke lengan racing start atau sprinter, traksi ke
bawah janin bawah dilakukan secara perlahan
pada bahu posterior (bahu
menempel pada sakrum ibu), atau
traksi ke atas dilakukan pada bahu
anterior ( bahu menempel pada
simfisis ibu)
Management
Dalam proses penanganan distosia bahu dilakukan upaya untuk menghindari 4P yaitu:

1. Pull : Risiko cedera plexus brachialis meningkat dengan traksi kepala/leher yang kuat
atau lateral.
2. Push : Mendorong fundus karena tidak membantu ketika bahu sepenuhnya impaksi
dan meningkatkan kemungkinan ruptur uteri.
3. Panic : Setiap penolong harus menjaga ketenangannya sehingga dia dapat
mendengar dan memahami ketika ibu membutuhkan bantuan dan agar dia dapat
dengan jelas menunjukkan kapan harus mendorong dan kapan tidak mendorong.
Semua penanganan dilakukan melalui manuver yang sistematis.
4. Pivot : Hiperfleksi kepala dengan Os. Cocygeus sebagai poros
KOMPLIKASI
1. Cedera pleksus brakialis (BPI)

2. Fraktur tulang

3. Cedera iskemik hipoksemik (HIE)

4. Serangan jantung mendadak

5. Kematian perinatal

6. Maternal complications
PENCEGAHAN
1. Pemeriksaan ANC rutin
Untuk memantau berat janin
2. Pemeriksaan USG
3. Operasi Caesar

operasi caesar sebaiknya direkomendasikan untuk mencegah distosia


bahu hanya pada kasus berikut:
1. Janin dengan berat badan >4,5 kg, jika berhubungan dengan
diabetes ibu;
2. Janin dengan berat badan >5 kg dan ibu tidak menderita
diabetes;
3. Riwayat distosia bahu sebelumnya dengan komplikasi berat
pada ibu dan neonatal; dan
4. Makrosomia janin dengan kegagalan persalinan kala II
PENUTUP
Disotosia bahu merupakan keadaan darurat yang
serius. Hal ini dapat menyebabkan bayi
meninggal atau cedera pada bayi seperti cedera
pleksus brakialis. Pemeriksaan ANC dapat
menjadi membantu dalam mendiagnosis distosia
bahu, sehingga dapat meminimalisir komplikasi
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai