Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

DISTOSIA BAHU
PEMBIMBING :
Dr. Edy Purwanta, Sp.OG

OLEH :
Chairul Amri Apgar (2012730020)
LATAR BELAKANG

kejadian distosia bahu menurut American College of Obstetriciansand Gynecologists (ACOG)


adalah 0,6-1,4%. Namun angka kejadian ini bervariasi mulai dari 1 dalam 750 kelahiran
Angka kejadian distosia bahu juga bervariasi berdasarkan berat bayi yang dilahirkan, dimana
0,6-1,4% terjadi pada bayi dengan berat 2500-4000 gram, dan meningkat hingga 5-9% pada
bayi dengan berat 4000-4500 gram
Distosia bahu tidak dipengaruhi oleh status wanita yang primigravida maupun dengan
multigravida
Distosia bahu mempunyai kemungkinan berulang sebesar 10-15%, dimana wanita dengan
riwayat persalinan distosia bahu yang mengakibatkan cedera pada bayi yang dilahirkannya
mempunyai resiko lebih besar berulang pada persalinan selanjutnya
DEFINISI

Distosia bahu adalah persalinan yang


memerlukan tambahan maneuver
obstetri setelah kegagalan gentle
downward traction pada kepala bayi
untuk melahirkan bahu (ACOG, 2002). Juga
adanya patokan waktu antara lahirnya
kepala dengan lahirnya badan lebih dari 60
detik, maka dianggap sebagai distosia bahu
dan dibutuhkan manuver obstetrik
tambahan (Spong dkk, 1995).
makroso
mia

fakto
kelaianan
persalina
r etnisita
n
resik s

o
presenta
si janin
DIAGNOSIS

Kepala bayi telah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan
Kepala bayi telah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan kencang
Dagu tertarik dan menekan perineum
Traksi pada kepala bayi tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap
berada dicranial simfisis pubis (Broek, 2002).
PENANGANAN

Yang paling diutamakan dalam penanganan distosia bahu adalah menghindari


3P yaitu :
Panic, semua penanganan dilakukan melalui manuver sistematis dan setiap
penolong harus tenang agar dapat mendengar dan mengerti ketika
ada permintaan bantuan dan dapat dengan jelas memimpin ibu untuk
kapan mengejan dan kapan tidak mengejan.
(Pulling) menarik di kepala / leher - traksi lateral akan meningkatkan resiko
cedera pleksus brakialis.
(Pushing) mendorong fundus, karena tidak akan membantu ketika
bahu benar-benar mengalami impaksi dan meningkatkan risiko
ruptur uteri. Tekanan dilakukan pada suprapubik untuk melepaskan impaksi
bahu anterior.
Akronim ALARMER merupakan panduan yang dapat membantu
melakukan penanganan yang tepat, yaitu :

Ask for help


Legs hyperflexed (McRoberts manoeuvre),
Anterior shoulder disimpaction (suprapubic pressure)
Rotation of the posterior shoulder (Woods screw manoeuvre)
Manual delivery of the posterior arm
Episiotomy
Roll over onto all fours
ASK FOR HELP / MEMINTA BANTUAN

Diperlukan penolong tambahan untuk melakukan manuver McRoberts


danpenekanan suprapubic,
Menyiapkan penolong untuk resusitasi neonatus.
Lift/Hyperflex Womans Legs (Mc Roberts
Maneuver)
Disiapkan masing-masing satu
penolong di setiap sisi kaki ibu
untuk membantu hyperfleksi kaki
dan sekaligus mengabduksi panggul,
Memposisikan sakrum ibu lurus
terhadap lumbal
Anterior Shoulder Disimpaction (suprapubic
Pressure)
Bahu bayi yang terjepit didorong
menjauh dari midline ibu, ditekan pada
atassimfisis pubis ibu. Tekanan
suprapubik ini dilakukan untuk
mendorong bahuposterior bayi agar
dapat dikeluarkan dari jalan lahir dan
digunakan tumit tangan.
Rotation Of The Posterior Shoulder
(Manuver Woods Screw)

Digunakan 2 jari untuk menekan sisi anterior bahu dan memutarnya


hingga1800 atau oblique, dapat diulang jika diperlukan.
Manual Removal Of Posterior Arm

Ditentukan siku lengan posterior


bayi, difleksikan dengan tekanan
pada fossa antecubital sehingga
tangan bayi dapat dipegang.
Tangan tersebut kemudian ditarik
hingga melewati dada bayi
sehingga keseluruhan lengan
dapat dilahirkan.
Episiotomi

Prosedur ini secara tidak langsung membantu penanganan distosia


bahu, dengan memungkinkan penolong untuk meletakkan
tangan penolong kedalam vagina untuk melakukan manuver lainnya.
Roll Woman Over Onto All Fours

Langkah ini memungkinkan posisi bayi bisa bergeser dan terjadi


disimpaksi bahu anterior. Hal ini juga memungkinkan akses yang lebih
mudah untuk memutar bahu posterior atau bahkan melahirkannya
langsung.
KOMPLIKASI
Sekuel dari distosia bahu dan berbagai manuver obstetrik untuk melahirkan
bahu bayi diantaranya adalah : fraktur klavikula, lesi pleksus brachialis,
distensi otot sternocleidomastoid dengan atau tanpa hematoma,
paralisis diafragma, sindrom Horner, asfiksia peripartal dan cerebral palsy
serta kematian peripartal. Cedera pleksus brachialis merupakan
komplikasi janin yang paling penting untuk diperhatikan dari distosia
bahu, karena pada beberapa kasus menjadi disfungsi pleksus
brachialis permanen (Hruban dkk, 2010).
Komplikasi ibu akibat distosia bahu adalah perdarahan postpartum, laserasi
serviks dan vagina, simpisiolisis dan rupture uterus dan dilakukannya seksio
cesaria sekunder akibat gagalnya prosedur obstetrik atau sebagai
kelanjutan manuver Zavanelli's ( Hruban dkk, 2010).

Anda mungkin juga menyukai