Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PELAYANAN GIZI

RSUD AWET MUDA NARMADA


TAHUN 2022
BAB I

DEFENISI

A. Pengertian
Pelayanangizi di rumah sakit merupakan pelayanan gizi yang
disesuaikan dengan keadaan individu dan keadaan klinis, status
gizi dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi seseorang sangat
berpengaruh terhadap proses kesembuhan penyakit.

Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang


mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Nutrisi
merupakan unsur penting dalam mempertahankan kapasitas
fungsional, pertumbuhan, dan proses penyembuhan penyakit.
Serta merupakan komponen integral pada pengobatan pasien.
Sehingga pengetahuan dasar dasar terapi nutrisi diperlukan pada
pengobatan pasien oleh karena itu terapi nutrisi yang adekuat
harus dimulai sejak dini.

B. Tujuan
1. Mempertahankan atau memperbaiki status gizi
2. Mengurangi sindrom anoreksia
3. Mencegah komplikasi lebih lanjut berupa deplesi system imun,
infeksi atau sepsis sebagai akibat mal nutrisi
4. Memenuhi kecukupan mikronutrien.

C. Penilaian status gizi


Penilaian status gizi perlu dilakukan untuk mengetahui status nutrisi
pasien dan untuk intervensi nutrisi agar dapat diberikan secara
adekuat. Penilaian dilakukan dengan melakukan anamnesa riwayat
nutrisi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

2
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Terdapat Tiga Pilihan Dalam Pemberian Nutrisi


Pemberian nutrisi dapat dilakukan dengan tiga pilhan yaitu :
1. Diet oral
Diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup
makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang
baik antara dokter, ahli gizi, penderita dan keluarga.
2. Nutrisi enteral
Bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup,
sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup
baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi
sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral harus
dipertimbangkan, kerena diet enteral lebih fisiologis karena
meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan
aktivitas metabolik serta keseimbangan hormonal dan enzimatik
antara traktus gastrointestinal dan liver.
3. Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh
darah tanpa melalui saluran pencernaan. Pemberian nutrisi
parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi
bukan untuk penyebab penyakitnya. Status nutrisi basal dan
berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam
menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral.

B. Perencanaan Terapi Nutrisi


1. Membentuk tim kerja untuk menyusun pelaksanaan terapi
nutrisi yang akan dilakukan, yang terdiri dari dietisien, dan
pengawas makanan.

3
2. Menentapkan macam menu makanan, yang mengacu pada
tujuan pelayanan terapi nutrisi Rumah Sakit maka perlu
ditetapkan macam menu dengan menu standar, menu pilihan
dan kombinasi ke duanya.
3. Menetapkan lama siklus dan kurun waktu penggunaan terapi
nutrisi.
4. Menentapkan pola menu dan frekunsi macam hidangan yang
dirancang untuk setiap makanan selama proses terapi nutrisi
dilakukan.
5. Merancang format menu nutrisi pada makanan yang telah
ditetapkan. Setiap nutrisi yang dipilih dimasukkan dalam format
menu sesuai golongan bahan makanan.

C. Monitoring dan Evaluasi Gizi

Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui


respon pasien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.
Empat langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu :

1. Monitorperkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan


kondisi pasien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi
sesuai yang diharapkan oleh pasien maupun tim. Kegiatan yang
berkaitan dengan monitor perkembangan antara lain :
a. Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien.
b. Mengecek asupan makan pasien.
c. Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
rencana/preskripsi diet.
d. Menentukan apakah status gizi pasien tetap atau berubah.
e. Menentukan apakah hasil lain baik yang positif maupun
negatif.
f. Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak
adanya perkembangan dari kondisi pasien.

4
2. Mengukur hasil. Kegiatan ini adalah mengukur perkembangan
atau perubahan yang terjadi sebagai respon terhadap intervensi
gizi. Parameter yang harus diukur berdasarkan tanda dan gejala
dari diagnosa gizi.
3. Evaluasi hasil.
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan diatas akan didapatkan 4
jenis hasil, yaitu :
a. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat
pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan yang
mungkin mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan
zat gizi.
b. Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan
makanan atau zat gizi dari berbagai sumber, misalnya
makanan, minuman, suplemen, dan melalui rute enteral
maupun parenteral.
c. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi
yaitu pengukuran yang terkait dengan antropometri, biokimia
dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
d. Dampak terhadap pasien atau terhadap intervensi gizi yang
diberikan oada kualitas hidupnya.
4. Pencatatan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gisi merupakan
bentuk pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan
komunikasi. Terdapat berbagai cara dalam dokumentasi antara
lain Subjective Objective Assessment Planning (SOAP) dan
Assessment Diagnosis Intervensi Monitoring dan Evaluasi
(ADIME). Format ADIME merupakan model yang sesuai dengan
langkah pemberian asuhan gizi terapi.

5
BAB III
TATA LAKSANA

Tata Laksana Terapi Nutrisi

Pemeriksaan klinis –komposisi tubuh –data biokimia& lain-


lain

Diagnosis / status Gizi & status metabolisme

Kebutuhan energi & Zat Gizi

Komposisi Zat Gizi

Cara pemberian – Oral / Enteral/ Parenteral (saluran cerna)

Bentuk/ jenis makanan/ formula & suplemen (formulasi terapi


nutri)

Pemantauan &evaluasi

1. Pasien yang baru masuk diperiksa secara klnis oleh dokter.


2. Hasil pemeriksaan tersebut digunkan untuk menegakkan diagnosis
status gizi sepertipenilaian status gizi diperoleh melalui evaluasi
beberapa indikator antara lain:
a. Melihat gambaran klinik dan fungsi saluran cerna
b. Pengukuranantropometri dan komposisi tubuh
c. pemeriksaan kapasitas fungsional yaitu menilai kekuatan otot
(kapasitas fungsional sudah penurunan sebelum penurunan
berat badan)
d. Pemeriksaanbiokimia (pengukuran kadar protein viseral)

6
3. Setelah itu dokter melakukan pengkajian untuk melengkapi
kebutuhan gizi dan zat gizi yang harus diberikan pada pasien.
4. Pada saat melengkapi kebutuhan gizi, tim dokter harus
memperhatikan komposisi zat gizi yang akan dipenuhi.
5. Pemberian terapi nutrisi dapat dilakukan oleh staf gizi dengan cara
oral, enteral, parenteral.
6. Jenis makanan ditentukan oleh staf gizi sesuai dengan kebutuhan
pasien dalam mengikuti terapi gizi.
7. Setelah terapi gizi dilakukan, langkah terakhir yang harus dilakukan
adalah pemantauan dan evaluasi tentang hasil terapi gizi yang
diberikan kepada pasien.

7
BAB IV

PENUTUP

Pelayanan Gizi merupakan pelayanan yang membantu pasien dalam


keadaan sehat atau sakit dalam memperoleh terapi nutrisi yang sesuai
guna mencapai status gizi yang sebaik – baiknya. Proses pelayanan gizi
diberikan RS. Bhayangkara Mataram mengenai terapi nutrisi dilakukan tim
dokter dan perawat dan staf gizi.

Panduan Pelayanan Gizi Rumah Sakit ini dilengkapi dengan lampiran


tentang materi, model/format pencatatan dan pelaporan, formulir lain yang
diperlukan dan mendukung kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap,
ruang rawat jalandan pengelolaan penyelenggaraan makanan rumah sakit
yang muktahir dan professional di rumah sakit. Demikian buku panduan ini
dibuat untuk pedoman pelayanan gizi di Rumah Sakit Awet Muda
Narmada.

Dikeluarkan di : Narmada
Pada tanggal : 2 JUNI 2022
DIREKTUR RSUD AWET MUDA NARMADA

dr. A. A. N. PUTRA SURYANATHA


NIP. 19641224 199803 1 007

Anda mungkin juga menyukai