Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun dalam rangka tugas


Stage Keperawatan Dasar

Disusun Oleh :
YURISKA DJAMAL
14420202127

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021

Laporan Pendahuluan
KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.
2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi  berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).

B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
air, vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap
gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama
diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat
diklasifikasikan menurut unit atau sakarida. Monosakarida, seperti
glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula
yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose
dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air
dan dicerna untuk beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam
mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari
susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran
(Hidayat, 2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut
vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak
berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak
asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan
lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak
jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan
lainnya (Hidayat, 2006).
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup, penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan serta sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam amino esensial (yang
tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar)
dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.
Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak
(lean body mass). Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital
tubuh, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator
berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan (Yuniasatuti, 2008).
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang
dibutuhkan antara lain vitamin A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,
2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt,
tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,
natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus tersedia dalam jumlah yang
cukup (Hidayat, 2006).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada
bayi & remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain,
lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko
penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi,
wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum
menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan
kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan
dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat
menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,
dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.
Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan
akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja
(Almatsier, 2001)

D. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan
dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Indeks Masa Tubuh =

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan
berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal
adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)

KONSEP ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN

Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar
dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan
kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang
ditolak.

Nilai Keyakinan (Belief) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dll
yang menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang. Nilai
menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik keperawatan.

Etika Keperawatan adalah Kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral


dan keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia,
2008).

Prinsip Etik
1. Respect (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien
2. Autonomy (hak pasien memilih)
Hak pasien untuk memilih treatment terbaik untuk dirinya
3. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien)
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/orang lain
dan secara aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya.
Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain) kewajiban
perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera.
Prinsip : Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan
menyebabkab nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat
orang lain berdaya dan melukai perasaaan orang lain.
4. Confidentiality (hak kerahasiaan)
Menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien/klien
yang dipercayakan pasien kepada perawat.
5. Justice (keadilan)
Kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri
berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.
6. Fidelity (loyalty/ketaatan)
a. Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab
terhadap kesepakatan yang telah diambil.
b. Era modern , pelayanan kesehatan : Upaya Tim (tanggungjawab tidak
hanya pada satu profesi). 80% kebutuhan pt dipenuhi perawat.
c. Masing-masing profesi memiliki aturan tersendiri yang berlaku.
d. Memiliki keterbatasan peran dan berpraktik dengan menurut aturan
yang disepakati.
7. Veracity (Truthfullness & honesty)
Kewajiban untuk mengatakan kebenaran.
a. Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait informed-
consent.
b. Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu
mengutarakan kebenaran.

Pemecahan masalah etik


1. Identifikasi masalah etik
2. Kumpulkan fakta-fakta
3. Evaluasi tindakan alternatif dari berbagai perspektif etik.
4. Buat keputusan dan uji cobakan
5. Bertindaklah dan kemudian refleksikan pada keputusan tsb

Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan


Tercantum dalam:
1. UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan
2. PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan
3. Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001 ttg Registrasi dan Praktik Perawat

Area Overlapping (Etik Hukum)


1. Hak –Hak Pasien
Hak-hak Pasien :
Hak untuk diinformasikan
Hak untuk didengarkan
Hak untuk memilih
Hak untuk diselamatkan
2. Informed-consent
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian
persetujuan prosedur tindakan medik dan atau invasif, bertujuan untuk
perlindungan terhadap tenaga medik jika terjadi sesuatu yang tidak
diharapakan yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Selain itu dapat
melindungi pasien terhadap intervensi / tindakan yang akan dilakukan
kepadanya.
Dasar – dasar Informed consent UU N0 23 / 1992 tentang kesehatan Pasal 53 ayat
( 2) dan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585 tentang persetujuan tindakan
medik.

Akuntabilitas Legal
1. Aturan legal yang mengatur praktik perawat
2. Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan malpraktik
3. Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan kesehatan

Potensial Area Tuntutan


1. Malpraktik
Kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait profesi/pekerjaannya
yang membutuhkan ketrampilan profesional dan tehnikal yang tinggi
2. Dokumentasi
Medical Record adalah dokumen legal dan dapat digunakan di pengadilan
sebagai bukti.
3. Informed consent
Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian prosedur
sesudah diberikan informasi yang lengkap termasuk resiko pengobatan dan
fakta-fakta yang berkaitan dengan itu, telah dijelaskan oleh dokter
4. Accident and Incident report
Incident Report laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan.
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama
abnormal, tekanan darah  rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%

b) BMI (Body Mass Index):

c) Lingkar pergelangan tangan


d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml)
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10) Kesalahan informasi
11) Kesalahan persepsi
12) Ketidakmampuan memakan makanan
13) Kram abdomen
14) Kurang informasi
15) Kurang minat pada makanan
16) Membran mukosa pucat
17) Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm
untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh
ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang
hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan
(misalnya: memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam

Faktor yang berhubungan:


Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)

3. Rencana Keperawatan’
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk
melalui: meningkatkan nafsu
a. Mengurangi gangguan makan
dari lingkungan seperti
berisik, dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan
ruangan (barang-barang
seperti sputum pot,
urinal tidak berada
dekat dengan tempat
tidur)
d. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut 2. Mulut yang bersih
pasien meningkatkan nafsu
makan
3. Bantu pasien makan jika 3. Membantu pasien makan
tidak mampu
4. Sajikan makanan yang 4. Meningkatkan selera
mudah dicerna, dalam makan dan intake makan
keadaan hangat, tertutup,
dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
5. Selingi makan dengan 5. Memudahkan makanan
minum masuk
6. Hindari makanan yang 6. Mengurangi rasa nyaman
banyak mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan 7. Observasi kebutuhan
timbang berat badan nutrisi
8. Lakukan latihan pasif dan 8. Menambah nafsu makan
aktif
9. Kaji tanda vital, sensori, 9. Membantu mengkaji
bising usus keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti 10. Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter

b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian 1. Informasi dasar untuk
kembali pola makan pasien perencanaan awal dan
validasi data
2. Diskusikan dengan pasien 2. Membantu mencapai
dengan kelebihan makan tujuan
3. Diskusikan motivasi untuk 3. Membantu memecahkan
menurunkan berat badan masalah
4. Kolaborasi dengan ahli diet 4. Menentukan makanan
yang tepat yang sesuai dengan pasien
5. Ukur intake makanan 5. Mengetahui jumlah kalori
dalam 24 jam yang masuk
6. Buat program latihan untuk 6. Meningkatkan kebutuhan
olahraga energi
7. Hindari makanan yang 7. Makanan berlemak
banyak mengandung lemak banyak menghasilkan
energi
8. Berikan pengetahuan 8. Memberikan informasi
kesehatan tentang: dan mengurangi
a. Program diet yang komplikasi
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat kelebihan
berat badan

MIND MAPPING & PATHWAY

Mind Mapping GEA

PENCEGAHAN PENATALAKSAAN MANIFESTASI KLINIK


1. Cuci tangan dengan sabun 1. Rehidrasi 1. Muntah
2. Rebus air hingga mendidih 2. Diet 2. Badan lemah/lesu
3. Biasakan BAB ke WC 3. Obat anti diare, antimikroba, 3. Mata cekung
4. Tutup makanan rapat-rapat antiparasit, absorbsi, antimuntah 4. Nyeri abdomen
5. Jagalah kebersihan 5. Demam
6. Tidak nafsu makan
7. Muka pucat
8. Bibir kering
9. Kaki dan tangan dingin
10. Tinja yang sering
11. Dehhidrasi
12. Gelisah
GASTROENTERITIS AKUT
ETIOLOGI (GEA)
INFEKSI
1. Infeksi virus, infeksi bakteri dan
parasit
NON INFEKSI
1. Imunodefisiensi
2. Malabsorbsi Karbohidrat KOMPLIKASI
(Disakarida dan monosakrida), 1. Dehidrasi Ringan, sedang atau berat
lemak, dan protein 2. Kejang
3. Psikologis (Rasa takut dan cemas) 3. Malnutrisi
4. Keracunan 4. Renjatan hipovolemik
5. Hipokalemia (Dibawah 3,0 mEq/liter)
6. Hipoglikemia

Tingkat Dehidrasi
1. Tanpa Dehidrasi PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Dehidrasi ringan/sedang (Kehilangan cairan 2-5% 1. Pemeriksaan tinja
atau 5-8% dari BB, turgor kulit kurang elastis) 2. Darah : darah perifer lengkap, analisa
3. Dehidrasi Berat (Kehilangan cairan 8-10% dari BB, gas darah da elektrolit
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot kaku 3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
sampai sianosis. 4. ELISA

DEFINISI
Inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh bakteri virus dan patogen klinik.

Mansjoer, A. 2009. Kapita Selekta


Kedokteran, edisi ketiga, jilid 2. Media
Aescul apius. Jakarta
Pathway
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.

NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Repository USU. Chapter II.pdf

Anda mungkin juga menyukai