Anda di halaman 1dari 5

Biomekanik Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari mekanisme atau gaya yang bekerja pada otot, tulang dan

sendi. Pada tubuh manusia terdapat 3 bidang gerak yaitu : (1) bidang sagital, ialah bidang ventral yang membagi tubuh menjadi dua bagian kanan dan kiri. (2) bidang frontal, ialah bidang yang membagi tubuh menjadi depan dan belakang , (3) bidang horizontal atau bidang transversal adalah bidang yang membagi tubuh

menjadi bagian atas den bagian bawah (Kapandji, 1990). Biomekanik di batasi pada komponen-komponen kinematis, di tinjau dari dari segi gerak secara ostheokinematika dan orthokinematika. a. Ostheokinematika Sendi lutut dapat diklasifikasikan dalam sendi ginglymus (hinge modifiet) karena sendi lutut mempunyai fungsi seperti sebuah sendi pintu. Luas gerak fleksinya cukup besar. Ostheokinematikanya yang mungkin terjadi adalah gerakan fleksi, ekstensi, internal rotasi dan eksternal rotasi. 1) Aksis gerakan Aksis gerakan fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi yaitu melewati condylus femoralis. Sedangkan aksis gerakan rotasinya longitudinal pada daerah condylus femoris (Parjoto, 2000). 2) Gerak fleksi Penggerak gerakan fleksi lutut adalah otot otot hamstring yang terdiri dari biceps femoris, semi tendinosus, dan semi membranosus. Selain oleh otototot hamstring, gerakan fleksi juga dibantu oleh kerja otot gastrocnemius, popliteue, dan gracillis.

Lingkup gerak sendi pada gerakan fleksi berkisar antara 13 140 derajat. Gerakan fleksi dibatasi oleh kontaknya otototot pada jaringan lunak pada tumit dan bagian posterior paha. Yang berperan sebagai fiksator dalam gerakan fleksor lutut adalah kontraksi otot otot iliocostalis dan quadratus lumborus serta berat paha dan pinggul 3) Gerak ekstensi Penggeraknya adalah otototot quadriceps yang terdiri dari 4 otot yaitu: rectus femoris, vastus medialis, vastus lateralis, dan vastus intermedius. Lingkup gerak ekstensi yaitu 510 derajat hiperekstensi atau 0 derajat. Gerakan ekstensi dibatasi oleh ketegangan kapsul, ketegangan ligamentum, dan twisting ligamen. Yang bertindak sebagai fiksator dalam gerakan ekstensi lutut adalah kontraksi dari (Parjoto, 2000). 4) Gerakan Rotasi Internal Karena permukaan sendi lutut incongruen dalam berbagai posisi kecuali pada saat ekstensi penuh dan karena sifat meniscus yang semi mobil, maka sendi lutut dapat bergerak rotasi dalam bidang transversal. Gerakan rotasi sendi lutut dapat dilakukan dengan mudah baik secara aktif maupun pasif saat sendi lutut dalam posisi fleksi. Gerakan rotasi internal terjadi sewaktu gerakan awal fleksi (1520) otototot perut bagian depan serta berat dari paha dan panggul (Parjoto, 2000).

yaitu rotasi internal tibia terhadap femur. Penggeraknya adalah otot popliteus, otot gracillis dibantu oleh otot hamstring bagian dalam (Parjoto, 2000). 5) Gerakan Rotasi Eksternal

Gerakan ini terjadi saat gerakan ekstensi mendekati akhir gerakan (15 20) yaitu tibia terhadap femur. Penggeraknya adalah otot biceps femoris dan tensor facialata (Parjoto, 2000).

b. Orthokinematika Pada permukaan penggerak sendi lutut, yang sering terjadi meliputi gerak sliding dan rolling, maka di sini berlakulah hukum konkaf konvek. Hukum ini menyatakan bahwa jika permukaan sendi cembung (konvek) bergerak pada sendi yang cekung (konkaf), maka gerakan sliding dan rolling saling berlawanan, dan jika permukaan sendi cekung (konkaf) bergerak pada permukaan sendi cembung

(konvek), maka gerakan slidding dan rolling searah. Orthokinematika yang mungkin terjadi adalah gerakan fleksi hiperekstensi, eksorotasi endorotasi, dan adduksi abduksi.

Gambar 2.12 Gerakan rolling dari os femur terhadap os tibia (Kapandji, 1987)

1) Fleksi hiperekstensi Pada komponen gerakan fleksi akan terjadi gerakan roll pada femur terhadap tulang tibia. Karena bentuk condylus femoris yang konvek, maka terjadi gerakan roll ke ventral dengan translasi tulang tibia ke dorsal. Sedangkan pada komponen gerakan ekstensi, terjadi gerakan tulang tibia ke arah ventral. 2) Eksorotasi endorotasi Pada gerakan eksorotasi dan endorotasi dengan posisi lutut maksimum 90 derajat, maka akan terjadi gerakan memutar.

3) Adduksi abduksi Pada gerakan adduksi akan terjadi gerakan tibia roll dan slide ke radial, sedangkan pada gerakan abduksi akan terjadi roll dan slide tibia ke lateral sedikit ke proksimal (Tajuid, 2000).

c. End Feel Sejumlah gerakan pasif yang disebabkan dari struktur persendian dengan pemeriksaan. Beberapa sendi memiliki struktur, sehingga capsule menjadi terbatas pada akhir dari gerakan, dimana gerakan lainnya terbentuk sehingga ligamen membatasi akhir dari gerakan sendi, keterbatasan normal lainnya termasuk gerakan otot pasif, aproksimasi jaringan lunak dan kontak permukaan sendi (Norkin, 1995) . End feel dari sendi lutut yaitu (1) pada gerakan fleksi biasanya end feel lunak, karena kontak otot betis bagian posterior dan otot pantat antara kaki dan pantat. End feel bisa menjadi keras karena adanya ketegangan otot vastus medialis, vastus lateralis, dan vastus intermedius. (2) Pada gerakan ekstensi, end feel terasa keras karena adanya ketegangan di daerah capsule sendi bagian posterior, ligamen oblique,popliteal arcuate, ligamen collateral, ligamen cruciatum anterior dan posterior (Norkin, 1995) .

Anda mungkin juga menyukai