Anda di halaman 1dari 3

Osteoarthritis (OA) a.

Definisi Osteoarthritis (OA) atau disebut juga dengan penyakit degeneratif adalah suatu kelainan pada cartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai dengan perubahan klinis, histologi, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak meradang dan tidak ada komponen sistemik (Parjoto, 2000). Osteoarthritis (OA) merupakan suatu kelainan pada sendi yang bersifat non inflamasi, tidak simetris, dengan perubahan patologi dan pada tulang rawan subchondral serta terjadi ketidakstabilan sendi, sehingga fungsi sendi berkurang (Ismiati, 2000). Menurut American Rheumatism Association (ARA), OA diklasifikasikan menjadi 2, yaitu osteoarthritis primer disebabkan oleh idiopatik namun bisa juga karena herediter, OA ini adalah jenis yang paling sering ditemukan. Yang kedua yaitu osteoarthritis sekunder penyebabnya adalah (1) kelainan pertumbuhan tulang sejak lahir, (2) penyakit metabolik, (3) trauma, (4) peradangan, (5) faktor endokrin. 2000). Beberapa faktor pemicu terjadinya OA meliputi 1) Usia Cartilago sebagai bantalan penahan tekanan semakin tua akan semakin kurang elastisitasnya (Sidharta, 1984). Prevalensi radiologik OA sendi lutut akan meningkat sesuai dengan umur. Pada umur di bawah 45 tahun jarang didapatkan gambaran radiologik yang berat. Pada usia tua gambaran radiologik OA sendi lutut yang berat mencapai 20 persen (Isbagio, 1995). (Low,

2) Jenis Kelamin Pada umumnya lakilaki dan wanita samasama bisa terkena OA sendi lutut tetapi setelah umur 45 tahun lebih banyak pada wanita (Moll, 1984). 3) Kegemukan atau Obesitas Menurut Maquet (1995), pada keadaan normal, berat badan akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi dengan otot otot paha bagian lateral sehingga resultan gaya akan melewati bagian tengah sendi lutut. Pada obesitas, resultan gaya akan bergeser ke medial sehingga beban gaya yang diterima sendi lutut tidak seimbang. Pada keadaan yang berat dapat timbul perubahan bentuk sendi menjadi varus yang akan menggeser resultan gaya ke medial. Kelebihan berat badan 20 persen atau lebih dari berat badan normal akan menempatkan orang tersebut pada resiko OA sendi lutut (Merdikoputro, 2006). Untuk menentukan kegemukan tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus BMI (Body Mass Indeks) yaitu BMI = Berat Badan (Kg)/Tinggi Badan (m). 4) Faktor hormonal/metabolisme Perubahan degeneratif pada sendi lutut banyak ditemukan pada penderita diabetes mellitus (Hudaya, 2002).

5) Faktor Genetik Faktor genetik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya OA sendi lutut karena diperkirakan ada hubungannya dengan defek pembentukan

serabut

collagen,

defek

pembentukan

proteoglikan

atau

hiperaktivitas

chondrocyte, yang kesemuanya mempermudah timbulnya OA sendi lutut (Hudaya, 2002). 6) Aktivitas Kerja Pekerja yang banyak membebani sendi lutut, misalnya para pekerja yang banyak berjalan, berdiri lama, naik turun tangga, memanggul beban dan jongkok lama akan mempunyai resiko terserang OA sendi lutut lebih banyak dari pada pekerja yang tidak banyak membebani lutut (Isbagio, 1995). 7) Trauma Trauma berat pada sendi lutut di usia dini akan memicu munculnya OA sendi lutut lebih cepat. Pemakaian sepatu yang terlalu tinggi, sempit, berat, dan alas sepatu (sol) yang keras dan kurang lentur dalam waktu yang lama juga akan memicu timbulnya OA sendi lutut (Isbagio, 1995).

Anda mungkin juga menyukai