Novita Selviani
1
HALAMAN JUDUL Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................7
DAFTAR ISI..................................................................................................................10
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................13
DAFTAR TABEL.........................................................................................................14
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................16
B. Tujuan
1. Tujuan Umum......................................................................................18
2. Tujuan Khusus.....................................................................................18
C. Manfaat
4. Bagi Mahasiswa........................................................................................19
A. Pengertian................................................................................................20
B. Anatomi Fisiologi....................................................................................21
C. Etiologi.....................................................................................................25
2
E. Patofisiologi..........................................................................................28
F. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................33
G. Penatalaksanaan
1. Keperawatan...................................................................................33
2. Medis...............................................................................................38
H. Komplikasi..............................................................................................41
2.2.1 Pengkajian...............................................................................................55
2.2.3 Intervensi.................................................................................................60
2.2.4 Implementasi...........................................................................................66
2.2.5 Evaluasi...................................................................................................66
3.1 Pengkajian
D. Pemeriksaan Fisik..........................................................................................69
3
G. Data Psikologi ......................................................................... ...................74
3.3 Intervensi...........................................................................................................80
3.4 Implementasi.....................................................................................................86
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
5
DAFTAR TABEL
Halaman
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal
jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan
ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa menderita diabetes.
gestasional. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis
yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor
8
Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015 terdapat
tersebut akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita DM tahun
dunia bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko
(IDF, 2015).
sebanyak 3,4 juta jiwa menderita penyakit diabetrs tipe II. Selain itu
keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif yaitu
9
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yang bermutu pada pasien diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis setelah pelaksaan a suhan
keperawatan adalah :
a. Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus
b. Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien diabetes melitus
c. Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes
melitus
d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus
e. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada
pasien diabetes melitus
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
diabetes melitus
g. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien diabetes melitus
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
(ADA,2017)
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak
darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu
panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal)
(WHO, 2011)
(Shadine, 2010)
11
2. Anatomi Fisiologi
ekor prankreas mencapai hiluslinpa diarah kronio dorsal dan bagian kiri
yaitu bagian prankreas yang lebar biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri
dan vena mesentrika superior berada dibagian kiri prankreas ini disebut
12
1. Asinus yang menyekresi getah pencernaan ke duodenum.
langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa,
beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan
Fisiologi Prankreas
13
c. Ekor(kuda) adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang
1) Pulau Langerhans
beta dan sel delta. Sel beta mencakup kira kira 60% dari semua sel
14
Kemudian insulin melintasi membran basalis sel B serta kapiler
Sel alfa yang mencakup kira kira 25% dari seluruh sel mensekresikan
glukagon. Sel delta yang merupakan 10% dari seluruh sel yang
mensekresikan somatostatin.
2) Hormon Insulin
Insulin terdiri dari dua rantai asam amino satu sama lain
(Gongzaga 2010)
3) Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel sel alfa
rusaknya sebagian kecil dari sel sel beta dari pulau pulau
15
langerhans pada prankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,
3. Etiologi
1) Genetik
2) Imunologi
3) Lingkungan
16
b. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM TIPE II)
Faktor-faktor resiko :
th)
Obesitas
Riwayat keluarga
4. Manifestasi Klinis
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan
17
Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu:
sel sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itun
orang ingin selalu minum dan ingin minum manis, minuman manis
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan keluar
dalam urin sehingga volume urin yang keluar banyak dan kencing
18
akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan
mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas diobati,
2015) adalah:
1) Kesemutan
4) Kram
5) Mudah mengantuk
6) Mata kabur
11) Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian
janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
19
terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun
kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
insulin,proses ini akan terjadi tampa hambatan dan lebih lanjut akan turut
20
,mafas berbaun aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang
Bare,2015)
yang sangat penting dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
21
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
22
WOC
DM tipe I DM tipe II
Defisiensi Insulin
Jaringan
ganggren jaringan
23
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
A. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut PERKENI 2015 komponen dalam penatalaksan DM yaitu:
24
1) Diet
Syarat diet hendaknya dapat:
pedoman 3 J yaitu:
ditambah
TB(cm) -100
Keterangan :
25
4) Obesitas apabila :BPR> 120%
2) Olahraga
4) Pemberian obat-obatan
26
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
a) Pengertian
b) Tujuan
Mencegah infeksi
c) Peralatan
Pinset Anatomi
Pinset Chirurgis
Gunting Debridemand
Kasa Steril
Kom: 3 buah
Sarung tangan
Gunting Plester
27
Alkohol 70%/ wash bensin
Desinfektant
NaCl 0,9%
Verband
d) Prosedur Pelaksanaan
Mencuci tangan
2) Tahap orientasi
3) Tahap kerja
i. Menjaga Privacy
28
viii. Membuka balutan lapis dalam
x. Melakukan debridement
4) Tahap Terminasi
hiperhidrasi
B. Penatalaksanaan Medis
29
pengobatan insulin pada pasien lanjut usia tidak berbeda dengan pasien
pasien lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin
yang tepat yaitu dengan menggunakan jarum suntik insulin premixed atau
pada tiap pasien. Oleh karena itu, jenis insulin dan frekuensi
sendiri, maka tersedia campuran tetap dari kedua jenis insulin regular (R)
basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan.
fisiologis.
Sulfonilurea
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena
30
lebih rendah. Dosis dimulai dengan dosis rendah. Glipizid lebih
metabolit yang lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak
31
Thiazolidinediones Thiazolidinediones
telah terbukti aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak
8. Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
dua berdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik
a. Komplikasi Akut
glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya tanda dan
gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma meningkat (300-
Hipoglikemi
(berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro- glikopenik
32
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-
dari:
serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
o Ulkus
a. Pengertian
kulit yang meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau
kadar gula darah yang tinggi. Apabila ulkus kaki berlangsung lama,
33
tidak dilakukan penatalaksanaan dan tidak sembuh, luka akan
osteomielitis.
34
d. Konsep Perfusi Perifer Tidak Efektif Pada Ulkus Diabetikum
(DM 2)
Perfusi perifer tidak efektif merupakan penurunan sirkulasi darah pada level
(Nurarif & Kusuma, 2015) perfusi perifer tidak efektif merupakan Penurunan
(DM2)
Proses masalah kaki pada penderita diabetes mellitus terjadi diawali dengan
dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun
motoric dan autonom menyebabkan berbagai perubahaan pada otot dan 12 kulit
infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang akan lebih lanjut menambah
kavitas sentral dan biasanya lebih besar disbanding pintu masuknya, dikelilingi
oleh kalus keras dan tebal. Awalnya pembentukan ulkus berhubungan dengan
35
Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin yang keras
36
dan agonisagregasi platelet, yang memicu peningkatan
diabetikum (DM 2)
(SDKI, 2016) :
5) ABI<0,90
6) Prastesia
8) Edema
37
pulmonal). Jadi edema merupakan suatu kondisi dimana
gangguan neovaskularisasi.
Nyeri dan kram pada betis yang timbul saat berjalan dan hilang
saat berhenti berjalan, tanpa harus duduk. Gejala ini muncul jika
Efektif
o Manajemen komorbiditi.
penyakit vaskuler.
dan aktivitas. Selain itu depresi dan penyakit mental juga dapat
40
mencapai penyembuhan. Proses debridemen dapat dengan cara
sangat penting bahwa tidak ada balutan yang paling tepat terhadap
o Nyeri
1. Pengertian
Nyeri suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual. Selain itu
41
bersifat fisik dan/atau mental, dan kerusakan dapat terjadi pada jaringan
o Transduksi
(panas)ataukimia(substansinyeri).
o Transmisi
transmiter.
o Modulas
o Persepsi
42
saraf sensoris, informasi kognitif (korteks serebri) dan pengalaman
3. Manifestasi nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama drpd
b. Berdasarkan lokalisasi/letak
kanker maligna)
43
4. Skala nyeri
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien
direkomendasikan patokan 10 cm
o Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi.
VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus
Keterangan :
o 0 :Tidak nyeri
o dengan baik.
tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
44
o 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan
5. Respon nyeri
o Diaphoresis
o Dilatasi pupil
o Penurunan motilitas GI
o Muka pucat
o Otot mengeras
o Penurunan HR dan BP
45
c. Respon tingkah laku terhadap nyeri
Mendengkur)
bibir)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data
1. Riwayat Kesehatan
46
c. Riwayat kesehatan keluarga
a. Pola persepsi
tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki diabetik bahkan mereka takut
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
c. Pola eliminasi
47
Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada
f. Kongnitif persepsi
h. Peran hubungan
i. Seksualitas
48
pada vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko
j. Koping toleransi
kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
3. Pemeriksaan fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal,
Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
49
Kaji bentuk kepala,keadaan rambut Biasanya tidak terjadi pembesaran
f. Pemeriksaan
normal
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa
baal
j. Pemeriksaan Neurologi
B. Diagnosa Keperawatan
51
benar
Edukasi:
- Jelaskan mamfaat dan efek samping
pengobatan
- Anjurkan mengosomsi obat sesuai
indikasi
2 Nyeri Akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1 Manajemen nyeri
fisik x24 jam diharapkan nyeri menurun
KH : Observasi :
Tingkat nyeri menurun - Identifikasi identifikasi lokasi,
Penyembuhan luka membaik karakteristik, durasi, frekuensi,
Tingkat cidera menurun kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan periode dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
52
Edukasi teknik nafas dalam
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan mamafaat teknik
nafas dalam
- Jelaskan prosedur teknik nafas dalam
53
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Perawatan luka
Observasi :
- Monitor karakteristik luka (drainase,
warna ukuran, bau)
- Monitor tanda tanda infeksi
Terapeutik :
- Lepaskan balutan dan plester seccara
perlahan
- Bersihkan dengan Nacl
- Bersihkan jaringan nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai kekulit
- Pertahan teknik steril saat
melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Jelaskan tanda,gejala infeksi
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur debridement
54
4 Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan tintdakan keperawatan Terapi aktivitas
imobilitas selama 1x 24 jam intoleransi aktivitas
membaik Observasi :
KH : - Identifikasi defisit tingkat aktivitas
Toleransi aktivitas membaik - Identifikasi kemapuan berpartisipasi
Tingkat keletihan menurun dalam aktivitas tertentu
Terapeutik :
- Fasilitasi pasien dan keluarga
dalam menyesuiakan lingkungan
untuk mengakomodasi aktivitas
yang di pilih
- Libatkan keluarga dalam aktivitas
Edukasi:
- Ajarkan cara melakukan aktivitas
yang dipilih
Manajenen program latihan
Observasi :
- Identifikasi pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
- Identifikasi kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
- Motivasi untuk memulai/
55
melanjutkan aktivitas fisik
Edukasi:
- Jelaskan mamnfaat aktivitas fisik
56
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam
2011).
E. EVALUASI
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
57
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas
Status :Kawin
Pekerjaan :Sopir
Pendidikan :Smp
Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 43 Th
Hub. Keluarga :
B. Alasan Masuk
tanggal 13 Juni 2019 dengan keluhan badan lemas, pusing, gula darah tinggi
58
C. Riwayat Kesehatan
Pada saat pengkajian klien mengatakan badan klien terasa letih Dan
lemah, dan sering merasa haus dan lapar,klien mengatakan klien sering
mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk rumah sakit, klien
gula darah tinggi saat masuk rumah sakit, karena klien jarang kontrol ke
rumah sakit kadar gula darah klien yaitu: 284,klien mengatakan ada luka
dikaki sebelah kanan dan nyeri pada bagian luka,klien mengatakan tidak
nyaman dengan luka nya dikaki terdapat pus pada kaki yang luka, klien
59
v
Genogram
Keterangan
: laki laki
: Perempuan
: Klien
Meninggal
: serumah
D. Pemeriksaan fisik
60
Nadi = 80 x/i
P = 21 x/i
Suhu= 36,8
°C
1. Kepala
a. Rambut
b. Mata
tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan ( Kaca mata), reflek pupil
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pendarahan, tidak ada serumen,
baik
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, ada benjolan di hidung, pasien tidak terpasang
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, gigi klien kelihatan bersih ,
2. Leher
Simetris kiri dan kanan, Vena jugularis tidak teraba, dan tidak ada
3. Thorax
61
1) Paru- paru
2) Jantung
I : dada simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka, tidak ada
A: bunyi jantung I (lup) dan bunyi jantung II (dup), tidak ada bunyi
tambahan, Teratur dan tidak ada bunyi tambahan seperti mur-mur dan
gallop.
4. Abdomen
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas operasi, warna kulit sama,
5. Punggung
Tidak teraba bengkak, simetris kiri dan kanan, dan tidak ada lesi pada
6. Ektermitas
Bagian Atas : Tangan sebelah kiri terpasang infus Nacl 20 tts, tidak
62
Bagian Bawah : simetris kiri dan kanan, Kaki kiri terdapat luka
4444 5555
7. Genetalia
8. Integumen
Kulit tampak tidak bersih,ada bekas luka dikulit, kering, luka di bagian
9. Persyarafan
Tabel 3.1 persyarafan
No Nervus Hasil pemeriksaan
1. Olfaktorius Baik, tidak ada gangguan penciuman
2. Optikus Baik, tidak ada gangguan penglihatan
3. Oculomotorius Pergerakan bola mata tidak
4. Trochlearis terganggu Pergerakan bola mata
5. Abdusen tidak terganggu Pergerakan mata
6 Trigeminus tidak terganggu
Reaksi sentuhan baik, pergerakan rahang
7. Facialis tidak terganggu
Tidak ada gangguan pengecapan, mampu
mengekspresikan rasa manis,asam, pahit,
8. Vestibulotrochlearis asin dengan baik
Mampu menjaga keseimbangan dengan
9. Glassofaringeus baik, tidak ada gangguan pendengaran
10. Vagus Tidak ada gangguan pengecapan
11. Assesorius Tidak ada gangguan
12 Hipoglasus Tidak ada gangguan pada pergerakan
kepala
Tidak ada gangguan pada pergerakan
lidah
63
E. Data Biologis
64
F. Riwayat Alergi
G. Data Psikologis
Prilaku Verbal
a. Cara menjawab
orang lain
c. Emosi
Klien tidak mudah emosi saat ada masalah baik kekeluarga maupun
orang lain
d. Persepsi penyakit
e. Adaptasi
65
I. Data Spritual
Klien yakin terhadap tuhan dan percaya penyakit ini adalah ujian dari yang
maha kuasa, klien yakin dengan agamanya, klien sebelum sakit sholat 5
waktu sehari semalam, selama klien dirawat klien tidak pernah melakukan
sholat 5x sehari dan tidak pernah berdzikir, tetapi selama dirawat di Rs klien
J. Data Penunjang
a. Pemeriksaan labor
13-06-2019
66
Albumin 1.41 [g/dl] 3.8-5.4 Turun
K. Data Pengobatan
67
L. Data fokus
Data Subjektif
Data Objektif
Skala nyeri 7
68
aktivitas klien tampak dibantu keluaraga
TABEL 3.5
ANALISA DATA
69
masih basah dan berbau Leukosit
klien mengatakan ada luka
dikaki sebelah kiri
klien mengatakan luka sejak
3 bulan sebelum masuk
DO
Terdapat pus didaerah kaki
yang luka
Leukosit 27.33[10^3/ul}]
Tampak edema, terdapat
(luka terbuka),ukuran 2x2x3
cm
70
3.3 RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia
b.d resistensi insulin selama 1x 24 jam maka ketidakstabilan gula Observasi :
darah membaik
DS - Identifikasi kemungkinan penyebab
KH :
hiperglikemia
Pasien mengatakan - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
badan lemah dan letih Kestabilan kadar glukosa darah
Pasien mengatkan membaik Terapeutik :
sering minum Status nutrisi membaik
Tingkat pengetahuan meningkat - Berikan asupan cairan oral
Pasien Sering buang
aiar kecil ±10 X Edukasi :
DO - Ajurkan kepatuhan terhadap diet
Gula darah puasa Kolaborasi :
,284)
Klien tampak lelah - Kolaborasi pemberian insulin 6 Iu
Klien tampa sering
buang air kecil Edukasi program pengobatan
Klien tampak sering Observasi :
minum
- Identifikasi pengobatan yang
direkomendasi
Terapeutik :
71
- Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
72
Klien tampak gelisah pemicu nyeri
Kolaborasi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi:
73
berbau membaik Terapetik
klien mengatakan ada Kontrol resiko meningkat
- Berikan perawatan kulit pada area
luka dikaki sebelah
edema
kiri
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
klien mengatakan luka
kontak dengan pasien dan lingkungan
sejak 3 bulan sebelum
pasien
masuk
Edukasi
DO
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Terdapat pus didaerah
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
kaki yang luka
Leukosit Kolaborasi
27.33[10^3/ul]
Tampakedema, - Kolaborasi pemberian analgetik
terdapat (luka Perawatan luka
terbuka) ,ukuran Observasi :
2x2x3 cm
- Monitor karakteristik luka (drainase,
warna ukuran, bau)
- Monitor tanda tanda infeksi
Terapeutik :
74
- Bersihkan jaringan nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai kekulit
- Pertahan teknik steril saat
melakkanperawtan luka
Edukasi:
Kolaborasi:
75
aktivitas tampak Edukasi:
terbatas
- Ajarkan cara melakukan aktivitas
saat makan klien
yang dipilih
nampak dibantu
keluarga
Manajenen program latihan
Observasi :
- Identifikasi pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
- Identifikasi kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
Edukasi:
76
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
77
6 unit Melakukan edukasi program
08.30 Melakukan edukasi program pengobatan
pengobatan
Observasi :
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
menanyakan apakah klien
teratur minum obat)
Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
78
- Mencuci tangan sebelum dan Terdapat pus didaerah kaki yang
sesudah kontak dengan luka
pasien dan lingkungan pasien 27.33[10^3/ul]
Edukasi Tampak edema, terdapat (luka
- Menjelaskan tanda dan gejala terbuka),ukuran 2x2x3 cm
infeksi A : Masalah belum teratasi gangguan
- Mengajarkan cara memeriksa integritas kulit
kondisi luka P : intervensi dilanjutkan
Kolaborasi Melakukan perawatan luka
- Melakukan kolaborasi Melakukan edukasi perawatan kulit
pemberian analgetik
79
- Mempertahan teknik steril
saat melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Menjelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
-
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen S:
Agen cedera nyeri Observasi : klien mengatakan nyeri pada
fisik - Mengidentifikasi identifikasi kaki yang luka
lokasi, karakteristik, durasi, klien mengatakan nyeri hilang
kualitas nyeri timbul
- Mengidentifikasi skala nyeri klien mengatakan nyeri selama 30
(skala nyeri pada klien) detik
Terapeutik : Keluarga mengatakan pasien tidak
- Memberikan teknik non nyaman dengan lukanya
farmakologis untuk Klien belum memahami tentang
mengurangi rasa nyeri teknik nafas dalam
Edukasi: O:
- Menjelaskan penyebab dan klien tampak meringis skala nyeri
11.30 periode dan pemicu nyeri 7-8
Kolaborasi klien tampak gelisah
- Melakukan olaborasi nyeri pada kaki kanan
pemberian analgetik klien tampak tidak bisa melakukan
80
Melakukan edukasi teknik nafas teknik nafas dalam
dalam A : Masalah belum teratasi nyeri akut
Observasi : P : intervensi dilanjutkan
- Mengidentifikasi kesiapan Melakukan manajemen nyeri
dan kemampuan menerima Melakukan edukasi teknik nafas
informasi dalam
Terapeutik :
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamfaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas b.d Observasi : Klien mengatakan tidak bisa
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan beraktivitas sendiri
berpartisipasi dalam aktivitas klien mengtakan aktivitas dibantu
tertentu(dengan cara keluarga
menanyakan apa saja aktivitas
yang bisa dilakukan tampa O:
dibantu keluarga) aktivitas klien tampak dibantu
Terapeutik : keluaraga
- Memfasilitasi pasien dan saat makan klien nampak dibantu
keluarga dalam keluarga
menyesuiakan lingkungan saat mau duduk klien dibanru
81
untuk mengakomodasi keluarga
aktivitas yang di pilih
- Melibatkan keluarga A : Masalah belum teratasi intoransi
12.30 dalam aktivitas aktivitas
Edukasi: P : intervensi dilanjutkan
- Mengajarkan cara Melakukan terapi aktivitas
melakukan aktivitas yang Melakukan manajemen program
ringan latihan
Melakukan manajenen
program latihan
Observasi :
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Mengidentifikasi
kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
- Memotivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan manfaat
aktivitas fisik
82
2 Jumat 20-06- Ketidakstabilan 08.00 Melakukan manajemen S :
. 2019 gula darah hiperglikemia Pasien mengatakan sudah mulai
berhubungan Observasi : bisa mengontrol pola makan
dengan - Mengidentifikasi Pasien mengatkan sering merasa
resistensi kemungkinan penyebab haus
insulin hiperglikemia(dengan cara Pasien mengatakan buang air kecil
menanyakan bagaimana pola ± 7 x / perhari
makan klien) Klien mengatkan sudah mulai bisa
- Memonitor tanda dan gejala teratur minum obat
hiperglikemia(dengan cara O :
menanyakan apakah sering (Gula darah puasa ,250)
haus dan lapar dan sering Klien tampak sudah mulai bisa
BAK mengontrol pola makan
Terapeutik : Klien tampak lelah
- Memberikan asupan cairan A :Masalah teratsi sebagian
oral(menberikan minum pada Ketidakstabilan gula darah
pasien) P :intervensi dilanjutkan
Edukasi : Melakukan manajemen
- mengajurkan kepatuhan hiperglikemia
terhadap diet Medukasi program pengobatan
Kolaborasi :
- melakukan kolaborasi
pemberian insulin sebanyak
6 unit
08.30 Melakukan edukasi program
pengobatan
83
Observasi :
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
menanyakan apakah klien
teratur minum obat)
Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
84
sesudah kontak dengan luka
pasien dan lingkungan pasien 27.33[10^3/ul]
Edukasi Tampak edema, terdapat (luka
- Menjelaskan tanda dan gejala terbuka),ukuran 2x2x3 cm
infeksi A : Masalah belum teratasi gangguan
- Mengajarkan cara memeriksa integritas kulit
kondisi luka P : intervensi dilanjutkan
Kolaborasi Melakukan perawatan luka
- Melakukan kolaborasi Melakukan edukasi perawatan kulit
pemberian analgetik
85
saat melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Menjelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen S:
Agen cedera nyeri Observasi : klien mengatakan nyeri pada
fisik - Mengidentifikasi identifikasi kaki yang luka sudah mulai
lokasi, karakteristik, durasi, berkurang
kualitas nyeri klien mengatakan nyeri hilang
- Mengidentifikasi skala nyeri timbul
(skala nyeri pada klien) klien mengatakan nyeri selama 30
Terapeutik : detik
- Memberikan teknik non Keluarga mengatakan pasien tidak
farmakologis untuk nyaman dengan lukanya
mengurangi rasa nyeri Klien sudah mulai memahami
Edukasi: tentang teknik nafas dalam
- Menjelaskan penyebab dan O :
11.30 periode dan pemicu nyeri klien tampak meringis skala nyeri
Kolaborasi 5-6
- Melakukan olaborasi klien tampak gelisah
pemberian analgetik nyeri pada kaki kanan
Melakukan edukasi teknik nafas klien tampak sudah bisa
dalam melakukan teknik nafas dalam
86
Observasi : A : Masalah teratasi sebagian nyeri akut
- Mengidentifikasi kesiapan P : intervensi dilanjutkan
dan kemampuan menerima Melakukan manajemen nyeri
informasi Meedukasi teknik nafas dalam
Terapeutik :
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas b.d Observasi : Klien mengatakan sudah mulai
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan bisa beraktivitas sendiri
berpartisipasi dalam aktivitas klien mengatakan aktivitas masih
tertentu(dengan cara ada dibantu keluarga(seperti
menanyakan apa saja aktivitas makan,dan kekamar mandi)
yang bisa dilakukan tampa O:
dibantu keluarga) aktivitas klien tampak dibantu
Terapeutik : keluaraga
- Memfasilitasi pasien dan saat makan klien nampak dibantu
keluarga dalam keluarga
menyesuiakan lingkungan A : Masalah teratasi sebagian intoransi
untuk mengakomodasi aktivitas
aktivitas yang di pilih P : intervensi dilanjutkan
87
- Melibatkan keluarga Melakukan terapi aktivitas
12.30 dalam aktivitas Melakukan manajemen program
Edukasi: latihan
- Mengajarkan cara
melakukan aktivitas yang
dipilih
Melakukan manajenen
program latihan
Observasi :
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Mengidentifikasi
kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
- Memotivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan manfaat
aktivitas fisik
3 Sabtu 22-06- Ketidakstabilan 08.00 Melakukan manajemen S:
. 2019 gula darah hiperglikemia Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan Observasi : mengontrol pola makan
88
dengan - Mengidentifikasi Pasien mengatakan buang air kecil
resistensi kemungkinan penyebab ± 5x/ hari
insulin hiperglikemia(dengan cara Keluarga mengatakan sudah
menanyakan bagaimana pola teratur minum obat
makan klien) O:
- Memonitor tanda dan gejala (Gula darah puasa ,184)
hiperglikemia(dengan cara Klien tampak sudah bisa
menanyakan apakah sering mengontrol pola makan
haus dan lapar dan sering Klien tampak lelah
BAK
Terapeutik : A :Masalah tertasi sebagian
- Memberikan asupan cairan Ketidakstabilan gula darah
oral(menberikan minum pada P :intervensi dilanjutkan
pasien) Melakukan manajemen
Edukasi : hiperglikemia
- mengajurkan kepatuhan Melakukan edukasi program
terhadap diet pengobatan
Kolaborasi :
- melakukan kolaborasi
pemberian insulin sebanyak
6 unit
08.30 Melakukan edukasi program
pengobatan
Observasi :
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
89
menanyakan apakah klien
teratur minum obat)
Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
90
10.00 - Mengajarkan cara memeriksa integritas kulit
kondisi luka P : intervensi dilanjutkan
Kolaborasi Melakukan perawatan luka
- Melakukan kolaborasi Melakukan edukasi perawatan kulit
pemberian analgetik
91
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen S:
Agen cedera nyeri Observasi : klien mengatakan nyeri tidak
fisik - Mengidentifikasi identifikasi terasa lagi
lokasi, karakteristik, durasi, Keluarga mengatakan pasien tidak
kualitas nyeri nyaman dengan lukanya
- Mengidentifikasi skala nyeri Klien sudah memahami tentang
(skala nyeri pada klien) teknik nafas dalam
Terapeutik : O:
- Memberikan teknik non Skala nyeri 3-4
farmakologis untuk klien tampak sudah mulai bisa
mengurangi rasa nyeri melakukan teknik nafas dalam
Edukasi: A : Masalah teratasi nyeri akut
- Menjelaskan penyebab dan P : intervensi dihentikan
11.30 periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
- Melakukan olaborasi
pemberian analgetik
Melakukan edukasi teknik nafas
dalam
Observasi :
- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
92
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas b.d Observasi : Klien mengatakan sudah mulai bisa
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan beraktivitas sendiri(seperti duduk)
berpartisipasi dalam aktivitas klien mengtakan aktivitas masih
tertentu(dengan cara ada dibantu keluarga(seperti
menanyakan apa saja aktivitas kekamar mandi dan makan
yang bisa dilakukan tampa klien mengatkan aktivitas tebatas
dibantu keluarga) O:
Terapeutik : aktivitas klien tampak dibantu
- Memfasilitasi pasien dan keluaraga
keluarga dalam aktivitas tampak terbatas
menyesuiakan lingkungan saat makan klien nampak dibantu
untuk mengakomodasi keluarga
aktivitas yang di pilih A : Masalah teratasi sebagian intoransi
- Melibatkan keluarga aktivitas
12.30 dalam aktivitas P : intervensi dilanjutkan
Edukasi: Melakukan terapi aktivitas
- Mengajarkan cara Melakukan manajemen program
melakukan aktivitas yang latihan
93
dipilih
Melakukan manajenen
program latihan
Observasi :
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
Terapeutik :
- Memotivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan manfaat
aktivitas fisik
94
BAB IV
PENUTUP
Diabetes Melitus di Ruang Rawat Inap Interne Ambun Suri Lantai 3 RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019 pada tanggal 20 sampai 22 juni
1. Pengkajian
mengumpulkan data
yaitu faktor usia (setelah 40 tahun dan lebih umum diantara orang dewasa
klien saat ini 85 kg, yang seharusnya berat badan klien adalah 60,3-73,7 kg
Pada pengkajian faktor pendukung yaitu klien dan keluarga yang kooperatif
95
ruangan, catatan medis dan catatan keperawatan. Dalam faktor penghambat
2. Diagnosa
diantaranya sudah sesuai atau muncul pada kasus yaitu resiko perubahan
informasi .
diuresis osmotic tidak muncul pada kasus karena klien sudah mengalami
penurunan fungsi ginjal sehingga yang terjadi yaitu kelebihan volume cairan
tubuh dengan balance cairan +537 cc didukung dengan kadar ureum dan
kreatinin klien yang tinggi dan tidak adanya tanda diuresis osmotik seperti
tidak muncul pada kasus karena belum terjadi gangguan sirkulasi ke otak
akibat dari hiperglikemik selain itu juga tidak ditemukan data pendukung
96
seperti disorientasi, gangguan pendengaran, dan tidak kehilangan sensansi
sensori lainnya.
metabolic tidak terdapat pada kasus karena klien tidak mengeluh lemah serta
klien mampu beraktivitas secara mandiri. Hal ini didukung dengan keadaan
kadar gula darah yang terkontrol, kadar gula darah yang terkontrol
menandakan tidak adanya timbunan gula darah yang berlebih dalam darah.
Kadar glukosa (gula darah) dapat menjadi energi bagi sel dengan cara
ruang Interne Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2019 semua perencanaan dapat diterapkan pada tinjauan kasus. Tujuan
agar gula darah membaik, nyeri berkurang , dan gangguan integritas kulit
4. Implementasi
97
Pelaksanaan keperawatan merupakan tindakan nyata dari semua rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun untuk tujuan yang diharapkan. Pada
diagnosa kurang pengetahuan tentang penyakit : Diabetes mellitus (DM)
berhubungan dengan kurangnya pemajanan informasi; esiko perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin) telah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
5. Evaluasi pada pasien dengan Diabetes Melitus diruang rawat inap Inter
Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019
dapat dilakukan dengan baik.
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yang
bermanfaat dalam memberikan penilaian atas keberhasilan asuhan
keperawatan dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan kasus terdapat
5 (lima) diagnosa keperawatan yang ditemukan oleh penulis selama 3 hari
mulai dari tanggal 8 Juni 2015 sampai dengan 10 Juni 2015. Dari 5 (lima)
diagnosa keperawatan yang ditegakkan, 3 (tiga) diantaranya teratasi
sedangkan 2 (dua) lainnya belum teratasi.
1. Apakah ada hubungan antara faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Tn. N ?
2. Apakah ada hubungan antara faktor risiko yang dapat dimodifikasi (obesitas,
alkohol dan kafein serta kurang konsumsi buah dan sayur) dengan penyakit
DM pada Tn. N ?
98
4.3 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diabetes Melitus
mempertahankan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan pasien
Dan adapun untuk pasien yang telah mengalami kasus Diabetes Melitus
maka harus segera dilukukan perawatan, agar tidak terjadi komplikasi dari
99
DAFTAR PUSTAKA
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016 dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
Trans Info Media