Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK KULIT MANGGIS

BIDANG KEGIATAN : PKM RISET

Disusun oleh. :

Wilis Tanu Murti (21031010254)

NPM : 21031010254

Kelompok :4

Tanggal Pembuatan : 17 Mei 2022

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA
RINGKASAN

Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) telah terbukti memiliki
berbagai macam aktivitas farmakologi. Kandungan kimia yang terkandung dalam kulit
buah manggis yang bertanggungjawab dalam memberikan aktivitas farmakologi.
Skrining fitokimia bertujuan memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Skrining fitokimia yang dilakukan
terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) meliputi
pemeriksaan alkaloid, glikosida, steroid/triterpenoid, saponin, flavonoid, polifenol dan
tanin. Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah
manggis (Garcinia mangostana L.) positif mengandung senyawa golongan flavonoid,
saponin, alkaloid, triterpenoid, tanin, dan polifenol.

i
DAFTAR ISI

RINGKASAN ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
Tujuan ........................................................................................................................ 2
Luaran yang Diharapkan ........................................................................................... 2
BAB 2 ........................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
2.1 Manggis .......................................................................................................... 3
2.2 Sifat Kimia dan Fisika Tinin .......................................................................... 4
2.3 Senyawa Xanton dalam Kulit Manggis .......................................................... 5
BAB 3 ........................................................................................................................... 6
METODE PRAKTIKUM ............................................................................................. 6
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................... 6
3.2 Jenis Penelitian ............................................................................................... 6
3.3 Bahan Penelitian ............................................................................................. 6
3.4 Alat Penelitian ................................................................................................ 6
3.5 Prosedur penelitian ......................................................................................... 6
3.5.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis ..................................... 6
3.5.2 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis ........................ 7
BAB 4 ................................................................BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
....................................................................................................................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar I Kulit Buah Manggis .................................................................................................. 3


Gambar II Senyawa Tanin ........................................................................................................ 4

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manggis (Gracinia mangostana L.) adalah salah satu tanaman tahunan yang
dikenal dengan hidup di daerah tropis, buahnya memiliki rasa manis dan sedikit
masam. Tanaman buah tropis ini memiliki pertumbuhan sangat lambat, namun
memiliki umur yang cukup panjang. Setiap tahunnya, Indonesia menghasilkan
buah manggis rata-rata 60.000 ton. Tentu merupakan jumlah yang tidak sedikit,
mengingat tanaman manggis di Indonesia merupakan tanaman liar yang tidak
dibudi dayakan dan berumur hingga ratusan tahun. Hingga saat ini, permintaan
pasar akan buah manggis meningkat sehingga tanaman manggis mulai
dibudidayakan (Putra, Sitiatava R, 2011). Selain itu kulit manggis yang segar tidak
dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, karena kulit manggis akan
mengalami oksidasi oleh oksigen bebas di udara. Oksidasi ini membuat kulit
manggis segar yang berwarna merah keunguan menjadi kecoklatan serta
mengeras. Buah manggis berbentuk bola yang berdiameter sekitar 3-8 sentimeter
kulitnya berwarna ungu kemerahan sedangkan di dalamnya terdapat beberapa
segmen daging buah berwarna putih. Di Indonesia manggis dikenal dengan
berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung),
manggusto (Sulawesi Utara), maupun manggista (Sumatera Barat) (Cahyo, Agus,
2011).
Buah manggis memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi di setiap bagiannya.
Pada bagian daging buah kaya akan vitamin C, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa.
Adapun pada bagian kulit manggis mengandung senyawa xanthone, yang
merupakan bioflavonoid dengan sifat sebagai antioksidan, antibakteri, antialergi,
antitumor, antihistamin, dan antiinflamasi (Shabella, Rifdah, 2011).

1
Senyawa xanthone sebagai antioksidan dapat menetralisir radikal bebas yang
masuk atau diproduksi di dalam tubuh, mencegah penuaan organ tubuh, mencegah
penyakit jantung, mencegah kanker dan kebutaan serta dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Sebenarnya fungsi utama antioksidan adalah menetralisir per-
oksida yang dikenal sebagai radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul
yang tidak stabil karena kehilangan elektron. Untuk mencapai kestabilan, radikal
bebas mengambil elektron dari molekul atau sel yang ada di dalam tubuh. Hal ini
akan menyebabkan kerusakan pada sel tubuh, yang menyebabkan berbagai
penyakit degeneratif seperti jantung koroner, ateroskelrosis, osteoporosis, kanker,
sirosis hati, Alzheimer, obstruksi paru, diabetes, ginjal kronis, dan stroke (Putra,
Sitiatava, 2011).

Rumusan Masalah
Program Kreativitas Mahasiswa Riset diusulkan dalam rangka memecahkan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana proses identifikasi kandungan kimia ekstrak kulit manggis yang
aman dan ramah lingkungan?
b. Bagaimana kandungan kimia dari ekstrak kulit manggis
c. Bagaimana metode penelitian identifikasi kandungan kimia ekstrak kulit
manggis.

Tujuan
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa, yaitu:
a. Mengetahui proses identifikasi kandungan kimia ekstrak kulit manggis
b. Mengetahui kandungan kimia pada ekstrak kulit menggis
c. Mengetahui metode penelitian identifikasi kandungan kimia pada ekstrak
kulit manggis secara maksimal

Luaran yang Diharapkan


a. Publikasi hasil penelitian kandungan kimia ekstrak kulit manggis
b. Mendapatkan ekstrak kulit manggis menggunakan metode DPPH

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manggis
Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi hingga 15 meter.
Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang simodial dan berwarna hijau kotor.
Berdaun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul tepi rata, pertulangan
menyirip, panjang 20-25 cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal,
berkelamin dua, diketiak daun. Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm
dengan warna coklat keunguan. Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu buah terdapat
5-7 biji (Hutapea dalam Nurusyifah, 2010).
Tanin merupakan komponen senyawa organik yang mengandung gugus polifenol
yang terdapat dalam hampir semua jenis tanaman baik pada bagian kulit kayu, buah,
daun, maupun akarnya. Monomer tanin adalah asam galat dan Dglukosa. Ekstrak tanin
terdiri dari campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan biasanya berikatan
dengan karbohidrat rendah (Linggawati dalam Lestari, 2011).
Kulit buah manggis mengandung turunan xanton antara lain α-mangostin, β-
mangostin, γ- mangostin, 3-isomangostin, mangostanol, gartanin, garsinon A, garsinon
B, garsinon C, garsinon D, garsinon E (Ismail dalam Nurusyifah, 2010). Selain itu kulit
buah manggis juga mengandung antosianin, flavonoid jenis epikatekin (Yu et al dalam
Nurusyifah, 2010), tannin, monoterpen, saponin dan kuinon (Pradipta dalam
Nurusyifah, 2010).
Umumnya tanin berasal dari senyawa-senyawa fenol alam yang terkandung dalam
tanaman, makanan, dan minuman (Makkar dalam Lestari, 2011) dan larut dalam air
atau pelarut yang polar. Sifat fisik dan kimia lainnya adalah mempunyai rasa sepat,
sehingga ternak selalu menghindar dari tanaman yang mengandung tanin. Tanin juga
bersifat sebagai anti bakteri dan astrigen atau menciutkan dinding usus yang rusak
akibat asam atau bakteri (Harbone, 1987).

Gambar I Kulit Buah Manggis

3
2.2 Sifat Kimia dan Fisika Tinin
Tanin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus phenol dan bersifat koloid.
Karena itu di dalam air bersifat koloid dan asam lemah. Semua jenis tanin dapat larut
dalam air. Kelarutannya besar dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam air
panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik seperti metanol, etanol,
aseton dan pelarut organik lainnya Dengan garam besi memberikan reaksi warna.
Reaksi ini digunakan untuk menguji klasifikasi tanin, karena tanin dengan garam besi
memberikan warna hijau dan biru kehitaman. Tanin akan terurai menjadi pyrogallol,
pyrocatechol dan phloroglucinol bila dipanaskan sampai suhu 98,89 ̊C - 101,67 ̊C).
Tanin dapat dihidrolisa oleh asam, basa dan enzim. Ikatan kimia yang terjadi antara
tanin-protein atau polimer-polimer lainnya terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik dan
ikatan kovalen. Sifat fisik tanin Umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi dan
cenderung mudah dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin bentuknya
amorf. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat tergantung dari sumber
tanin tersebut. Tanin berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau
khas dan mempunyai rasa sepat (astrigent). Warna tanin akan menjadi gelap apabila
terkena cahaya langsung atau dibiarkan di udara ( Jones,2006).

Gambar II Senyawa Tanin


Penelitian mengenai penggunaan senyawa tannin sebagai inhibitor reaksi korosi
baja dalam larutan H2SO4 telah dilakukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa senyawa tanin dapat menginhibisi reaksi korosi baja dalam larutan
H2SO4. Tanin di permukaan baja akan menghambat reaksi korosi baja dengan cara
membentuk senyawa komplek dengan Fe(III). Senyawa komplek ini akan menghalangi
serangan ion korosif di permukaan baja. Adapun ion-ion korosif dalam laruran H2SO4
dapat dalam bentuk ion-ion klorida (Favre et.al, 1993). Tetapi penggunaan ekstrak
bahan alam yang banyak mengandung senyawa tanin untuk menghambat laju reaksi
korosi baja dalam larutan H2SO4 belum pernah dilaporkan sebelumnya. Salah satu
bahan alam yang banyak mengandung senyawa tanin adalah kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L). Telah dilaporkan bahwa kulit buah manggis banyak
mengandung senyawa – senyawa organik seperti tanin, katechin, pektin, rosin, dan zat
pewarna, sehingga sering dimanfaatkan untuk bahan pembuat cat anti karat (Kasim,
1995). diperoleh dicampur dengan 10 mL eter P. Diamati dengan sinar UV 366 nm;
larutan berfluorosensi kuning intensif, menunjukkan ada flavonoid (Depkes RI, 19).

4
2.3 Senyawa Xanton dalam Kulit Manggis
Senyawa xanthone merupakan golongan senyawa fenolik. Jenis senyawa xanthone
yang terdapat dalam manggis yaitu amangostin. Senyawa ini dapat diisolasi dari family
Garcinia, salah satu spesienya Garcinia mangostana L . Ekstrak a-mangostin ini didapat
dari kulit buah manggis yang berwarna merah hati. Dalam sebuah jurnal yang dibuat
oleh Oktaviani, memaparkan hasil penelitiannya bahwa senyawa a-mangostin
berpotensi sebagai anti kanker. Dalam penelitiannya, ia menggunakan tikus yang
diinduksi benzapiren, zat pemicu kanker sebagai control positif dan sebagai control
negatifnya yaitu tikus normal (tikus tanpa benzapiren). Hasilnya yaitu senyawa a-
mangostin yang diberikan bekerja dengan prinsip antioksidan dimana a-mangostin
mendonasikan proton yang akan menangkap benzapiren sehingga menyebabkan
benzapiren menjadi senyawa non- radikal. Dalam jurnal lain, Jurnal Pharmacy and
Pharmacology, Younghwa Na juga menuliskan bahwa senyawa xanthon, khususnya a-
mangostin memiliki akitivitas sebagai anti kanker. Younghwa menjelaskan bahwa a-
mangostin bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan sel dari garis sel manusia
leukemia dengan menginduksi caspase-3 apoptosis. Sehingga dari hasil ini menyatakan
bahwa senyawa xanthone khususnya a-mangostin positif berpotensi sebagai anti
kanker ( Khazanah, 2012).

5
BAB 3

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian tentang identifikasi kandungan kimia pada ekstrak kulit manggis
dilakukan di Laboratorium Universitas Pembangunan “ Veteran “ Jawa Timur. Pada
identifikasi kandungan kimia pada ekstrak kulit Manggis dilakukan secara offline
dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sedangkan waktu penelitianya
dilakukan selama jangka waktu satu minggu.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakuykan dalam skala laboratorium

3.3 Bahan Penelitian


Bahan-bahan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis, etanol teknis
(Brataco), aquadest, pereaksi Lieberman-Burchard, pereaksi Dragendorff,
pereaksi Mayer, kloroform (Brataco), asam asetat anhidrat (p.a., Merck), asam
sulfat pekat, HCL 2 N, Besi (III) Klorida 10%, aseton P, serbuk asam borat P,
serbuk asam oksalat P, dan eter.

3.4 Alat Penelitian


Bejana maserasi, batang pengaduk, rotary vacum evaporator, oven, timbangan
analitik, lampu UV254 dan UV366, tabung reaksi, cawan porselen, alat penggiling,
penangas air.

3.5 Prosedur penelitian


3.5.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
Sampel kulit buah manggis diambil dari wilayah Banjar Poyan Desa
Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang dipanen pada bulan
November tahun 2012. Sampel yang dipilih yaitu buah yang sudah matang dan
berwarna ungu yang telah berumur 144 hari sejak bunga mekar. Sampel kulit
buah yang telah terkumpul dicuci kemudian dipotongpotong dan dikeringkan
dengan cara dianginanginkan. Kulit buah manggis yang telah kering kemudian
digiling hingga didapatkan serbuk. Sebanyak 100 g serbuk simplisia kulit buah
manggis ditimbang kemudian dimaserasi dengan 750 mL etanol pada suhu kamar
selama lima hari, lalu disaring. Ampas diremaserasi dengan menggunakan 150
mL etanol pada suhu kamar selama dua hari, lalu disaring. Ekstrak yang didapat
selanjutnya digabungkan dan disaring menggunakan kertas saring, kemudian

6
pelarut dihilangkan menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 500C.
Ekstrak yang diperoleh diuapkan kembali dengan oven pada suhu 400C untuk
memperoleh ekstrak kental.
3.5.2 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
A. Pembuatan larutan uji fitokimia
Pembuatan larutan uji untuk uji fitokimia dilakukan dengan cara
melarutkan sebanyak 500 mg ekstrak etanol % kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.). dilarutkan dalam 50 mL etanol.
B. Pemeriksaan alkaloid
Larutan ekstrak uji sebanyak 2 mL diuapkan di atas cawan porselin
hingga di dapat residu. Residu kemudian dilarutkan dengan 5 mL
HCl 2 N. Larutan yang didapat kemudian dibagi ke dalam 3 tabung
reaksi. Tabung pertama ditambahkan dengan HCl 2 N yang berfungsi
sebagai blanko. Tabung kedua ditambahkan pereaksi Dragendorff
sebanyak 3 tetes dan tabung ketiga ditambahkan pereaksi Mayer
sebanyak 3 tetes. Terbentuknya endapan jingga pada tabung kedua
dan endapan putih hingga kekuningan pada tabung ketiga
menunjukkan adanya alkaloid (Jones and Kinghorn, 2006).
C. Pemeriksaan glikosida
Pemeriksaan glikosida dilakukan dengan reaksi Liebermann-
Burchard. Serbuk simplisa uji dilarutkan dalam pelarut etanol,
diuapkan diatas tangas air, larutkan sisanya dalam 5 mL asam asetat
anhidrat P, ditambahkan 10 tetes asam sulfat P. terjadinya warna biru
atau hijau menunjukkan adanya glikosida (reaksi Liebermann-
Burchard) (Depkes RI, 1989).
D. Pemeriksaan sterol dan triterpenoid
Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan. Residu yang diperoleh
dilarutkan dalam 0,5 mL kloroform, lalu ditambah dengan 0,5 mL
asam asetat anhidrat. Selanjutnya, campuran ini ditetesi dengan 2 mL
asam sulfat pekat melalui dinding tabung tersebut. Bila terbentuk
warna hijau kebiruan menunjukkan adanya sterol. Jika hasil yang
diperoleh berupa cincin kecokelatan atau violet pada perbatasan dua
pelarut, menunjukkan adanya triterpenoid (Jones and Kinghorn,
2006; Evans, 2009).
E. Pemeriksaan saponin Ekstrak uji dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, ditambahkan 10 mL air panas, dinginkan dan kemudian
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Terbentuk buih yang mantap
selama tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm. Pada
penambahan HCl 2 N, buih tidak hilang (Depkes RI, 19).
F. Pemeriksaan polifenol dan tanin

7
Larutan ekstrak uji sebanyak 1 mL direaksikan dengan larutan besi
(III) klorida 10%, jika terjadi warna biru tua, biru kehitaman atau
hitam kehijauan menunjukkan adanya Skrining Fitokimia Ekstrak
Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) (Dewi,
I.D.A.D.Y, Astuti, K.W., Warditiani, N.K.) 15 senyawa polifenol
dan tanin (Robinson, 1991; Jones and Kinghorn, 2006).
G. Pemeriksaan flavonoid
Larutan ekstrak uji sebanyak 1 mL diuapkan hingga kering, sisanya
dibasahkan dengan aseton P, ditambahkan sedikit serbuk halus asam
borat P dan serbuk halus asam oksalat P, dipanaskan hati-hati di atas
tangas air dan dihindari pemanasan berlebihan. Sisa yang diperoleh
dicampur dengan 10 mL eter P. Diamati dengan sinar UV 366 nm;
larutan berfluorosensi kuning intensif, menunjukkan ada flavonoid
(Depkes RI, 19).

8
BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4. Rekapitulasi Anggaran Biaya
NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)
1 Peralatan Penunjang 1.500.000
2 Bahan habis pakai 1.013.000
3 Perjalanan lokal 950.000
4 Lain – lain 657.000
Jumlah 4.120.000

Belmawa 4.120.000
Rekapan Sumber Dana Perguruan Tinggi 1.000.000
Jumlah 5.120.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan program berisikan aktivitas yang di lakukan dan kapan akan
dilakukan. Berikut ini adalah jadwal program kegiatan :
NO JENIS KEGIATAN BULAN
1 2 3 4
1 Persiapan Lapangan
Pembuatan pedoman kuisioner
Pemantapan tim peneliti
2 Pengumpulan Data
Kuisioner
Pengamatan Lapangan
3 Pengolahan Data
Editing
Cross check data
4 Analisis Data Laporan
Menyusun draft laporan
Menyususn Laporan akhir

9
DAFTAR PUSTAKA

Biradar, Y.S. 2010. TLC Densitometric Quantification of Vasicine, Vasicinone and


Embelin from Adhatoda zeylanica Leaves and Embelia ribes Fruits (Tesis). P.
140.
Chaverri, J. P., N. C. Rodriguez, M. O. Ibarra, and J. M. P. Rojas. 2008. Medicinal
Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana). Food and Chem. Toxicol., 46:
3227–3239.
Depkes RI. 19. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. P.7, 1036-1043.
Evans, C.W. 2009. Pharmacognosy Trease and Evans. 16th Ed. London: Saunders
Elsevier. P. 263-356.
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB. P.76- 153.
Jones, W. P. and A. D. Kinghorn. 2006. Extraction of Plant Secondary Metabolites.
In: Sarker, S. D., Latif, Z. and Gray, A. I., eds. Natural Products Isolation. 2nd
Ed. New Jersey: Humana Press. P.341-342.
Titis, M. B. M., E. Fachriyah, dan D. Kusrini. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji
Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
Steenis). Chem. Info., 1 (1):196 – 201.
Vallisuta, O. (2012). Drug Discovery Research in Pharmacognosy. Shanghai : InTech.
P. 30-32.

10

Anda mungkin juga menyukai