Masalah yang sering muncul pada kulit wajah wanita adalah adanya jerawat, yang
mempengaruhi penampilan dan kepercayaan diri dalam pergaulan. Wajah cantik bersih sangat
didambakan semua wanita. Dengan dilakukan penelitian pengaruh kentang terhadap
pengurangan jerawat pada kulit wajah maka akan diketahui cara menghilangkan jerawat pada
kulit wajah menggunakan bahan alam yang mudah diperoleh dan mudah pengaplikasiannya.
Pada tahap pertama penelitian ini bertujuan mengetahui khasiat kentang (Solanum tuberosum L.)
untuk menghilangkan jerawat pada kulit wajah dan tahap kedua membuat produk berbahan
kentang ini sehingga dapat diaplikasikan pada kulit wajah secara mudah dan praktis. Metode
yang digunakan adalah eksperimen semu dengan menggunakan sampel 5 wanita usia antara 18-
23 tahun berkulit wajah berjerawat yang menggunakan masker kentang dan 5 sampel wanita 18-
23 tahun berkulit wajah berjerawat yang menggunakan masker kontrol dengan perlakuan 10 kali,
pemakaian masker 2 kali dalam satu minggu. Alat yang digunakan adalah magnifying lamp dan
wood lamp.
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Budi Samadi, Kentang dan Analisis Usaha Tani, Yogyakarta: kanisius, 2007, hal. 13.
2
Laily R., Olahan dari Kentang, Yogyakarta: Kanisius, 2010, hal. 11
dapat menambah daya tarik dan kepercayaan diri. Banyak usaha yang dilakukan terutama kaum
wanita untuk tetap menjaga kecantikan wajahnya. Wajah yang diinginkan adalah wajah yang
bersih, sehat, dan terjaga kelembabannya. Banyak usaha yang telah dilakukan terutama oleh
wanita hinga mengeluarkan banyak uang ke salon dan tempat-tempat perawatan kecantikan serta
membeli berbagai produk kecantikan.
Ada beberapa gangguan kulit terutama kulit wajah yang sangat mengganggu penampilan,
dan salah satu gangguan yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang adalah munculnya
jerawat pada wajah. Penyebab jerawat sangat bermacam-macam, antara lain karena adanya
bakteri pada permukaan kulit. Sebelum jerawat lebih banyak menetap di kulit wajah, sebaiknya
seorang wanita melakukan pencegahan atau pengobatan terhadap jerawat yang meradang. Cara
yang dapat dilakukan agar seorang wanita dapat tampil cantik dan percaya diri yaitu dengan
cara merawat kulit wajah.
Perawatan kulit wajah dapat dibagi menjadi dua yaitu perawatan kulit wajah dari dalam
dan perawatan kulit wajah dari luar. Perawatan kulit wajah dari luar dapat dilakukan dengan cara
menggunakan kosmetika modern atau kosmetika tradisional.
Kosmetika sudah dikenal oleh manusia ribuan tahun yang lalu, gunanya selain untuk
mempercantik wajah juga berguna untuk melindungi kulit dari pengaruh cuaca dan serangga.
Kosmetika merupakan bahan yang dibuat khusus untuk mempercantik, memperbaiki, dan
mengubah penampilan seseorang. Kosmetika merupakan pilihan yang paling populer di kalangan
wanita di seluruh dunia untuk merawat kulit dengan tujuan mempercantik dan menjaga
kesehatan kulit seseorang.
Saat ini minat masyarakat semakin besar untuk kembali menggunakan bahan-bahan
alamiah, karena dipercaya lebih aman serta tidak menimbulkan efek samping bagi pemakainya.
Beberapa jenis tumbuhan mempunyai kandungan berbagai zat yang dapat bermanfaat untuk kulit
selain berkhasiat untuk pengobatan, juga bermanfaat untuk perawatan kecantikan dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Bahan-bahan dari beberapa jenis tumbuhan ini dapat dibuat menjadi
berbagai jenis produk perawatan kecantikan kulit wajah, mulai dari pembersih, penyegar,
masker, peeling dan untuk minyak pemijatan. Produk perawatan kulit wajah dengan
menggunakan bahan-bahan alamiah dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu lebih aman bagi
kulit, murah, mudah didapat, mudah diproduksi, multi khasiat, dan berkhasiat dapat
menghilangkan penyakit hingga akar penyebabnya.
Banyak produk yang digunakan untuk menjaga kondisi kulit wajah ini. Dalam penelitian
ini akan dikaji tentang khasiat kentang selain sebagai sumber pangan yang banyak dikonsumsi.
Bagian kulit kentang mempunyai kandungan yang tidak kalah dibandingkan dengan umbi
kentang, bahkan mempunyai beberapa kandungan yang berkhasiat untuk kulit dan tidak dimiliki
oleh umbi kentang.
Kulit entang merupakan bagian dari kentang yang tidak digunakan, padahal kandungan
nutrisi yang dimiliki kulit kentang lebih bagus daripada umbi kentang itu sendiri. Kulit kentang
mengandung kuersetin, antioksidan golongan flavonoid, dan asam klorogenat (antioksidan). Dari
hasil riset Al Saikhan juga menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dalam kulit kentang
tertinggi dibandingkan dengan bagian umbi kentang yang lain. Asam klorogenat yang dikandung
dalam kulit kentang mampu menyembuhkan luka bakar pada kulit. Asam klorogenat mampu
melemahkan zat nitrosamin yang merupakan pemicu kanker.3
Antioksidan dapat melindungi kulit dari radikal oksigen bebas di dalam membran dan
melindungi dari bagian sel yang melarutkan lipid. Antioksidan melindungi kulit dengan
mempertebal lapisan epidermis setelah sinar matahari menghilangkan persediaan vitamin E pada
kulit. Antioksidan juga berperan dalam menyamarkan kerut, membantu dalam pembentukan
kolagen dan elastin. Vitamin C jenis L-askorbat mampu menembus dengan sempurna pada kulit.
Penggunaan niasin mampu mencegah luka akibat sengatan sinar matahari, meningkatkan lemak
dan protein pada kulit sehingga meningkatkan fungsi kulit sebagai pelindung serta mengurangi
proses menguningnya kulit akibat pengaruh proses glikasi.4
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penggunaan kentang termasuk kulit kentang
disamping umbinya untuk dibuat masker yang diaplikasikan 2 kali dalam satu minggu sebanyak
10 kali penggunaan pada wanita berkulit wajah berjerawat.
3
Wied Harry Apriadji, Makan Enak untuk Hidup Sehat, Bahagia, & Awet Muda, Jakarta: Gramedia, 2007, hal. 62.
4
Michael F. Roizen dan Mehmet C. Oz, Being Beautiful: Sehat dan Cantik Luar Dalam Ala Dr. Oz, penerjemah
Rani Sundari Ekawati, Bandung: Qanita, 2010, hal. 80-81.
penelitian awal dengan studi pustaka tentang kentang dan jerawat itu sendiri dilanjutkan dengan
uji kandungan kentang beserta kulitnya di laboratorium. Penelitian dilanjutkan dengan menguji
khasiat kentang tersebut untuk diaplikasikan pada 5 kulit wajah wanita berjerawat sebagai
sampel uji dan digunakan 5 sampel kulit wajah berjerawat yang menggunakan masker kontrol.
Kentang yang akan diuji terlebih dahulu dibuat menjadi masker untuk diaplikasikan pada kulit
wajah dengan frekuensi dua kali dalam satu minggu, dengan pengaplikasian 10 kali.
Pada penelitian tahun kedua dilakukan pembuatan produk masker kentang sehingga dapat
dibuat produk perawatan kecantikan untuk kulit wajah yang praktis dan mudah dalam
penggunaannya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini dapat terwujud apabila dilakukan
penelitian. Proses penelitian ini akan membantu terciptanya pembaharuan-pembaharuan dalam
hidup terutama dalam dunia kecantikan dan perawatan wajah. Penelitian yang merupakan proses
dinamis dalam berkegiatan untuk mencari tahu kandungan kentang yang berperan dalam
perawatan kecantikan, menemukan formula sediaan masker yang tepat dan menelaah kembali
sehingga dapat digunakan oleh masyarakat luas.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan rempah-rempah dan kekayaan
alam sejak ratusan tahun yang lalu sehingga banyak bangsa yang berebut ingin menguasai
bangsa ini, seperti Belanda, Jepang, dan Portugis. Kekayaan alam ini telah dimanfaatkan untuk
berbagai hal termasuk seperti SPA (Sehat Pakai Air) yang sekarang menjamur di salon-salon di
kota besar dengan biaya yang tidak sedikit. Hal ini telah diteliti oleh pengusul peneliti ini pada
tahun 2005 yang dibiayai dana DIPA rutin UNJ tahun anggaran 2005 dengan judul “Terapan Air
pada Perawatan Tubuh Masa Hamengkububawana VIII di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
dalam Kaitannya dengan Kegiatan Sehat Pakai Air (SPA) di Jakarta. Dari hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa SPA sudah ada di Indonesia sejak masa Hamengkubuwana VIII di
Kraton Ngayogyakarta dengan pemanfaatan rempah-rempah yang ditanam di sekitar lingkungan
Tamansari Yogyakarta.
Pengusul merupakan pengajar mata kuliah Pengetahuan Kosmetika dan Kosmetika
Tradisional di Program studi Tata Rias UNJ yang telah mengikuti lokakarya Internasional
manajemen laboratorium pada tahun 2005 sehingga dapat mengajar praktikum dengan baik.
Sehingga perlu terus melakukan penelitian untuk menunjang bidang pendidikan dan pengajaran
tersebut, termasuk pembuatan buku ajar Pengetahuan Kosmetika yang telah dibuat sejak tahun
2006 dengan terus menerus direvisi dan buku ajar Kosmetika Tradisional sejak tahun 2014.
Pengusul juga telah melanjutkan penelitian ramuan tradisional ini (sebagai anggota) dalam
penelitian yang didanai Dirjen DIKTI (Dosen Muda/Kajian Wanita) pada tahun 2006 dengan
judul “Mitos dan Terapi Kecantikan Timur bagi Seorang Wanita Bangsawan pada Masa Paku
Buwana X di Kraton Surakarta Hadiningrat (1893-1939). Dalam penelitian ini membuktikan
bahwa pada masa tahun tersebut di Kraton Surakarta telah menggunakan tumbuhan alami untuk
kecantikan para bangsawan Kraton. Bahan alami tersebut antara lain daun kemuning, daun
pandan, akar rorosetu, minyak zaitun, kayu cendana, bunga kamboja, melati, cempaka, kulit
duku.
Pemakaian ramuan tradisional ini telah pengusul kembangkan dengan penerapan ipteks
dalam kegiatan P2M pada tahun 2006 yang bertempat di Kelurahan Bendungan Hilir Jakarta
Pusat dengan judul “Pembuatan Ramuan Tradisional pada Perawatan Wajah Kulit Kering untuk
Usia 40 tahun ke atas” dengan dana DIPA PNBP UNJ anggaran 2006. Sehingga dengan acara
tersebut mengajak masyarakat menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar dan
murah untuk menjaga kecantikan, tanpa perlu menggunakan produk-produk yang harus dibeli
apalagi produk import yang kini sangat melimpah di pasaran. Pelatihan ini telah dimuat dalam
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UNJ Sarwahita Volume 3 No. 2 Oktober 2006.
Pengusul telah menulis makalah di dalam prosiding International Seminar Trends of
Health and Beauty pada tahun 2006 yang diselenggarakan oleh Tata Rias FT UNJ dengan judul
“Penggunaan Ramuan Tradisional dalam Pengobatan Jerawat”. Banyak ramuan tradisional yang
telah dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan rimpang, buah, bunga maupun
kayu. Penggunaan bahan alam juga telah pengusul teliti untuk merias wajah dengan judul “Uji
Produk Pidih dari Bahan Minyak Zaitun untuk Rias Dahi Pengantin Wanita Solo Putri” pada
tahun 2009 dengan menggunakan dana UNJ anggaran 2009.
Pemanfaatan bahan alam pengusul teliti lagi (sebagai anggota) pada tahun 2009 dengan
dana UNJ anggaran 2009 juga dengan judul “Pengaruh Masker Bunga Mawar terhadap
Kelembaban Kulit Kering Wanita Paruh Baya”. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa bunga
mawar mampu meningkatkan kelembaban kulit kering pada wajah. Pada tahun ini pula dengan
sumber dana yang sama, pengusul (sebagai anggota) juga meneliti “Biokosmetika untuk
Penanganan Penurunan Kadar Minyak pada Kulit Berjerawat”. Penggunaan biokosmetika atau
bahan-bahan alam yang digunakan sebagai masker pada wajah memperhatikan takaran atau dosis
dan daya tahan bahan. Bahan alam yang digunakan adalah bunga kantil, bunga sri gading, dan
bunga pala mampu menurunkan kadar minyak pada kulit berjerawat.
Pada tahun 2009 pengusul kembali melakukan pengembangan dan penerapan Ipteks
dengan dana DIPA PNBP UNJ tahun anggaran 2009 dengan judul “Pelatihan Pembuatan Minyak
Essensial Aromaterapi dengan Memanfaatkan Limbah Bunga Segar untuk Ibu Rumah Tangga
dan Remaja Putri di Kelurahan Pegangsaan Kecamatan Menteng Jakarta Pusat. Sehingga para
ibu dan remaja ini dapat memanfaatkan limbah bunga yang ada di sekitar Pasar Bunga Cikini
untuk diolah menjadi minyak esensial yang dapat dimanfaatkan untuk diri sendiri, salon, maupun
diperjualbelikan dengan menggunakan alat yang sederhana. Pelaksanaan P2M ini telah
dimasukkan ke dalam jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Sarwahita UNJ volume 8 No. 1 Mei
2011.
Pengusul mengkaji kembali tentang pemanfaatan bahan alam untuk kecantikan dengan
mempresentasikan makalah dalam prosiding di acara Seminar Nasional Boga, Busana & Rias III
Create for Survival 4 Juni 2011 di jurusan PKK FT Universitas Negeri Surabaya dengan judul
“Penggunaan Tanaman Indonesia untuk Kosmetika”. Dan pada tahun 2011 dengan dana DIPA
PNBP UNJ anggaran 2011 meneliti ”Pengaruh Penggunaan Masker Sari Singkong Kuning untuk
Mengurangi Kadar Minyak pada Kulit Wajah Berminyak”. Hasil penelitian ini telah dimuat
dalam Jurnal Tata Rias Program Studi Tata Rias FT UNJ vol. 1 no. 1 April 2012. Selanjutnya
dengan dana DIPA PNBP UNJ anggaran 2012 meneliti “Pengaruh Penggunaan Masker Nanas
untuk Mengurangi Kadar Minyak pada Kulit Wajah Berminyak”. Dengan dana yang sama tahun
2012 pengusul sebagai anggota meneliti “Studi Pustaka dan Uji Kandungan Binahong untuk
Mengeringkan Jerawat”.
Pengusul juga merupakan pengajar mata kuliah “Ilmu Kesehatan Kulit dan Rambut” di
Program Studi Tata Rias FT UNJ, sehingga diharapkan hasil-hasil penelitian ini dapat membantu
dalam menuliskan buku ajar yang telah ditulis sejak tahun 2012 dengan dana DIPA PNBP FT
UNJ. Tahun 2012 pengusul melakukan pengabdian pada masyarakat dengan dana DIPA FT UNJ
anggaran 2012 dengan judul “Pelatihan Pembuatan Bedak Dingin di Kelurahan Kalisari Jakarta
Timur” sehingga mengingatkan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat di lingkungan
tersebut akan manfaat bedak dingin yang sangat banyak dan cara pembuatannya yang sangat
mudah. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan pembuatan bedak dingin ini, yang
selain dapat dimanfaatkan sendiri dapat juga diperjualbelikan sehingga menguntungkan secara
ekonomis. Pelaksanaan P2M ini telah ditulis dalam Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UNJ
Sarwahita volume 10 No. 2 Oktober 2013.
Dengan dana DIPA FT UNJ anggaran 2013 pengusul meneliti “Pengaruh Penggunaan
Telur Ayam untuk Meningkatkan Kelembaban pada Kulit Kepala”. Dan dengan sumber dana
yang sama, pengusul sebagai anggota meneliti “Pengaruh Penggunaan Galvani terhadap Hasil
Pengurangan Kerutan pada Perawatan Kulit Wajah Menua dengan Ekstrak Kacang Kedelai”.
Tahun 2014, dengan dana DIPA PNBP FT UNJ anggaran 2014 pengusul melakukan
pengabdian pada masyarakat “Pelatihan Perawatan Tradisional Pasca Melahirkan di Kelurahan
Kalisari Jakarta Timur” dengan mengajarkan cara membuat manfaat ramuan tapel, pilis, parem,
ratus, dan mandi rempah. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti acara pelatihan ini karena
sangat bermanfaat untuk perawatan tubuh wanita dengan ramuan rempah-rempah dan alami.
Telah dilakukan pula oleh peneliti-peneliti lain seperti yang dilakukan oleh Abdul Razak,
Aziz Djamal, Gusti Revilla yang ditulis dalam artikel penelitian dengan judul “Uji Daya Hambat
Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia s.) terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus secara in Vitro”.5 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
eksperimental dengan desain posttest only control group yang dilakukan di laboratorium
mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dengan menggunakan air perasan jeruk
nipis dengan beberapa prosentasi yang berbeda.
Peneliti lain adalah Deni Anggraini, Noveri Rahmawati, dan Siti Hafsah yang ditulis
dalam Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 1(2) Maret 2013 yang berjudul “Formulasi Gel
Antijerawat dari Ekstrak Etil Asetat Gambir” meneliti formulasi sediaan gel dari ekstrak etil
asetat gambir dengan prosentase yang berbeda menunjukkan bahwa gel anti jerawat tidak stabil
secara organoleptis, homogeny dan stabil pada suhu kamar dan pendingin.6
Telah dilakukan pula peneletian “Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) pada Daun Teh
Hijau sebagai Anti Jerawat” oleh Naniek Widyaningrum yang menunjukkan bahwa ekstrak
etanolik daun teh hijau dapat berfungsi sebagai anti bakteri Staphylococcus aureus yang
merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat.7
Dalam penelitian yang akan pengusul lakukan adalah kajian tentang kentang, khasiat
untuk menghilangkan jerawat dengan metode eksperimen pada sampel kulit wajah berjerawat.
5
Abdul Razak, Aziz Djamal, Gusti Revilla, Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia s.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus secara in Vitro, http://jurnal.fk.unand.ac.id., hal. 5-8.
6
Deni Anggraini, Noveri Rahmawati, dan Siti Hafsah, Formulasi Gel Antijerawat dari Estrak Etil Asetat Gambir,
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 1(2), Maret 2013: 62-66.
7
Naniek Widyaningrum, Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG) pada Daun The Hijau sebagai Anti Jerawat, Majalah
Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, No. 3, November 2013, hlm. 85-98.
kali lipat pada 5 hingga 10 tahun mendatang. Pendayagunaan kentang sebagai bahan sayuran,
makanan ringan, sumber karbohidrat secara nasional produksinya paling tinggi setelah kubis. 8
Kentang termasuk lima makanan pokok dunia selain beras, jagung, gandum, dan terigu.
Menurut Direktorat Gizi Depkes RI (1981), 100 gram umbi kentang mengandung kalori (83
kalori), protein (2 gram), lemak (0,1 gram), karbohidrat (19,1 gram), kalsium (11 mg), fosfor (56
mg), zat besi (0,7 mg), vitamin B1 (0,11 mg), vitamin C (17 mg), air (64 mg), dan tidak
mengandung serat, abu, kalium, natrium, vitamin B2, niacin. Selain sebagai makanan pokok,
kentang merupakan bahan sayuran, makanan kecil, dan produk lainnya. Produk olahan kentang
yang umum diperdagangkan adalah pati (starch), tepung (flour), kentang dalam kaleng (canned
potaoes), kentang kering (dehydrated), dan keripik kentang berupa chip atau stick. Di beberapa
Negara maju kentang juga digunakan sebagai bahan industri selain makanan seperti kertas,
tekstil, perekat, sabun, baterai, dan lain-lain. Selain sebagai bahan-bahan tersebut, kentang
mempunyai khasiat dalam bidang kesehatan seperti mengobati luka bakar, menghaluskan kulit,
menghilangkan jerawat, dan menghilangkan bengkak pada mata.9
2.2 Jerawat
Jerawat atau Acne vulgaris adalah kelainan berupa peradangan pada lapisan pilosebaseus
yang disertai penyumbatan dan penimbunan bahan keratin. Jerawat biasa muncul di wajah, tetapi
kadang muncul juga pada leher, dada, dan punggung. Munculnya jerawat biasanya diawali
dengan munculnya komedo, papul, pustule, nodulus dan kista. 90% remaja usia pubertas (15-19
tahun) mengalami masalah jerawat. Beberapa orang dewasa dan usia lanjut juga ada yang masih
mengalami jerawat. Selain menimbulkan ketidaknyamanan yang mengganggu karena rasa nyeri
dan gatal, jerawat juga menimbulkan ketidakpercayaan diri karena penampilan yang terganggu.
Penyebab timbulnya jerawat antara lain faktor genetik (60 %), ras (kulit putih lebih banyak
menderita jerawat daripada kulit berwarna), hormonal (hormon androgen berperan dalam
menimbulkan jerawat, saat pramenstruasi), infeksi mikroba terutama bakteri Propionibacterium
acne, makanan tinggi karbohidrat dan lemak dapat mempertinggi kadar komposisi sebum,
penggunaan kosmetik yang mengandung lemak/minyak merangsang timbulnya jerawat, cuaca
panas, kelembaban dan suhu tinggi di daerah tropis meningkatkan aktifitas kelenjar sebasea,
8
Laily R., Olahan dari Kentang, Yogyakarta: Kanisius, 2010, hal. 7.
9
Ibid, hal. 10-11.
gesekan, tekanan, peregangan kulit memperparah jerawat. Bahan aktif yang umumnya digunakan
untuk merawat kulit berjerawat antara lain asam salisilat yang merupakan bahan keratolitik dan
bekteriostatik dengan kadar maksimum 2%, sulfur yang secara perlahan teroksidasi menjadi
asam sulfur sebagai reduktor lemah dan anti bacterial, tea tree oil minyak essensial untuk
mencegah dan merawat infeksi, dan triklosan merupakan anti bakteri yang kuat.10
Jerawat paling sering muncul pada kulit berminyak, walaupun tidak menutup
kemungkinan muncul pada kulit lain. Pada dasarnya jerawat disebabkan oleh tumpukan kotoran
dan sel kulit mati yang mengakibatkan folikel dan pertumbuhan sebum terhambat. Produksi
minyak pada kulit biasanya dislaurkan melalui folikel rambut dan kotoran atau sel kulit mati
yang tidak dibersihkan akan menyumbat saluran ini hingga minyak yang keluar akan tertumpuk
dan menjadi komedo. Jika terkena bakteri acne maka komedo akan menjadi jerawat. Jenis-jenis
jerawat antara lain jerawat juvenil yang menyerang remaja (penyebabnya hormonal), jerawat
vulgaris (berbentuk komedo yang banyak pada kulit berminyak), jerawat rosacea (biasanya
terjadi pada wanita 30-50 tahun kemerahan meradang dan timbul sisik di lipatan hidung), jerawat
nitrosica (dapat menimbulkan lubang/bopeng).11
10
Badan POM RI, Bahan-bahan Kosmetik sebagai Anti Acne, Naturakos Edisi 10 2009 Vol. IV/No. 10, Juli 2009,
hal. 2-4.
11
Kinkin S. Basuki, Tampil Cantik dengan Perawatan sendiri, Jakarta: Gramedia, 2001, hal. 14-15.
BAB 3
METODE PENELITIAN
12
Moh. Nasir. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 73.
13
Ibid., hlm. 74
Metode eksperimen ini menggunakan pola sebagai berikut:
Hasil
Penelitian
Perlakuan
menggunakan
Kel. B Tes Awal Tes Akhir
masker kontrol
Gambar 3.1 Metode eksperimen
14
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian. ed. ke-7, Bandung: Alfabeta, hlm. 60-62
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan perawatan menggunakan masker kentang dan
masker kontrol. Masker kentang adalah masker dari bahan umbi kentang yang dihaluskan.
Masker kontrol adalah masker yang biasa digunakan di pasaran untuk mengurangi jerawat.
Tabel 3.1
Skema Desain Penelitian
15
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ed. V. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm.
117
16
Ibid., hlm. 140
17
John W. Santrock. 2007. Remaja. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, hlm. 21.
18
Sumadi Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV Rajawali, hlm. 226.
Kulit wajah berjerawat yang
T1 Xb T2
menggunakan masker kontrol
Keterangan :
T1 : Tes awal
T2 : Tes akhir
Xa : Kelompok yang menggunakan masker kentang
Xb : Kelompok yang menggunakan masker jerawat
1. Kulit wajah sampel telah dilakukan pembersihan tahap awal dengan menggunakan cleanser
2. Mata sampel ditutup dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi oleh Y-rins dan
3. Magnifying lamp diaktifkan dengan menekan tombol hitam yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan lampu, setelah lampu menyala kemudian arahkan di atas
wajah klien untuk dilakukan diagnosa jenis kulit wajah. Hasil diagnosa ini adalah penentuan
4. Penggunaan alat ini sesuai banyaknya kelainan kulit yang ditemui sehingga rata-rata
5. Penggunaan magnifying lamp sebagai alat bantu diagnosa kulit wajah berjerawat dilakukan
sebelum dan sesudah perawatan. Kemudian dicatat di dalam format penilaian dengan
memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan keadaan kulit wajah pada sampel.
Penilaian dilakukan melakukan alat lembar kriteria penilaian oleh dua orang dosen ahli
tata rias setelah pengamatan dengan penglihatan dibantu dengan alat magnifying lamp kaca
pembesar yang dilengkapi dengan sinar lampu. Magnifying lamp digunakan untuk mendiagnosa
kulit wajah sehingga dapat lebih spesifik terlihat kelainan kulit wajah dan mengurangi atau
penilaian akhir pada proses pengurangan jerawat yang dilakukan oleh peneliti dan diharapkan
1. Mengurangi reaksi radang yang kemerahan, tidak ada rasa sakit atau gatal dan kriteria
penilaian yang digunakan adalah hilangnya peradangan pada jerawat yang ada.
4. Menimbulkan efek samping kriteria yang terbaik adalah tidak menimbulkan efek samping
Disamping itu, instrumen telah dikonsultasikan dengan dosen ahli serta disetujui oleh
dosen pembimbing, Pelaksanaan penelitian ini dilakukan seminggu dua kali selama 4 minggu
(dilakukan 8 kali perlakuan). Langkah kerja dalam perlakuan pada kelompok A sama dengan
perlakuan pada kelompok B perbedaannya hanya terletak pada bahan perawatan yang akan
digunakan.
Pengamatan yang berisi butir pernyataan 1 sampai 4 yang berkaitan dengan aspek-aspek
penilaian akhir pada proses pengurangan jerawat yang dilakukan oleh peneliti dan diharapkan
hasilnya sama. Adapun penilaian 1 sampai 4 sebagai berikut:
Nilai angka 1 : Kurang baik
Nilai angka 2 : Cukup baik
Nilai angka 3 : Baik
Nilai angka 4 : Baik sekali
Untuk mengetahui pengaruh penyembuhan jerawat, maka peneliti membuat kriteria
penilaian antara lain :
1. Percepatan pengeringan jerawat adalah kecepatan pengeringan jerawat secara keseluruhan
pada wajah dengan kriteria baik sekali
2. Mengurangi reaksi radang kemerahan dan tidak ada rasa sakit atau gatal, kriteria yang dilihat
adalah hilangnya peradangan pada jerawat yang ada
3. Penurunan jumlah populasi jerawat dilihat dari berkurangnya jerawat
4. Menimbulkan efek samping kriteria, untuk terbaiknya tidak menimbulkan efek samping.
sebanyak 8 kali yaitu seminggu 2 kali selama satu bulan terhadap masing-masing sampel.
3. Memberikan tes awal T1 pada kelompok kemudian menghitung nilai rata-rata pada masing-
masing kelompok.
4. Memberikan tes akhir T2 pada kedua kelompok kemudian menghitung nilai rata-rata pada
masing-masing kelompok.
Penelitian ini menggunakan alat lembar kriteria penilaian dan pengamatan dengan
penglihatan yang dibantu dengan alat magnifying lamp yaitu kaca pembesar yang dilengkapi
dengan sinar ultraviolet, digunakan untuk menentukan kondisi dan jenis kulit. Pemeriksaan kulit
dilakukan di ruang yang gelap untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sehingga dapat lebih
spesifik terlihat kelainan kulit wajah dan mengurangi atau memperkecil kesalahan pada
diagnosa.
Pada dasarnya perlakuan dari masing-masing kelompok adalah sama hanya saja
terdapat bahan campuran yang berbeda. Berikut adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk
melakukan perawatan.
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam keadaan steril dan bersih
2. Mempersiapkan klien dengan pakaian perawatan (menggunakan kamisol) dan menempatkan
pada tempat yang telah disediakan
3. Sebelum melakukan perawatan wajah dibersihkan terlebih dahulu
4. Setelah wajah bersih dengan melakukan pembersihan umum, kelopak mata ditutup dengan
kapas basah menggunakan air pencuci mata, diagnosa dan tes awal menggunakan alat bantu
magnifying lamp atau kaca pembesar berlampu.
5. Oleskan masker pada seluruh wajah kecuali bagian mata dan bibir
6. Diamkan masker sekitar 5-20 menit hingga masker kering di kulit wajah, setelah itu
bersihkan menggunakan air hangat, lakukan hingga masker benar-benar terangkat dari kulit
wajah.
7. Sesudah dibersihkan wajah diberi penyegar menggunakan waslap yang telah direndam air
dingin lalu diusapkan pada wajah.
8. Beri astringent
9. Diagnosa dan tes kembali pada setiap akhir perawatan kulit wajah sampel, menggunakan alat
bantu magnifying lamp.
Tabel 3.2
Alat dan Bahan yang digunakan pada perlakuan kelompok A dan B
Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji homogenitas sebagai persyaratan
analisis data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan menggunakan uji Liliefors yaitu dengan menyusun data sebagai berikut
Tabel 3.4
Uji Lilliefors
Keterangan :
Xi : Data Sampel
zi : Bilangan Baku
S(zi) : Proporsi nilai yang lebih kecil atau sama dengan zi dibagi dengan
banyaknya data
| F(zi) - S(zi) | : Selisih dengan F(zi) dengan S(zi) harga mutlak.
a. Pengamatan x1, x2 ………… xn, dijadikan bilangan baku z1, z2 ……, zn dengan
menggunakan rumus :
Rumus : zi = xi – x
s
b. Untuk mencari nilai rata–rata dari tiap data, mencari simpangan baku (s) dengan rumus
c. Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang
d. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2 ……. zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika
f. Ambil harga yang paling besar diantara harga–harga mutlak selisih tersebut (
Bila < artinya hipotesis nol diterima maka data berdistribusi normal
Bila > artinya hipotesis nol ditolak maka data tidak berdistribusi normal
homogen atau tidak. Uji dilakukan dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2013 : 250) :
Varians Terbesar
F=
Varians Terkecil
Keterangan :
penelitian bersifat homogen dan sebaliknya jika nilai maka ditolak dan
Uji kesamaan dua varian tersebut menggunakan taraf signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = 8. Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan homogenitas maka teknik
analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t kesamaan dua rata – rata satu
pihak pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 8 dengan rumus (Husaini
Keterangan :
: statistik penguji
Jika hasil perhitungan mendapatkan nilai > maka di tolak berati ada
pengaruh penggunaan masker kentang terhadap hasil pengurangan jerawat pada kulit wajah nilai
< maka diterima yang berati tidak ada pengaruh penggunaan masker kentang
Bila intrepetasi data pengujian tidak berdistribusi normal dan homogen maka statistik
yang digunakan adalah statisitik non parametrik yaitu menggunakan uji U Mann Whitney
Rumus :
Keterangan :
n1 : jumlah sampel 1
n2 : jumlah sampel 2
: jumlah peringkat 1
: jumlah peringkat 2
: jumlah ranking pada sampel n1
: jumlah ranking pada sampel n2
Setelah dilakukan teknik analisis data, langkah ini dapat dilanjutkan dengan mengubah
Tidak ada pengaruh hasil perawatan kulit wajah yang menggunakan masker kentang
Hipotesis Alternatif :
Ada pengaruh hasil perawatan kulit wajah yang menggunakan masker kentang terhadap
Keterangan :
kentang)
kontrol)
BABIV
I
menggunakan masker kontrol. t
x
T*eI4.2
27
Deskripsi Data Penelitian Kelompok B Menggunakan Masker Kontrol Sebelum
dan Sesudah Perawatan
wII
0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0.5 o25 3,25
02s 0 0,25 0,5 0,5 0,75 02s 02s 3,25
0,5 0,25 0.75 o5 0,5 0,5 o5 0,5 4
l0 02s 0,75 o2s 0,75 o2s 0J 325
0 0 0,s 0,5 0,5 0,5 02s o2s )\
Ixe- I62s
Se2:0,281
s =0,530
kulit wajah yang menggunakan masker kontrol dengan jumlah subyek 5 sampel
mernpunyai rentang antara perlakuen p€rtama 9,25 sesudah perlakuan menjadi I 4,25.
Hasil perhitungan uji normalitas pengurangan jerawat (lcze vulgaris) pada kulit
n= 5 didapat Lr"ur = 0,337, dengan demikian Lnirung < L',b"I, yaitu 0,264 < 0,337
masker kontrol diperoleh Lrritune = 0,300. Pada taraf signifikansi o :0$5 dan n
28
: 5 didapat t4dcr :0,317, delgan dernikian Lt;t ng < t,*t, yaitu 0,30O < 0,337
Tabel4.3
Uji Normditrs Pengurrngrn Jerewet p*de Kulit \Yrjah Mergguneken Mesker
Kentang daD Masker Kontrol
No Kelompok Ltitu,g Lt ut Kriteria Kcsimpulan
Pengujian
Terima Ho
Jika
2 Pengurangan 0,300 0,33',7 Berdistribusi
jerawat (Acne Normal
l,hirung <
vulgaris) ingan
menggunakan
Lr"Ur
masker kontrol
penguj ian menunjukkan Fr,;t-g= 1,Q{{ pada taraf signifikansi o = 0,05 dk pembilang 4
dan dk 4 perryebut didapat Fr,ta:6,39. Dengan dernikian Fun"c < F*"l artinya data
Penguiian
29
I Fergurangan
jerawat (Acne
vulgaris) ingan
Data
menggunakart 1,044 6,39 Terima H. Homogen
43 Pc4uji.n Hipetesis
signifikansi ct = 0,05 hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada pengaruh hasil
wajah yang menggunakan masker kentang terhadap hasil pengurangan jerawat pada
kulit wajah.
danh"t"r:l,S6padatarafsie,oifikansio:0,05dandk=S.fldidmenyatakan ttiu'g
> tto"r , maka FL ditotak dan I{r diterima artinya ada pengaruh hasil pengurangan
jerawat (Acne vulgaris) pada kulit wajah berjerawat dengan menggunakan masker
kentang.
30
4,4 Pembahasan
terbuat dari kentang yang dihaluskan dengan blender sehingga berbentuk seperti bubur.
Kentang yanB sudah halus dapat digunakan sebagai masker uatuk jenis kulit berjerawat
dengan hasil yang lebih baik. Kentang merupakan bahan yang digunakan banyak orang
untuk mengatasi berbagai macam penyakit termasuk dalam dunia kecantikan yaitu
ditambahkan dengan air mawar, sehingga meresap ke dalam pori-pori wajah dan
maopu mengurangi jerawat pada kulit wajah- Dari data hasil penelitian perlakuan I
sampai VIII dapat disimpulkan bahwa hasil pengurangan jerawat (Acne vulgaris) yang
Dapat dilihat dari grafik sampel A yang menggrrnakan rnasker wnbi kentang
/s
mengalami kenaikan sebanyak 4,50. Sampel A mempunyai nilai 21,25 sebelum
5,50. Sampel B mempunyai nilai 21,25 sebelum melakukan perawatn dan sesudah
Sampel C mempwyai rulai 22,25 sebelum melakukan perawatn dan sesudah perawatan
Sampel D mempunyai nilai 20,50 sebelum melakukan perawatn dan sesudah perawatan
31
Sampel E mmggumkan maskcr kenang mengalami kenaikan sebanyak 4,75.
yang bagus untuk kulit. Kandungan dari 100 gram umbi kentang hasil uji laboratorium
antara lain lemak 0,09 gram. protein 2,005 gram, karbohidrat 19,095 gram, kalsium 9 '
mgram, fosfor 50 mgram, serat 0,315 gram, besi 0,705, vitamin Bl 0,085 mgram, l
vitamin C 18 mgram, dan niasin I, 305 gram (Hasil Mulatam Lab.. jasa laboratorium ,
jaringan baru. Vitamin C yang terdapat dalam umbi kentang juga sangat dibutuhkan
untuk metabolime sel dalam jaringan baru (Dwikarya, Maria, Cara Tuntas Membasmi
Jerawat).
Zat besi menurut Tessa Thomas dalam buku "Face Lift 10 Menit" yang juga
terdapat dalam umbi kentang mampu mencegah timbulnya jerawat. Di samping itr:,
kalsium yang dikandung dalam umbi kentang juga dapat mernbantu mengatasi jerawat
secara alami (Tim Penulis Penebar Plus, 2009, "260 Tips Sepuar Kecantikan").
Dalam buku "Sehat dengan Ramuan Tradisional, Aneka Jus dan Masker Buah
unhrk Kecantikan" disebutkan bahwa fosfor berguna untuk menjaga kesehatan kuli!
Sesuai dengan buku "Cantik dengan Bahan Alami: Cara Muda}, Murah, dan
Aman tmtt* Mempercantik Kulit" bahwa umbi kentang mengandung vitamin BI,
vitamin 82 atau niasin, vitamin C, kalsium, fosfor, dan zat besi merupakan sumber
bahan yang bemutrisi tinggi dan berguna untuk perawatan kulit wajah terutama untuk
32
rnengatasi jerawat dan mengatasi flek-flek hitam pada wajah termasuk flek bekas
4.5 KeterbatasanPenelitian
keterbatasan yang secara tidak langsung berlangsung terhadap hasil penelitian yaitu
kelemahan dalam melaksanakan pengumpulan data yang sulit dihindari, antara lain
sebagai berikut :
2. Peneliti tidak dapat mengoDtrol secara rutin kosmetika yang digunakan oleh
sampel.
4. Peneliti tidak dapat mengontrol hormon setianp masing-masing sampel pada saat
5. Efek aroma kurang enak yang ditimbulkan oleh masker kentang membuat rasa
6. Akurasi penelitian masih kurang karena masih berupa taksiran dalam penelitian.
JJ
BAB V
l. Kesimpulan
wlgaris) pada perawatan kulit wajah berjerawat. Untuk menguji hipotesis (Ho)
la
dilakukan dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t6-, =
4,277 darltr*r = 1,86 pada taraf signifikan:0,05 dengan derajat kebebasan = 8. Karena
tr'iu-g lebih besar dari tto"r maka hipotesis not (Ho) ditolak dan hipotesis altematif (Hi)
masker nr:rbi kefltang dalarn peralyatan kulit berjerawat (Acne wlgaris) pada kulit
wajah berjerawat, maka penelitian ini dapat dikembangkan unnrk diteliti dan
umbi kentang dan pembuatan masker umbi kentang sebagai masker pengurang
jerawat.
mempunyai kulit wajah berjerawat (Acne vulgaris) yang berminat pada perawatan
pengurangan jerawat.
34
3- Bagr lern@a pendidikan sehagBi bdnn mas.rkan bagi penge'mbangan kurikulrmr
proses pemblajaran pendidikan tata rias pada mata kuliah Kosmetika Tradisional
4. Bagi lembaga kecantikan dapat dijadikan masukan bagi lembaga kecantikan dalam
53. Saren
l. Untuk jenis kulit waj& berjeraw at (Acne valgaris) ada baiknya melakukan
pemwatan dan pengobatan jerawat sedini mungkin, secara adekuat supaya tidak
2. Melakukan tes sensitivitas kulit terletrih dahulu klarena wdaupun terbuat dari bahan
35
-=---
DAT'TAR PUSTAI{A
Anggraini, Deni, Noveri Rahmawati, dan Siti Hafsah. (Maret 2013). Fornulasi Gel
,.,
Antijerawat dari Estrak Etil Asetat Gambir. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia l(2),:
62{6.. \
\ tg
Apriadji, Wied Harry. (2007). Makon Enak untuk Hidup Seha4 Bahagia, & Awet
Muda. Jakarta'. Gramedia, hal. 62.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakrek, ed. Y. \
Samadi, Budi. (2007). Kentang dan lnalisis Usaha Tani. Y ogyakafta: Kanisius, hal.
13.
Santrock, John W. (2OO7). Remaja. Edisi I I Jilid 1. Jakarta: Erlangg4 hlm. 21.
Sudjana. (2N5). Metode Statistika. Edisi VI. Bandung: Tarsito, hlm 466.
\. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian. ed. ke-7. Bandung: Alfabeta hlm. 60-62
36
Surtiningsih- (20O5). Cantik dengan Bohan Alanti: Cra Mudoh Murah don Aman
uhtuk Mempercantik Kulit. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Suryabrat4 Sumadi. (1983). Metodologi Penelitian. lakafia: CV Rajawali, htm.226.
Thomas, Tessa. (2004). Facelift l0 Menit. Jakarta: Erlangga.
Tim Penulis Penebar Plus. (20W). 260 Tips Seputar Kecanti,taz. Penebar Plus.
Widyaningrum, Naniek. (November 2013). Epigallocatechin-3-Gollate (EGCG) pado
Daun Teh Hijau sebagai Anti Jerawaf. Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17,
No. 3, hlm. 85-98.
37
LAMPIRAN LAMPIRAN
3B
Lampinn I
I ) 3 4 5 1 1 3 4 5
I I Reaksi Radang 1 = Ada radang kemerahan
dan rasa sakit dihampir
seluruh permukaan kulit
wajah
2 = Jerawat mengering di
bagian keciI permukaan
kulit wajah
3 = Jerawat mengering di
sebagian permukaan kul it
wajah
i 4 = Jerawat mengering di
seluruh bagian permukaan
kulit wajah
39
3 Pengurangan II : Tidak terdapat jumlah
Jumlah pengurangan di seluruh
Jetawat permukaan kulit wajah
2 = Pengurangan jumlah
I
kusam
l3:Penguranganjumlah
jerawat terdapat di
sebagian kecil permukaan
kulit wajah, tidak
meninggalkan parut dar
, kulir menjadi agak kusarn
4 = Pengurangan jumlah
jerawat terdapat di seluruh
bagian permukaan kulit 1
*uJutr, iiaui.
meninggalkan parut dan
kulit menjadi bersih dan
lebih cerah
4. Efek samping :
I Terdapat iritasi,
Penyembuhan kemerahan di hampir
pada kulit seluruh permukaan kulit
wajah wajah
2 = Terdapat iritasi
kemerahan di sebagian
permukaan kulit wajah
3 = Terdapat iritasi
kemerahan di sebagian
kecil permukaan kulit
Juri
40
LAMPIRAN2
Format Data Penilaian Pengurangan Jerawat
A. Jenis masker yang digunakan untuk wajah :
Perlakuan ke Tanggal
Sebelum Perlakuan
Sampel Skor Aspek Jumlah Rata-Rata
Pengurangan Jerawat
l1 ) 3 4
A
B
IIIT
IIII
C IIII
D IIII
E IIII
Sesudah Perlakuan
Sampel Skor Aspek Jumlah Rata-Rata
Pengurangan Jerawat
.,
I 3 "l
A IITI
B
C
IIII
IIII
D IIII
[, III
Keterangan :
A, B, C, D, E = Sompel
41
Lampiran 3
UMBI KENTANG
UMBI KENTANG
Keterangan :
ll, ul, tv, v
I, Sampel
1,2,3,4 Aspek penilaian
L Pengerin8an jerarvBt 3. Pengurangan jerawat
2. Reaksi radang 4. [fek samping penyembuhan
42
FORMATPENGUKURAN DATA SEBELI]M DAhI SESUDAH PERLAKUAN
JERAWAT
V. Yuni I I 2 2 6 r,50
Keterangan :
LII.III.ry.V = Sarnpel
43
FORMAT PENGUKfTRAN DATA SEBELUM DA}{ SE,ST-IDAH PERLAKUAN
UMBI KENTANG
UMBI KENTANG
IIL Sheila 2 4 2 3 ll I
2,7 5
V. Putri 2 4 t2 3
Keterangan :
44
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAI{ SESUDAII PERLAKUAN
JERAWAT
II. Nadia 2 2 2 2 8 2
V. Yuni I I 1 2 6 1,50
Keterangan :
1il,III,rV'V= Sampel
t,2,3,4 Aspek penilaian
l. Pengeringan jerawat 3. Pongurangan jerawat
2. Realsi radang 4- Efek samping penyembuhan
45
FORMATPENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SEST]DAH PERLAKUAN
UMBI KENTANG
UMBT KENTANG
III. Sheila 2 4 3 3 12 3
lV. Novita 2 4 4 l3
V. Putri 'l 2 3 A
ll
Keterangan :
46
FORMAT P ENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN
V. Yuni I I 2 2 6 1,50
JERAWAT
ll. Nadia I 2 2 3 8 2
lV. Wafa ) 2 3
-l
9
V- Yuni 2 2 2 2 8 2,0
Keterangan :
LII'III,MV = Sampel
47
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN
UMBI KENTANG
UMBI KENTANG
lI. Nilam 3 3 4 t3 t )5
III. Sheila 3 4 3 3 l3 3,2s
lV. Novita 4 t2
V. Putri 2. 3 4 4 I3 3,25
Keterangan :
48
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN
Il. Nadia 2 I I 2 6 I, 50
IIL Erika I 2 2 3 8 2
,, 'l
IV. Wafa 2 2 8 1
V. Yuni I 2 3 3 9 )')\
JERAWAT
IV. Wafa 2 2 2 3 9 ? 15
V. Yuni 3 J lt , 7\
Keterangan :
LII,UI,ry,V= Sampel
1,2,3,4 Aspek penilaian
1. Pengeringan jerawat 3. Pengurangan jerawat
49
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DA}I SESUDAH PERLAKUAN
UMBI KENTANG
UMBI KENTANG
V. Putri ). J 4 .l l3 3,25
Keterangan :
50
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN
Il. Nadia I 2 3 8 )
V. Yuni I 2 3 2 8 2
JERAWAT
lV. Wafa J 3 2 3 ll ) 1\
V. Yuni 2 3 2 3 l0 2,50
Keterangan :
51
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SEST]DAH PERLAKUAN
UMBI KENTANG
IV. Novita 2 2 3 1 t2 3
V. Putri 2 3 3 l0 2,5
UMBT KENTANG
iI. Nilam 3 ,l I 3
IV- Novita 4 ,] I t5 1 7S
V. Puri 2 3 1 t2 3
Keterangan :
52
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SEST]DAH PERLAKUAN
III. Erika 2 2 2 ? t 2
.>
lV. Wafa 3 3 2 IO ,5
V. Yuni I 2 3 2 8 2
JERAWAT
II. Nadia l 3 2 3 ) 1\
II l. Erika 2 3 3 2 t0 )<
IV. Wafa 3 3 3 3 l2 3
V. Yuni 2 2 2 3 t0 2,50
Keterangan :
53
T.ORMAT PENGUKURAN DATA SEBELT]M DAN SESUDAH PERLAKUAN
UMBI KENTANG
V. Putri 2 3 3 3 ) 1<
UMBI KENTANG
II. Nilam 4 2 4 4 l3 t rt
IlI. Sheila 2 4 4 l3 1 ,,<
V. Putri 3 4 .1 l4 3,s
Keterangan :
54
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN
JERAWAT
III- Erika 3 3 3 2 lt ) 1\
IV. Wafa 3 3 l2
V. Yuni ) 3 2 10
Keterangan :
l,II,il,ru,v= Sampel
55
F'ORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAI{ SESI]DAII PERLAKUAN
UMBI KENTANG
V. Putri ) 3 3 3 It 2,'15
TJMBI KENTANG
II. Nilam 4 4 4 4 i6 4
V. Putri 4 4 4 r5 3,',t 5
Keterangan :
56
FORMAT PENGUKURAN DATA SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN
JERAWAT
IIL Erika 2 3 4 3 t2 3
1)
lV. Wafa 3 3
V. Yuni 3 l 3 2 n ) 1<
Keterangan :
57
Lampire*4
UMBI KENTANG
Pedakuan
Sampet
w v vt vil vIII rata
I. Shinta ?{n 2.50 ))\ )'7\ 2,50 ?5n 1?t 3 )t )\ 2,66
II- Neitsn 2 z,5s 'r't< 't 1< 2,5* 'r 7s 3 ,t )< 2,#
IIl. Sheita ) )\ 2 ) 1\ 3 )'t\ 3 20,75 2,59
IV. Novita ){n 2,50 1't< 2,50 2.75 3 l r5 ).,, .)
< 2,78
V. Puteri 2 2,50 2,50 2,50 )so 2,',7 5 3 20,50 2,56
UMBI KENTANG
Perlakuan Itala-
Sacpel Jumlah
I u III TV \rI VII IIBI rata
-l sll
l. Shinta 3,00 1)1\ 1 3,00 3,00 3,50 1 75 25.75 7,22.
'r
1r\ 1sfi 1?S 1?S
E. Neilarn 3,00 3.50 3,00 4,00 26,75 t.34
tll. Sheila 2J0 ) 1a 32s 3.25 1?S 3,50 )l1\ 3,09
58
DATA PENILAIAN PENGURANGAI\ JERAWAT (z|c;r ruJ6urir,) RINGAIII
MENGGTJNAXAN MASKER JERAWAT
Pada Penilai I
JERAWAT (KONTROL)
Perlakuan Itata-
Sampel J.mlah
I T m ry VI vII VItr rata
l- Yusri 1,50 1,50 t,50 r,75 2 ) )\ 2,50 2,7 5 t5,75 t,97
II.Nada 1,5{} l,50 t,75 I,50 2,W 2,00 ', )\ ??{ t4,75 I,E4
Ilt. Erik 2 2 1,75 2 t,'t 5 2 2,50 162s 2,03
IV. Waa 2 1,75 1,50 2 2 2,50 2,75 2,50 l7 2,13
V. Yui t,50 t,50 1,50 ) )\ 2,00 2 ) )\ I
){n 15,5 I,94
JERAWAT
Perlakuan Rata-
Sampel umlah
I II It IV v \rI J
rdz
I. Yusri 1,50 2 2 ))a 2,50 'r't< 3,00 3 l9 2,3E
59
Lampiran 5. Dukungan sarana dan praserena penelitian
Fasilitas yang ada di Laboralorium Tata Rias Universitas Negeri Jakarta antara lain:
1. Magniffing Lamp
Tombol power
F
Kaca pembesar
i berlampu
Kabel power
berjerawat ringan.
3. Alat rmtuk mergetahui kandungan yang terdaqat dala'n bahan belum ada di
Laboratorium Tata Rias LIliJ. Oleh karena itu untuk mengetahui kandungan zat
yang terdapat dalam bahan yang diteliti akan dilakukan uji di Laboratorium di luar
kampus.
60
\o
oo oN
lr,- ()- ,i .|o
o- ra- ool
o- o. Fo ar 3,
o_ d- q .o-
RE r?
oo rr0 (,0 fro Er, .{ !i
o1) ll- 6{ oo o6 d5
-ta\a?
lo .,o G'o .tt' c{i
r; oo -o 5cr 3- t-
id ctd "td rti .tri
8.q 8b r_ ?- .: o. 6t
G.g r-... .R F- .t q.
d .r-
88 ;-
t_l -i- b-E flF
dg id
Ga
ct
r\r oo
r-' .,id &E_ .{+
o-d ri rt
.t -_
g8 RE
dR --E
38 F8 fto c,.o
8- 8. i.- .it
I_ q. o_ o- o- 9_
!lo C, i' .t3 6c
o
E
@
dd dd r;i io' .i rj rio r;.t
s! s8
E o'd dd rti ?d i r-:
3
o. I8 rd
1' CB dF.t. i.j
I
8- ;- 8. 8_
r: 3E tt
dd dd dt'
.g .! F_ O- &a db-
rO al ?
EE 8_A 85 i: _!t- s8 qr-
E5
ca
riF-
=it0
:! 1'5 3
oR g I
E:g
=!
o.|o- F? t to
:?
iao
r
o, g5 38
(u
R8 8.5. s
E
F
5e:
-eU
P8 oid dG rio R
EE
@-
5 do d.i o- .t, 3. a3-
-
€ sgE (! (, @ @ (r) o
q E.E€
E
E
t
d
Fl =06
Lampiran 7
Grafik Pengurangatr Jerawat dengan Masker Umbi Kentang
Sample 1
4
3,5
t 3
tr
2
o-
1.s
sz
1
0.5
0
1 2 3 45 6 / B
Perlakuan
t Scbelum r Sesudah
Sample 2
4,5
3'u
=
P3
o-_
'E r<
z
1
0,5
0
7 2 3 45 6 7
Perlakuan
I Sebelum r Sesudah
62
Sample 3
4
3,5
50
:_ 1.5
z1
=
0,5
0
1 2 3 45 6 7 8
Perlakuan
r Sebelum r Sesudah
Sample 4
4
3,5
2,5
t 2
A
1,5
Z 1
0,5
0
1 Z 3 +5 6 7 B
Perlakuan
a sebelum r Sesudah
63
Sample 5
4
3,5
s3
oo
fr 2.s
.- 1.5
=
z1
0,5
0
1 2 3 45 6 7 t]
Perlakuan
r Sebelum I Sesudah
Sample 1
3,5
2,5
c
2
t
o- 1,5
=
z, 1
0,5
0
I 2 3 45 6 7 B
Perlakuan
r Sebelum t Sesudah
&
Sample 2
2,5
E
6D
2
oo 1,5
6-
1
z
0,5
0
1 2 3 45 6 7 B
Perlakuan
r Sebelum ! Sesudah
Sample 3
3,5
oo 2,5
2
=!
0
o. 1,5
1
z
0,5
0
I 2 3 45 6 u
Perlakuan
r Sebelum I Sesudah
65
Sample 4
3,5
3
'a
1,s
=1
z
0,5
0
1 2 3 45 6 7 B
Perlakuan
rSebelum r Sesudah
Sample 5
2,5
t
tr 2
L
1 5
o-
I
=
z
0,5
(1
1 6 7 u
Perlakuan
I Sebelum r Sesudah
66
Lanpiren 8
Iumlah 23,50
Rata-rata 4,70
SD 0,547
f,Xa = 23,50
* --23!o = +,to
=''Aot =o,rtt
Sez = 0,293
g = *rtp93 =0,s41
z=x-x
S
4,50 - 4,70
Zt= = -0,370
0.541
5,50 - 4,70
Zz= = -1,476
0,541
z"=WY ---r,zst
a,72n.;li7o
a= =o,oez
4,75-4,70
zr= =o.ogz
0,541
67
Cari F[Zi]:
Sampel 1(Zr)r=-0,370 F(21) = 0,5 - 0,1443
= 0,3557
Sampel 2 [Zi)z = 7,47 6 F(Zz) = 0,5 + 0,4292
=O,9292
Sampel 3(Zr)z= -1,292 F(Z:) = 0,5 - 0,4015
= 0,0985
Sampel 4 Q,i)s=0,O92 F(z+) = 0,5 + 0,0359
= 0,5359
Sampel 5 {Zt')+=0,092 F(Z5) = 0,5 + 0,0359
= 0,5359
Cari S(Zi)r =2:5=O,4
Cari S(Zi)z=5:5=1
CariS(Zi):=t:5=0,2
CariS(Zi)+=4:5=0,8
CariS(Z,)s=3:5=0,6
68
UE NORMALITAS PENGURANGAN TERA\I'AT DENGAN
MASKERIERAWAT
Frzil
7 3,25 0,00 0,00 0,50 0,60 4,100
2 0,00 0.00 0,50 0,80 -0.300
3 4,OO o,1,41 0,427 o,927 7,OO -o,o79
4 0,00 0,00 0,50 0,40 0,100
5 2,50 -L,414 o,42L 0,079 o,20 -o,L27
umlah
f 16,25
Rata-rata 3,25
SD 0,530
f,xr = 16,25
* =tTs =t,zs
So2 = + 2+ + 2
5-1
=t'?a =o,zer
Se2 = 0,281
S = ,F,zsl = o,s:o
_ x-x
S
3 )( 3 ') 5
Zt= = 0,00
0J30
zz= '';..;;-'
DS -',1 ?5
=-o'oo
4.00-3,25
h- - t,41
0530
3'25 -3'25 = o,oo
zn =
0.s30
zs_2,5O-3,25 =-L,4L4
0,s30
Cari F[Zi) :
69
= 0,500
Sampel 2[Zr)z=0,000 F{Zz) = 0,5 + 0,00
= 0,500
= 0,500
Sampel 5 {Zi)+= -1,,414 F(zs) = 0,5 - 0,42t
= O,o79
lnterpretasi
Dari tabel di atas, pada kolom terakhir harga paling besar didapat L. = 0,300
dengan n = 5, dan taraf signifikansi cr = 0,05 diperoleh LEb"r = 0,332 temyata Lo <
Lhber yaitu : 0,300 < 0,337. Sehingga hipotesis nol diterima, artinya sampel yang
70
Lampiran 9
Uii Homogenitas
Variansi Terbesar
Fh
Variansi Terkecil
Diketahui :
Sez = 0,281
S*=O,294
a2
F *',n'.g: :L-
S^'
_ 0,294
0,281
= 7,O46
Dai tabel diperoleh Ft*er pada dk penyebut 4 dan dk pembilang 4 diperoleh 6,39.
71
Lampiran 10
PENGUIIAN HIPOTESIS
Langkah pengujian :
1. Ho: pe= pe
Hi : pe> po
Keterangan :
2. Tarafsignifikan o = 0,05
3. Statistik penguji
X^ -Xs
t=
S
1l+
lle nB
K€terangan :
t = statistik pengujian
4. Kriteria pengujian
TerimaHoiika=t<tr-o
Derajat kebebasan fne+ ng- 2 ) dengan (1 -cr)
72
5. Perhitungan
Varians Kelompok A
Se2 =
2+ 2+ + 2+
5-1
= !!?_ = s,2s3
Sez = O,293
Varians Kelompok B
Srz=(3.25-3.25)2+(3.25-3.251'?+(4.00-3.251'?+(3.25-3.2512+(2.50-3.25)'z
5-1
=t',a =o,zet
Sa2 = 0,281
Sirnpangan gabungan
Sz
_ (nA - l) (SA'?) + (nB2 -l L]
n,, +n, -2
_ (s - l)(0.2e3)+(s - 1)(0,281)
5+5-2
_ 1,1'12+1,124
8
s2 = 0,287
S = Jo2B7
= 0,535
Xo-X,
S
II +'-
nA nB
4;10-j,2s
t=
o,53s1E*;)
IJ
1,450
t
0,338
= 4,277
6. Interpretasi
Berdasarkan hasil perhitungan didapat Ertung > tubel yaiil 4,277 > 1,86, maka Ho
diterima dan Hr ditolak pada taraf signifikansi 0,05. fadi kesimpulannya terdapat
pengaruh Penggunaan Masker UMBI KENTANC terhadap Pengurarigan JerawaL
Daerah penolakan Ho
Da€rah
p€aeriEaad Ho
0 1,85
74
Lampimn Il. Laporan PenggnEun Biaya Penelifian
l,IIoror
Honor Homr/Jam (Rp) WaIt U&rrmings!) MiDSC, HorDr F. Tslrx,
Psncliti 20.ofi) l-t 45 3 900 r)00
pcnclithn (sc!Ya)
PP2 Aht peDb€rsih wajsh l0 set 100 000 650 000
PP4 Blender dan parut 3 pdut dan I blendcr | 500 000 975 000
P.rirhortr
Pcaalanan k€ uji kandungan 4 kali 250 0t 0 650.000
B..liEo uahlk uji keotrnt
kendu/,gian
samFl berjerawal
75
Lampiran 12. Hasil Uji Kandungan lfl) gram umbi kenlang yong sudah diblender
t* Lrt
a num
76
Lenpirrn 13. Foto Alet Pelelitien
E
Hancluk drn
Cawan * Kuas masker
u,ashlap Karnisol
4r :t
I
Kapas Tissue Facial Bcd
Sendok Una
Bardana
77
Lampiren 14
ET
Masker Jerawat
Air Hangat
78
Lampiran 15
Umbi kentang
(Solanum
tuberosuml
o
Dic1fti der,gan an neryalfi-
o
Dig)tong Ntong
79
Lampiren 16
80
Lampimn 17
E.
Masker Jerawat
Air Mawar
81
Lampiran 18
82
4 Dahi diurut ke kanan dan ke kiri silih
berganti dengan jari-jari tangan kanan
dan kiri. Tekan dari sisi dengan tangan
kiri lalu lctakkan tangan kanan pada sisi
dahi kiri, usapkan tangan kanan pada hrr.' h'rr6
dahi ke arah sisi kanan dan seterusnya eJ
I
83
Lampiran 19
---------+
<--_
@
G-)
'------lt
<---...--l
84
Lampiren 20
Sebelum
Sesudah
h.d
85
Nilri Kritis L untuk Ujt Lilliefon
Ukuran Tenf a
OJ t9t5 t95o t9t5 x)t9 ntt x/Bt 2tz, 2157 2190 2221
0,6 /[tt 2j,9t 2324 2:t57 23t9 NN 2454 21E6 25tE 25tt9
o? 25t0 26t2 2il2 2673 27gl 2734 2761 2791 2t23 2t52
o,8 238t 2910 2939 296t tx 3(Izl 305 r 3{rt 3106 3133
09 3159 3 rt6 J2t2 323E 3264 32t9 3315 334{) 3365 33t9
t,0 3413 3436 t4l 3,|t5 3508 3531 3554 35n 3599 3621
t,t 3643 3665 W 370E !7D 1719 ST|O 3?90 3El0 3630
t2 3849 3t59 3{tt 3C07 19L5 3914 ,x2 39t0 1997 lu)t5
lJ 4o,72 &49 M 4062 4W 4t t5 ,ll3l 4147 1162 4t77
t,4 4r92 1207 4DL qB6 4251 4265 1Tt9 4292 4306 4319
1,5 1!32 4345 1357 4370 4A 4394 4406 ut8 4429 1441
r5 4t2 4463 4474 4& 495 1fi5 4515 1525 1535 4515
tJ 455,1 1fl 45?3 15t2 {91 15s9 ,+60t $16 {525 1631
22 4t6t 4E6l 4E6t 4t7l 4fft5 {fiTE attr as4 4tt7 4{99
23 4t93 4t96 4A,6 4901 4ma ,1906 1W ,l9l I ,t913 4936
49]6
4 49lt 19.20 49:12 1y25 19tt 1C,9 493t 1932 4934
3,5 499t 499t lW 4998 49t 499t 49N 499t 499t 499t
3,6 499t 49t 19,9 195) 1999 1999 4vD 49E9 1999 4999
1999 4999 4999 1999 4t99 1999 1999 1999
3,7 1999
49,9 lvtt) 49y) 1999 19{t9 19v) 1999 4yt9
3J 1vD 1999
3 5(m 5m 5m 5{tql 5(m 5m0 5(m 5(rc0 flm 5qn
Sr-5.r : lbry d F lbLGt of Sariiicq ldecl r,[n- Pt"D- Schono PuUidlog Co- lht/ Yod., l$l
Nihi Pcn rtil lrtlt Dirtrlbui t
n=dk
(Bllangm Ilehu Bed.r Drfbr Mcryrtlk r tD)
t,
n tasrys topc hcrs t,c5 bro to,o h,,; b,ro toro tss
I 63,65] 31,82 tLTtl 6Jl 3,0r 1,376 1,0001 0,727 o37s 0,5rE
2 9,92 696\ 430 2,92 I,8t) 1,061 0,816 0617 028e o,t4?
r 5,W 4,54 3,l t 7-35 I,g 0,978 0,765 0,5E4 o2n o,137
4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 o,941 o,744 0,569 o,271 0,t34
5 4,03r 2,O2 ,,4t 0,920 L.n7 0559 0J,67 0,132
6 3,7r
J
1,94 l,u 0,9ff 0Jl8 0J53 o25s 0,131
7 3501 r,q) rA2 0,896 0,?l I 0519 02'r.3 0,130
8 3J6 I,86 l,/rc 0,ss9 0,706 0,5r5 0262 0,130
9 3,25 t,&l l,3E 0,8t3 0,703 0,513 026" 0,t29
l0 3,17 2,76 I,tl r37 o,tT) 0,700 0,542 0,260 o,129
ll 3,r l1 I,80 136 0,t?6 0,6v1 0,540 o2e 0,t29
t2 3,C6 1,78 r,36 0,t73 0,695 0539 o2s9 0,128
l3 3,01 t,'n 1,35 0,870 0,694 0,538 o2s9 0,12E
t4 298 1,76 I,34 0,888 0,o2 0,537 025r 0,128
l5 29s 2,fi 1,75 lJ4 0,866 0,59r 0,536 025r 0,128
l6 ?,92 2,5E 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,53s 0,25t 0,128
I7 2,X) LsTl z,lll 1,74 t3j 0,t6i 0,t90 o534 02s7 o,t2t
IE 2,E8 2Jsl 2,tol 1,73 t33 0,1621 0,6tE 0J34 02s7 o,127
I9 LS6 u4 2.oe] 1,73 tJ3 0,t61 05rE 0.532 0257 0,t27,
zo 2,t4 253 2,W |,72 r32 0,t60 0,6t7 0,533 02s7 o,127
2l 0,r3 2,52 2,08 1,72 t32 0,t59 0,686 0,532 02s7 0,t27
22 2,82 2,5i 2,07 1,72 r32 0,85E 0,6t6 0532 0256 0,t27
23 7.8r 2,50 2971 t,7l t,32 0,6t5 o512 o255 0,127
24 at0 2,49 z06l l,7 t 1,32 0,6t5 0,531 o256 o,t27
25 2,7) 2.48 2,Mj |,71 132 0,684 0,531 o2s6 0,127
26 2,78 2,4t ?-06 l,7l r32 0,6t4 0,531 o2s6 0,127
27 2,n 2t17 ?-05 1,70 lJl 0,855 06t4 0J3l o2s6 0,127
2t 2,76 2,47 7-05 1,70 lJt 0,&t5 0,583 0,530 o2s6 o,127
29 L76 2,46 2-0E,l 1,70 lJl 0J541 0,6t3 0530 o256 o,t27J
30 ?-75 L45 LU 1,70 lJt 0.rs4l 0,583 0J30 o2s6 o,tz7
40 2,70 2,42 Ls21 r,68 r,30 0,t54 0,681 0,529 o2s5 0,1261
50 2,6 23e 2,fi 1,67 lJ0 0,8,18 0,679 o,527 0251 0,126
t20 2,62 2,36 t,9t 1,6 t29 0,t45 0,6Tt 0,526 0,254 0,126
VJ 2,5E 2,13 1,96 1,545 t2t 0,u2 0,c,4 0J2r 02s3 0,126
$tr : Sa.&i.JTAl.3hBi{olir.tASridrdid rrdt.llsd'Fi&'RY.drYGF
T.H. m. ()liv..t Bqd, ld- El rirh