Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH FITOKIMIA

Pemisahan Senyawa Pada Tumbuhan

KELOMPOK 7

NAMA NIM
Anastasya Panggabean 4203220038
Andi Pranata Sitepu 4202220003
Elisabeth Cahyasa Ginting 4203220032
Indri Aulya Putri 4201220011
Rumiris Fanessa Sitorus 4202520006

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia termasuk salah satu negara “megadiversity” yang kaya keanekaragaman
hayati. Diperkirakan sekitar 30.000 tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan tropika,
dan sekitar 1.260 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat. WHO pada
tahun 2008 mencatat bahwa lebih dari 80% penduduk dunia menggunakan obat herbal
untuk mendukung kesehatan mereka.
Metode pemisahan dan pemurnian senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan adalah
teknik yang telah mengalami perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Teknik
modern ini menawarkan kemampuan untuk menyejajarkan pengembangan dan
ketersediaan banyak metode bioassay canggih di satu sisi, dan menyediakan teknik
isolasi, pemisahan, dan pemurnian yang tepat di sisi lain. Tujuannya ketika mencari
senyawa bioaktif adalah menemukan metode yang tepat yang dapat menyaring bahan
sumber untuk bioaktivitas seperti antioksidan, antibakteri, atau sitotoksisitas,
dikombinasikan dengan kesederhanaan, spesifisitas, dan kecepatan.
Metode pemisahan Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama
dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan
teknik tersebut. Keempat teknik kromatografi itu adalah: kromatografi kertas (KKt),
kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas cair (KGC) dan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan metode pemisahan senyawa pada tumbuhan?
2. Bagaimana dengan Teknik yang digunakan pada metode pemisahan senyawa pada
tumbuhan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode pemisahan senyawa pada tumbuhan.
2. Untuk mengetahui Teknik yang digunakan pada metode pemisahan senyawa pada
tumbuhan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar yang
memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat ini tercatat 7000
spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun kurang dari 300 tanaman yang digunakan
sebagai bahan baku industri farmasi secara reguler. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa
68% penduduk dunia masih menggantungkan sistem pengobatan tradisional yang mayoritas
melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia
menggunakan obat herbal untuk mendukung kesehatan mereka.
Untuk mendukung hal tersebut maka dilakukan pengembangan obat tradisional
melalui penelitian-penelitian ilmiah terbaru dan diproduksi secara modern agar bisa
dimanfaatkan sebagai obat untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Proses saintifikasi tersebut sangat penting agar penggunaan obat tradisional tidak berdasarkan
pengalaman saja tetapi memiliki bukti ilmiah sehingga bisa digunakan dalam sistem
pelayanan kesehatan formal yang modern.
Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah metode
ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang akan
diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu.
Tanaman herbal merupakan tanaman yang diketahui banyak mengandung senyawa-senyawa
metabolit sekunder dan juga berupa minyak esensial yang kemudian dapat dijadikan sebagai
obat herbal ataupun suatu produk yang berfungsi sebagai larvasida alami.
Ada beberapa target ekstraksi, diantaranya
(1) Senyawa bioaktif yang tidak diketahui
(2) Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme
(3) Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan secara struktural.

Semua senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu sumber tetapi tidak
dihasilkan oleh sumber lain dengan kontrol yang berbeda, misalnya dua jenis dalam marga
yang sama atau jenis yang sama tetapi berada dalam kondisi yang berbeda. Identifikasi
seluruh metabolit sekunder yang ada pada suatu organisme untuk studi sidik jari kimiawi dan
studi metabolomik.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan
pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara
konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses
ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan
melalui teknik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu,
ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul
yang sama.Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan uji warna, penentuan kelarutan,
bilangan Rf dan ciri spectrum UV. Identifikasi yang paling penting dan digunakan secara luas
ialah pengukuran spektrum serapan dengan menggunakan spektrofotometer
Tumbuhan umumnya mengandung senyawa - senyawa kimia yang banyak ragamnya.
Senyawa kimia di dalam tumbuhan dibentuk dan diuraikan melalui dua sistem metabolisme,
yaitu metabolisme primer dan metabolisme sekunder. Proses metabolisme primer melibatkan
senyawa metabolit primer, seperti karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat. Sedangkan
metabolisme sekunder menghasilkan produk berupa metabolit sekunder, seperti alkaloid,
flavonoid, tanin, terpenoid, steroid dan lain-lain.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa kandungan senyawa pada Moringa oleifera
L berpotensi sebagai obat dan mempunyai bioaktivitas, diantaranya mempunyai aktivitas
sebagai antiimflamasi, antifungi, antibiotic, dan antikanker, serta antioksidan
Pada proses pemisahan senyawa bioaktif, pemilihan metode pemisahan senyawa
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena pada proses pemisahan ini akan
ditentukan berapa besar rendemen yang dihasilkan. Ekstraksi atau pemisahan senyawa kimia
dari sumber tanaman merupakan awal proses isolasi senyawa bioaktif yang berada pada
tumbuhan, baik pada daun, biji, akar ataupun batang. Beberapa pelarut organik yang sering
digunakan sebagai ekstraktan seperti benzena, toluena, petroleum eter, metilenklorida,
klorofrom, karbon tetraklorida, etil asetat dan dietil eter. Dalam pemilihan pelarut, halhal
yang perlu dipertimbangkan adalah selektifitas, sifat racun dan kemudahannya untuk
diuapkan. Alkohol merupakan pelarut yang baik untuk ekstraksi pendahuluan. Pelarut bersifat
non polar akan melarutkan sebagian besar senyawa polar, begitu pula dengan pelarut polar
akan melarutkan senyawa yang bersifat polar. Ekstraksi digunakan untuk memperoleh
kandungan senyawa kimia yang larut pada pelarut. Ada beberapa macam ekstraksi yang biasa
digunakan pada proses pemisahan senyawa bioaktif dari tumbuhan dalam rangka mengetahui
rendemen yang akan dihasilkan, yakni ekstraksi cara dingin yang terdiri dari maserasi,
perkolasi dan sokletasi serta ekstraksi cara panas, yakni dengan cara refluks.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode pemisahan senyawa pada tumbuhan merupakan langkah yang digunakan
untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa pada tumbuhan. Dimana sebagian besar senyawa pada tumbuhan ditemukan
dalam keadaan yang tidak murni.
2. Teknik yang digunakan pada metode pemisahan senyawa pada tumbuhan ialah
metode ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu
ditentukan terlebih dahulu. Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Atun, S. (2014). Metode isolasi dan identifikasi struktur senyawa organik bahan alam.
Jurnal konservasi cagar budaya Borobudur. 8(2), 53-61.
Julianto, T. S. (2019). Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia.
Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta
Tetti, M. (2014). Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. Jurnal
Kesehatan. 7(2).
Mukhriani. (2014). EKSTRAKSI, PEMISAHAN SENYAWA, DAN IDENTIFIKASI
SENYAWA AKTIF. Jurnal Kesehatan. 7(2): 361-367
Kiswandono, A. A. (2011). PERBANDINGAN DUA EKSTRAKSI YANG BERBEDA
PADA DAUN KELOR (Moringa oleifera, lamk) TERHADAP RENDEMEN
EKSTRAK DAN SENYAWA BIOAKTIF YANG DIHASILKAN. Jurnal Sains
Natural Universitas Nusa Bangsa. 1(1): 45-51

Anda mungkin juga menyukai