Disusun oleh :
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dewasa ini sudah sedemikian maju dan berkembang secara pesat,
namun sangat disayangkan masih banyak orang –orang yang berpikir secara irasional dan
terjebak dalam kungkungan pengaruh orang-orang yang mengaku sebagai orang pintar tapi
sebenarnya bodoh ( jahil) .Orang-orang yang mengaku sebagai pintar yang dapat melihat
kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang yang akan menimpa seseorang melalui
ramalan-ramalan dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan kitabprimbon, zodiac,
fengsui dan shio.
Betapa banyaknya orang-orang dinegeri ini yang mempercayai dan
menyukai berbagai ramalan ramalan yang disampaikan oleh orang yang menyebutkan
dirinya sebagai orang pintar (paranormal) bukan sebagai dukun. Padahal hakekatnya adalah
sama yaitu tiada lain sebagai nuzum atau tukang ramal. Tukang ramal itu sering pula disebut
sebagai dukun
Orang Jawa sangat jeli memperhatikan dan mengamati tanda-tanda alam. Kemudian
mereka membuat pembakuan-pembakuan atas kejadiaan yang terjadi secara berulang-ulang
kepada anak cucu mereka. Kejadian kejadian yang dibakukan biasanya telah direkam oleh
orang Jawa sendiri selama ribuan tahun. Primbon sendiri berisi ramalan-ramalan yang
berkaitan dengan hari, penentuan hari baik dan buruk dan pemberian makna dari suatu
kejadian. Sehingga semua itu terkenal sampai zaman sekarang, kita sudah tidak asing lagi
mendengar kata-kata yang mungkin sering diucapkan oleh nenek atau orang tua kita “Jangan
menikah di bulan suro. Nanti rumah tangganya akan hancur”. “Jangan mengadakan acara di
hari itu. Itu bukan hari baik”. Sedangkan dalam Islam sendiri sudah dijelaskan bahwa semua
hari, semua bulan adalah baik.
Alasan penulis ingin mengulas tentang Primbon dalam pandangan Islam adalah
karena, pada zaman sekarang masih banyak orang-orang yang menjadikan primbon sebagai
referensi kehidupan. Lalu bila ada unsure negative yang dikatakan pada primbon tersebut,
beberapa orang biasanya mendamaikannya dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Sedangkan primbon sendiri berisi suatu ramalan-ramalan kejadian yang direkam oleh
manusia sendiri selama ribuan tahun lalu. Dan dalam Islam sendiri mempercayai sesuatu
selain Allah termasuk musyrik.
BAB II
PEMBAHASAN
[1188] Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan
diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan
berusaha.
Pada zaman modern seperti sekarang ini bahkan masih ada beberapa orang yang
percaya dengan Primbon dan menjadikannya acuan kehidupan mereka. Kitab Primbon
seakan-akan sudah menjadi pegangan turun-temurun, tidak bisa hilang begitu saja meskipun
sudah memeluk agama maupun dilanda moderanisasi. Bahkan, contoh nyatanya bisa kita
lihat dimedia massa. Ada beberapa iklan primbon di televisi, iklan Koran, maupun iklan-iklan
yang ditempel ditempat-tempat umum. Ini menandakan bahwa minat masyarakat terhadap
primbon masih cukup tinggi. Namun, sayangnya Fenomena yang terjadi pada masyarakat kita
kali ini adalah pada saat ramalan itu berkata sesuai dengan keinginan atau terjadi sesuai
dengan apa yang kita alami, kita merasa senang dan bangga, akan tetapi jika itu salah, tidak
jarang kita malah mencaci maki ramalan karena itu seperti bualan saja dan bila ramalan kita
tidak sesuai dengan keingan atau terjadi hal yang jelek maka kita akan berlindung ke Allah
SWT. Padahal sudah jelas sekali bahwa Allah SWT melarang umatnya percaya terhadap
ramalam-ramalan sejenis itu.
Lalu, mengapa orang-orang yang bahkan sudah memiliki agama masih percaya
terhadap ramalan? Karena ramalan atau kitab-kitab seperti itu memberikan banyak hal yang
orang-orang inginkan. Informasi dan jaminan tentang masa depan, cara untuk terbebas dari
situasi yang mereka hadapi saat ini. Padahal bila ditinjau dari cara pembuatan kitab tersebut,
itu hanyalah hasil pengamatan manusia atas beberapa kejadian yang pernah terjadi. Dan, bila
dipikir secara logika, tidak semua orang akan tertimpa kejadian yang sama persis dengan
orang-orang lain di masa lampau. Mungkin, bila memang iya itu hanya beberapa dan itu
hanyalah suatu kebetulan bukan suatu yang memang sudah direncanakan.
KESIMPULAN
Dari uraian sekilas tentang primbon, zodiac, feng-shui dan shio yang dibicarakan
diatas seluruhnya tiada lain adalah yang berkaitan dengan kejadian yang akan datang yang
lazim disebut dengan ramalan.Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kejadian yang
ebenarnya merupakan hal yang ghaib bagi manusia. Karena seluruh hal yang berikatan
dengan peristiwa yang akan datang merupakan bagian dari takdir.
Dalam Wikipedia Indonesia disebutkan bahwa :Takdir adalah ketentuan suatu
peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu
mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala
sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.Umat Islam memahami takdir
sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam
Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu
informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits.
Tidak ada seorangpun manusia yang mengetahui tentang takdir akan dirinya, karena
pengetahuan tentang takdir itu hanya ada pada Allah, sehingga takdir bagi manusia termasuk
hal yang ghaib dan wajib diimani.
Hal-hal yang berkaitan dengan masa depan atau sesuatu yang akan terjadi dalam
kehidupan manusia ketetapannya dilakukan oleh Allah Yang Maha Mengetahui akan segala
sesuatunya, dan itu merupakan hak pregogatif serta kewenangan Allah ta’ala. Tidak ada hak
dari makhluk untuk ikut menetapkannya. Semuanya adalah rahasia Allah dan ghaib b agi
manusia. Karena itu tidak sepantasnya manusia untuk meramalkan akan sesuatu kejadian
sebagaimana yang diungkapkan dalam primbon, zodiac, feng-shui dan shio’.Segala bentuk
ramalan yang dibicarakan dalam primbon, zodiac, feng-shui dan shio merupakan sesuatu
yang berkaitan dengan takdir , sedangkan takdir itu sendiri sudah ditetapkan Allah
subhanahu wa ta’ala.Sedangkan takdir itu sendiri merupakan rahasia Allah dan hanya Allah
yang maha mengetahui tentang sesuatu yang akan terjadi pada diri seseorang dan hal tersebut
merupakan hal yang ghaib bagi manusia. Seseorang yang mempercayai ramalan ramalan
secara langsung maupun tidak langsung menyatakan bahwa ada zat selain Allah yang
mengetahui perkara gaib.
DAFTAR PUSTAKA
Romo RDS Ranoewidjojo, Primbon Masa Kini: Bukune(1 jan 1009), h.1
Sirojuddin, dan Mohammad Bashri Asyari, Tradisi “Nyare Dhina” dalam penentuan hari
pernikahan perspektif hukum islam, h.24-25
Suwardi Endraswara, Mistik kejawen: sinkretisme, simbolisme, dan sufisme dalam budaya
spiritual Jawa:Narasi(2003), h.8-11