Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERCAYA TERHADAP PRIMBON/ ZODIAK


Diajukan untuk Tugas Akhir Semester
Materi Kuliah

Disusun oleh :

SUMINI G0C 216039

PENDIDIKAN DIPLOMA III


PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016 / 2017
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dewasa ini sudah sedemikian maju dan berkembang secara pesat,
namun sangat disayangkan masih banyak orang –orang yang berpikir secara irasional dan
terjebak dalam kungkungan pengaruh orang-orang yang mengaku sebagai orang pintar tapi
sebenarnya bodoh ( jahil) .Orang-orang yang mengaku sebagai pintar yang dapat melihat
kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang yang akan menimpa seseorang melalui
ramalan-ramalan dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan kitabprimbon, zodiac,
fengsui dan shio.
Betapa banyaknya orang-orang dinegeri ini yang mempercayai dan
menyukai berbagai ramalan ramalan yang disampaikan oleh orang yang menyebutkan
dirinya sebagai orang pintar (paranormal) bukan sebagai dukun. Padahal hakekatnya adalah
sama yaitu tiada lain sebagai nuzum atau tukang ramal. Tukang ramal itu sering pula disebut
sebagai dukun
Orang Jawa sangat jeli memperhatikan dan mengamati tanda-tanda alam. Kemudian
mereka membuat pembakuan-pembakuan atas kejadiaan yang terjadi secara berulang-ulang
kepada anak cucu mereka. Kejadian kejadian yang dibakukan biasanya telah direkam oleh
orang Jawa sendiri selama ribuan tahun. Primbon sendiri berisi ramalan-ramalan yang
berkaitan dengan hari, penentuan hari baik dan buruk dan pemberian makna dari suatu
kejadian. Sehingga semua itu terkenal sampai zaman sekarang, kita sudah tidak asing lagi
mendengar kata-kata yang mungkin sering diucapkan oleh nenek atau orang tua kita “Jangan
menikah di bulan suro. Nanti rumah tangganya akan hancur”. “Jangan mengadakan acara di
hari itu. Itu bukan hari baik”. Sedangkan dalam Islam sendiri sudah dijelaskan bahwa semua
hari, semua bulan adalah baik.
Alasan penulis ingin mengulas tentang Primbon dalam pandangan Islam adalah
karena, pada zaman sekarang masih banyak orang-orang yang menjadikan primbon sebagai
referensi kehidupan. Lalu bila ada unsure negative yang dikatakan pada primbon tersebut,
beberapa orang biasanya mendamaikannya dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Sedangkan primbon sendiri berisi suatu ramalan-ramalan kejadian yang direkam oleh
manusia sendiri selama ribuan tahun lalu. Dan dalam Islam sendiri mempercayai sesuatu
selain Allah termasuk musyrik.
BAB II
PEMBAHASAN

Apa itu Primbon?


Primbon sebenarnya dikenal diseluruh suku diNusantara tetapi lebih menggejala di
Jawa. Kata primbon berasal dari kata dasar imbu yang berarti “memeram buah agar matang”,
yang kemudian mendapat imbuhan “pari” dan akhiran “an” sehingga terbentuk kata primbon.
Secara umum, primbon diartikan sebagai buku yang menyimpan pengetahuan tentang
berbagai hal. Wojo-wasito dan Poerwadarminta (1980:211)memberikan definisi primbon
sebagai “buku yang memuat astrologi dan mantera”. Primbon sendiri menerangkan tentang
kegaiban. Berisi ramalan-ramalan, penentuan hari baik dan buruk, kelahiran,
perkawinan(jodoh), kematian, pengobatan tradisional dan pemberian makna pada suatu
kejadian.
Pada dasarnya kitab Primbon adalah catatan tentang berbagai kejadian yang pernah
terjadi atau berdasarkan penuturan orang-orang terdahulu dan dibukukan oleh seorang
pujangga atau orang pintar sehingga bisa dipelajari dengan mudah sampai sekarang.
Beberapa Masyarakat Indonesia pun masih ada yang menjadikan primbon menjadi referensi
hidup. Contoh kitab primbon adalah kitab Primbon Bataljemur Adam Makna dan Kitab
Primbon Lukman Hakim. Para dukun pun sering juga berpedoman pada buku-buku sejenis
primbon ini.
Sejarah Primbon
Data sejarah menyatakan bahwa Masyarakat jawa menganut kepercayaan Animisme
dan Dinamisme yang memuliakan roh alam dan roh nenek moyang. Seperti yang kita ketahui
ramalan-ramalan Jawa dalam Primbon ini sering kita dengar dari orang-orang tua Jawa.
Sudah dijelaskan diatas bahwa masyarakat jawa menganut Animesme dan Dinamisme.
Sehingga pada waktu itu dianggap wajar apabila semua kejadian atau peristiwa yang terjadi
akan dihubungkan dengan fenomena alam. Dengan begitu nenek moyang suku Jawa akan
terdorong untuk mempelajari gejala-gejala alam dan untuk memudahkan dalam penyampaian
kepada generasi selanjutnya maka mereka menuliskannya dan kemudian dibukukan dalam
kitab Primbon.
Sistem berpikir jawa, menurut Dawami (2002:12) suka kepada mitos. Mereka lebih
percaya kepada dongeng-dongeng sakral yang sudah diturunkan dari nenek moyang.
Disamping itu, masyarakat Jawa memang bersifat lentur dan akomodatif , sehingga dapat
menerima kebudayaan lain dengan mudah. Masyarakat Jawa juga sangat terbuka. Karena itu,
apa saja yang baik akan diterima dengan senang hati, termasuk didalamnya pengaruh
keyakinan. Namun, disisi lain masyarakat Jawa juga sangat menjaga tradisi spiritual mereka.
Maka mereka akan menjalankan kewajibannya sesuai dengan keyakinannya tanpa
meninggalkan hakikat tradisi spiritual yang diwariskan dari nenek moyang mereka.
Tradisi yang telah ada akan mengakar dan mempengaruhi mental pribadi masyarakat,
yang pada akhirnya masyarakat akan terus menjaga dan melestarikan tradisi tersebut.
Meskipun, banyak dari mereka tidak mengerti apa yang telah dilakukan nenek moyangnya.
Salah satu contohnya adalah, Kita sering mendengar ucapan orang-orang tua kita
“Jangan menikah di Bulan Syawal, nanti rumah tangganya akan hancur atau cerai” Tanpa kita
sadar atau mungkin sadar, kita telah menurunkan kalimat tersebut kepada generasi ke
generasi bahkan tanpa kita mengetahui alasan ‘kenapa tidak boleh menikah di bulan syawal’.
Mungkin, menurut penulis nenek moyang Jawa pada zaman dahulu hanya menemukan
banyak rumah tangga yang rusak atau cerai tanpa menghitung rumah tangga yang berhasil
yang menikah di bulan Syawal. Kenyataannya adalah Rasulullah menikahi Aisyah di bulan
Syawal.
Siti Aisyah r.a berkata “Rasulullah SAW mengawini aku pada bulan Syawal, dan
tinggal bersama ku pada bulan Syawal, karenanya Siti Aisyah menganjurkan kaum muslim
untuk menggauli istrinya di bulan Syawal”5
Jadi, ramalan-ramalan dalam Primbon tersebut awalnya merupakan catatan-catatan
hasil pengamatan nenek moyang Jawa tentang bagaimana kehidupan masyarakat Jawa di
zaman dahulu. Mencatat kejadian-kejadian penting pada tanggal-tanggal atau bulan-bulan
tertentu dan menjadikannya sebagai sebuah pedoman. Primbon hanya merupakan hasil buah
pikir manusia dari pengamatan tentang kejadian yang pernah terjadi yang tidak selamanya
benar.
Primbon Peninggalan Islam?
Dakwah Islam yang dilakukan oleh Walisongo di Jawa bisa di bilang sukses tanpa
pertumpahan darah, dengan damai. Untuk menarik masyarakat Jawa zaman dahulu untuk
memeluk Islam dilakukan dengan menempuh berbagai cara. Para Wali dengan sabar, tabah
dan hati-hati mengikuti keadaan dan mengindahkan tradisi yang sedang berlaku serta
memperhatikan sungguh-sungguh tabiat dan jiwa orang-orang yang akan diberi pengertian
atau dakwah tentang Islam.
Namun, sekarang sebaliknya yang bertebaran adalah kisah-kisah walisongo yang
berbau mistik, khurofat, bid’ah dan lain-lain. Menurut Sumanto, sejarawan dan penulis dari
Semarang, Para Wali sengaja menyisipkan kisah-kisah semacam itu, “Melihat Islam Jawa
yang lebih banyak kleniknya merupakan strategi dakwah rezim Mataram dalam
menyebarkan Islam. Mereka membuat babad atau cerita sejarah bercampur legenda dengan
nuansa keIslaman. Sultan Agung mengetahui bahwa jika ajaran Islam yang rasionalistis
disebarkan di tanah Jawa, ajaran itu “tidak laku” dan orang Jawa akan lari ke Hindu, ke
Budha atau kembali ke agama nenek moyang mereka. Maka rezim Mataram meramu
sedemikian rupa yang mengadopsi unsur sinkretisme dan mistisisme agar orang Jawa
merasa “enjoy” memeluk islam” (Radio Singapore Internasional-)
Maka tak heran bila sering ditemui kisah-kisah Walisongo versi jawa yang berbau
Kejawen, Abangan, Kebathinan dan lain-lain. Bukan salah walisongo. Ditambah lagi ulah
para ahli syirik, bid’ah, tukang ramal yang membawa-bawa nama walisongo dalam
ajarannya.Padahal itu semua tentu bukan ajaran yang diturunkan oleh para Wali. Karena
Walisongo adalah para ulama yang sangat besar ketakwaannya kepada Allah swt dan
mengenal baik apa yang di haramkan dan dihalalkan oleh syariat islam.
Para wali meyakini benar bahwa sejarah yang sudah ada turun temurun ditambah sifat
masyarakat Jawa yang sangat mempertahankan tradisi nenek moyang tidak mungkin dapat
dihapus dengan perdebatan. Diantaranya cara-cara yang ditempuh dengan budaya yang
digemari oleh penduduk. Namun, kedalam budaya tersebut para Wali memasukkan unsur-
unsur ajaran Islam yang mudah diserap.
Seperti salah satunya, Kitab Primbon telah berkembang dan dijadikan pedoman
kehidupan masyarakat Jawa sebelum Islam masuk ke tanah Jawa. Namun, Kitab Primbon
yang tersebar pada masa itu adalah kitab primbon yang berisi tentang ramalan-ramalan,
kelahiran, hari baik atau buruk dan sebagainya. Akhirnya, Sunan Bonang membuat kitab
Primbon (mengambil budaya yang sudah ada) berbeda dengan kitab Primbon yang sudah ada
di masyarakat Jawa sebelumnya(mengganti dengan unsur Islam didalammya). Kitab Primbon
Sunan Bonan tidak ada unsur ramalan-ramalan, kelahiran, kematian, jodoh, atau bahkan hari
baik atau buruk. Primbon Sunan Bonan berisi Fiqh, Tasawwuf dan Tauhid. Terdapat juga
ajakan seruan kepada pembacanya agar menjauhkan diri dari perbuatan syirik
(Menyekutukan Allah SWT dengan yang lain). Pada penutup Primbon, Sunan Bonan
menyerukan “Hendaklah perjalanan lahir batinmu sesuai dengan jalan syari’at, mencintai dan
berteladan kepada Rasulallah saw”
Pandangan Islam Terhadap Primbon
Primbon yang berisi tentang ramalan-ramalan, kelahiran, perhitungan hari baik dan
buruk, serta perjodohan hukumnya adalah tidak benar. Islam tidak mengajarkan tentang
berpegang pada waktu tertentu entah itu jam, hari, bulan, atau pasaran (Pon, Wage, dll.)
untuk memulai sesuatu yang baik. Islam mengajarkan agar membaca Basmalah untuk
memulai pekerjaan yang baik kapanpun itu. Dalam sebuah hadits yang statusnya hasan
lighairihi disebutkan:
“Setiap perbuatan baik yang tidak diawali dengan bismillah adalah terputus” (HR. Ibn
Hibban)
Yang dimaksud dari bacaan diatas adalah untuk menggantungkan semuanya kepada
Allah SWT dan segala sesuatu yang terjadi hanya karena izin-Nya. Prasangka kita terhadap
Allah akan kembali pada diri kita sendiri, begitulah yang disebutkan dalam salah satu hadits
qudsi.
DiIslam sendiri kita tidak dibolehkan menghukumi ada hari sial atau tanggal sial.
Dalam kajian masalah aqidah, berkeyakinan sial karena melihat peristiwa tertentu atau
terhadap hari tertentu disebut thiyarah atau tathayur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebut perbuatan ini sebagai kesyirikan. Sebenarnya keyakinan ini sama persis dengan
keyakinan masyarakat jahiliyah masa silam.
Lainnya yang terdapat pada Primbon yaitu pitungan. Pitungan yaitu kemampuan bisa
menghitung dan memaknai tanggal, bulan, weton dan sebaginya. Dengan ilmi ini, Ki
pitungan (tukang menghitung tanggal) akan menentukan hari baik, hari kurang baik, dan hari
yang paling bahaya. Atau biasa dikenal ini adalah Ramalan. Karena nasib dan takdir
seseorang sama sekali tidak ada hubungannya dengan tanggal lahir, weton, tanggal nikah,
bulan jodoh, dan sebagainya. Karena dalam islam semua hari dan semua tanggal adalah baik.
Namun, sayangnya pada masa sekarang masyarakat telah biasa dengan tradisi
tersebut. Sehingga, menggeser pola pikir masyarakat bahwa diramal atau mempercayai
ramalan adalah sesuatu yang sangat biasa. Padahal dalam Islam perbuatan itu diharamkan
oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang mendatangi seorang peramal, lalu menanyakan kepadanya tentang satu
ramalan maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.”(HR Muslim)
Orang yang mempercayai ramalan adalah orang yang kufur terhadap apa yang telah di
wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Ramalan tersebut telah mendahuli sesuatu yang
telah menjadi rahasia Allah SWT. Dan sesungguhnya rahasia Allah SWT tidak akan pernah
bisa diketahui oleh siapapun. Mempercayai ramalan akan menjadikan orang tersebut kufur
kepada Allah SWT. Karena ia telah menduakan Allah SWT. Padahal, Allah-lah yang maha
luas ilmunya. Barang siapa yang mempercayai ramalan maka ia telah berbuat syirik kepada
Allah SWT.
“Barang siapa yang membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial
maka dia telah syirik kepada Allah. Para sahabat bertanya “Apakah penebusnya, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan-
Mu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau.”
(HR Ahmad)
Perkara dimasa datang adalah perkara yang menjadi kekhususan Allah SWT. Tidak
pantas setiap makhluk menerka-nerka apa yang akan terjadi di masa selanjutnya melalui
ramalan atau semacamnya. Cukuplah seorang muslim meyakini bahwa segala sesuatu telah
ditakdirkan oleh Allah SWT. Kita hanya berusaha dan disertai tawakal.
Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;
dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok
[1188]. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman:34)

[1188] Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan
diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan
berusaha.

KH. Musthofa Bisyri(2006: 201-202) menegaskan bahwa penggunakan buku-buku


primbon dalam kaitan dengan ibadah seorang muslim adalah tidak benar. Beliau juga
menyatakan bahwa buku-buku tersebut hanyalah tuntutan “perdukunan” belaka, karena para
dukun sering merajuk pada buku-buku sejenis itu.

Pengaruh Primbon di Zaman Sekarang

Pada zaman modern seperti sekarang ini bahkan masih ada beberapa orang yang
percaya dengan Primbon dan menjadikannya acuan kehidupan mereka. Kitab Primbon
seakan-akan sudah menjadi pegangan turun-temurun, tidak bisa hilang begitu saja meskipun
sudah memeluk agama maupun dilanda moderanisasi. Bahkan, contoh nyatanya bisa kita
lihat dimedia massa. Ada beberapa iklan primbon di televisi, iklan Koran, maupun iklan-iklan
yang ditempel ditempat-tempat umum. Ini menandakan bahwa minat masyarakat terhadap
primbon masih cukup tinggi. Namun, sayangnya Fenomena yang terjadi pada masyarakat kita
kali ini adalah pada saat ramalan itu berkata sesuai dengan keinginan atau terjadi sesuai
dengan apa yang kita alami, kita merasa senang dan bangga, akan tetapi jika itu salah, tidak
jarang kita malah mencaci maki ramalan karena itu seperti bualan saja dan bila ramalan kita
tidak sesuai dengan keingan atau terjadi hal yang jelek maka kita akan berlindung ke Allah
SWT. Padahal sudah jelas sekali bahwa Allah SWT melarang umatnya percaya terhadap
ramalam-ramalan sejenis itu.

Lalu, mengapa orang-orang yang bahkan sudah memiliki agama masih percaya
terhadap ramalan? Karena ramalan atau kitab-kitab seperti itu memberikan banyak hal yang
orang-orang inginkan. Informasi dan jaminan tentang masa depan, cara untuk terbebas dari
situasi yang mereka hadapi saat ini. Padahal bila ditinjau dari cara pembuatan kitab tersebut,
itu hanyalah hasil pengamatan manusia atas beberapa kejadian yang pernah terjadi. Dan, bila
dipikir secara logika, tidak semua orang akan tertimpa kejadian yang sama persis dengan
orang-orang lain di masa lampau. Mungkin, bila memang iya itu hanya beberapa dan itu
hanyalah suatu kebetulan bukan suatu yang memang sudah direncanakan.

Orang-orang zaman sekarang yang masih mempercayai hal-hal berbau ramalan,


sebenarnya mereka hanya butuh orang lain untuk mendengarkan mereka dan menunjukan
beberapa kekhawatiran mereka untuk masalah yang sedang mereka hadapi.
Jadi, Pada intinya kitab primbon yang berisi tentang ramalan, hari baik atau buruk,
kematian, dan kelahiran dipandang tidak benar dalam Islam. Karena, perkara di masa datang
adalah perkara yang menjadi kekhususan Allah SWT. Akan tetapi memang sulit
memberantas kebiasaan mistik tersebut, sebab kecenderungan masyarakat yang suka mistik
merupakan realitas dan hasil proses sejarah yang panjang. Ini merupakan pengaruh ajaran
animisme dan dinamisme dan juga pengaruh ajaran Hindu. Kepercayaan terhadap kekuatan
ghaib di Indonesia masih cukup tinggi sebab budaya yang dibentuk adalah sinkretisme yang
mencapur-adukan masalah kepercayaan budaya dengan agama.
Reformarsi Islam baru dimulai pada abad ke 20. Reformasi ini menginginkan
dikembalikannya syariah murni yang ternyata hanya mampu mencakup ke daerah perkotaan.
Namun, itu juga masih ada beberapa warga perkotaan yang percaya terhadap kitab-kitab
seperti ini atau bahkan dukun yang menggunakan kitab yang sejenis. Setelah diamati secara
lebih jauh sebetulnya kepercayaan terhadap benda-benda seperti ini hanya bersifat psikologis.
Bila dipilah-pilah tidak semua isi primbon mengancu pada kesyirikan atau ramalan.
Primbon juga berisi tentang pengobatan tradisional yang bermanfaat bagi kita dizaman
sekarang. Di masa saat zaman sekarang obat modern dengan harga yang sangat tinggi, maka
obat –obatan tradisional lah yang menjadi alternatifnya. Didalam Primbon terdapat tentang
ramuan-rumuan obat-obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit tertentu yang pastinya
berguna bagi bidang kesehatan dan juga berisi tentang cara pengobatan tradisonal. Primbon
juga sebagai salah satu warisan nenek moyang kita yang harus kita jaga. Namun, tidak
dengan cara mempercayainya, menjadikannya sebagai pedoman hidup atau semacamnya. Itu
hanya untuk memberi kita pengetahuan tentang cara pikir nenek moyang kita dahulu yang
sangat kental dengan animisme dan dinamismenya, memberikan kita pengetahuan tentang
sejarah nenek moyang kita.
BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian sekilas tentang primbon, zodiac, feng-shui dan shio yang dibicarakan
diatas seluruhnya tiada lain adalah yang berkaitan dengan kejadian yang akan datang yang
lazim disebut dengan ramalan.Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kejadian yang
ebenarnya merupakan hal yang ghaib bagi manusia. Karena seluruh hal yang berikatan
dengan peristiwa yang akan datang merupakan bagian dari takdir.
Dalam Wikipedia Indonesia disebutkan bahwa :Takdir adalah ketentuan suatu
peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu
mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala
sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.Umat Islam memahami takdir
sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam
Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu
informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits.
Tidak ada seorangpun manusia yang mengetahui tentang takdir akan dirinya, karena
pengetahuan tentang takdir itu hanya ada pada Allah, sehingga takdir bagi manusia termasuk
hal yang ghaib dan wajib diimani.
Hal-hal yang berkaitan dengan masa depan atau sesuatu yang akan terjadi dalam
kehidupan manusia ketetapannya dilakukan oleh Allah Yang Maha Mengetahui akan segala
sesuatunya, dan itu merupakan hak pregogatif serta kewenangan Allah ta’ala. Tidak ada hak
dari makhluk untuk ikut menetapkannya. Semuanya adalah rahasia Allah dan ghaib b agi
manusia. Karena itu tidak sepantasnya manusia untuk meramalkan akan sesuatu kejadian
sebagaimana yang diungkapkan dalam primbon, zodiac, feng-shui dan shio’.Segala bentuk
ramalan yang dibicarakan dalam primbon, zodiac, feng-shui dan shio merupakan sesuatu
yang berkaitan dengan takdir , sedangkan takdir itu sendiri sudah ditetapkan Allah
subhanahu wa ta’ala.Sedangkan takdir itu sendiri merupakan rahasia Allah dan hanya Allah
yang maha mengetahui tentang sesuatu yang akan terjadi pada diri seseorang dan hal tersebut
merupakan hal yang ghaib bagi manusia. Seseorang yang mempercayai ramalan ramalan
secara langsung maupun tidak langsung menyatakan bahwa ada zat selain Allah yang
mengetahui perkara gaib.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Al-Baraq, Bukan Dosa Ternyata Dosa:Pustaka Grhatama, h.47-h.49

Ajaran-Ajaran Pokok WaliSongo dan Cara Dakwah Mereka Pada Masa


Lalu:http://sanggarislamik.blogspot.com/2011/04/bab-11qajaran-ajaran-pokok-wali-
songo.html

Antara Weton, Sifat manusia, dan Ramalan


Jodoh:http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/02/antara-weton-sifat-manusia-dan-ramalan-
jodoh-561670.html

Astrology and Psychology, why do people


believe:http://atheism.about.com/library/FAQs/skepticism/blfaq_astro_psych.htm

Bani Sudardi, Konsep Pengobatan Tradisional Menurut Primbon Jawa,h.12-h.14

Bukan Salah Walisongo: http://labbaik.wordpress.com/2007/04/18/bukan-salah-walisongo/

Dony Khoirul Aziz, Akulturasi Islam dan Budaya, h.271

Hukum Menggunakan Buku Primbon: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-


ids,59-id,52607-lang,id-c,bahtsul+masail-t,Hukum+Menggunakan+Buku+Primbon-.phpx

Imanensi Primbon Jawa: http://jzzberbagi.wordpress.com/2013/05/11/imanensi-primbon-


jawa/

Muhammad Sholikhin, Musuh Sampai Kiamat:Garudhawaca(1 Agt 2011)

Romo RDS Ranoewidjojo, Primbon Masa Kini: Bukune(1 jan 1009), h.1

Sirojuddin, dan Mohammad Bashri Asyari, Tradisi “Nyare Dhina” dalam penentuan hari
pernikahan perspektif hukum islam, h.24-25

Suwardi Endraswara, Mistik kejawen: sinkretisme, simbolisme, dan sufisme dalam budaya
spiritual Jawa:Narasi(2003), h.8-11

Tanggal dan Hari Baik untuk Menikah: http://www.konsultasisyariah.com/tanggal-dan-hari-


baik-untuk-menikah/

Anda mungkin juga menyukai