LAPORAN KASUS
KISTA ENDOMETRIOSIS
OLEH:
Tiurma Rosdiana Simanjuntak 130100206
Darnedy Limey Suli 130100385
Dicky Heri Christian Sagala 130100145
Pembimbing:
dr. Yostoto Kaban, SpOG(K)
2018
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkat dan anugerah-Nya serta telah memberi kesempatan kepada kelompok kami
untuk dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Kista Endometriosis”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Yostoto Kaban, SpOG selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
membimbing hingga laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu dengan kerendahan hati kami mengharapkan saran dan
masukan yang membangun dari semua pihak di masa yang akan datang. Akhirnya
kami mengharapkan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Laporan kasus ini dibuat untuk membahas definisi, epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi,
talaksana, dan prognosis kista endometriosis.
1.3. Manfaat
Dengan adanya laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
memperjelas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinis, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi, talaksana, dan prognosis dari
“Kista Endometriosis” agar kemudian dapat diterapkan dan dilaksanakan pada
praktiknya di lapangan ketika menghadapi pasien sebagai seorang dokter.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
terdapat di tempat yang tidak biasanya seperti di pelvik, rongga toraks, saluran
kencing dan saluran pencernaan, kanalis inguinalis, umbilikus, dimana faktor lain
juga berperan seperti transpor vaskular dan limfatik dari sel endometrium.5,6
c. Teori Induksi.
Kelanjutan teori metaplasia, di mana faktor biokimia endogen menginduksi
perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan
endometrium.1
c. Endometriosis Retroservikalis.
Pada rectal toucher sering teraba benjolan yang nyeri pada cavum Douglas.
Benjolan-benjolan ini akan melekat dengan uterus dan rectum, akibatnya
adalah:
- Nyeri pada saat haid.
- Nyeri pada saat senggama.
Diagnosa banding yang perlu diperhatikan adalah:
- Karsinoma ovarium.
- Metastasis di kavum Douglas.
- Mioma multiple.
- Karsinoma rectum.
d. Endometriosis Ekstragenital.
Setiap nyeri yang timbul pada organ tubuh tertentu pada organ tubuh tertentu
bersamaan dengan datangnya haid harus dipikirkan adanya endometriosis.
Permukaan 1 2 4
Dalam 2 4 6
Kanan Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
Kiri Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
Perlekatan kavum Douglasi Sebagian Komplit
4 40
Perlekatan <1/3 1/3-2/3 >2/3
Ovarium
Tipis 1 2 4
Kanan Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Tuba
Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Tipis 1 2 4
11
Kiri Tebal 4 8 16
Martin pada tahun 2006 mengusulkan sistem kalsifikasi stadium untuk
mengetahui tingkat kepercayaan dari tindakan laparaskopi diagnostik terhadap
endometriosis. Tingkat kepercayaan laparaskopi terdiri atas 4 tingkatan:10
Tingkat 1: Mungkin endometriosis – Vesikel peritoneal, polip merah, polip
kuning,
hipervaskularisasi, jaringan parut, adhesi
Tingkat 2: Diduga endometriosis – Kista coklat dengan aliran bebas dari cairan
coklat.
Tingkat 3: Pasti endometriosis – Lesi jaringan parut gelap, lesi merah dengan latar
belakang jaringan ikat sebagai jaringan parut, kista coklat dengan area
mottle merah dan gelap dengan latar belakang putih.
Tingkat 4: Endometriosis – Lesi gelap dan jaringan parut pada pembedahan
pertama.
- Pemeriksaan Ultrasonografi
Secara pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya
endometriosis, kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium, maka pada
pemeriksaan USG didapatkan gambaran sonolusen dengan echo dasar kuat tanpa
gambaran yang spesifik untuk endometriosis.
16
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT DAN FOLLOW UP
ANAMNESIS PRIBADI
Nama Ny. M
Usia 44 tahun
Suku Jawa
Agama Islam
Pendidikan Tamat SLTP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Alamat Lingk.Pardamean Labuhan Batu
No. RM 73.91.60
Tanggalmasuk 22 mei 2018 pukul 14.00
Paritas P6A0
ANAMNESIS PENYAKIT
Ny. M. , 44 tahun G6P6006, Jawa, Islam, Ibu Rumah Tangga, istri dari Tn. P
datang ke RSUP HAM tanggal 22 Mei 2018
Keluhan Utama : Benjolan di perut bawah
Telaah : Hal ini dialami oleh pasien kurang lebih selama 5 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengeluhkan teraba benjolan pada
perut bagian bawah tersebut sebesar telur , namun semakin lama benjolan semakin
membesar. Riwayat haid memanjang dijumpai, selama 14 hari, os mengganti
pembalut 6-7 kali per hari, berwarna merah kehitaman. Rasa nyeri saat haid
dijumpai, rasa nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan nyeri bersifat terus
menerus selama haid. Keluhan demam tidak dijumpai. Keluhan mual muntah
tidak dijumpai. BAK (+) normal dan BAB (+) normal.
RPT :-
RPO :-
RIWAYAT HAID
20
Menarch : 13 tahun
Siklus haid : teratur
Lama haid : 5-7 hari
Volume : 2-3 kali ganti pembalut/ hari
Dismenorrhea : +
Menopause :-
HPHT : 17 mei 2018
RIWAYAT OPERASI
Tidak ada
RIWAYAT KB
PIL KB 1 Bulan
Suntik KB per 3 Bulan.
PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS PRESENS
Sensorium Compos mentis
Tekanan darah 120/70 mmHg
Nadi per menit 86 x/menit
Pernafasan per menit 20 x/menit
Suhu 36,7 º C
Anemia Tidak ada
Ikterus Tidak ada
Sianosis Tidak ada
Dispnoe Tidak ada
Edema Tidak ada
Tanda dehidrasi Tidak ada
B. STATUS LOKALISATA
Kepala : Konjungtiva Palpebra Inferior Pucat (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Leher : Trakea Medial, Struma (-), Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Suara Pernapasan : Vesikuler
21
C. STATUS GINEKOLOGIS
Inspekulo : portio licin, massa (-), fluor albus(-), darah (+)
VT :Uterus antefleksi ukuran biasa, teraba massa kistik dengan
permukaan rata, berbatas tegas, batas atas setentang pusat.
Adnexa kanan dan kiri sulit dinilai, asal massa sulit dinilai,
Cavum Douglas tidak menonjol.
USG Trans abdominal :
Kandung kemih terisi baik
Uterus antefleksi, ukuran 5,6 cm x 4,3 cm x 4 cm
e-thickness 0,8 cm
Ukuran ovarium kanan 2,5 x 1,1, x 2 , ovarium kiri tampak massa dengan
gambaran internal echo dengan sludge (+) ukuran 10,7 x 13,1
Kesan : Sugg.Endometrioma dd/ Tumor Ovarium Kiri
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
18 Mei 2018
Test Result Unit References
Hemoglobin 11,8 g/dL 12-16
Eritrosit 4,57 106/uL 4,10-5,10
Leukosit 9,020 103/uL 4,000-11,000
Hematokrit 34 % 36,0-47,0
Trombosit 369.000 103/uL 150-450
Eosinofil 6,40 % 1,00-3,00
Basofil 0,10 % 0,00-1,00
Neutrofil 59,10 % 50,00-70,00
Limfosit 28,60 % 20,00-40,00
Monosit 5,80 % 2,00-8,00
Neutrofil absolut 5,33 103/uL 2,7-6,5
Limfosit absolut 28,60 103/uL 1,5-3,7
Eosinofil absolut 0,58 103/uL 0-0,10
22
DIAGNOSA SEMENTARA
Kista Endometriosis dd/ Tumor Ovarium Kiri
TERAPI
IVFD RL 20 gtt/i
RENCANA
TAH - BSO
LAPORAN OPERASI
Tindakan operasi TAH-BSO atas indikasi Kista Endometriosis , tanggal 23 Mei
2018.
Pasien dibaringkan di atas meja operasi dalam posisi supine dengan infus
dan kateter terpasang baik. Pasien dilakukan anestesi umum dan dilakukan
tindakan aseptik dan antiseptik pada dinding abdomen menggunakan betadine dan
alkohol kemudian dipasang doek steril kecuali pada lapangan operasi. Operator
menggunakan alat pelindung diri dan mencuci tangan secara fuerbringer dan
memakai handscoon.
Dilakukan insisi midline mulai dari kutis hingga subkutis. Kemudian
fascia digunting ke atas dan ke bawah. Otot dikuakkan, tampak peritoneum
kemudian diklem dan digunting. Tampak uterus lebih besar dari biasa, sebesar
23
telur bebek, kemudian tampak perlengketan antara omentum dan korpus uterus
anterior, kemudian dilakukan Adhesiolysis secara tumpul. Setelah dilakukan
Adhesiolysis , kemudian dilakukan TAH-BSO , Ligamentum rotundum kanan dan
kiri diklem, diinsisi, dan dijahit, kemudian ligamentum infundibulum pelvicum
kanan dan kiri diinsisi kemudian dijahit, kemudian plica vesico uterika dipisahkan
kearah kaudal, kemudian arteri dan vena uterina kanan dan kiri diklem diinsisi
kemudian dijahit, ligamentum kardinale kanan dan kiri diklem diinsisi dan dijahit.
Fornix lateralis vagina kiri dan kanan dijepit, uterus dipotong setinggi puncak
vagina, dibuat jahitan hemostatis.
Evaluasi pendarahan, kavum abdomen ditutup lapis demi lapis dengan
sebelumnya dipasangkan drain.
Keadaan umum Ibu Post Operasi Stabil.
Rencana pasca operasi
IVFD RL 0,9%
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Drip Metronidazole 500 g/8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Periksa darah rutin 2 jam post operasi
Pantau vital sign, perdarahan, drain dan UOP.
FOLLOW UP
Tanggal 24 Mei 2018 25 Mei 2018
Keluhan utama Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi
Status presens Sensorium : CM Sensorium : CM
TD : 120/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
HR : 88x/menit HR : 74x/menit
RR : 20x/menit RR : 18x/menit
T : 36,5º C T : 36,7º C
Status lokalisata Abdomen : soepel, peristaltik Abdomen : soepel, peristaltik
(+) lemah (+) normal
Drain : serous hemorrhagic Drain : serous hemorrhagic
24
BAB 4
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Endometriosis adalah kelainan ANAMNESIS PENYAKIT
ginekologi jinak yang sering diderita Pada pasien, dijumpai benjolan diperut
oleh perempuan usia reproduksi yang di bagian bawah. Hal ini dialami oleh
tandai dengan adanya glandula dan pasien kurang lebih selama 5 bulan
stroma endometrium di luar letaknya sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
yang normal. pasien mengeluhkan teraba benjolan
Terdapat kurang lebih 15% wanita pada perut bagian bawah tersebut
reproduksi dan pada 30% dari wanita sebesar telur, namun semakin lama
yang mengalami infertilitas. benjolan semakin membesar. Riwayat
Kebanyakan endometriosis tumbuh di haid memanjang dijumpai, selama 14
bagian-bagian tertentu pelvis wanita. hari, os mengganti pembalut 6-7 kali
Lokasi anatomis yang paling umum per hari, berwarna merah kehitaman.
terkena endometriosis tersebut adalah Rasa nyeri saat haid dijumpai, rasa
organ-organ pelvik (ovarium, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
tubafalopi) pada 60% penderita dan nyeri bersifat terus menerus selama
26
BAB 5
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA