OLEH :
TINGKAT II B
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
Jl. Raya Tulungagung – Blitar Km 4 Sumbergempol Tulungagung
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Tidak lupa
kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik yang
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Inisiasi Meenyusu Dini (IMD)
B. Manfaat Menyusui…………………………………………………………………..
C. Posisi dan Perlekatan Menyusui
D. Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
E. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI
F. Penelitian Empiris IMD
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IMD atau Inisiasi Menyusu Dini adalah satu program yang gencar diserukan
pemerintah.Meyusu dan bukan menyusui merupakan gambaranbahwa IMD bukan
program ibumenyususi bayi namun sebaliknyabayi yang harus aktif menemukan sendiri
putting susu ibu. Cara melakukan IMD harus saat bayi baru lahir,tanpa boleh ditunda
denga kegiatan meimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihka, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung kulit bersentuha dengan
bayi.
Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (Bounding Attechment)
antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut,
maka didalam makalah ini akan dibahas tentang ASI dan bagaimana cara mewujudkan
kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada
didalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD
(inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar
juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa
berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu kepada anaknya disaat dilakukan IMD.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian IMD(inisiasi menyusu dini)?
2. Bagaimana IMD serta apa manfaat dari IMD?
3. Bagaimana posisi dan perlekatan menyusui?
C. Tujuan
Tujuannya adalah agar ibu nifas atau ibu menyusui mengerti dan bisa melakukan
IMD dengan cara yang benar sehingga bisa terwujudnya Bounding Attechment antara ibu
dan anak serta mengerti dan paham manfaat dari IMD itu sendiri. Brgitupun dengan
tenaga medis bisa mensosialisasikan kembali tentang IMD kepada ibu hamil, ibu bersalin
dan ibu nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat mendorong Anda
untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi Anda dilahirkan:
1 Percayalah bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat
alami seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Jadi
anda tidak perlu terlalu menghawatirkan bayi anda. Ini merupakan tahap
awal yang sangat baik bila anda ingin memberikan ASI eksklusif pada 6
bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan
untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus
menyusui.
2 Jangan kuatir bayi anda kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus
dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu.
Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi
merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat celcius,
sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan
menurunkan suhu sebanyak 1 derajat celcius. Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi
tingkat kematian bayi yang baru lahir. Gerakan bayi yang merangkak
mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang
membantu menghentikan pendarahan ibu.
3 Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat anda
menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena
merasa lapar, biarkan bayi anda menemukan susu sendiri.
4 Bila persalinan harus melalui proses Cesar, anda dapat tetap melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar
50% daripada persalinan normal.
5 IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.
B. Manfaat Menyusui
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi, ibu,
keluarga, dan negara:
1. Manfaat bagi bayi
a. Komposisi sesuai kebutuhan
b. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan
c. ASI mengandung zat pelidung
d. Perkembangan psikomotorik lebih cepat
e. Menunjang perkembangan kognitif
f. Menunjang perkembangan penglihatan
g. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak
h. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
i. Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri
2. Manfaat bagi ibu
a. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim
kebentuk semula
b. Mencegah anemia defisiensi zat besi
c. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
d. Menunda kesuburan
e. Menimbulkan perasaan dibutuhkan
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
3. Manfaat bagi keluarga
a. Mudah dalam proses pemberiannya
b. Mengurangi biaya rumah tangga
c. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk
berobat
4. Manfaat bagi negara
a. Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan
b. Penghematan devisa dalam hal pemblian susu formula dan perlengkapan menyusui
c. Mengurangi polusi
d. Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring.
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu pascaoprasi
cesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di
payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurepkan di atas
dada ibu, tangan ibu sedikit menekan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak
terdesak.
Posisi normal saat menyususi bayi
Sebelum menyusui :
o Ibu terlebih dahulu mencuci kedua tangan dengan sabun sampai bersih.
o Kedua puting susu ibu dibersihkan dengan kapas yang telah direndam
terlebih dahulu dengan air hangat
Posisi menyusui :
o Posisi berbaring dan duduk.
o Duduk dengan bantal untuk menyangga punggung dan menahan tubuh
bayi.
o Angkat bayi menyamping dengan tubuh menghadap ke payudara ibu.
o Tumpukan kepala dan leher bayi pada lengan ibu.
Cara Menyusui :
o Posisikan bayi agar nyaman dalam dekapan ibu. Bantu bayi menemukan
puting susu ibu dengan cara menyentuhkan puting pada bibir atau
hidungnya.
o Usap pipi bayi hingga berpaling ke arah ibu dan siap menghisap.
o Gendong bayi rapat ke arah ibu.
o Posisi mulut harus sejajar dengan putting susu.Punggung bayi harus
berada dalam satu garis lurus, dan sangga dengan lengan.
o Pada saat bayi membuka mulutnya, masukkan puting susu ibu sehingga
bayi dapat langsung menghisap.
o Mulut bayi harus menutup seluruh areola, membentuk penutup yang
kencang.
o Ibu harus merasakan lidah bayi menekan puting susu dan melihat
rahangnya bergerak ketika menghisap
o Bila bayi merasa cukup, dia akan menghentikan hisapan tetapi mulutnya
tetap menempel.
o Ibu merasa payudara sudah kosong, tetapi bayi masih menghisap
o Tekan areola ibu di daerah samping mulut bayi dengan jari kelingking
sehingga puting terlepas dari hisapan bayi.
o Sebelum memindahkan bayi ke payudara yang lain, bantu bayi
bersendawa dengan cara menggendongnya pada posisi tegak di pundak
ibu.
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di sekitar
putting, kemudian duduk dan berbaring dengan santai.
2. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi menyanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke
dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu. Dekatkan tubuh bayi
ke tubuh ibu, menyentuh bibir bayi keputing susunya, dan menunggu sampai mulut
bayi terbuka lebar.
3. Segera dekatkan bayi ke payudara sedangkan sedemikian rupa, sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah putting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu
dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, dan bibir bawah bayi
membuka lebar.
Apabila bayi telah menyusu dengan benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda
sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagean areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang
masuk
6. Bayi tampak mengisap dengan ritme perlahan-lahan
7. Putting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah
Upaya bidan dalam pemberian ASI pada bayi adalah salah satunya menerapkan 10
langkah menuju keberhasilan menyususi pada sarana kesehatan, dibawah ini adalah 10
langkah tersebut :
1. Sarana pelayanan kesehata mempunyai kebijakan tertulis mengenal pemberian ASI
yang dikomunikasikan secara rutin.
2. Lakukan pelatiha pada petugas dalam hal pegetahuan dan keterampilan untuk
menerapkan kebijakan tersebut.
3. Beri informasi pada semua ibu hamil tentang manfaat ASI dan bagaimana cara
menyusui.
4. Bantu ibu untuk menyususi setengah jam setelah melahirkan.
5. Bantu ibu cara meyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski
dipisahkan dari bayi atas idikasi medis.
6. Jangan memberi makanan/minuman apapu pada bayi baru lahir kecuali ada indikasi
medis.
7. Laksanakan rawat gabung ibu dan bayinya.
8. Batu ibu menyususi semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama da
frekuesi meyususi.
9. Jangan beri dot atau kempen pada bayi yag sedang diberi ASI.
10. Upayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI da rujuk ibu kepada kelompok itu
ketika pulang dari tempat bersalin
Bidan juga dapat melakukan asuhan dengan membiarkan bayi bersama ibunya segera
sesudah dilahirka selama beberapa jam pertama. Ajarkan cara merawat payudara yang
sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yag timbul, bantulah ibu pada waktu
pertama kali memberi ASI, harus dilakukan rawat gabung, memeberikan ASI pada bayi
sesering mungkin, hanya berikan ASI saja pada bayi seserig mungkin, hidari susu botol
dan dot empeng.
Penelitian 2
4. PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI PADA BAYI BARU
LAHIR Arlin Adam1 ,
Andi Alim2 , Novi Purnama Sari3
5. Metode Penelitian
o Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan observasi analitik yaitu penelitian yang
menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian
hipotesa. Sedangkan waktu penelitian dengan metode survey dan
wawancara dengan kuesioner. Berdasarkan waktu penelitian
adalah potong lintang (cross sectional) karena mempelajari
korelasi antar variabel sebab dengan akibat.
o Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan dimulai pada tanggal 25 April sampai
dengan 24 Juni tahun 2016
6. Hasil
Berdasarkan tabel 1, distribusi responden berdasarkan umur yaitu pada umur
26-30 sebanyak 42 responden (42%), sedangkan pada umur 21 – 25
sebanyak 39 responden (39%) dan pada umur 18 – 20 sebanyak 15
responden (15%). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
responden yaitu 52 responden (52%) mengenyam pendidikan SLTA,
sebanyak 3 responden (37%) mengenyam pendidikan SLTP, pada tingkat
Akademi/S1 Sebanyak 6 responden (6%), yang tingkat pendidikan sekolah
dasar sebanyak 3 responden (3%) dan yang tidak bersekolah 2 responden
(2%). Berdasarkan dari pemberian Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 81
responden (81%) tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini, sedangkan 19
responden (19%) melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Responden yang
memiliki pengetahuan yang cukup tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
adalah sebanyak 23 respoden (23%) dan responden yang memiliki
pengetahuan kurang lebih kecil yaitu 77 responden (77%). Berdasarkan
dukungan tenaga kesehatan, sebanyak 76 responden (76%) tidak
mendapatkan dukungan tenaga kesehatan, sedangkan sebanyak 24
responden (24%) mendapatkan dukungan tenaga kesehatan. Berdasarkan
sosial budaya terdapat 68 responden (68%) tidak percaya, sedangkan
sebanyak 32 responden (32%) percaya. Hasil Analisa Hubungan Variabel
Berdasarkan Tabel. 2 menunjukkan hubungan pengetahuan ibu dengan
Inisiasi Menyusu Dini. Responden dengan pengetahuan cukup namun tidak
memberikan Inisiasi Menyusu Dini sebesar 8 (34,78%) serta yang
memberikan Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 15 (65,22%), sedangkan yang
memiliki pengetahuan kurang dan tidak memberikan Inisiasi Menyusu Dini
sebanyak 73 (94,81%) dan yang memberikan Inisiasi Menyusu Dini
sebanyak 4 (5,19%). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0. 000
< α = 0,05, hal ini berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak atau ada
hubungan antara pengetahuan ibu dengan Inisiasi Menyusu Dini.
B. Saran
Agar ibu bisa mempraktikan apa yang telah diberitahukan oleh petugas kesehatan
(Bidan) tentang IMD.
Di usahakan petugas kesehatan (Bidan) untuk selalu menerapkan dan
memberitahukan mengenai IMD karena dengan hal itu akan tercipta keterikatan
kasih sayang antara ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA