Anda di halaman 1dari 13

A.

EVIDENCE BASED MIDWIFERY (PRACTICE)

EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat
profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. RCM
Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah
lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada
awal abad ini, peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka
kedua atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik. Sebuah
kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling ketat dilakukan dan
melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan.

EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni
bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al,
2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat
pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi
'(Silverton, 2003).

EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada praktek dan
profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif,
analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort
studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi
untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.

B. CONTOH EBM PADA ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS


1. Memulai Pemberian Asi Dini dan Ekslusif
Protokol evidence based yang baru telah diperbarui oleh WHO dan UNICEF tentang
asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan bahwa : bayi harus mendapat
kontak kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam,
bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat mengenali bayinya
siap untuk menyusu serta memberikan bantuan jika diperlukan, menunda semua produser
lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir sampai dengan inisiasi menyusu
selesai dilakukan.
Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk peningkatan sumber daya
manusia antara lain dengan jalan memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya
bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).
a. Definisi
Inisiasi menyusu dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu
dini dinamakan the best crawl atau merangkak mencari payudara.
Menurut Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia, dr.Utami Roesli,
Sp.A,MBA,IBCLC., menjelaskan bahwa pada IMD, bayilah yang diharapkan
berusaha untuk menyusu. Pada jam pertama, bayi berhasil menemukan payudara
ibunya. Inilah awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya
berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke puting susu).
Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi,
bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu selekas mungkin setelah seluruh badan
dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak
tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini
sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini menuntun bayi
untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya
dibiarkan tetap menempel. Kontak antar kulit ini bisa dilakukan sekitar satu jam
sampai bayi selesai menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding)
antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga berfungsi
menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam
proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga membantu
pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain yang dapat
meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih
mencintai bayi.
b. Tatalaksana inisiasi menyusu dini:
a. Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya
diri yang tinggi dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan
keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami
atau keluarga mendampinginya.
b. Obat-obatan kimiawi, seperti pijat, aroma therapi, bergerak, hypnobirthing
dan lain sebagainya coba untuk dihindari
c. Ibulah yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan
menjalaninya.
d. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa
menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.
e. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact,
selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si bayi
topi.
f. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya.
g. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau
satu jam bahkan lebih, diantaranya:
 Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan.
 Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan suara.
 Bergerak ke arah payudara.
 Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran.
 Menyentuh puting susu dengan tangannya.
 Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan
mulut terbuka lebar.
 Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu
pertama selesai.
h. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti oprasi, berikan
kesempatan skin to skin contact.
i. Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah menyusu
awal. Tunda prosedur yang invasif seperti suntikan vit K dan menetes mata
bayi.
j. Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi
dipisahkan dari ibunya, yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon
bayinya dengan cepat sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu
formula, jadi akan lebih membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya selama
24 jam dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.
k. Setelah pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD), selanjutnya bayi diberikan
ASI secara eksklusif. Yang dimaksud dengan pemberian ASI secara eksklusif
di sini adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur 0 - 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, baru ia mulai
diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat terus diberikan
sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. ASI eksklusif sangat penting untuk
peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutama dari segi kecukupan
gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara
optimal. Hal ini karena ASI merupakan nutrien yang ideal dengan komposisi
yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi. 
c. Keuntungan IMD
1) Bagi bayi
a) Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum segera
keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
b) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi.
Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.
c) Meningkatkan kecerdasan.
d) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas.
e) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
f) Mencegah kehilangan panas.
g) Merangsang kolostrum segera keluar.
2) Bagi ibu
a) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.
b) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
c) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
2. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan terbaik
bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang optimal.
ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi, dalam
keadaan miskin mungkin merupakan hadiah satu-satunya, dalam keadaan sakit mungkin
merupakan Dwi Sunar Prasetyono, Buku Pintar ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-Kemanfaatannya (Cet. II; Yogyakarta: DIVA Press, 2012), h.145-146.
Setyo Retno Wulandari-Sri Handayani, op. cit., h.50. hadiah yang menyelamatkan
jiwanya (UNICEF). Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif
sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan
bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.
Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan telah
ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004. ASI eksklusif
adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa
diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin. Bayi yang mendapat ASI
eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional namun juga merupakan isu
global. Pernyataan bahwa dengan pemberian susu formula kepada bayi dapat menjamin
bayi tumbuh sehat dan kuat, ternyata menurut laporan mutakhir UNICEF (Fact About
Breast Feeding) merupakan kekeliruan yang fatal, karena meskipun insiden diare rendah
pada bayi yang diberi susu formula, namun pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang
tidak diberi ASI ternyatamemiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menderita
hipertensi, jantung, kanker, obesitas, diabetes dll.

3. Baby Friendly
Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah
suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991 untuk
mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui.
Program ini mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat
optimal perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital/ Maternity
berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan bayi mereka
awal kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang bayi mendorong dan
membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka dan akan
menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak awal program, lebih dari
18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan program baby friendly. Negara-
negara industri seperti Australia, Austria, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda,
Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapka
sebagai rumah sakit sayang bayi.
Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua provider rumah sakit
dan fasilitas bersalin akan:
a. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan
kepada semua staf tenaga kesehatan.
b. Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan ini.
c. Member tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui
d. Membantu ibu untuk memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.
e. Tampilkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan
menyusui jika mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.
f. Berikan ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada indikasi medis.
g. Praktek rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-sama
h. Mendorong menyusui on demand
i. Tidak memberikan dot kepada bayi menyusui
j. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu
menghubungi mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.

4. Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir dengan Kontak Kulit ke Kulit


Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada
lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Kontak kulit bayi
dengan ibu dengan perawatan metode kangguru dapat mepertahankan suhu bayi dan
mencegah bayi kedinginan/ hipotermi. Keuntungan cara perawatan bayi dengan metode
ini selain bisa memberikan kehangatan, bayi juga akan lebih sering menetek, banyak
tidur, tidak rewel dan kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan merasa lebih
dekat dengan bayi, bahkan ibu bisa tetap beraktivitas sambil menggendong bayinya.
Cara melakukannya:
a. Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir adalah
melalui kepala.
b. Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi kaki
seperti kodok serta kepala menoleh ke satu sisi.
c. Metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat
Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa
lainnya.

Kontak kulit ke kulit sangat berguna untuk memberi bayi kesempatan dalam
menemukan puting ibunya, sebelum memulai proses menyusui untuk pertama kalinya.
Inilah kunci dari inisiasi menyusui dini yang akan sangat berpengaruh dalam proses ASI
Eksklusif selama 6 bulan setelahnya

Termoregulasi adalah kemampuan bayi untuk menyeimbangkan antara produksi panas


dan kehilangan panas untuk mempertahankan suhu tubuh dalam “kisaran normal” tertentu.
Kemampuan ini sangat terbatas pada bayi baru lahir. Ini disebabkan ketika bayi lahir, belum
matangnya sistem termoregulasi sehingga membuat bayi rentan terhadap perubahan suhu
lingkungan.
1. Fisiologi respons terhadap stres dingin
Fisiologi respon terhadap stres dingin terdiri dari serangkaian reaksi, yang mencakup :
a. Termogenesis tanpa menggigil : oksidasi jaringan adiposa coklat yang ditimbun
sesudah usia
b. gestasi 28 minggu dan terutama terdapat di sekitar skapula, ginjal, adrenal, leher dan
aksila;
c. Peningkatan aktivitas otot volunteer, Pelepasan norepinefrin & tiroksin Vasokostriksi.
Akselerasi metabolisme lemak coklat
d. Meningkatnya kebutuhan oksigen dan, akibatnya, meningkatnya konsumsi glukosa
Stress Dingin Terjadi hipoglikemia Gangguan terhadap satu elemen termogulasi
ini (atau lebih) akan memunculkan kelainan suhu tubuh. Bayi cukup bulan yang sehat
akan menjaga agar tetap terjadi peningkatan laju metabolik guna menghasilkan panas
selam beberapa menit hingga beberapa jam, bergantung kepada kondisi lingkungan.
Setelah periode ini, sesuai situasinya, cadangan energi bayi akan habis dan kadar
oksigen akan segera berkurang.
2. Gejala Stres Dingin
Efek stres dingin menunjukkan adanya hubungan yang erat antara mekanisme
metabolik, kardiopulmonal dan termogulasi. Kondisi yang cendrung membahayakan ini
dapat menimbulkan peningkatan konsumsi oksigen; peningkatan pengurasan energi dan
penurunan cadangan glikogen; timbulnya asidosis akibat vasokontriksi pulmonal.
Sianosis sentral Hipoglikemia Depresi SSP Akrosianosis Tubuh dingin saat
disentuh Bradikardia Sulit makan Distensi abdomen Takipnea Pernapasan tak teratur
Peningkatan residu GelisahApnea Penurunan aktivitas Penurunan reflex Timbul bercak di
kulit Letargi Hipotonia Isapan yang lemah Rewel Menangis lemah Semuanya akhirnya
menyebabkan syok termal yang jika tidak ditangani menyebabkan kematian.
3. Langkah-Langkah Menghindari Hipotermi
Ellis et al (2006) membuktikan bahwa hipotermia biasanya bersifat iatrogenik dan ada
banyak langkah yang dapat kita ambil untuk menghindarinya.
a. Mekanisme kehilangan panas pada bayi
1) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat
terjadi karena terjadi penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri karena stelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan
tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila diletakkan di atas benda-benda tersebut.
3) Konveksi adalah kehilangan cairan tubuh bayi melalui paparan udara sekitar yang
lebih dingin.Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang lebih
dingin akan mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika
konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.
4) Radiasi adalah kehilangan panas bayi karena bayi ditempatkan di dekat benda-
benda yang mempunyai suhu lebih rendah daripada suhu tubuh bayi. Bayi bisa
kehilangan panas karena benda-benda yang menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan langsung).
b. Langkah menghindari hipotermi
1) Keringkan bayi dengan saksama setelah lahir tanpa membersihkan verniks.
2) Singkirkan handuk basah.
3) Pakaikan topi ke kepala bayi.
4) Dekatkan bayi agar terjadi kontak kulit dengan ibu.
5) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
6) Bila menimbang, alasi timbangan dengan kain hangat.
7) Hangatkan tangan dan alat sebelum digunakan.
8) Pastikan pakaian, handuk dan linen sebelum digunakan dalam keadaan hangat.
9) Jauhkan tempat tidur bayi dari dinding, jendela dan aliran udara.
10) Sebaiknya, jangan menimbang atau memandikan bayi setidaknya 6 jam setelah
lahir.

4. Pemotongan Tali Pusat


Berdasarkan evidence based, pemotongan tali pusat lebih baik ditunda karena sangat
tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Mengingat fenomena yang
terjadi di Indonesia antara lain tingginya angka morbiditas ataupun mortalitas pada bayi
salah satunya yang disebabkan karena Asfiksia Hyperbillirubinemia/ icterik neonatorum,
selain itu juga meningkatnya dengan tajam kejadian autis pada anak-anak di Indonesia
tahun ke tahun tanpa tahu pemicu penyebabnya. Ternyata salah satu asumsi sementara
atas kasus fenomena di atas adalah karena adanya ICC (Imediettly Cord Clamping) di
langkah APN yaitu pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir. Benar atau tidaknya
asumsi tersebut, beberapa hasil penelitian dari jurnal-jurnal internasional di bawah ini
mungkin bisa menjawab pertanyaan di atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et al. (1993) menunjukkan
bahwa pada bayi prematur, ketika pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30 menit
atau lebih, maka bayi akan:
a. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
b. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
c. Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
d. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan dengan bayi
yang dipotong tali pusatnya segera setelah lahir
e. Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
f. Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih baik.

Dalam jurnal ilmiah yang dilakukan oleh George Marcom Morley (2007) dikatakan
bahwa seluruh proses biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran, dan pada
saat bayi mulai menangis dan kulitnya berwarna merah muda, menandakan prosesnya
sudah komplit. Menjepit dan memotong tali pusat pada saat proses sedang berlangsung,
dari sirkulasi oksigen janin menjadi sistem sirkulasi bayi sangat menggangu sistem
pendukung kehidupan ini dan bisa menyebabkan penyakit serius. Dalam penelitian ini
dikatakan bahwa saat talipusat dilakukan pengekleman, pulse rate dan cardiac out put
berkurang 50% karena 50% dari vena yang kembali ke jantung telah dimatikan (clamped
off). Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan pada pemotongan tali pusat segera
setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini dikatakan resiko untuk terjadinya brain injury,
cerebral palsy, asfiksia, autis, kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah
banyak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eillen K. Hutton (2007) bahwa dengan
penundaan pemotongan tali pusat dapat:

a. Peningkatan kadar hematokrit dalam darah


b. Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah
c. Penurunan angka Anemia pada bayi
d. Penurunan resiko jaudice/ bayi kuning
Mencermati dari hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemotongan
tali pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun
bagi ibunya. Namun dalam praktek APN dikatakan bahwa pemotongan tali pusat
dilakukan segera setelah bayi lahir. Dari situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko
kerugian, kesakitan maupun kematian yang dapat terjadi.

5. Perawatan Tali Pusat


Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang menghubungkannya dan plasenta
ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali pusar yang melekat di perut bayi, akan
disisakan beberapa senti. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan
mengering, lalu terlepas dengan sendirinya. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa
potongan tadi harus dirawat dengan benar.
Cara merawatnya adalah sebagai berikut:
a. Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat. Membersihkan tali
pusat saat bayi tidak berada di dalam bak air. Hindari waktu yang lama bayi di air
karena bisa menyebabkan hipotermi.
b. Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat terlebih dahulu.
c. Perawatan sehari-hari cukup dibungkus dengan kasa steril kering tanpa diolesi
dengan alkohol. Jangan pakai betadine karena yodium yang terkandung di
dalamnya dapat masuk ke dalam peredaran darah bayi dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan kelenjar gondok.
d. Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak karena dapat
menjadi media yang baik bagi tumbuhnya kuman.
e. Tetaplah rawat tali pusat dengan menutupnya menggunakan kasa steril hingga tali
pusat lepas secara sempurna.
6. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Balita
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).
Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir
yang dilakukan setiap hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,
penglihatan perabaan, pembauan, dan pengecapan). Selain itu harus pula merangsang
gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi serta
merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang
dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan suasana bermain dan kasih sayang
akan memicu kecerdasan anak.
Waktu yang ideal untuk stimulasi adalah saat bayi bangun tidur/ tidak mengantuk,
tenang, siap bermain dan sehat. Gunakan peralatan yang aman dan bersih antara lain
tidak mudah pecah, tidak mengandung racun/ bahan kimia, tidak tajam dan sebagainya.
Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau balita setiap
hari, terus-menerus, bervariasi, dan disesuaikan dengan umur perkembangan
kemampuannya. Stimulasi juga harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan
kegembiraan antara pengasuh dan bayi/ balitanya. Jangan memberikan stimulasi yang
terburu-buru dan tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/ balita, atau bayi sedang
mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan,
sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan rangsangan emosional yang
negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan
stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bagi
bayi/ balitanya.
Dalam Asuhan Persalian Normal, setelah tali pusat dipotong lalu tali pusat diikat
dengan pengikat steril (baby cord clem) atau benang DTT.mPerawatannya dilakukan
dengan cara :

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan apapun / bahan lain ke
puntung tali pusat.
2. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab.
3. Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :
a. Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
b. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun
segera keringkan secara saksama dengan menggunakan kain bersih.
c. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa harus ke petugas atau fasilitas
kesehatan, jika pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan/atau berba.

Anda mungkin juga menyukai