Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN MATERNITAS I

“Asuhan Keperawatan pada Endometriosis”

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena limpahan rahmat-nya kami diberi
Kesehatan walafiat, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Asuhan
Keperawatan pada Enndometriosis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I ini dengan tepat waktu.

Makalah ini merupakan aplikasi dari kami selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang Endomestrium. Selesainya makalah ini
tidak lepas dari Kerjasama berbagai pihak, baik dari dosen pengajar ataupun dari pihak-pihak
lainnya yang turut serta membantu terlaksananya makalah ini.

Besar harapan kami makalah kami sajikan ini berguna dan dapat menginspirasi bagi
para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan senang hati
menerima saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik.

Jakarta, 14 Juni 2022

kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Infertilitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat global dunia. Data
yang telah dilaporkan WHO yaitu lebih dari 10% wanita menderita infertilitas.
Infertilitas di negara berkembang terjadi lebih tinggi yaitu sekitar 30%, dibandingkan
dengan negara maju yaitu 5–8%. Infertil masih menjadi masalah dalam dunia
kesehatan sejak lama. Beberapa gangguan ginekologi seperti endometriosis,
Polycysic Ovarian Syndrome (PCOS), adenomiosis sering ditemui pada perempuan
usia reproduksi yang sangat berkaitan dengan infertilitas.( WHO,2019)
Endometriosis memiliki prevalensi 6%–10% atau menyerang 176 juta
perempuan pada usia reproduktif di seluruh dunia. Insidensi endometriosis di
Amerika 6%–10% dari wanita usia reproduksi. Di Indonesia sendiri, insidensi pasti
dari endometriosis belum diketahui, diperkirakan dari studi yang telah dilakukan,
endometriosis terdapat pada 25%–50% perempuan. Dalam penelitian Amalia
Octaviany tahun 2016 menyatakan infertilitas menjadi salah satu faktor risiko
endometriosis, dimana pasien endometriosis berisiko mengalami infertilitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi Enometrium?
2. Apa definisi dari Endometriosis?
3. Apa etilogi dan factor resiko dari endometriosis?
4. Bagaimana stadium dari Endometriosis?
5. Bagaimana patofisiologi dari Endometriosis?
6. Bagaimana Pathway dari Endometrium?
7. Bagaimana manifestasi klinis dari Endometriosis?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari endometriosis?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari Endometriosis?
10. Apa saja komplikasi dari Endometriosis?
11. Apa saja prognosis dari Endometriosis?
12. Bagaimana asuhan keperawatan pada Endometriosis?

C. Tujuan pennulisan
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana anatomi Enometrium.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa definisi dari Endometriosis.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa etilogi dan factor resiko dari
endometriosis.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana stadium dari Endometriosis.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana patofisiologi dari Endometriosis.
6. Agar mahasiswa dapat menegtahui bagaimana pathway dari Endometriosis.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari
Endometriosis.
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostic dari
endometriosis.
9. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari
Endometriosis.
10. Agar mahasiswa dapat menegtahui apa saja komplikasi dari Endometriosis.
11. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja prognosis dari Endometriosis.
12. Agar mahasiswa dapat menegtahui bagaimana asuhan keperawatan pada
Endometriosis.
BAB II

Pembahasan

A. Anatomi Endometrium

Gambar 1.2 Anatomi Endometrium


Endometrium adalah lapisan dalam dinding kavum uteri yang berfungsi
sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan
endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak
ada pembuahan atau implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa
darah atau jaaringan haid.
Jika ada pembuahan atau implantasi, endometrium dipertahankan sebagai
tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormone-
hormon ovarium. Di dalam lapisan Endometrium terdapat pembuluh darah yang
berguna untuk menyalurkan zat makanan ke lapisan ini. Saat ovum yang telah dibuahi
(yang  biasa disebut disebut fertilisasi fertilisasi) menempel di lapisan endometrium
(implantasi), maka ovum akan terhubung dengan badan induk dengan plasenta yang
berhubung dengan tali  pusat pada bayi.
Pada suatu fase dimana ovum tidak dibuahi oleh sperma, maka  kurpus luteum
akan berhenti memproduksi hormon progesteron dan berubah menjadi   korpus
albikan yang menghasilkan sedikit hormon diikuti meluruhnya lapisan endometrium
yang telah menebal, karena hormon estrogen dan  progesteron telah berhenti
diproduksi.   Pada fase ini, biasa disebut menstruasi atau peluruhan dinding rahim .
Fase Endometrium,

Anda mungkin juga menyukai