Anda di halaman 1dari 4

Zulfa husna maab

E.0106.21.044
Pengantar asuhan kebidanan

1. Pernafasan BBL
Jurnal Keperawatan

Silampari Volume 5, Nomor 1, Desember 2021

e-ISSN: 2581-1975 p-ISSN: 2597-7482

DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v5i1.2683

Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin lahir adalah
placenta. Pada saat bayi lahir, iaharus segera bernafas. Rangsangan yang menstimulasi neonatus
untuk bernafas pertama kali, diantaranya; peristiwa mekanis seperti penekanan toraks pada proses
kelahiran pervagina dan tekanan yang tinggi pada toraks tersebut tiba-tiba hilang ketika bayi lahir
disertai oleh stimulus fisik, nyeri, cahaya suara menyebabkan perangsangan pusat pernafasan. Pada
saat bayi mencapai cukup bulan, kurang dari 100 ml cairan paru–paru terdapat di dalam nafasnya.
Selama proses kelahiran,kompresi dinding dada akan membantu pengeluaran sebagian dari cairan
ini dan lebihnya akan diserap oleh sirkulasi pulmonum serta sistem limphatik setelah kelahiran bayi.
Tarikan nafas yang pertama pada bayi baru lahir, udara di ruangan mulai mengisi saluran napas
besar trakhea neonatus dan bronkus. Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Peningkatan aliran darah paru akan
memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 10 detik pertama sesudah lahir.
Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

1) Stimulasi mekanik, yaitu karena terdapat rongga dada pada saat melewati jalan lahir hal tersebut
mengakibatkan paru paru kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat dildalamnya, sehingga 10 akan
tersisa 80-100 mL Setelah bayi lahir dan cairan tersebut akan diganti dengan udara.

2) Stimulasi kimiawi, yaitu penurunan kadar oksigen (dari 80 ke 15 mmHg), Kenaikan kadar karbon
dioksida (dari 40 ke 70 mmHg) dan penurunan PH yang akan merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotikus dan akibatnya akan terjadi asfiksia sementara selama kelahiran.

3) Stimulasi sensorik yaitu adanya rangsangan suhu dingin pada bayi pada saat bayi meninggalkan
suasana hangat pada uterus dan memasuki udara luar yang dingin. Perubahan suhu yang mendadak
ini akan merangsang implus sensoris di kulit yang kemudian disalurkan ke pusat respirasi.

4) Refleks deflasi hering breur Refleks mengeluarkan cairan dalam paru-paru dapat menyebabkan
bayi batuk dan muntah sehingga mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
2. Termoregulasi
“Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “H” dengan Hipotermi di
Puskesmas Jumpandang Baru Makassar”
Mekanisme kehilangan panas bayi baru lahir terjadi melalui :

a) Evaporasi

Evaporasi adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena
menguapnya cairan pada permukaan tubuh bayi. Kehilangan panas tubuh melalui penguapan dari
kulit tubuh yabg basah ke udara, karen bayi baru lahir diselimuti oleh air/cairan ketuban/amnion.
Proses ini terjadi apabila BBL tidak segera dikeringkan setelah lahir.

b) Konduks

i Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan benda atau
permukaan yang temperaturnya lebih rendah. Misalnya, bayi ditempatkan langsung pada meja,
perlak, timbangan, atau bahkan di tempat dengan permukaan yang terbuat dari logam.

c) Konveksi

Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan
bertemperatur dingin. Kehilangan panas badan bayi melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih
dingin. Misalnya, bayi dilahirkan di kamar yang pintu dan jendela terbuka, ada kipas/AC yang
dihidupkan.

d) Radiasi

Radiasi adalah pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat tubuh bayi.
Kehilangan panas badan bayi melalui pemancaran/radiasi dari tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi
yang lebih dingin. Misalnya, suhu kamar bayi/kamar bersalin di bawah 25ºC, terutama jika dinding
kamarnya lebih dingin karena bahannya dari keramik/marmer.
3. Sistem pencernaan BBL
“ADAPTASI SISTEM GASTROINTESTINAL BAYI BARU LAHIR DAN
FEEDING
SETELAH KELAHIRAN”

Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan probiotik yang dapat diisolasi dari sistem pencernaan
bayi. Salah satu kriteria utama probiotik adalah dapat melakukan perlekatan dan berkolonisasi pada
saluran pencernaan inang. Pertumbuhan probiotik dapat ditingkatkan dengan menggunakan
prebiotik seperti inulin. Sistem gastrointestinal Pada bayi baru lahir hanya mampu mencerna,
memetabolisme

Protein dan karbohidrat sederhana, serta mengemulsi lemak seperti yang terdapat pada ASI (air susu
ibu). Bayi baru lahir tidak mampu memindahkan makanan dari bibir ke faring sehingga puting susu
harus diletakkan cukup dalam di mulut bayi. Saat lahir, perilaku menghisap pada bayi dipengaruhi
oleh maturitas dari neuromuskuler, pengobatan yang diterima bayi saat ibu persalinan dan jenis
makanan awal.

a) Bayi Baru Lahir harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan mengabsorbsi makanan setelah
lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini.

b) Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera
bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa harus hari pertama kehidupan. Lambung akan
kosong dalam 3 jam untuk pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam.

c) Spingter cardiac antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immatur, mengalami
relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah diberikan. Regurgitasi
juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada lambung belum sempurna.

d) BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan jika
dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk absorbsi
lebih luas.

e) Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama
setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan sistem saraf simpatis merangsang
peristaltik.

f) Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai masuk,
bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari pertama
kehidupan sehingga meskipun saluran cerna steril saat lahir, pada kebanyakan bayi, bakteri dapat
dikultur dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K.

g) Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada
minggu ke 36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu menelan, mencerna,
memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak.
Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL
tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang terdapat pada sereal. Selain itu
BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak yang ada di dalam ASI lebih bisa dicerna dan
lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat pada susu formula.

h) Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap, hitam kehijauan,
kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket. Mekonium terkumpul dalam
usus fetus sepanjang usia gestasi, mengandung partikel-partikel dari cairan amnion seperti sel kulit
dan rambut, sel-sel yang terlepas dari saluran cerna, empedu dan sekresi usus yang lain.

i) Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir. Jika tidak keluar
dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan distensi abdomen dan dicurigai
kemungkinan obstruksi.

Anda mungkin juga menyukai