2.
3.
Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota
tim perawat.
4.
C. Manfaat
1.
Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat
pada shift berikutnya.
2.
Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan
keadaan klien yang sebenarnya.
3.
Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
D. Metode Pelaporan
1.
2.
E. Prosedur Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
b)
c)
d)
e)
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f)
5.
6.
7.
Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam kondisi
khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
2.
3.
4.
5.
Informasi
yang
disampaikan
harus
akurat,
singkat,
sistematik
dan
Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada pada
kliwn, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari masalahnya
terlebih dahulu ( setelah diketahui melalui pengkajian ), baru kemudian terhadap
tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah
dilakukan tindakan.
7.
8.
Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan
dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas
utama dalam pengembangan Keperawatan di masa depan. Hal ini bekaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi di Indonesia.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya
dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan
terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses
manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan
bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini
melibatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku dari para praktisi, klien, keluarga dan
dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai dasar
keyakinan para perawat serta cara mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar
belakang dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin
akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada
kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik
bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam
keperawatan Indonesia adalah Model Praktek keperawatan Profesional dengan metode
pemberian asuhan keperawatan Modifikasi Primer yang merupakan modifikasi Primary
Nursing.
Salah satu kritik yang dikemukanan mengenai model keperawatan ini adalah
terlalu komplek dan teoritisnya, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model ini
mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan
kemempuannya dalam mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan sikap politis dan
pribadi yang lebih terbuka, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih
Tujuan Umum
2.
3.
Memilih salah satu metode penugasan yang sesuai dengan keadaan ruangan.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
c.
d.
e.
BAB 2
KEGIATAN PRAKTEK KLINIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Dalam bab ini akan menguraikan tahap-tahap proses manajemen keperawatan yang
meliputi
pengkajian
pengumpulan
data
),
analisa
masalah,
perencanaan
supervisi
keperawatan,
evaluasi
(teknik
evaluasi,
pembuatan
evaluasi,
b.
: 1 orang
: 9 orang
- SPK
: 5 orang
- SPR
: 1 orang
- TU
: 1 orang
: 5 tempat tidur.
- Kelas 2
- Kelas 3 /zall
Dokumentasi : buku laporan jaga harian perawat, buku injeksi, buku observasi tandatanda vital, buku laporan kepala ruang.
c.
umum
pasien
ruangan
kardiologiologi
berdasarkan
tingkat
: 9 orang
:-
Partial care
: 6 orang
Minimal
: 2 orang
: 5 tt (0 bed kosong )
Kelas II wanita
: 4 tt (1 bed kosong)
Kelas II pria
: 2 tt (0 bed kosong)
: 12 tt ( 3 bed kosong)
: 17 tt ( 7 bed kosong)
BOR
BOR
Kelas I
: 5 tt (1 bed kosong )
Kelas II wanita
: 4 tt (1 bed kosong)
Kelas II pria
: 2 tt (0 bed kosong)
: 12 tt ( 5 bed kosong)
: 17 tt ( 10 bed kosong)
: 5 tt (0 bed kosong )
Kelas II wanita
: 4 tt (1 bed kosong)
BOR
: 5 tt (1 bed kosong )
Kelas II wanita
: 4 tt (1 bed kosong)
BOR
Sore
9 x 0,30 = 2,7
18 x 0,15 = 2,7
5 x 0,14 = 0,7
6,1
Malam
9 x 0,20 = 1,8
18 x 0,07 = 0,26
5 x 0,10 = 0,5
3
: 9 orang
Sore
: 6 orang
Malam
: 3 orang
Jumlah
: 18 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di ruang kardiologi berjumlah 18
orang.
Pagi
Total Care
Partial Care
Minimal Care
Jumlah
Sore
5 x 0,15 = 0,75
2 x 0,14 = 0,28
1,03
5 x 0,27 = 1,35
2 x 0,17 = 0,34
1,69
Malam
5 x 0,07 = 0,35
2 x 0,10 = 0,2
0,55
: 2 orang
Sore
: 1 orang
Malam
: 1 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan per hari yang bertanggung jawab di ruang kardiologi
kelas I dan II (wanita) berjumlah 4 orang
2. ANALISA SWOT
Model Praktik Keperawatan Profesional
STRENGTH
WEAKNESS
Memilki visi dan
Kualitas
misi
kuantitas
SDM : D 3 = 9
PBK
untuk
kasus jantung.
Punya
MPKP
ruang
persaingan
S.1.
RS
antat
Soaialisasi, belajar
belum
bersama.
dilaksanakan.
Punya peralatan
kurang
memadai.
Tempat
khusus
SDM
masih
orang
OPPORTUNITY
THREATENED
dan Program D.3 kelas
Kemampuan
Pelatihan, seminar
Perawat
masih
dibebani
tugas
khusus
administrasi
ruangan.
Belum
ada
pertemuan
pembagian tugas
untuk peawat.
dan
tanggung
diberikan
pasien
dengan benar.
obatnya
tanggung jawab
disentralisasi.
pada
Penerapan
prinsip
guna
bersedia
Adanya
tugas
menghindari
tanbahan
bagi
bahaya
perawat.
pada
pasien.
Perawat
gugat
kolaborasi
dengan medis.
berperan
khusus
kepada
komunikasi
dalam
pasien
sebelum
konseling.
dilakukan
maksimal
sentralisasi.
aman
Mengurangi
kesalahan
Sentralisasi obat
pemberian .
belum ada.
pelaksanaan
pendekatan
dan
terapeutik secara
sehubungan
pernah
dengan
dilaksanakan
pengobatan.
tetapi
dan
tidak
berjalan baik
Supervisi
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
Kepala ruangan Fungsi supervisor
Memantapkan Perawat nerasa
sebagai
belum
diuraikan
kemampuan
supervisor.
secara
jelas
kemandirian
Ruang rawat
melalui
dihuni
peraturan/kebijaka
oleh
pasien dengan
karakteristik
yaitu penyakit
petunjuk
tertekan.
perawat.
n.
Belum ada laporan
supervisor.
kardiovaskuler
.
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
Adanya format
Format
Terdapat Kebijakan rumah
pengkajian.
pengkajian
mahasiswa
S.1
Sumber daya
D.3 = 9 org.
kurang spesifik.
Terdapat
Format
rekam
Askep
pedoman
tidak
operasional.
keperawatan
menyetujui pada
yang
format
praktik
manajemen.
pendokumentasia
Keperawatan
n.
Kepala
Perawat terlibat
terhadap
Ruangan
diajukan..
Pelatihan
Asuhan
Kardiologi.
yang
setiap
tindakan.
mendukung
Timbang Terima
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
Timbang terima Isi materi laporan Adanya waktu Kurang adanya
sudah menjadi
masih
agenda
terarah
tetap
dan terjadwal.
kurang
untuk
pada
terima
masalah
Prawat terlibat
timbang
kesadaran dalam
melaksanakan
timbang terima.
keperawatan.
aktif.
Adanya potensi
untuk berubah.
3. PERMASALAHAN
a.
Belum adanya metode penugasan yang jelas dalam praktik keperawatan profesional
di ruangan kardiologi.
b.
Sistem timbang terima masih belum dilaksanakan secara optimal, karena hal-hal yang
disampaikan
dalam
timbang
terima
belum
mencakup
secara
keseluruhan
d.
e.
4. RENCANA STRATEGIS
Mendiskusikan bentuk dan penerapan model praktik keperawatan profesional yang
akan dilaksanakan.
Mendiskusikan tentang format pengkajian yang sesuai dengan kasus ruangan.
Mengatur kebutuahan tenaga keperawatan.
Mengatur tugas dan wewenang perawat.
Melaksanakan sentralisasi obat.
Melaksanakan timbang terima sesuai standard.
Melaksanakan ronde keperawatan.
Melaksanakan supervisi keperawatan.
Pengaturan Rencana Kegiatan Kelompok .
Rencana kerja yang disusun oleh kelompok III B semua kegiatan tersebut diatas,
direncanakan untuk dilaksanakan dalam waktu 4 minggu :
Minggu I :
Pembuatan struktur organisasi kelompok.
Orientasi ruangan dan perkenalan
Analisa situasi dan perumusan masalah
Penyusunan program kerja
Klasifikasi Pasien
Pagi
M
P
T
2
5
3
5
3
2
5
3
5
2
6
2
5
3
6
3
5
3
4
5
Sore
M
2
3
3
5
5
6
5
6
5
4
P
5
5
2
3
2
3
-
T
2
3
3
5
Malam
M
P
2
5
3
5
3
2
5
3
5
6
2
5
3
6
5
4
-
Jumlah
T
2
3
3
5
7
8
5
8
7
8
9
9
8
9
Berdasarkan analisa terhadap lokasi, sarana, prasaran dan sumber daya yang ada, maka
kelompok menyepakati untuk menerapkan Model Praktek Keperawatan Profesional dengan
metode penugasan Metode Primer. Adapun tahapan-tahapan dari pelaksanaannya adalah
sebagai berikut :
1.
Persiapan
Pada tahap ini, seluruh anggota kelompok mengadakan analisa situasi, orientasi, dan
perencanaan selama 2 hari. Pada hari ketiga, kelompok mengadakan desiminasi hasil
pengkajian atau analisa situasi selama 2 hari sebelumnya.
2.
Uji coba
Sore
0,98
1.17
0.72
1.15
1,30
1.14
1.55
1.44
1.60
2,06
Mal
0.55
0.65
0.44
0.71
0.90
0.74
0.71
1.20
1.10
1.4
Uji coba dilakukan sebagai salah satu saran dalam memerankan peran sebelum
mempraktekkan secara nyata dengan ruangan. Adapun yang diujicobakan antra lain :
model pemberian asuhan keperawatan metode primer dengan masing-masing anggota
kelompok memegang peranan sebagai perawat primer, perawat pelaksana dan kepala
ruang, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi keperawatan.
3.
Pelaksanaan
Pada minggu II, kelompok praktik klinik manajemen keperawatan di ruang
kardiologi sudah secara penuh melaksanakan MPKP dengan model asuhan Metode
Primer, dengan peran masing-masing secara bergantian. Masing-masing mahasiswa
mendapat peran yang tetap selama beberapa hari dan semua mahasiswa masih
dijadwalkan masuk pagi
Pelaksanaan pada tahap ini masih agah susah, dimana masing-masing mahasiswa
masih belum menyadari akan masing-masing tugas dan tanggung jawab dari perannya.
4.
Pelaksanaan Shift
Tahapan ini dilaksanakan pada minggu III, dimana mahasiswa dibagi menjadi 3 shift
dinas, yaitu, pagi, sore dan malam. Masing-masing mahasiswa memainkan peran sesuai
dengan jadwal yang sesuai dengan perannya pada hari itu.
Metode Primer
Metode penugasan primer adalah dimana perawat bertanggung jawab panuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien tersebut masuk sampai dengan
keluar rumah sakit. Metode ini mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara
si pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana asuhan keperawatan selama pasien di
rawat. Konsep dasar tanggung jawab dan tanggung gugat model praktik keperawatan primer
sebagai berikut :
Keuntungan / Kelebihannya :
Kelebihan dari primery Nursing adalah :
1.
2.
Perawat primer mendapat akontabilitas tinggi terhadap hasil dan kesempatan besar untuk
mengembangkan diri.
3.
4.
Tim kesehatan lain senantiasa akan mendapat informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbaharui dan komprehensif.
5.
Bagi pasien merasa dimanusiakan karena terpenenuhinya kebtuhan secara individu (Gillis,
1989)
Kelemahan :
Proses keperawatan dilakukan oleh perawat-perawat yang memilki pengalaman dan
pengetahuan memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperaweatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin profesi.
Tugas Perawat Primer :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melakukan rujukan
8.
9.
1.
2.
3.
4.
Evaluasi kerja
5.
6.
Membuat 1 2 pasien untuk model agar dapat mengenal masalah hambatan yang terjadi
Ketenagaan :
Memberikan dan menyiapkan informasi klinik yang diperlukan dari kliennya, terutama saat
perawat primer of duty
2.
3.
TIMBANG TERIMA
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1.
Persiapan
2.
a)
b)
Pelaksanaan
a.
b.
Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
c.
d.
Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
e.
f.
Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
g.
h.
Pelaporan untuk timbang terima dituliskan langsung pada buku laporan ruangan oleh
mahasiswa yang berperan sebagai PP.
Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan yang digunakan oleh kelompok III.B adalah : format
pengkajian umum, pengkajian khusus kardiologi yang dirancang bersama dengan
pembimbing ruangan dan penulisan/pencatatan asuhan keperawatan sesuai metode POR
( Problem Oriented Record ) atau pendokumentasian yang berfokus pada masalah klien.
Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakansalah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, karena
dengan sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi ( pengobatan )
secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan
memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat dilaksanakan pada ruang kardiologi kelas
I dan II (wanita) dengan jumlah tempat tidur 9 buah.
1.
Persiapan
a)
Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu tempat
obat, surat persetujuan dan lembar obat
b)
Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan tujuan
dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien melalui
informed concent.
2.
Pelaksanaan
a)
b)
c)
d)
Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa
yang masuk shif berikutnya.
e)
3. Evaluasi
Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di ruang
kardiologi kelas I dan II (wanita). Kendala yang dihadapi adalah pendokumentasian
pada lembar obat kurang berjalan dengan baik karena kadang-ladang perawat yang
memberikan obat tidak menuliskan identitas pada lembar obat dan keterbatasan
tenaga sehingga pelaksanaan disentralisasi obat untuk sementara hanya bisa
dilaksanakan oleh mahasiswa PSIK yang sedang praktik manajemen.
Ronde Keperawatan
Salah satu upaya peningkatan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan adalah
dengan cara menyelenggarakan ronde keperawatan. Adapun tujuan dari ronde keperawatan
adalah mencari solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi psisen. Sedangkan kriteria
pasien yang akan dilakukan ronde , adalah:
1.
2.
3.
1.
Persiapan
Berdasarkan pengkajian data yang telah dilakukan terhdp seluruh pasien, maka
kelompok mengadakan analisa data berdasakan peran masing-masing.
Menentukan nama pasien dan jenis penyakit serta masalah keperawatan yang dialami
pesien.
Mencari literatur atau referensi untuk memperjelas kasus yang akan diambil.
Mendiskusikan hasil proposal dengan pembimbing klinik dan kepala ruangan
kardiologi.
2.
Pelaksanaan
Ronde Keperawatan dilakanakan pada tanggal 10 April 2002, jam 10.00 WIB dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
Membuka acara diskusi, dimana kegiatan ini dilaksanakan diruang perawatan pasien.
e)
f)
Supervisi Keperawatan
Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan
perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan.Dalam
pelaksanaan supervisi keperawatan, kelompok melalui 3 tahap, yaitu :
1.
Persiapan
Pada tahap persiapan, kelompok melakukan :
a)
b)
Menetapkan siapa yang menjadi kepala ruang yang akan mensupervisi dan PP yang
akan disupervisi.
2.
c)
d)
Pelaksanaan
a)
Supervisi dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruang dan penyampaian tujuan dan
manfaat supervisi.
b)
Kepala ruang memanggil PP dan menyampaikan hal apa yang akan disupervisi saat
itu.
c)
d)
3.
Evaluasi
a)
Mencatat / menuliskan semua masukan dan hasil supervisi kedalam laporan supevisi.
b)
BAB 3
EVALUASI
1. Evaluasi proses
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka kegiatan yang dapat direalisasikan
adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan kelompok kerja
2.
Analisa situasi.
3.
4.
5.
Pembuatan program kerja dan rancangan pembagian peran dalam pembuatn MPKP
6.
7.
8.
9.
10. Pendokumentasian khusus pengkajian kardiologi dan format yang lebih operasional.
11. Pelaksanaan supervisi keperawatan
12. Pelaksanaan Ronde Keperawatan.
13. Persiapan penyelenggaraan rotasi 24 jam
14. Evaluasi penerapan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Modifikasi Primer.
15. Persiapan seminar
16. Revisi dan penyususunan laporan.
Dari semua kegiatan yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Poses pelaksanaan MPKP dengan metode pemberian asuhan keperawatan Modifikasi
Primer di Ruang Kardiologi Kelas I dan II (wanita) memungkinkan untuk diterapkan
apabila telah didukung oleh adanya :
a)
b)
c)
d)
Yang paling penting dari semuanya adalah adanya kesepakatan (komitmen) dari
segenap unsur.
Hasil penerapan MPKP metode modifikasi Primer dapat terlaksana pada praktek manajemen
keperawatan, dimungkinkan oleh beberapa aspek, antara lain :
a)
Adanya keseimbangan antara jumlah perawat dan pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan.
b)
Adanya pengertian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unsur dalam
mengemban tugas yang diberikan ( pendelegasi )
c)
Kemauan dari perawat ruangan yang mau belajar dan ikut serta aktf dalam proses
manajemen.
2.
2. Evaluasi hasil
Evaluasi keberhasilan dari pemberian asuhan keperawatan dengan MPKP metode asuhan
keperawatan modifikasi primer, dilakukan langsung kepada penerima asuhan yaitu
pasien.
a)
b)
Sentralisasi obat
Pada dasarnya sentralisasi obat sudah mulai berjalan, akan tetapi masih mengalami
kendala, antara lain pada shif sore atau malam dan bila hari libur dari mahasiswa
PSIK, pemberian obat tidak dapat berjalan dengan dengan berjalan optimal, sehingga
yang menjadi program kelompok dalam sentralisasi obat terkesan terputus selama
beberapa hari. Selain itu obat-obatan injeksi masih sangat sulit dilakukan sentralisasi,
Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan masih kurang optimal dilaksanakan karena masih baru
pertama kali dilakukan oleh kelompok manajemen di Ruang Kardiologi. Beberapa
kekurangan yang dialami adalah adanya masalah dalam pemberian standar penilaian
dalam supervisi dan kurangnya pengalaman dalam melakukan supervisi keperawatan
serta belum adanya format baku dalam supervisi keperawatan.
d)
Timbang terima
Timbang terima belum bisa berjalan dengan baik. Hal ini dimungkinkan karena
belum adanya kesamaan persepsi antara
mahasiswa PSIK yang praktek manajemen keperawatan. Beberapa hal yang harus
dibiasakan adalah menyampaikan masalah keperawatan yang walaupun terasa masih
asing tetapi harus tetap disebutkan.
e)
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 April 2002 dengan hasil
yang masih agak kurang memuaskan. Karena ada beberapa peran yang masih belum
dimengerti dalam ronde keperawatan oleh anggota kelompok.