Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoatritis juga disebut penyakit sendi degenerative, mencerminkan kegagalan
sendi diartrodial ( dapat digerakkan, dilapisi oleh sinovium ). Pada OA idiopatik (primer),
bentuk tersering penyakit ini, factor predisposisi tidak jelas ada. OA sekunder secara
patologis tidak dapat dibedakan dari OA idiopatik tetapi disebabkan oleh penyakit lain
yang mendasari.
Osteoatritis adalah bentuk atritis yang paling umum, dimana jumlah penderita
sedikit melampaui separuh jumlah penderita atritis. Penyakit ini pernah dianggap sebagai
suatu proses penuaan normal, sebab insidens bertambah dengan meningkatnya usia. Pada
suatu survey radiografik terhadap perempuan berusia kurang dari 45 tahun, hanya 2%
menderta OA, namun antara usia 45 dan 64 tahun prevalensinya 30%, sedangkan untuk
yang berusia lebih dari 65 tahun angkanya 68%. Pada laki-laki, angkanya serupa tetapi
sedikit lebih rendah pada kelompok usia tua.
OA lutut merupakan penyebab utama hendaya ( disability ) kronik di negaraNegara berkembang, sekitar 100.000 orang di Amerika Serikat tidak dapat berjalan tanpa
bantuan dari tempat tidur ke kamar mandi karena OA lutut atau panggul. Dibawah usia
55 tahun, distribusi sendi OA pada laki-laki dan perempuan sama, pada orang yang
berusia lebih tua, OA panggul lebih sering pada laki-laki, sedangkan OA sendi
antarfalang dan pangkal jempol lebih sering pada perempuan.
Pada kasus lain, hubungan hereditas dengan OA lebih jelas. Ibu dari seorang
perempuan dengan OA sendi antarfalang distal memiliki kemungkinan dua kali lebih
besar menderita OA di sendi tersebut dan saudara kandung perempuannya tiga kali lipat
1

dibandingkan dengan ibu dan saudara perempuan dari perempuan yang tidak sakit.
Hormone seks dan factor-faktor hormonal lain juga kelihatannya berkaitan dengan
perkembangan osteoatritis. Hubungan antara estrogen dan pembentukan tulang dan
prevalensi osteoatritis pada wanita menunjukkan bahwa hormone memainkan peranan
aktif dalam perkembangan dan progresivitas penyakit ini. Sendi yang paling sering
terserang oleh OA adalah sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain lutut,
panggul, vertebra lumbal dan servikal, dan sendi-sendi pada jari. Gambaran OA yang
khas adalah lebih seringnya keterlibatan sendi falangs distal dan proksimal, sementara
sendi metakarpofalangeal biasanya tidak terserang.
Berkaitan dengan makin banyaknya individu di Negara ini yang berpartisipasi
dalam olahraga pada umumnya dan berlari pada khususnya, perlu diperhatikan bahwa
tidak ada data yang meyakinkan untuk mendukung kaitan antara aktivitas atletik spesifik
dan atritis bila trauma mayor disingkirkan. Namun hal ini mungkin disebabkan oleh tidak
adanya penelitian jangka panjang yang baik dan kesulitan penilaian aktivitas secara
retrospektif. Dengan demikian, lari jarak jauh atau jogging belum dipastikan
menyebabkan OA, walaupun bisa seleksi, yaitu penghentian aktivitas oleh mereka yang
mengalami kerusakan sendi.
Osteoatritis terutama menyebabkan perubahan-perubahan biomekanik dan
biokomia di dalam sendi ini disertai oleh sinovitis, menyebabkan nyeri dan perasaan
tidak nyaman. Penyakit OA sering muncul jika persendian mengalami stress berulang,
sebagai akibat penggunaan berlebih atau cidera yang sering terjadi. Kelebihan berat
badan dapat meningkatkan risiko anda terserang penyakit ini. Selain itu, juga dapat
menurun dalam keluarga. Osteoatritis didiagnosis dengan cara tes darah dan rontgen.

Gejalanya dapat diredakan dengan obat antiradang yang non-steroid misalnya ibuprofen
atau parasetamol, sendi yang sakit mungkin disuntik dengan kortikosteroid.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien
Osteoatritis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari Osteoatritis
b. Untuk mengetahui etiologi dari Osteoatritis
c. Untuk mengetahui patofisiologi dari Osteoatritis
d. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Osteoatritis
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Osteoatritis
f. Untuk mengetahui komplikasi dari Osteoatritis
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Osteoatritis
h. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari Osteoatritis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteoarthritis adalah suatu gangguan persendian dimana terjadi perubahan
berkurangnya tulang rawan sendi dan terjadi hipertropi tulang hingga terbentuk tonjolan
tulang dan permukaan sendi (osteopit). Osteoarthritis merupakan atropi yang paling
banyak ditemukan pada orang dewasa. Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai
penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan
meningkatnya usia.
3

Hampir 70% orang diatas usia 70 tahun mempunyai tanda-tanda osteoarthritis


yang dapat dilihat pada saat rontgen. Walaupun demikian hanya setengah dari mereka
yang mengalami gejala klinis penyakit tersebut. Selain pada sendi yang telah berumur,
osteoarthritis dapat terjadi pada sendi yang dulu pernah terluka atau digunakan untuk
bekerja keras dalam waktu yang lama, dan sendi yang pernah rusak atau infeksi
peradangan artritis sebelumnya.
Orang yang mendekati osteoarthritis mengalami rasa nyeri dan kehilangan fungsi
sendi yang terkena.

Sebagian besar osteoarthritis kelihatannya menderita obesitas.

Perempuan lebih banyak menderita osteoarthtritis daripada laki-laki.


Klasifikasi Osteoarthritis :
1. Idiopathic
a. Lokal
Tangan (benjolan herbenden dan bouchard = osteoarthritis yang
erosif)
Kaki (hallux vagus, hallux rigidus)
Lutut (plattellafemoral)
Pinggul (tonjolan tulang punggung)
b. Menyeluruh
2. Sekunder
a. Trauma (akut dan kronis)
b. Kongenital
Lokal (penyakit perthes, pergerseran sendi pangkal paha yang
kongenital, kepala tulang paha tergelincir dari rongga sendi)
Factor mekanik
Dysplasia tulang
c. Metabolic (ochronosis, hemochromatosis, gout)
d. Endokrin (akromegali, diabetes, dan obesitas). Penyakit tulang persendian
lain (osteonecrosis charcot arthropathi, rheumatoid arthritis, dan gout)
e. Penyakit dengan penyebab yang masih belum jelas (penyakit kashin-beck
dan penyakit mselani)

B. Etiologi
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Usia/Umur
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia
pembentukkan kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi
fibrosis tulang rawan.
2. Jenis Kelamin
Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak
pada wanita pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis sekunder lebih
banyak ditemukan pada pria.
3. Ras
Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika
daripada kulit hitam.
4. Faktor Keturunan
Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi
interfalang distal, anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3
kali lebih sering.
5. Faktor Metabolik/Endokrin
Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan
berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun wanita.
6. Faktor Mekanis
5

Trauma dan Faktor Predisposisi


Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan
predisposisi OA. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang menggunakan
sendi berlebihan, dan gangguan kongruensi sendi akan meningkatkan OA.

Cuaca dan Iklim


OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.

7. Diet
Salah satu tipe OA yang bersifat umum di Siberia disebut penyakit Kashin-Beck
yang mungkin disebabkan oleh menelan zat toksin yang disebut fusaria.
8. Trauma pada sendi
9. Stress sendi (karena terlalu banyak dipakai atau beban terlalu berat)
10. Aktivitas olahraga yang berlebihan

C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri bertambah dengan aktivitas, membaik dengan istirahat, terasa paling nyeri
pada akhir hari, dan seiring dengan memburuknya penyakit, menjadi semakin
parah, sampai pada tahap dimana pergerakan minimal saja sudah menimbulkan
rasa nyeri
2. Nyeri pada malam hari, yang mengganggu tidur
3. Kejang otot
4. Kekakuan paling ringan pada pagi hari namun terjadi berulang-ulang sepanjang
hari dengan periode istirahat dan dinamakan sebagai gelling setelah masa
inaktivasi
5. Pembengkakan tulang atau jaringan lunak
6. Terjadi kelainan pada sendi, seperti :
Tangan, terutama pada sendi-sendi jari
Lutut
Panggul, dibagian selangkangan atau paha bagian dalam
6

Kaki, terutama ibu jari kaki


Tulang belakang, terutama dibagian panggung bawah, tetapi vertebrata
dileher

E. Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.

Pemeriksaan kimia darah


Pemeriksaan cairan sendi
Pemeriksaan serologis dan cairan sinovial
Pemeriksaan imunologi (ANA, factor rheumatoid, komplemen)

F. Pemeriksaan diagnostic
1. Permeriksaan rontgen/X-ray
2. Pemeriksaan radiologi
3. MRI

G. Komplikasi
Komplikasi

dapat terjadi apabila tidak ditangani dengan serius. Terdapat 2 macam

komplikasi yaitu :
1. Komplikasi kronis
Komplikas kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan yang terparah ialah
terjadinya kelumpuhan
2. Komplikasi akut
Osteonecrosis
Kematian tulang terutama pada tulang paha, penyebabnya karna kehilangan

aliran darah pada tulang


Ruptur Baker Cyst
Ruptur Baker Cyst adalah pembengkakan yang disebabkan oleh cairan dari
sendi lutut menonjol di bagian belakang lutut. Bagian belakang lutut juga
disebut sebagai daerah poplitea lutut. Kista Baker kadang-kadang disebut kista

poplitea.
Bursitis
Bursitis adalah penekanan kecil berulang dan berlebihan yang menyebabkan
bursa membengkak dan teriritasi. Bursa adalah suatu kantung berisi cairan di
dekat sendi. Ketika bursa ini menjadi iritasi atau meradang, hal itu
menyebabkan rasa sakit pada bagian-bagian tubuh yang bersendi. Bagian

tubuh tempat terjadinya bursitis ini adalah bahu, siku, pergelangan tangan,
pinggul, lutut, atau pergelangan kaki
Micrystaline Arthrophy
Symptomatic Meniscal Tear

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan farmakologis
Analgetik seperti paracetamol
OAINS dosis rendah bila tidak terdapat kontraindikasi
OAINS dosis penuh seperti dekstropropoksifen atau tramadol bila nyeri

tidak resposif terhadap terapi dosis rendah


Injeksi kortikosteroid intraartikular terkadang memberikan perbaikan rasa
nyeri, injeksi periartikular pada jaringan lunak mungkin juga bermanfaat.
Pada sebagian pasien, terapi dengan injeksi hialuronan ( komponen

kartilago)intraartikular mungkin berguna


Krim kapsaisin, yang menghabiskan substansi P (mediator neuropeptide
untuk nyeri) pada ujung saraf local, dapat mengurangi nyeri sendi bila

diberikan secara topical untuk pasien osteoarthritis tangan atau lutut.


2. Terapi fisis
Latihan aerobic law impact (bersepeda, berenang)
Program penurunan berat badan berhubungan dengan perbaikan gejala dan
dapat

menghambat

perkembangan

penyakit

serta

kebutuhan

akan

pembedahan
Penggunaan penyangga leher (collar) dan penahan lumbal untuk waktu yang
lama unutk periode

waktu yang singkat berguna pada pasien dengan

osteoarthritis servikal dan lumbal saat gejala mereka sedang kambuh.


3. Terapi Bedah
Artroplasti sendi total ( bedah penggantian sendi) harus dicadangkan untuk
pasien osteoarthritis

stadium lanjut yang

penatalaksanaan medis agresif

tidak

berhasil

dalam

Osteotomi, yang secara bedah lebih konservatif, dapat menghilangkan


kosentrasi beban dinamik dan puncak dan mungkin efektif untuk
melenyapkan nyeri pada pasien osteoarthritis panggul atau lutut
Kondroplasti (artroplasti abarsi)
Lavase sendi dengan gram faal atau larutan ringer dalam jumlah besar untuk

membersihkan fibrin,shard tulang rawan, dan kotoran lain mungkin


menimbulkan rasa nyamanpada pasien yang nyerinya refrakter terhadap
analgesic
4. Pengurangan beban sendi
Mekanik tubuh yang tidak baik
Perbaikan postur dan pemakaian alat penunjang untuk lordosis lumbalis
Hindari beban yang berlebihan
Wedged insole dapat mengurangi nyeri sendi pada pasien OA medial lutut

stadium dini
Sepatu untuk berlari juga bermanfaat untuk memberi bantalan bagi beban.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan
tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan
pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit,
dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses
penuaan, trauma atau kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi.

Osteoatritis juga disebut penyakit sendi degenerative, mencerminkan kegagalan


sendi diartrodial ( dapat digerakkan, dilapisi oleh sinovium ). Pada OA idiopatik (primer),
bentuk tersering penyakit ini, factor predisposisi tidak jelas. OA sekunder secara
patologis tidak dapat dibedakan dari OA idiopatik tetapi disebabkan oleh penyakit lain
yang mendasari.
Beberapa penyebab adalah sebagai berikut: Usia/Umur, Jenis Kelamin, Ras,
Faktor Keturunan, Faktor Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet, Trauma pada sendi,
Stress sendi, Aktivitas olahraga yang berlebihan.

B. SARAN
Sebaiknya ketika berolahraga jangan melakukan olahraga yang berlebihan karna
dapat menyebabkan kondisi tulang menjadi memburuk. Kontrolah keinginan untuk
berolahraga, karna tubuh juga mempunyai alarm, jadi apabila sudah merasa lelah
sebaiknya berhenti berolahraga.
Konsumsilah makanan yang tinggi zat gizi, terutamapada usia lansia. Karna
factor nutrisi sangat mempengaruhi ksehatan ttulang dan sendi.

10

Anda mungkin juga menyukai