Anda di halaman 1dari 10

Konsep Asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran kemih

A. Pengkajian
1. Identitas
A. Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat,
pekerjaan, nomor register, tanggal MRS,
B. Identitas penanggung jawab meliputi nama ibu/bapak, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, suku bangsa, alamat
2. Keluhan utama
A. Keluhan saat masuk rumah sakit
Keluhan yang timbul sebelum dibawah kerumah sakit.
B. Keluhan saat pengkajian
Keluhan yang muncul pada saat pasien di pindah diruangan dan pada saat perawat
melakukaan pengkajian.
a. Riwayat kesehatan sekarang(PQRST)
Awalnya anak-anak biasanya demam, adanya rasa sakit pada saat buang air kecil.
Namun pada anak yang berusia lebih muda, hal tersebut tidak begitu terlihat. Jika
infeksi memburuk, anak dapat mengeluarkan urin yang keruh maupun berdarah, bau
urin yang menyengat, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan sakit pada area
pinggang belakang.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat pasien sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dan menderita
penyakit yang sama
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat penyakit kongenital, adakah saudara yang memiliki riwayat ISK,
anggota keluarga yang memiliki riwayat Hipertensi, DM, dan batu ginjal.
d. Riwayat Imunisasi

No Jenis Imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah


pemberian
1. BCG
2. DPT (I,II,III)
3. Polio (I,II,III,IV)
4. Campak
5. Hepatitis
e. Riwayat Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan Fisik
Berat badan :-
Tinggi badan :-
Waktu tumbuh gigi : …bulan, Tanggal gigi: ….
2) Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling :
2. Duduk:
3. Merangkap:
4. Berdiri :
5. berjalan :
6. Senyum kepada orang lain pertama kali :
7. bicara pertama kali:
8. Berpakaian tanpa bantuan:

f. Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui:
2. Cara pemberian :
3. Lama pemberian:
4. Asi diberikan sampai umur :
2) Pemberian susu formula: diberikan mulai usia berapa, jumlah yang diberikan tiap
kali pemberian, adanaya riwayat alergi dll.
3) Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

No Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian


1.

2.

g. Riwayat Psikosoial
Berisi tentang lingkungan tempat tinggal anak, apakah anak tinggal di rumah sendiri
atau dirumah saudara, di lingkungan perdesaan atau daerah perkotaan. Hubungan
anak dengan keluarga dan pengasuh anak (apakah di asuh oleh orang tua sendiri atau
orang lain).
h. Riwayat Spiritual
Berisi tentang dukungan keluarga kepada anak dan kegiatan keagamaan yang sedang
dilakukan.
i. Riwayat Hospitalisasi
Berisi tentang:
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap (dikaji karena klien tidak sadar)
j. Aktivitas Sehari-hari
1. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit dan Saat Sakit. Meliputi selera makan, menu makan,
frekuensi makan, makanan pantangan, pembatasan pola makan, cairan makan,
dan ritual saat makan baik.
2. Cairan
Kaji kondisi sebelum dan saat sakit. Meliputi, jenis kamanan, frekuensi
minum, kebutuhan cairan, dan cara pemenuhan (pemenuhan dengan air putih,
the, atau susu).
k. Eliminasi
Kaji kondisi sebelum dan saat sakit. Meliputi frekuensi, konsistensi, warga dan bau.
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit.
l. istirahat Tidur
Berisi tentang kondisi sebelum dan saat sakit. Meliputi, jam tidur, pola tidur,
kebiasaan sebelum tidur, kesulitan tidur.
m. Personal Hygiene
Berisikan tentang cara perawatan diri sebelum dan saat sakit. Meliputu, mandi, cuci
rambut, gunting kuku, gosok gigi.
n. Aktivitas/mobilitas fisik
Berisikan kondisi sebelum dan saat sakit. Meliputi, kegiatan sehari-hari, pengaturan
jadwal harian, penggunaan alat bantu aktivitas, kesulitan pergerakan tubuh bermain.
o. Rekreasi
Beririkan kondisi sebelum sakit dan saat sakit. Meliputi, perasaan saat sekolah,
waktu luang, pasangan setelah rekreasi, waktu senggang keluarga, kegiatan hari libur
saat belum sekolah.
4. Pemeriksaan Fisik head to toe pada anak
a. keadaan umum
Didapatkan Klien tampak lemah.
b. Kepala
Pada pemeriksaan kepala perlu diperhatikan : besar, ukuran, lingkar kepala, asimetri,
sefalhematom, maulase, kraniotabes, sutura, ubun-ubun, pelebaran pembuluh darah,
rambut, tengkorak dan muka. Kepala diukur pada lingkaran yang paling besar, yaitu
melalui dahi dan daerah yang paling menonjol daripada oksipital posterior.
c. Wajah
Pada pemeriksaan wajah perhatikan : simetri tidaknya, paralisis, jarak antara hidung dan
mulut, jembatan hidung, mandibula, pembengkakan, tanda chovstek, dan nyeri pada
sinus.
d. Mata
Pada pemeriksaan mata perhatikan : fotofobia, ketajaman melihat, nistagmus, ptosis,
eksoftalmus, endoftalmus, kelenjar lakrimalis, konjungtiva, kornea, pupil, katarak, dan
kelainan fundus. Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi normal di bawah 6 bulan.
e. Hidung
Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan cuping hidung, mukosa,
sekresi, perdarahan, keadaan septum, perkusi sinus.
f. Mulut
Pada pemeriksaan mulut, perhatikan :
 Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan.
 Gigi : banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh lambat/tidak.
 Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan.
 Lidah : kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran, gerakan, tepi
hiperemis/tidak.
 Palatum : warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.
g. Tenggorok
Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan menggunakan alat skalpel, anak disuruh
mengeluarkan lidah dan mengatakan ‘ah’ yang keras, selanjutnya spaltel diletakkan pada
lidah sedikit ditekan kebawah. Perhatikan : uvula, epiglotis, tonsil besarnya, warna,
paradangan, eksudat, kripte)
h. Telinga
Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna dan bau sekresi telinga,
nyeri/tidak (tragus,antitragus), liang telinga, membrana timpani. Pemeriksaan
menggunakan heat lamp dan spekulum telinga.
i. Leher
Pada leher perhatikanlah : panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak trakhea, pembesaran
kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis, dan gerakan leher
j. Thorax
Untuk pemeriksaan thorax seperti halnya pada dewasa, meliputi urutan :
 Inspeksi
Pada anak < 2 tahun : lingkar dada <lingkar kepala
Pada anak > 2 tahun : lingkar dada >lingkar kepala. Perhatikan
a. Bentuk thorax : funnel chest, pigeon chest, barell chest, dll
b. Pengembangan dada kanan dan kiri : simetri/tidak, ada retraksi.tidak
c. Pernafasan : cheyne stokes, kusmaul, biot
d. Ictus cordis
 Palpasi
Perhatikan :
1. Pengembangan dada : simetri/tidak
2. Fremitus raba : dada kanan sama dengan kiri/tidak
3. Sela iga : retraksi/tidak
4. Perabaan iktus cordis
 Perkusi
Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu jari/tanpa bantalan jari lain,
atau secara tidak langsung dengan menggunakan 2 jari/bantalan jari lain. Jangan
mengetok terlalu keras karena dinding thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih kecil.
Tentukan : 1. Batas paru-jantung 2. Batas paru-hati : iga VI depan 3. Batas diafragma :
iga VIII – X belakang. Bedakan antara suara sonor dan redup.
 Auskultasi
Tentukan suara dasar dan suara tambahan : Suara dasar : vesikuler, bronkhial, amforik,
cog-wheel breath sound, metamorphosing breath sound. Suara tambahan : ronki,
krepitasi, friksi pleura, wheezing Suara jantung normal, bising, gallop.
k. Abdomen
Seperti halnya pada dewasa pemeriksaan abdomen secara berurutan meliputi ;
 Inspeksi
Perhatikan dengan cara pengamatan tanpa menyentuh :
1. Bentuk : cekung/cembung
2. Pernafasan : pernafasan abdominal normal pada bayi dan anak kecil
3. Umbilikus : hernia/tidak
4. Gambaran vena : spider navy
5. Gambaran peristaltik
 Auskultasi
Perhatikan suara peristaltik, normal akan terdengar tiap 10 – 30 detik.
 Perkusi
Normal akan terdengar suara timpani. Dilakukan untuk menentukan udara dalam usus,
atau adanya cairan bebas/ascites.
 Palpasi
Palpasi dilakukan dengan cara : anak disuruh bernafas dalam, kaki dibengkokkan di sendi
lutut, palpasi dilakukan dari kiri bawah ke atas, kemudian dari kanan atas ke bawah.
Apabila ditemukan bagian yang nyeri, dipalpasi paling akhir. Perhatikan : adanya nyeri
tekan , dan tentukan lokasinya. Nilai perabaan terhadap hati, limpa, dan ginjal.

Hati
Palpasi dapat dapat dilakukan secara mono/bimanual Ukur besar hati dengan cara :
1. Titik persilangan linea medioclavicularis kanan dan arcus aorta dihubungkan dengan
umbilikus.
2. Proc. Xifoideus disambung dengan umbilicus.
Normal : 1/3 – 1/3 sampai usia 5 – 6 tahun.
Perhatikan juga : konsistensi, permukaan, tepi, pulsasi, nyeri tekan.
Limpa
Ukur besar limpa (schuffner) dengan cara :
Tarik garis singgung ‘a’ dengan bagian arcus aorta kiri.
Dari umbilikus tarik garis ‘b’ tegak lurus ‘a’ bagi dalam 4 bagian.
Garis ‘b’ diteruskan ke bawah sampai lipat paha, bagi menjadi 4 bagian juga. Sehingga
akan didapat S1 – S8.
Ginjal
Cara palpasi ada 2 :
Jari telunjuk diletakkan pada angulus kostovertebralis dan menekan keras ke atas, akan
teraba ujung bawah ginjal kanan.
Tangan kanan mengangkat abdomen anak yang telentang. Jari-jari tangan kiri diletakkan
di bagian belakang sedemikian hingga jari telunjuk di angulus kostovertebralis kemudian
tangan kanan dilepaskan.
Waktu abdomen jatuh ke tempat tidur, ginjal teraba oleh jari-jari tangan kiri.
l. Ekstremitas
Perhatikan : kelainan bawaan, panjang dan bentuknya, clubbing finger, dan
pembengkakan tulang.
Persendian P
eriksa : suhu, nyeri tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan gerakan.
Otot
Perhatikan : spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.
m. Alat Kelamin
Perhatikan :
Untuk anak perempuan :
a. Ada sekret dari uretra dan vagina/tidak.
b. Labia mayor : perlengketan / tidak
c. Himen : atresia / tidak
d. Klitoris : membesar / tidak.
Untuk anak laki-laki :
a. Orifisium uretra : hipospadi = di ventral / bawah penis Epsipadia = di dorsal / atas
penis.
b. Penis : membesar / tidak
c. Skrotum : membesar / tidak, ada hernia / tidak.
d. Testis : normal sampai puber sebesar kelereng.
e. Reflek kremaster : gores paha bagian dalam testis akan naik dalam skrotum
n. Anus dan Rektum
Anus diperiksa rutin sedangkan rektum tidak. Untuk anus, perhatikan :
a. Daerah pantat adanya tumor, meningokel, dimple, atau abces perianal.
b. Fisura ani
c. Prolapsus ani
Pemeriksaan rektal : anak telentang, kaki dibengkokkan, periksa dengan jari kelingking
masuk ke dalam rektum. Perhatikan :
a. Atresia ani
b. Tonus sfingter ani
c. Fistula rektovaginal
d. Ada penyempitan / tidak.
o. Kulit
Pada pemeriksaan kulit yang harus diperhatikan adalah : warna kulit, edema, tanda
perdarahan, luka parut (sikatrik), pelebaran pembuluh darah, hemangioma, nevus, bercak
‘café au kait’, pigmentasi, tonus, turgor, pertumbuhan rambut, pengelupasan kulit, dan
stria.
p. Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe yang perlu diraba adalah : submaksila, belakang telinga, leher, ketiak,
bawah lidah, dan sub oksipital. Apabila teraba tentukan lokasinya, ukurannya, mobil atau
tidak.

B. Diagnosa
1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi saluran kemih
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

C. Intervensi keperawatan
1. Dx.1 : Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperwatan selama 1x24 jam diharapkan terjadi
penurunan suhu tubuh menjadi normal.

Kriteria Hasil :
a. Tanda vital dalam batas normal
b. Klien menunjukan termoregulasi
c. Klien tidak demam.
Intervensi :
a. Observasi TTV
Rasional: mengetahui kaedaan umum klien
b. Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38, C.
Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
c. Kaji keadekuatan hidrasi
Rasional :Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan
dari hasil yang diharapkan.
d. Kompres air hangat.
Rasional : Untuk menurunkan suhu tubuh
e. Kolaborasi pemberian antipiretik.
Rasional : Antipireti menurunkan suhu tubuh

2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi saluran kemih


Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat
mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria Hasil :
a) Klien dapat berkemih setiap 3 jam
b) Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
c) Klien dapat BAK dan berkemih

Intervensi :
a. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional :Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input /
output
b. Anjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam
Rasional :Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam kandung kemih.
c. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional :Untuk memudahkan klian dalam berkemih.
d. Bantu klien ke kamar kecil , memakai pispot / urinal.
Rasional :Untuk memudahkan klien untuk berkemih.
e. Bantu klien mendapatkan poosisi berkemih yang nyaman.
Rasional :Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.

3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri hilang
atau berkurang saat dan sesudah berkemih

Kriteria Hasil :
a. Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih
b. Kandung Kemih tidak tegang
c. Pasien tampak tenang
d. Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
a. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri
Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
b. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran
Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot
c. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional : Untuk mmbantu klien dalam berkemih
d. Pantau perubahan warna urine, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8
jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.
e. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
f. Berikan perawatan perineal
Rasional : Untuk mencegah kontaminasi uretra
g. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari
Rasional : Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasukikandung kemih dan naik
saluran perkemihan
h. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
Rasional : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri
i. Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi
Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia mual muntah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan
kriteria hasil nafsu makan klien meningkat, intake adekuat.
Kriteria hasil :
a) Berat badan dalam batas ideal
b) Energi cukup
c) Tidak dehidrasi
Intervensi :
1. Kaji masukan nutrisi klien
Rasional : mengetahui kemungkinan klien untuk mengkonsumsi jumlah protein dan
kalori adekuat.
2. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
Rasional : meningkatkan asupan nutrisi klien
3. Pertahankan hygiene multu yang baik
Rasional : akumulasi partikel makanan dimulut dapat menambah bau dan rasa tak sedap
yang menurunkan rasa tak sedap.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit.
Rasional : kemungkinan diperlukannya nutrisi tambahan bagi klien.
D. Evaluasi

Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan
yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
1. Penurunan suhu tubuh menjdi normal
2. Memperhatikan berkurangnya rasa nyeri dan ketidaknyamanan
a. Melaporkan berkurangnya nyeri, urgensi, disuria, atau hesitensi pada saat berkemih
b. Minum analgesic dan agens antimicrobial sesuai resep minum 8 - 10 gelas air setiap
hari
c. Berkemih setiap 2 – 3 jam
d. Urin yang keluar jernih dan tidak berbau
3. Pengetahuan mengenai tindakan pencegahan dan modalitas penanganan yang dirsepkan
meningkat.
4. Bebas komplikasi.
a. Melaporkan tidak adanya gejala infeksi atau gagal ginjal (mual, muntah, kelemahan,
pruritus).
b. Kadar BUN dan kereatinin serum normal, kultur darah dan urin negative.
c. Memperlihatkan tanda-tanda vital dan suhu yang normal; tidak ada tanda-tanda sepsis.
d. Mempertahankan haluaran urin yang adekuat (>30 ml/jam).

Anda mungkin juga menyukai