HOSPITAL ACQUIRED
INFECTION
CUCI TANGAN
PEMAKAIAN
MASKER
GAUN
SARUNG
TANGAN
CUCI TANGAN
Tiga jenis cuci tangan yaitu:
1. Cuci tangan higenik
Dilakukan untuk mengurangi flora atau kuman transien di
tangan
Contoh: cuci tangan ketika akan melakukan pemeriksaan
luar
2. Cuci tangan aseptik
Dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien yang
diikuti dengan larangan menyentuh permukaan tidak steril
dan penggunaan sarung tangan
Contoh: cuci tangan ketika akan melakukan tindakan
invasif seperti pemasangan kateter dan infus
3. Cuci tangan bedah
Dilakukan secara aseptik dengan memakai antiseptik
Contoh: cuci tangan ketika akan melakukan tindakan
bedah
Pemakaian alat pelindung
Tujuan
(1) melindungi kulit dan selaput lendir
petugas dari risiko pajanan darah,
semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta,
kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien
(2) melindungi petugas dari jenis tindakan
berisiko mencakup tindakan perawatan
pasien termasuk tindakan rutin, tindakan
bedah ortopedi, otopsi
Sarung Tangan
Tujuan
Melindungi tangan dari kontak darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang
tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda
yang terkontaminasi.
Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap
petugas sebelum kontak dengan darah atau
semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta dan
benda lain yang terkontaminasi.
Gaun Pelindung
Tujuan
Melindungi selaput lendir hidung, mulut dan
mata selama melakukan tindakan dan
perawatan pasien yang memungkinkan terjadi
percikan darah dan cairan tubuh lain
Sebaliknya masker juga dapat melindungi
pasien dari infeksi yang penularannya melalui
udara, terutama bagi pasien di kamar operasi,
kamar bersalin, dan bayi
Pengendalian infeksi nosokomial:
1. Eksisi primer dan cangkok kulit (hanya sesuai bagi luka bakar
yang relatif kecil dan menyangkut seluruh lapisan kulit)
2. Antisepsis: pemberian zat anti bakteri pada luka bakar.
Pemberian kompres perak nitrat o,5% dan krim mafenida
asetat 11% untuk luka bakar tingkat tinggi terbukti efektif,
namun membutuhkan kontrol keseimbangan elektrolit.
Perak sulfadiazine 1% dan perak nitrat 0,5% dengan
klorheksidin 0,1% juga efektif dan lebih praktis.
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
LUKA BAKAR
3. Asepsis:
Pembalutan dilakukan dalam ruangan khusus yang
berventilasi
Tenaga medis hendaknya menggunakan pelindung
saat menangani pasien luka bakar
Ganti balut sebaiknya dilaksanakan dengan teknik
dua perawat
Pada prosedur lanjut, perawatan luka secara terbuka
yang biasanya untuk daerah kepala dan dada, lebih
disukai secara klinis, karena memberikan
perlindungan terhadap infeksi oleh terbentuknya
jaringan kering di permukaan kulit yang menghambat
tumbuhnya bakteri
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA
BAKAR
Pencegahan infeksi lanjutan (second line of defense)
pencegahan invasi terhadap jaringan dan aliran darah oleh
bakteri yang tumbuh dalam luka bakar, yaitu terapi
antibiotik dan imunisasi aktif atau pasif:
Terapi sistemik terhadap infeksi Streptococcus pyogenes dengan
antibiotik yang sesuai (seperti eritromisin atau cloxacillin)
Pasien dengan luka bakar tingkat tinggi yang telah terkontaminasi
oleh Pseudomonas aeruginosa dapat dilindungi dengan pemberian
gentamisin sistemik (dan/atau carbenisilin)
Profilaksis anti tetanus harus diberikan pada semua pasien luka
bakar dengan menggunakan toxoid dosis buster bila pasien
memiliki kekebalan aktif, atau dengan antiserum (ATG manusia)
dan/atau antibiotik bila tidak memiliki kekebalan aktif.
SEPTIK-ASEPTIK
P DALAM PENGELOLAAN INFEKSI
R
I
N
S
I Prinsip ini berkaitan dengan pencegahan dan
P pengendalian penyakit terutama infeksi dan
infeksi nosokomial yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen.
Efikasi pengendalian infeksi.
SEPTIK-ASEPTIK
P
DALAM PENGELOLAAN INFEKSI
R
I
N
S Dalam pencegahan dan pengendalian
I infeksi tercakup: kebijakan pengendalian
P
infeksi, sterilisasi, teknik-teknik aseptik,
kebersihan dan desinfeksi, desinfeksi kulit
dan antiseptik, antibiotik profilaktik, …
P SEPTIK-ASEPTIK
R DALAM PENGELOLAAN INFEKSI
I
N
S … alat pelindung diri (APD), isolasi, bangunan
I
P dan desain rumah sakit, equipment, personel,
pemantauan, serta surveilans dan peranan
laboratorium.
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
2. STERILISASI
3. TEKNIK ASEPTIK
6. ANTIBIOTIK PROFILAKTIK
10. EQUIPMENT
11. PERSONIL
12. MONITORING
13. SURVEILANS & PERAN LABORATORIUM
Peran Laboratorium Mikrobiologi
PPIN
(Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial)
Tugas dan tanggung jawab PPIN
Rencana Pengolahan&
Pengumpu
Identifikasi pengumpula Penyajian
lan data
masalah n data data
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN
MEDIS
Kesimpulan
ILO 24 37 42 35
Pneumonie 10 24 39 22
ISK 42 11 13 35
Bakteremia 5 4 3 35
Lain-lain 19 4 3 32
Total 100 100 100 32
Sejarah: