Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Selasa, 4 Februari 2020


Jam : 08.00 wib s/d selesai
Tempat : Ruang Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Dr. R Soedjati
Soemodiardjo
Acara : Rapat Koordinasi Pelayanan Anastesi

EVALUASI PELAYANAN ANASTESI


Terkait pelayanan dokter anestesi, Koordinator SMF merasa sudah berat dalam melakukan
pengaturan di dalam SMF tersebut sehingga berkoordinasi dengan wadir bidang pelayanan untuk
dapat memfasilitasi dalam pengeturan dokter anestesi yang sekarang berjumlah 4 orang. Kondisi
sekarang dimana untuk dokter anestesi melakukan pelayanan yang terkesan dibagi perhari
sehingga dalam seminggu relative tidak masuk secara penuh, hal tersebut membuat kecemburuan
diantara dokter spesialis lain, sehingga diperlukan perbaikan untuk mengoptimalkan adanya 4
dokter anestesi dalam memberikan pelayanan pada pasien. Adapun rencana langkah langkah
yang akan dilakukan dilakukan beberapa pengaturan dan di beberapa instalasi terkait
diantaranya:
A. Pelayanan di Instalasi Rawat Intensive & Anestesi
Pelayanan Rawat Intensive & Anestesi / ICU di rumah sakit dengan kepala instalasi adalah
dokter anestesi dimaksudkan untuk dapat memberikan pelayanan secara maksimal terhadap
pasien dengan maksud untuk dapat memaksimalkan pengaturan sikulasi / rotasi pasien keluar
dan masuk, sehinggga diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Instalasi Rawat Intensive & Anestesi / ICU akan diusulkan dibuat semi open, dimana
pasien yang akan masuk baik dari IGD maupun Ruang Rawat Inap untuk di konsulkan ke
dokter spesialis anastesi terlebih dahulu , agar mendapatkan advis apakah pasien tersebut
masuk kriteria rawat di Instalasi Rawat Intensive & Anestesi , Dokter jaga tetap
melakukan konsultasi terkait kondisi pasien tersebut ke DPJP.
2. Pasien yang sudah masuk di Instalasi Rawat Intensive & Anestesi akan dilakukan
perawatan bersama antara dirawat DPJP dan dokter Anastesi,
3. Dengan berjalannya di Instalasi Rawat Intensive & Anestesi / ICU yang semi open , maka
dapat mengoptimalkan penggunaan ventilator, dan sirkulasi pasien keluar dan masuk
ditentukan oleh dokter anestesi dan jika diperlukan akan koordinasi dengan DPJP.
4. Membuat Kebijakan , panduan, dan SPO indikasi pasien masuk dan keluar di Instalasi
Rawat Intensive & Anestesi / ICU
5. Pembagian ruang keluar di Instalasi Rawat Intensive & Anestesi / ICU sesuai peruntukkan
yaitu Anak : 2 bed, Ponek : 2 bed, 6 bed untuk pasien lainnya
6. Perlu dipikirkan jasa tindakan di Instalasi Rawat Intensive & Anestesi / ICU seperti
tindakan intubasi bagi perawat Belum ada jasa tersendiri sehingga pelayanan bisa kurang
maksimal.
7. Pemeliharaan alat di Instalasi Rawat Intensive & Anestesi / ICU, karena Atem nya
mempunyai tugas tambahan yang banyak diperlukan pengaturan kembali terkait petugas
Atem yang bertanggung jawab di masing masing instalasi.
8. Dengan berjalannya ICU dengan sistem semi open maka keberadaan kepala instalasi akan
lebih berperan aktif di Instalasinya, dan dokter anestesi bisa melaksanakan pelayanan serta
membagi jadwal pelayanan anastesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan yaitu : OK 2
orang, ICU 1 orang , dan yang melakukan visite 1 orang.
B. Pelayanan di Kamar Operasi
1. Dengan pembagian jadwal dokter anestesi yang akan direncanakan yaitu untuk OK 2
orang yang sebelumnya hanya 1 orang yang stanby di OK, dengan maksud pelayanan
dapat optimal dan lebih menjaga keselamatan pasien.
2. Perencanaan jadwal operasi dikamar operasi agar terjadwal dengan baik dan jelas,
dimana terkait operasi elektif sudah terjadwal satu hari sebelumnya dan sudah di tentukan
jam berapa akan di lakukan operasi oleh dokter operator. Untuk saat ini sulit menentukan
jam berapa operasi di jalankan , dan siapa operatornya karena baru di tentukan pada hari
yang sama.
3. Usulan peninjauan kembali jasa untuk dokter anastesi, dimana untuk saat ini sdh ada 4
dokter anastesi yang siap memberikan pelayanan harapan kedepan untuk pembagian jasa
perawat anastesi yang mendapatkan 25 % bisa di kaji ulang.
C. Pelayanan Visite Ruangan
1. Adanya kejadian pasien yang meninggal tiba tiba dan sulit tertong dikarenakan kurang
optimalnya TIM CODE BLUE dan kurang maksimalnya pelayanan dokter anestesi di
ruang rawat inap sehingga diperlukan adanya rencana pembagian jadwal pelayanan
anastesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan yaitu : OK 2 orang, ICU 1 orang , dan yang
melakukan visite 1 orang. Sehingga terkait konsulan dari Ruang rawat inap ke dokter
anestesi bisa terselesaikan dengan baik karena keberadaan dokter anestesi sudah
terjadwal dengan baik, sehingga tidak mengganggu pelayanan di kamar operasi.
2. Pengaktifan Tim Code Blue RS kalau diperlukan adanya Jasa tersendiri atau tambahan
indeks untuk TIM tersebut.
3. Pelayanan Klinik Anestesi
Untuk saat ini belum bisa dijalankan klinik anestesi yang diperlukan rawat jalan pasien pre
operasi elektif karena penjadwalan operasi belum terencana dengan baik.

RENCANA TINDAK LANJUT


a. Laporan ke Pimpinan Rumah sakit
b. Membuat jadwal pelayanan untuk dokter spesialis anestesi
c. Menyusun regulasi Kebijakan, Panduan, dan SPO tentang Kriteria pasien masuk dan keluar
Instalasi Rawat Intensive & Anestesi / ICU, dengan melibatkan komite medik untuk
membahas rencana ICU yang Semi open
d. Melakukan sosialisasi ke SMF
e. Monitoring dan evaluasi pelayanan dokter anestesi.
f. Rapat koordinasi dengan Instalasi kamar operasi terkait pengaturan jadwal opersi elektif.
g. Usulan perbaikan jasa dr Anastesi dan tarif tindakan di Instalasi Rawat Intensive &
Anestesi / ICU.

Notulis

Dr. Titik Wahyuningsih, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai