Anda di halaman 1dari 22

SASARAN KESELAMATAN

PASIEN/PASIEN SAFETY

2019
Era Patient Safety di Dunia

 Australia : 2000, Australian Council for Safety and Quality in


Health Care, dibentuk oleh MOH Australia
 Inggris : 2001, NPSA : National Patient Safety Agency,
dibentuk pemerintah Inggris
 USA : 2000, AHRQ : Agency for Healthcare Research and
Quality, berfungsi Center for Quality Improvement and
Patient Safety
 USA : 2002, Joint Commission : National Patient Safety Goals
 WHO : 2004, 27 Oktober : WHO memimpin gerakan
keselamatan pasien dengan membentuk : World Alliance for
Patient Safety, sekarang “WHO Patient Safety”
 Malaysia : 2004, Patient Safety Council, dibentuk oleh MOH
 Indonesia : 2005, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
dibentuk PERSI
MENGAPA PATIENT SAFETY PENTING?

 Isu kesehatan global yang serius


 Patient Centeredness
 Tidak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat dicegah
 Medical error  meningkatkan biaya atas kesehatan
 Tuntutan kasus malpraktek meningkat.
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
 Mencegah konflik (blamming) antara dokter / petugas kesehatan / pasien
DEFINISI

Keselamatan pasien adalah:


Bebasnya pasien dari cidera yg tdk seharusnya terjadi atau cidera yg
potensial terjadi terkait dgn pelayanan kesehatan.
Insiden keselamatan pasien adalah:
setiap kejadian/situasi yg dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yg tidak seharusnya terjadi
TUJUAN PATIENT SAFETY

1.Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit


2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Jenis2 Insiden Keselamatan Pasien
1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) : insiden yang mengakibatkan pasien cedera misalnya
pasien jatuh,tertusuk jarum
2. KNC (Kejadian Nyaris Cedera ) : terjadinya insiden yg belum sampai terpapar ke pasien
( pasien tidak cedera) misalnya salah identitas pasien namun diketahui sebelum
melakukan tindakan
3. KTC (Kejadian Tidak Cedera) : insiden sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak timbul
cedera,misalnya pasien minum paracetamol dan tidak ada reaksi apapun tetapi dokter tidak
meresepkan paracetamol
4. KPC (Kondisi Potensial Cedera) =kondisi / situasi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden misalnya kerusakan alat ventilator yang
diketahui sebelum digunakan ke pasien
Pelaporan insiden ditujukan
untuk menurunkan insiden
Pelaporan insiden kepada Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan mengoreksi sistem
harus dijamin keamanannya, bersifat dalam rangka
rahasia, anonim (tanpa identitas), meningkatkan keselamatan
tidak mudah diakses oleh yang tidak pasien dan tidak untuk
berhak menyalahkan orang (non
blaming).
PELAPORAN INSIDEN

 Yang harus dilaporkan :


 Kejadian yang sudah terjadi, potensi terjadi maupun yang nyaris
terjadi
 Yang membuat laporan :
 Siapa saja atau semua staf RS yang pertama menemukan
kejadian
 Siapa saja atau semua staf yang terlibat dalam kejadian
6 (ENAM) SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
1. Ketepatan Identifikasi Pasien

2. Peningkatan komunikasi yang efektif

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

6. Pengurangan risiko pasien jatuh


SASARAN I
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Identifikasi Pasien : menggunakan minimal dua identitas


dari tiga identitas
1. nama pasien (  e KTP)
2. tanggal lahir
3. nomor rekam medis
• !!!! dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau lokasi
WARNA GELANG PASIEN

GELANG IDENTITAS
• Biru: Laki Laki
• Pink: Perempuan

PENANDA RISIKO:
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Ungu : DNR ( Do Not Resusitation )
SASARAN 2
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF
Komunikasi Metode TBAK (tulis,baca
KOMUNIKASI METODE SBAR
kembali,konfirmasi)
Kapan dilakukan?
Kapan dilakukan ?
 Saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP catat
instruksi 1. Saat perawat menerima instruksi verbal per telpon/lisan
dari DPJP
 Saatmelakukan hand over (operan jaga) tidak di
stempel SBAR 2. Saat perawat menerima laporan hasil tes kritis / critical
test. Semua level perawat boleh menerima hasil nilai
kritis,tetapi yang melapor ke dokter jaga/DPJP adalah
( Sementara didiskusikan dengan Pokja KE dan PAP) perawat PK II. Penetapan waktu penyampaian hasil
kritis( < 30 menit)
3. Untuk obat LASA, dieja menggunakan kode alphabet

SBAR 4. DPJP memberi paraf saat visit.( sebelum 24 jam)

TBAK
SASARAN 3
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YG
PERLU DI WASPADAI ( HIGH ALERT)
OBAT HIGH ALERT
DEFINISI:
Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah
KETENTUAN :
1. Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta
panduan penata laksanaan obat high alert
2. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas
3. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja Perhuruf
4. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah
pasien ,salah obat dan salah dosis (double check)
5. Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label, nama
obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan
SASARAN 4
KEPASTIAN TEPAT LOKASI,TEPAT
PROSEDUR DAN TEPAT PASIEN
OPERASI
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus yang meliputi sisi (laterality), multipel
struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine
4. Tanda yang mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat
sampai saat akan disayat/ insisi
SASARAN 5
PENGURANGAN INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN

6 langkah cuci tangan

5 moment cuci tangan


SASARAN 6
PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
 Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi
risiko cedera bila sampai jatuh.
 Evaluasi : menggunakan tools penilaian risiko jatuh
Untuk dewasa menggunakan skala morse
Untuk anak-anak menggunakan skala humpty dumpty
Untuk geriatric menggunakan skala sydney
 Tentukan skor : tinggi , sedang, rendah
Pasang alert jatuh bila pasien beresiko sedang dan tinggi

 Reasesmen dilakukan pada setiap perubahan kondisi dan atau terapi


 Resiko tinggi setiap shift ,resiko sedang perhari,resiko ringan tiap 2 hari
 Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien,tulis dan ttd pada form edukasi
LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN
JATUH

1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan


2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
4. Pastikan lorong bebas hambatan
5. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien
6. Pasang Bedside rel
7. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidu
LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN
JATUH

8 Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran
9. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan Segera laporkan untuk
perbaikan
10Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat didaerah diagnostik atau
terapi
11.Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam
keadaan terpasang
12. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana
perawatan untuk mencegah jatuh
13. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai