Anda di halaman 1dari 7

SINAU BARENG

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN


 MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
 MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
 MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBAT YANG HARUS DIWASPADAI (HIGH ALERT
MEDICATIONS)
 MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR,
PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR
 MENGURANGI RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN (HAND HYGIENE)
 MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH

Sasaran 1
MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR

Identifikasi Pasien : sesuai STARKES 2022


 nama pasien sesuai KTP- el
 tanggal lahir atau
 Alamat Tinggal

Perhatian !!!! Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau lokasi

Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi dengan tepat pada situasi khusus, seperti pasien
koma atau pada bayi baru lahir yang tidak segera diberi nama serta identifikasi pasien pada saat
terjadi darurat bencana
Penggunaan identitas juga digunakan dalam pelabelan missal sample darah dan sample patologi,
nampan makanan pasien, label ASI yang disimpan untuk bayi yang dirawat di rumah sakit.

Warna Gelang
 Biru: laki- laki
 Pink : perempuan
 Putih : bayi yang belum bisa di pastikan jenis kelaminnya

PENANDA pada GELANG:


Identifikasi Pasien
 Verbal : tanyakan nama
 Visual : mencocokkan gelang identitas

PETUGAS HARUS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:


 Sebelum melakukan tindakan intervensi/terapi (pemberian obat, pemberian darah atau
produk darah, melakukan terapi radisi)
 Melakukan tindakan ( misalnya memasang jalur intravena atau hemodialisa)
 Sebelum tindakan diagnostik apapun (misalnya mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan laborat penunjang, sebelum melaksanakan kateterisasi jantung ataupun
tindakan radiologi diagnostik)
 Menyajikan makanan

Cara memasang gelang


 Identifikasi pasien
 beritahu tujuan
 demi keamanan dan keselamatan
 Setiap tindakan akan di tanya
 Jangan di lepas sampai pulang

Pemasangan gelang, tulisannya menghadap keluar untuk memudahkan petugas melakukan


identifikasi

IDENTITAS SEMENTARA BAYI BARU LAHIR


Perawat/ bidan menggunakan label sticker ibu yang dikasih tulisan jenis kelamin bayi
Tempelkan pada pergelangan kaki kanan
Setelah bayi mendapat gelang identitas maka identitas sementara (barkot ibu) di ganti dengan
gelang identitas yang dipasang dipergelangan kaki kanan

Sasaran 2
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan atau
telepon diantara para professional pemberi asuhan (PPA), proses pelaporan hasil kritis pada
pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan proses komunikasi saat serah terima (hand over)
MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
 Komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telepon antar PPA
 Proses pelaporan hasil pemeriksaan diagnostic kritis
 Komunikasi saat timbang terima / hand over

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan

 Perintah diberikan secara lisan


 Perintah diberikan melalui telpon
 Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan dan nilai kritis.

Bagaimana Cara Komunikasi


Tul-Ba-Kon ( Tulis - Baca Ulang - Konfirmasi)
 Tulis pesan d CPPT
 Baca ulang perintah / read back
 Konfirmasi “ ya benar “
 Stempel Read back
 Mintakan tanda tangan dokter 1 x 24 jam

Sasaran 3
MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBAT YANG HARUS DIWASPADA
(HIGH ALERT MEDICATIONS)

KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI


 Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
 Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada
perawat
 Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer/ rak tersendiri/khusus
 Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan
tak ada salah (double check)
 Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel
stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan

 Jangan lupa Double check


Sasaran 4
MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR,
PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR

Kebijakan Rumah Sakit


 Marking site yang di sepakati, adalah tanda lingkaran (O)
 Untuk kasus telinga penandaan di depan daun telinga
 Untuk kasus mata penandaan di atas alis mata
 Untuk kasus gigi dengan odontogram/stempel
 Marking di lakukan oleh dokter operator 1 hari atau sebelum di lakukan
pembedahan/tindakan
 Melibatkan pasien/keluarga
 Dengan spidol yg tdk luntur oleh air dan alkohol

Verifikasi pasien di kamar operasi


Sign In : dilakukan sebelum induksi anastesi oleh dr. Anastesi
Time Out : dilakukan sebelum insisi kulit oleh perawat sirkuler
Sign Out : dilakukan sebelum pasien keluar kamar operasi oleh dokter operator

Sasaran 5
MENGURANGI RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN (HAND HYGIENE)

5 Moment Cuci Tangan


2 sebelum 3 sesudah
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebelum melakukan tindakan aseptic
 Sesudah terpapar cairan tubuh
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sesudah dari lingkungan pasien
Ada 2 jenis
 Handscrub 20-30 detik
 Hand wash 40-60 detik

Sasaran 6
MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH

Skala Resiko jatuh


 Pengkajian dengan skala morse untuk pasien dewasa
 Pengkajian dengan skala humty dumty untuk pasien anak
 Ontario untuk geriarti
 Pengkajian dengan skala get up and gountuk pasienpoliklinik

Tatalaksana pasien resiko jatuhWA- LANG PENTOR


 Lakukan pengkajian awal resiko jatuh baik rawat jalan maupun rawat inap
 Untuk px rawat inap Kaji ulang setiap hari bila di indikasi bila ada perubahan dan terapi
 Lakukan pencegahan skor
 Lakukan monitoring setiap hari atau setiap ada perubahan

TINDAKAN PENCEGAHAN RESIKO JATUH DI POLIKLINIK


 Edukasi
 Bimbing pasien mendekati poliklinik yang di tuju
 Berikan alat bantu seperti kursi roda atau brancard

TANDA RESIKO JATUH


Bidai jatuh bisa terpasang di
bed pasien, standar infus
Untuk pasien VVIP bisa di letakkan
di pintu kamar pasien (1 kamar 1 pasien)

GET UP AND GO
A. Cara berjalan pasien ( salah satu atau lebih) Tidak seimbang / sempoyongan / limbung.Jalan
dengan menggunakan alat bantu (kruk,tripot,kursi roda dan orang lain).
B. Menopang saat akan duduk.Pasien tampak memegang pinggiran kursi atau meja / atau benda
lain sebagai penopang saat akan duduk.

Tidak berisiko bila tidak di temukan a dan b


Berisiko rendah bila di temukan salah satu dari a dan b
Berisiko tinggi bila di temukan a dan b
(BLANKO PENGKAJIN ADA DI RM)
Upaya menurunkan resiko jatuh
 Identifikasi : obat yang berhubungan dengan peningkatan risiko jatuh : sedatif, analgetik,
antihipertensi, diuretik, lazatif, psikotropika
 Gunakan protokol dalam memindahkan pasien secara aman
 Evaluasi berapa lama respon staf terhadap panggilan pasien (toilet, makan, dll.)
 Gunakan instrumen untuk memprediksi risiko pasien jatuh….> komunikasikan dengan
pasien dan keluarga, berikan tanda/ alert
 Perhatikan lingkungan : cahaya, kontrol suara atau kebisingan

TATA LAKSANA MENERIMA PASIEN YANG BERESIKO JATUH YANG AKAN MENUJU
KE POLIKLINIK RAWAT JALAN
1. Apabila petugas fast track menemukan pasien yang memiliki ciri- ciri beresiko jatuh seperti
cara berjalan pasien dan cara menopang saat duduk tidak seimbang, maka petugas fast track
wajib mengidentifikasi dengan menggunakan format get up and go
2. Pasang Gelang warna kuning bertuliskan “ fall Risk”
3. Kaji identitas pasien dan tanyakan rencana ke poliklinik rawat jalan yang akan di tuju
4. Antarkan pasien ke poliklinik yang di tuju dan arahkan keluarga pasien untuk mendaftar di
loket pendaftaran rawat jalan dengan membawa format get up and go yang akan di kumpulkan di
fast track pada akhir kegiatan

LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


Alur Insiden
 Tangani dulu pasiennya
 Buat laporan ke atasan langsung (kepala ruangan)
 Atasan langsung (kepala ruangan) melakukan grading resiko dan investigasi sederhana
 Atasan langsung melaporkan ke KPRS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit) atau
PMKP

1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)


Insiden tertinggalnya kasa
Insiden tertinggalnya instrumen
Insiden operasi dengan kekurangan darah

2. KNC (Kejadian Nyaris Cedera)


Inseiden sample darah rusak
Kesalahan pemberian makan pada pasien
Hasil laborat cyto diterima lambat

3. KTC (Kejadian Tidak Cidera)


Insiden kesalaham transportasi pasien
Insiden kesalahan pemeriksaan pemberian hasil pemeriksaan
Pasien duduk di kursi yang rusak, dan tidak layak namun pasien tidak terjatuh, kondisi baik- baik
saja

4. KPC (Kejadian Potensial Cidera)


Alat yang tidak di kalibrasi
Kabel Listrik terbuka
Obat tanpa label waktu expired
Lantai licin
Kursi roda tanpa rem
Kerusakan alat ventilator, DC shock, tensimeter

5. Kejadian Sentinel
Bunuh diri
BBL cukup bulan sesuai masa kehamilan, lahir segera menangis, meninggal dalam masa
perawatan di RS
Kematian karena kesalahan pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai