Anda di halaman 1dari 38

LEARNING

ISSUE
Devi Tiara Mita
30901800041
1. Mekanisme Keamanan
Pasien
 Pasien dengan resiko jatuh
 Hindari pasien memakai sandal yang licin
 Berikan gelang berwarna kuning/segitiga
berwarna kuning di samping tempat tidur pasien
 Tempat tidur pasien tidak boleh terlalu tinggi
 Membantu pasien dalam beraktivitas
 Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga

Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep Sasaran


keselamatan pasien
2. Sebutkan Jenis-jenis insiden
keselamatan di RS
 Resiko jatuh
 Infeksi nosokomial
 Tertusuk jarum
 Salah pemberian obat
 Salah mengidentifikasi pasien
 Terpapar sinar radiasi pada tenaga medis

Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep


Sasaran keselamatan pasien
3. Latar Belakang Patient
Safety
 Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko.
Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur,
serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya
kesalahan medis (medical errors). Menurut Institute of
Medicine (1999), kesalahan medis didefinisikan sebagai:
suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan
untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan atau
perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan
(yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa
Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD).
Sumber : papermakalah.com
4. Manfaat pemberian gelang
identitas
 Pasien mendapatkan standar pelayanan dan
pengobatan dan benar dan tepat sesuai
kebutuhan atau instruksi medis
 Pasien terhindar dari kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam memberikan pelayanan
 Pasien merasa aman dan nyaman serta dapat
bekerja sama dalam menjalani perawata atau
prosedur layanan di rumah sakit.
Sumber : identitaspasien.arata.co.id
5. Upaya pengendalian resiko
kesehatan
PROMOTIF
 Informasi potensi bahaya
 Pendidikan kesehatan tentang potensi
bahaya
 Pemasangan leaflet, brosur
 PHBS
 Phisical activity
 Bimbingan ruhani
 rekreasi
PREVENTIF
 Penerapan prinsip pencegahan infeksi: cuci tangagn, penggunaan sarung
tangan, barier protection (lotion, masker, apron)
 Imunisasi
 Pengelolaan Limbah
Limbah Rumah tangga/domestik
Limbah benda tajam
Limbah infeksius
Limbah patologis
Limbah Farmasi
Limbah Kimia
Limbah Logam berat
Preventif cont…
 Deteksi Dini melalui Medical Check
Up.
 Sebelum kerja dilakukan (Pre Placement
Test)
 Berkala (6 bulan sekali, atau 1 tahun
sekali)
 Pemeriksaan khusus yang mengalami
pajanan khusus (pekerja laboratorium,
radiologi, IPAL)
KURATIF
 Penetalaksanaan kecelakaan kerja seperti
tertusuk jarum bekas/ benda tajam alat
tindakan medis
 Penatalaksanaan cidera akibat kecelakaan
kerja
 Pengobatan PAK
 Upaya Rujukan khusus
REHABILITATIF
Untuk mencegah kematian dan kecacatan
yang semakin berat.
Misalnya: petugas yg tertusuk jarum,
maka perlu pemantauan status HBsAg,
Konseling untuk HIV/AIDS.
Rekomendasi untuk RTW

Sumber : Moch Aspian M.Kep Sp Kep Kom


“manajemen resiko”
6. Bagaimana dengan label pasien
yang identitasnya tidak di ketahui?
 Pasien akan dilabel menurut prosedur Rumah Sakit setempat
sampai pasien dapat diidentifikasi dengan benar. Contoh
pelabelan yang diberikan berupa Jenis Kelamin :  Pria/Wanita
(Tn./Ny.An/By) X, dengan mencantumkan tanggal, Bulan dan
tahun kejadian. Dengan penjelasan sebagai berikut :
 Dua angka digit pertama adalah tanggal kejadian pasien
tanpa identitas ditemukan
 Dua angka digit kedua adaalah bulan kejadian pasien tanpa
identitas ditemukan
 Dua angka digit ketiga adalah tahun kejadian pasien tanpa
identitas ditemukan
 Tiga angka digit terakhir adalah nomor urut kejadian pasien
tanpa identitas ditemukan di hari itu
 Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan Gelang
Identitas baru dengan identitas yang benar.
Sumber : buku saku akreditasi Rumah Sakit
7. Kapan dilakukan pengecekan
gelang identitas pasien?
 Melakukan identifikasi pasien ketika akan
memberikan obat , pemberian produk darah,
mengambil sampel darah atau spesimen lain,
ketika akan melakukan prosedur/ tindakan invasif
sambil mencek gelang identitas pasien apakah
yang disebutkan pasien sudah sesuai
Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep
Sasaran keselamatan pasien
8. Sebutkan cara mengidentifikasi
pasien dengan benar
1. Mencek apakah pasien memakai gelang identitas pada
pasien IGD, Rawat Inap, pasien operasi ODC dan
pasien yang akan dilakukan Prosedur Invasif Risiko
Tinggi di Luar Kamar Operasi,
2. Melakukan identifikasi pasien ketika akan memberikan
obat , pemberian produk darah, mengambil sampel
darah atau spesimen lain, ketika akan melakukan
prosedur/ tindakan invasif sambil mencek gelang
identitas pasien apakah yang disebutkan pasien sudah
sesuai
3. Mencek label identitas pasien pada makanan pasien, botol susu
formula dan ASI, apakah sudah sesuai.
4. Memberi label identitas pasien di tiap lembar permintaan Transfusi
Darah pasien. Mencocokkan kesesuaian Form Permintaan Darah,
Instruksi Dokter, Label Kantong Darah, dan Kantong Darah  ceklis
pemberian transfusi darah.
5. Memastikan pengisian semua formulir rekam medis pasien diberi
label identitas atau diisi identitas standar pasien sesuai kebijakan
rumah sakit.
Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep Sasaran
keselamatan pasien
9. Komponen yang digunakan
gelang identitas pasien
 Label pada gelang identitas pasien memuat 4 (empat)
identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas,
tanggal lahir di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk
perempuan dan L untuk laki-laki) di sisi kanan bawah,
dan nomor rekam medis di sisi kanan atas.

Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep


Sasaran keselamatan pasien
10. hal-hal yang perlu di kaji perawat
untuk identifikasi pasien dengan benar
Jawaban
 Memastikan pasien individu yang benar
dengan mengecek nama, tanggal lahir, no
RM, Jenis kelamin
 Memastikan pelayanana atau pengobatan
yang benar akan diberikan pada pasien

 Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep


Sasaran keselamatan pasien
11. Peran perawat dalam melakukan
kewaspadaan keamanan obat obat high alert?
1. Mencek apakah sudah ada Daftar Obat High Alert dan
Panduan Penanganan Obat High Alert tersedia di ruang rawat.
2. Memastikan obat high alert pasien yang diserahterima dari
petugas farmasi ditempel stiker “High Alert”.
3. Memastikan obat elektrolit pekat tidak berada di ruang rawat
biasa.
4. Memastikan ruang perawatan yang boleh menyimpan
elektrolit pekat harus menyimpan di lokasi dengan akses
terbatas dan ada petugas yang diberi wewenang. Obat diberi
penandaan yang jelas berupa stiker “High Alert”.

 Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep Sasaran keselamatan


pasien
12. Cara penerapan keselamatan operasi
yang tepat prosedur dan pasien yang benar?
1. Memastikan dokter melakukan penandaan lokasi operasi
di ruang rawat paling lambat di ruang persiapan kamar
operasi dengan melibatkan pasien dengan menggunakan:
Skin Marker atau Spidol 70.
2. Memastikan terlaksananya verifikasi pra operasi dan
proses transfer antar ruang.
3. Memandu pelaksanaan proses Time Out memakai ceklist .
Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep
Sasaran keselamatan pasien
13. Upaya menurunkan resiko di RS
beserta gambar dan keterangan
1. Eliminasi
 Menghilangkan bahaya
 Merupakan langkah ideal untuk
menghilangkan sumber potensi bahaya
CONTOH:
Mengganti Alat tensimeter air Raksa
dengan Digital
2. substitusi
 Mengganti sumber potensi bahaya dengan bahan lain
yang mempunyai tingkat risiko lebih rendah.
CONTOH:
Mengganti tambal gigi amalgam dengan bahan seperti
glass ionomer composite
Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa
logam yang salah satunya adalah merkuri atau air
raksa. Amalgam dapat berbentuk padat maupun cair
tergantung jumlah air raksa yang
digunakan.Amalgam umumnya digunakan untuk
menambal gigi yang berlubang.
3. Rekayasa teknik
 Pengendalian Risiko melalui modifikasi
desain/peralatan, sistem ventilasi dan
proses yang mengurangi sumber
pajanan.
 Penutupan /isolasi mesin kompressor
pada di ruang poli gigi.
4. Adminitrasi control
Mengatur cara kerja, mencakup pemilihan
waktu pekerjaan, kebijakan-keb ijakan dan
aturan lain.
Contoh:
SPO (Standar Prosedur Operasional),
Pengaturan Shift Kerja
Rotasi
Imunisasi
5. Alat Perlindungan Diri
 Upaya pencegahan oleh perawat dengan menggunakan alat
untuk melindungi diri dari potensi bahaya.

Contoh:
 Sarung Tangan
 Appron
 Masker
 Google
 Penutup kepala
 Sepatu boot

Sumber : Moch Aspian M.Kep Sp Kep Kom “manajemen resiko”


14. Cara melakukan 2 jenis
cuci tangan
Jawaban
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
sumber : blitarkab.go.id
 Handrab : 40-60 detik
 Alkohol : 20-30 detik
15. Sebutkan 5 waktu
kebersihan tangan
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebelum melakukan tindakan aseptik
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sesudah terpapar cairan pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan
pasien
Sumber : puskesmas Ajibarang
Pemerintah Kabupaten Bnayumas
16. Jelaskan cara etika batuk
yang benar
Jawaban
 Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau
lengan baju anda bila batuk atau bersin
 Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah
 Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol
 Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang
lain tidak tertular

Sumber : Rs Awal Bros


17. Cara penilaian untuk pasien resiko
jatuh pada anak, dewasa dan orang tua
Jawaban
1. Humpty Dumpty : untuk pasien anak usia 12-18 tahun
Total skor 7-11 : risiko rendah untuk jatuh
Total skor >- 12: risiko tinggi untuk jatuh
Skor 7 minimal
Skor 23 maksimal
2. Morse Falls Scale : Pasien dewasa > 18 dan < 60
Tidak berisiko : skor 0-24
Risiko rendah : skor 24-50
Risiko tinggi : lebih dari 51
3. Modifikasi get up dan go test : lansia 60 tahun keatas
Risiko rendah :skor 1-3
Risiko tinggi : lebih dari 4
Sumber : Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep Sasaran keselamatan
pasien
18. Jelaskan peran perawat dalam
pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
IPSG 1 : Identifikasi pasien secara benar
IPSG 2 : Meningkatkan komunikasi efektif
IPSG 3 : Meningkatkan keamanan obat-obat yang
memerlukan kewaspadaan tinggi (High Alert
Medication)
IPSG 4 : Menerapkan keselamatan operasi dengan
menjamin sisi
operasi yang tepat, prosedur yang benar, &
pasien yang
benar.
IPSG 5 : Menurunkan risiko infeksi rumah sakit
IPSG 6 : Menurunkan risiko cedera karena jatuh.
 Peran Perawat: IPSG 1 : Identifikasi
pasien secara benar
1. Mencek apakah pasien memakai gelang identitas pada pasien IGD,
Rawat Inap, pasien operasi ODC dan pasien yang akan dilakukan
Prosedur Invasif Risiko Tinggi di Luar Kamar Operasi,
2. Melakukan identifikasi pasien ketika akan memberikan obat ,
pemberian produk darah, mengambil sampel darah atau
spesimen lain, ketika akan melakukan prosedur/ tindakan
invasif sambil mencek gelang identitas pasien apakah yang
disebutkan pasien sudah sesuai
3. Mencek label identitas pasien pada makanan pasien, botol
susu formula dan ASI, apakah sudah sesuai.
4. Memberi label identitas pasien di tiap lembar permintaan
Transfusi Darah pasien. Mencocokkan kesesuaian Form
Permintaan Darah, Instruksi Dokter, Label Kantong Darah,
dan Kantong Darah  ceklis pemberian transfusi darah.
5. Memastikan pengisian semua formulir rekam medis pasien
diberi label identitas atau diisi identitas standar pasien
sesuai kebijakan rumah sakit.
Peran perawat : IPSG 2
1. Melaporkan kondisi pasien kritis kepada DPJP/
serah terima pasien kritis, menggunakan teknik
SBAR (Situation - Background – Assessment –
Recommendation).
2. Ketika menerima pesan verbal/ per telepon
menerapkan TBaK  Tulis Baca Konfirmasi/
write down read back confirmation/.
3. Mengingatkan DPJP pemberi instruksi, untuk menandatangani
catatan pesan yang ditulis dalam kotak stempel KONFIRMASI
sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
 Peran Perawat: IPSG 3
1. Mencek apakah sudah ada Daftar Obat High Alert dan
Panduan Penanganan Obat High Alert tersedia di ruang
rawat.
2. Memastikan obat high alert pasien yang diserahterima
dari petugas farmasi ditempel stiker “High Alert”.
3. Memastikan obat elektrolit pekat tidak berada di ruang
rawat biasa.
4. Memastikan ruang perawatan yang boleh menyimpan
elektrolit pekat harus menyimpan di lokasi dengan akses
terbatas dan ada petugas yang diberi wewenang. Obat
diberi penandaan yang jelas berupa stiker “High Alert”.
 Peran Perawat: IPSG 4
1. Memastikan dokter melakukan penandaan lokasi operasi
di ruang rawat paling lambat di ruang persiapan kamar
operasi dengan melibatkan pasien dengan
menggunakan: Skin Marker atau Spidol 70.
2. Memastikan terlaksananya verifikasi pra operasi dan
proses transfer antar ruang.
3. Memandu pelaksanaan proses Time Out memakai ceklist
.
Peran Perawat: IPSG 5
1. Melakukan kebersihan tangan
sesuai 6 langkah dari WHO dan 5
moment
2. Menggunakan APD sesuai dengan
indikasi
3. Menerapkan etika batuk
Peran Perawat: IPSG 6
1. Melakukan penilaian awal risiko jatuh semua pasien rawat
inap, rawat jalan dan emergensi dengan memakai ceklist.
2. Penilaian ulang bila terjadi perubahan kondisi pasien atau
pengobatan.
3. Penilaian diulang setiap shift bila pasien berisiko tinggi
jatuh.
4. Melakukan intervensi/ tatalaksana sesuai hasil penilaian.
5. Melakukan tatalaksana bila pasien jatuh.
6. Membuat laporan insiden keselamatan pasien.
Sumber : Ns. Dyah Wiji Pupitasari , M.Kep Sasaran
keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai