Anda di halaman 1dari 26

PATIENT SAFETY DAN

PENCEGAHAN INFEKSI DALAM


ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

Jurusan Kebidanan
Gita Kostania, S.S.T., M.Kes.
Poltekkes Kemenkes Malang
Outline

01 02
Masalah Keselamatan Utama Beban Perawatan Ibu Dan Bayi
Dalam Perawatan Ibu Dan Yang Tidak Aman
Bayi
Patient safety / Keselamatan pasien

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang


membuat asuhan pasien lebih aman.

Meliputi:

 asesmen risiko
 identifikasi dan pengelolaan risiko pasien
 pelaporan dan analisis insiden
 kemampuan belajar dari insiden
 tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan risiko
Sasaran Keselamatan Pasien

Mengidentifikasi Memastikan dengan benar


pasien dengan lokasi, prosedur, dan pasien
benar pembedahan

Meningkatkan
Mengurangi risiko infeksi
komunikasi yang efektif
akibat perawatan kesehatan

Meningkatkan keamanan Mengurangi risiko cedera


obat-obatan yang harus pasien akibat terjatuh
diwaspadai
WHO Collaborating Centre for Patient Safety pada tahun
2007 resmi menerbitkan “Nine Life Saving Patient Safety
Solutions” (Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah
Sakit).
1 Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) atau Look-Alike, Sound-Alike (LASA).

Obat LASA atau NORUM adalah obat yang nampak mirip dalam hal
bentuk, tulisan, warna, dan pengucapan.

Contoh daftar nama obat LASA


2 Pastikan identifikasi pasien

mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan pelayanan atau pengobatan
Tujuan
mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut

 Identifikasi dilakukan sebelum pemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan darah
P
R dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau memberikan pengobatan atau tindakan lain.
O
 Identifikasi juga dilakukan sebelum pengkajian (data subjektif dan objektif)
S
E  Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar
D
atau lokasi pasien
U
R  Identitas pasien terdiri dari nama lengkap pasien dan nomor rekam medis  dapat dilihat pada
gelang identitas pasien dan memperhatikan warna gelang sebagai penanda kondisi pasien
2 Pastikan identifikasi pasien

Cek Silang Identitas Ibu Dan Bayi pada saat:

Bayi akan dipindahkan Transfer internal dan


Setiap pergantian jaga
dari kamar bersalin eksternal

Posedur yang
memerlukan Pemberian botol yang
pemisahan ibu dan berisi ASI Ibu
bayi
Contoh gelang pasien
3 Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien.

Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/pengoperan pasien

 terputusnya kesinambungan layanan


 pengobatan yang tidak tepat
 potensial mengakibatkan cedera terhadap pasien.
Gangguan
Komunikator / sender / noise Komunikan / receiver

ENCODE DECODE

Pesan

Feed back

Komunikasi efektif  tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,


dan dipahami oleh resipien/penerima.
Pentingnya Komunikasi & Jenisnya Dalam Pelayanan Kesehatan

Komunikasi antar pemberi layanan dan pasien


Informasi (Asuhan)
 Jam pelayanan
 Pelayanan yang tersedia
 Cara mendapatkan pelayanan
 Rencana tindakan

Edukasi (Pelayanan promosi)


Komunikasi antar  Edukasi tentang penyakit
pemberi layanan
 Edukasi tentang obat
 Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari
 Edukasi peningkatan kualitas hidup pasca dari RS
 Edukasi tentang gizi, dll
Komunikasi efektif metode REACH dan SBAR

R ESPECT ITUATION
S

E MPATY
B ACKGROUND
A UDIBLE

A SSESSMENT
C LARITY

R ECOMENDATION
H UMBLE
S B A R
4 Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

Praktek berbasis bukti, dalam Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint

Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery 

Penandaan lokasi operasi melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda yang segera dapat dikenali.

Contoh : penandaan lokasi operasi pada lokasi tubuh yang ada


lateralisasi dan adanya sign in, time out, dan sign out.
Time Sign
Tiga Fase Operasi Sign in
out out

Fase sign In adalah fase sebelum induksi Fase Time Out adalah fase sebelum Fase Sign Out adalah fase tim bedah

anestesi secara verbal memeriksa apakah melakukan sayatan pertama pada kulit, meninjau operasi yang telah dilakukan. Dan

identitas pasien telah dikonfirmasi, tim mengkonfirmasi dengan suara yang pengecekan kelengkapan instrumen,

prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi keras untuk melakukan operasi yang pemberian label pada spesimen, kerusakan

yang akan dioperasi telah ditandai, benar, pada pasien yang benar. Dan juga alat atau masalah lain yang perlu ditangani.

persetujuan untuk operasi telah mengkonfirmasi antibiotik profilaksis Terakhir adalah manajemen post operasi

diberikan, oksimeter pulse pada pasien telah diberikan dalam 60 menit serta pemulihan sebelum memindahkan

berfungsi.  sebelumnya. pasien dari kamar operasi.


5 Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)

Cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya, adalah berbahaya. Sehingga
diperlukan standarisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah; dan pencegahan atas penyimpanan,
pelabelan dan pengenceran cairan elektrolit pekat yang spesifik.

Contoh : penyimpanan elektrolit pekat, pemberian


label high allert, instruksi yang jelas untuk
pengenceran, SPO pemberian obat high allert
dengan double check.
5 Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang persentasinya
tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event), obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome).
6 Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.

Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat

transisi/pengalihan pasien. Sehingga diperlukan suatu daftar

yang paling lengkap dan akurat dan seluruh medikasi yang

sedang diterima pasien.

Contoh : adanya formulir transfer pasien pada


rekam medis yang berisi catatan tentang obat
yang diberikan bila pasien dipindahkan
keruangan rawat lain/ transfer.
7 Hindari salah kateter dan salah sambung selang (tube).

Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa agar

mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang bisa

menyebabkan cedera pasien melalui penyambungan slang dan spuit yang salah, serta

memberikan medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru.

Contoh : SPO pemasangan NGT, SPO pemasangan kateter urine


8 Gunakan alat injeksi sekali pakai

Contoh : Kebijakan single use


untuk jarum suntik

9 Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi.

Kebijakan dan SPO tentang


hand hygiene.
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patient Safety Incident
adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
harm (penyakit, cedera, cacat, kematian dan lainlain) yang tidak seharusnya terjadi.

 Insiden meliputi Kondisi Potensial Cedera (KPC),) Kejadian Nyaris


Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD.
 Selain Insiden diatas, terdapat KTD yang mengakibatkan kematian,
cedera permanen, atau cedera berat yang temporer dan
membutuhkan intervensi untuk mempertahankan kehidupan, baik
fisik maupun psikis, yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit
atau keadaan pasien yang dikenal dengan kejadian sentinel.
Contoh Kejadian Sentinel

Tindakan invasif/pembedahan pada pasien yang salah, Tindakan invasif/ pembedahan


pada bagian tubuh yang keliru, Ketinggalan instrumen/alat/ benda-benda lain di dalam
tubuh pasien sesudah tindakan pembedahan, Bunuh diri pada pasien rawat inap,
Embolisme gas intravaskuler yang mengakibatkan kematian/kerusakan neurologis, Reaksi
Haemolitis transfusi darah akibat inkompatibilitas ABO, Kematian ibu melahirkan,
Kematian bayi “Full-Term” yang tidak di antipasi, Penculikan bayi, Bayi tertukar, Perkosaan
/tindakan kekerasan terhadap pasien, staf, maupun pengunjung.
CREDITS: This presentation template was

TERIMA KASIH
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik
.
References
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). 2015. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(Ikp) (Patient Safety Incident Report). Jakarta : Kemenkes RI.

WHO. 2015. Panduan Kurikulum Keselamatan Pasien Edisi Multi-Profesional. Jakarata : Lembaga Kesehatan
Budi Kemuliaan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta.

Rusli. 2018. Bahan Ajar Farmasi Klinik. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, PPSDMK.

Tutiany, Lindawati, dan Paula K. 2017. Manajemen Keselamatan Pasien. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI,
PPSDMK.

Anda mungkin juga menyukai