Anda di halaman 1dari 32

INTERNATIONAL PATIENT SAFETY

GOALS (IPSG)

IPSG 1: Identifikasi Pasien Secara Benar


Pasien diidentifikasi saat:
1. pemberian obat,
2. pemberian diit/makan pasien.
3. pemberian transfusi darah dan produk darah.
4. pengambilan sampel darah atau spesimen lain.
5. melakukan prosedur/tindakan/operasi.
Pasien diidentifikasi menggunakan Dua Identitas Pasien:
Nama Lengkap Pasien dan
Tanggal lahir pasien

Label identitas standar 4 (empat) identitas yaitu:


Nama lengkap
Abdul Fathir
313.10.88
Tanggal lahir
13 Februari 1972
Laki-laki
Nomor rekam medik
Jenis kelamin
Identitas pasien di form-form:

Identifikasi Pasien Berisiko


Proses identifikasi pasien yang berisiko alergi, jatuh, DNR (do not
resuscitate), keterbatasan ekstremitas dan pemasangan implan
radioaktif.
Penanda risiko adalah penanda yang dipasang setelah pasien
dinyatakan berisiko atau terjadi perubahan risiko pasien.
Penanda Risiko:
Klip Kuning: Risiko jatuh
Klip Merah : Risiko alergi
Klip Ungu : DNR (Do Not Resuscitate)
Klip Pink : Keterbatasan ekstremitas
Gelang Abu-abu : Terpasang implan radioaktif

Identifikasi Pasien Berisiko

Prosedur Identifikasi Pasien Berisiko

ALERGI
DNR
RISIKO JATUH

KETERBATASAN
EKSTREMITAS

IMPLAN RADIOAKTIF

Pada pasien yang tidak dapat dipasang


gelang risiko STIKER berwarna yang
ditempel pada halaman depan status
pasien.

Komunikasi Efektif
1. Tenaga kesehatan yang melaporkan:
Pasien dengan kondisi kritis.
Pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang.
Pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus,
Kondisi yang memerlukan monitoring ketat.
menggunakan teknik SBAR (Situation - Background Assessment
Recommendation) dan mencatatnya di form Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi.
2.

Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/ per telepon TBaK


Tulis Baca Konfirmasi.

3.

Menuliskan pesan yang diterima di CPPT.

Komunikasi Efektif

4.

Pesan pemberian obat LASA/ Look Alike Sound Alike, penerima pesan
mengulang kembali nama obat dan instruksi yang diberikan dengan
mengeja nama obat per huruf.

5.

Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert tidak diperkenankan


diberikan melalui instruksi verbal/ per telepon.

6.

Stempel KONFIRMASI ditandatangani DPJP 1 x 24 jam.


Bila DPJP tidak dapat menandatangani dalam waktu 1 x 24 jam, karena ada
hal-hal di luar kemampuan, dapat dilakukan oleh dokter yang didelegasikan
sesuai ketentuan.

IPSG 2.1: Pelaporan Hasil Kritis


Petugas Laboratorium
Petugas Radiologi
Petugas yang merekam EKG

HASIL KRITIS

Dokter/ perawat penerima pesan:


Catat pesan, tanggal, jam, nama
penelepon dengan TBaK

Catat tanggal, jam, nama yang


dihubungi, nama penelepon,
ruang rawat

Penyampaian
hasil sesuai
SPO

TINDAKAN
Ka Dep
Direktur On Call
DMK

DPJP, bila tidak bisa,


hubungi dokter/
perawat ruangan

PPDS/ Perawat ruangan


yg menerima pesan: 15
menit I melapor ke DPJP
15 menit II : DPJP

15 menit IV : Divisi
/Konsulen jaga

15 menit III : Divisi


/ Konsulen jaga

Serah Terima Pasien

Serah terima pasien saat peralihan tugas/jaga antar


tenaga kesehatan menggunakan teknik SBAR
(Situation - Background Assessment
Recommendation)

Situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi)
Masalah yang ingin disampaikan adalah:_____________________________
Tanda-tanda vital:
TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___
Saya khawatir tentang:

Background/ Latar Belakang

Status mental pasien:


Kulit/ Ekstremitas:
Pasien memakai/ tidak memakai oksigen

Assessment/ Penilaian

Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakan apa masalah yang anda
pikirkan)
Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, _____
Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita perlu
melakukan sesuatu, Dok.
Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan).
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan

IPSG. 3
Meningkatkan keamanan obat High Alert

High
Alert

Kebijakan:
1. Setiap satelit farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki
daftar obat high alert dan panduan penanganan obat high
alert.
2. Rumah sakit membuat Daftar Obat High Alert (terupdate 24
Desember 2014)
3. Obat LASA dikelola untuk mencegah terjadinya kesalahan
dengan cara Pemberian Label LASA dan penyimpanan dipisah
satu dengan yang lain

High
Alert

IPSG 4: Menjamin benar sisi operasi, benar


prosedur, benar pasien.

PROTOKOL UNIVERSAL:
1. Penandaan lokasi operasi
2. Verifikasi pra operasi
3. Time Out

Protokol Universal
1.

Dokter melakukan penandaan lokasi operasi/ prosedur di ruang rawat


dengan spidol 70 atau skin marker dengan melibatkan pasien.
Paling lambat penandaan dilakukan di ruang persiapan.

2.

Perawat melakukan verifikasi pra operasi / prosedur terhadap;


a. benar sisi/ lokasi operasi, benar prosedur operasi dan benar pasien
b. benar dokumentasi (Surat Persetujuan Tindakan Kedokteran,
peralatan dan imaging)
c. Peralatan/ implan yang dibutuhkan

3.

Seluruh anggota tim operasi melakukan komunikasi secara verbal dan


mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum mulai operasi/
prosedur Checklist Keselamatan Operasi/ Keselamatan Prosedur.

Checklist Keselamatan Operasi Revisi

IPSG 5. Menurunkan risiko infeksi


rumah sakit

Setiap petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 6 langkah


dari WHO

Cuci tangan dengan air mengalir : 40 - 60 detik.


Cuci tangan dengan handrub : 20 30 detik

5 momen cuci tangan:


1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah kontak cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.

IPSG. 6: Menurunkan risiko cedera karena jatuh

Form Penilaian risiko jatuh:


1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12 s/d 18 tahun
2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 - < 60 tahun.
3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 60 tahun ke atas.
4. Modifikasi Get Up & Go Test: Pasien Poliklinik dan IGD.

Pasien anak di bawah 12 tahun dan pasien


intensive care dinilai berisiko tinggi jatuh
dan ditatalaksana sesuai panduan.

Penilaian Risiko Jatuh Rawat Inap


Pasien Anak Usia 12-18 Tahun
Total skor 7-11: Risiko
Rendah Untuk Jatuh
Total skor 12: Risiko
Tinggi Untuk Jatuh
Skor Minimal : 7
Skor Maksimal : 23

Formulir Penilaian Risiko Jatuh Rawat Inap


Pasien Dewasa >18 - <60 Tahun

Tingkat Risiko:
Tidak berisiko bila skor 0-24 lakukan intervensi jatuh standar(lanjutkan dengan Formulir
Pencegahan Jatuh Pasien Dewasa)
Risiko Rendah bila skor 25-50 lakukan intervensi jatuh standar(lanjutkan dengan Formulir
Pencegahan Jatuh Pasien Dewasa)
Risiko Tinggi bila skor 51 lakukan intervensi jatuh risiko tinggi(lanjutkan dengan Formulir
Pencegahan Jatuh Pasien Dewasa)

Formulir Penilaian Risiko Jatuh Rawat Inap


Pasien Usia Lanjut >60 Tahun

Tingkat Risiko:
Risiko Rendah bila skor 1 -3 lakukan intervensi Risiko Rendah
Risiko Tinggi bila skor 4 lakukan intervensi Risiko Tinggi

Penilaian Risiko Jatuh Rawat Jalan dan IGD


Modifikasi Get Up and Go Test
KOMPONEN PENILAIAN

a. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di kursi.


Apakah pasien tampak tidak seimbang (sempoyongan /
limbung)?
b. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja atau
benda lain sebagai penopang saat akan duduk?

Tidak berisiko (tidak ditemukan a dan b)


Berisiko rendah (ditemukan a atau b)
Berisiko tinggi (ditemukan a dan b)

Ya

Tidak

Modifikasi Get Up & Go: Pasien Poliklinik dan IGD.


TATALAKSANA:
Rawat Jalan:
Pasien Anak Usia < 12 Tahun:
Semua anak dianggap berisiko tinggi jatuh. Pasien tidak dipakaikan pita
kuning atau diberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh, sehingga semua
petugas harus waspada terhadap risiko jatuh pasien anak usia < 12 tahun.
Pasien Anak Usia 12 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut:
1. Intervensi Jatuh Risiko Rendah :
Edukasi Brosur Edukasi Mencegah Jatuh.
2. Intervensi Jatuh Risiko Tinggi:
Edukasi dengan Brosur Edukasi Mencegah Jatuh dan memasang pita kuning
pada tangan pasien.
Jelaskan pita kuning dilepas setelah ke luar dari area RSCM.

Modifikasi Get Up & Go: Pasien Poliklinik dan IGD.


IGD:
Pasien Anak Usia < 12 Tahun:
Tidak dinilai risiko jatuhnya karena dianggap semua berisiko tinggi jatuh.
Semua intervensi risiko jatuh diterapkan pada semua pasien anak.
Pasien Anak Usia 12 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut:
1. Intervensi Jatuh Risiko Rendah :
Perawat melakukan edukasi pada pasien dan keluarga dengan memasang
papan edukasi mencegah jatuh pada brankar pasien.
2. Intervensi Jatuh Risiko Tinggi:
- Edukasi dengan memasang papan edukasi mencegah jatuh pada brankar,
- Pasang pita risiko jatuh warna kuning pada tangan pasien
- Pasang penanda risiko jatuh segitiga warna kuning pada brankar pasien.

Tatalaksana risiko tinggi jatuh di rawat inap:


Risiko rendah:
1. Intervensi jatuh standar
2. Edukasi pasien dan keluarga pasang akrilik edukasi
Risiko jatuh:
1. Pasang klip risiko jatuh.
2. Pasang segitiga jatuh
3. Pasang handrail tempat tidur pasang akrilik edukasi
4. Edukasi pasien dan keluarga serta jelaskan tujuan
pemasangan penanda risiko.

Penilaian ulang risiko jatuh pasien rawat inap:


1. Risiko rendah/ tidak berisiko diulang bila ada
perubahan kondisi.
2. Risiko tinggi diulang setiap shift.

Contoh Perubahan Kondisi/ Pengobatan:


1. Pasien pasca operasi
2. Pasien pasca sedasi
3. Pasien pasca tindakan invasif risiko tinggi
4. Penambahan obat obat sedatif (kecuali pasien ICU yang
menggunakan sedasi dan paralisis) , Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/ Diuretika,Narkotik.
5. Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik,
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin.
6. Penurunan kesadaran.
7. Pasien pasca jatuh.

Anda mungkin juga menyukai