Anda di halaman 1dari 28

International Patient Safety Goal (IPSG)

Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


Program Orientasi Umum
Mengapa Keselamatan Pasien menjadi penting?
IPSG 1 :
Identifikasi Pasien di Rumah Sakit
SPO-SHG-QR-001 : IDENTIFIKASI PASIEN DI RUMAH SAKIT
Akibat Kelalaian Identifikasi Pasien
Identifikasi Pasien di Rumah Sakit

Memastikan identitas pasien sebelum memberikan pelayanan ke pasien dengan melakukan


konfirmasi dengan cara menanyakan secara aktif, setidaknya dua dari identifikasi pasien, yang
termasuk:
Nama lengkap pasien , tanggal lahir atau nomor rekam medis
Identifikasi Pasien di Rumah Sakit

Semua pemberi layanan kesehatan melakukan identifikasi pasien pada setiap aktivitas pelayanan pasien,
tidak terbatas pada aktivitas di bawah ini:

a. Sebelum pemberian obat-obatan, darah, dan produk darah


b. Sebelum pengambilan darah atau spesimen lainnya untuk pemeriksaan
c. Sebelum memberikan pengobatan, melakukan suatu prosedur dan prosedur diagnostik.
d. Sebelum pemberian Air Susu Ibu (ASI) ke bayi
e. Sebelum menyerahkan bayi kepada orang tuanya
f. Sebelum serah terima pasien
g. Sebelum menyerahkan makanan pasien
Identifikasi Pasien di Rumah Sakit

Warna Gelang Identifikasi


▪ Biru – Laki-laki (Blue – Male)
▪ Merah jambu – Perempuan (Pink – Female)

Warna Gelang Penanda


▪ Merah – Alergi (Red – Allergy)
▪ Kuning – Risiko Jatuh (Yellow – Risk of fall)
▪ Ungu – Tidak diresusitasi (Purple – Do not resuscitate (DNR) )
IPSG 2 :
Meningkatkan Komunikasi Efektif
SPO-SHG-QR-002 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi
Meningkatkan Komunikasi Efektif

Komunikasi Verbal / via Telepon


Metode konfirmasi ulang dilakukan sesuai situasi yang terjadi:
➢ Pemberi & Penerima instruksi melakukan metode Read Back, yang digunakan pada saat dokter tidak dapat meng-
akses rekam medis pasien
➢ Pemberi & Penerima instruksi melakukan metode Repeat Back, yang digunakan pada situasi ke-gawat darurat-an,
atau saat dokter sedang melakukan suatu prosedur medis (steril / tidak steril)
Meningkatkan Komunikasi Efektif

Komunikasi Verbal untuk Pelaporan Nilai Kritis


➢ PIC Laboratorium / Radiologi / Perawat / RMO melaporkan hasil nilai kritis kepada Pemberi Instruksi (DPJP), untuk
pasien yang berada di dalam rumah sakit
➢ PIC Laboratorium / Radiologi / Perawat / RMO melaporkan hasil nilai kritis kepada RMO Emenegency Departmenet
(ED), untuk pasien yang berada di luar rumah sakit (retail patient)
➢ Pelapor Nilai Kritis mendokumentasikan Pelaporan Nilai Kritis ini termasuk waktu pelaporan, tanggal, nama, dan
tandatangan staf yang melaporkan hasil dengan nilai kritis (Pelapor Nilai Kritis)
➢ DPJP / RMO menetapkan perawatan selanjutnya pada pasien sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan dengan nilai
kritis
Melakukan Komunikasi Efektif

Komunikasi Serah terima


Aktivitas Serah Terima dalam pelayanan pasien:
➢ Perawat melakukan komunikasi serah terima pada:
• Pergantian dinas,
• Saat merujuk pasien (transferring patient), sebelum dan sesudah prosedur transfer dilakukan
• Saat memindahkan pasien antar ruang perawatan / departemen pemeriksaan di dalam rumah sakit.
➢ Semua staf medis yang melakukan komunikasi serah terima saat perpindahan pasien dengan metode SOAP
IPSG 3 :
Meningkatkan Keamanan High
Alert Medication
SPO-SHG-QR-003 : MENINGKATKAN KEAMANAN HIGH ALERT MEDICATION
High Alert Medication

Definisi:
Obat-Obat yang memerlukan pengawasan khusus sejak proses
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian sampai
pada pemberian obat kepada pasien karena sering
menyebabkan terjadinya kesalahan serius (sentinel event) dan
berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan
(ROTD).
Penyimpanan Obat High Alert Medication

SEMUA OBAT HIGH ALERT (kecuali obat NORUM)


- Di laci / lemari terpisah dan terkunci
- Terpisah dari produk yang bukan high alert
- Sisi depan kemasan obat diberikan stiker “high
alert” berwarna merah tanpa menutupi informasi
yang terdapat pada kemasan

OBAT NORUM
- Disimpan di kompartemen yang berbeda dan tidak
berdekatan
- Diberi label ‘LASA’ pada kompartemen
penyimpanan obat
Penyimpanan Obat High Alert Medication

LOKASI PENYIMPANAN:
- Obat narkotika: di lemari narkotika yang kokoh, dengan dua kunci yang berbeda
- Obat anestesi: tempat penyimpanan yang hanya dapat di akses oleh dokter, perawat & staf farmasi
- Obat sitostatika: di instalasi farmasi atau di area terkunci dimana obat diresepkan
- Elektrolit konsentrat: di instalasi farmasi kecuali:
1. NaHCO3 8.4%: instalasi farmasi, ICU/CCU dan UGD
2. MgSO4 ≥20%: instalasi farmasi, PONEK emergency kit di UGD dan kebidanan
- Insulin, heparin: instalasi farmasi atau di area yang terkunci dimana obat diresepkan
- Chloral hydrate powder: di lemari B3
- Dextrose ≥20%: instalasi farmasi, UGD, ICU dan troli emergensi
Penyiapan, Penyerahan dan Pemberian Obat High Alert Medication
Independent double checking wajib dilakukan oleh semua staff yang terlibat mulai dari
proses penyiapan, distribusi, penyerahan dan pemberian ke pasien

- Elektrolit konsentrat: label ‘drug added’ harus terisi lengkap dan tertempel pada
bagian atas dari kantong / botol / vial obat yang sudah diencerkan
- Obat sitostatika: label ‘cytotoxic’ berwarna ungu dan label ‘high alert’ berwarna
merah harus tertempel pada kemasan obat sitostatika yang telah dicampur
- Oral narkotika: harus di masukan ke dalam plastik dengan label ‘high alert’
berwarna merah

Ketika memindahkan obat high alert ke kemasan sekunder (mis. Syringe), stiker ‘high
alert’ wajib ditempelkan pada kemasan sekunder tersebut
IPSG 4 :
Memastikan Benar Lokasi, Benar
Tindakan, Benar Pasien
SPO-SHG-QR-004 : MEMASTIKAN BENAR LOKASI, BENAR TINDAKAN, BENAR PASIEN
Memastikan benar lokasi, benar tindakan, benar pasien

Proses Verifikasi Sebelum Operasi (Pre – Procedure)


➢ Proses verifikasi pre-operatif atau pre-prosedur dilakukan oleh perawat IPD (rawat inap) yang
mengantarkan pasien ke ruang operasi dan perawat atau staf yang menerima pasien di ruang
prosedur yang akan melakukan verifikasi “benar pasien, prosedur dan lokasi operasi” dengan
menggunakan suatu ceklist

Prosedur Penandaan Lokasi Operasi (Site Marking)


➢ Penandaan lokasi operasi / tidakan invasif lainnya, dilakukan oleh staf yang akan melakukan
prosedur tersebut.
➢ Dokter yang akan melakukan operasi melakukan penandaan lokasi operasi dengan inisial dokter yang
jelas dan dikenali di rumah sakit, menggunakan marker permanen warna biru / hitam

Proses Time Out


➢ Proses Time Out akan memastikan semua pertanyaan terkait operasi terjawab sebelum operasi /
prosedur dilakukan
➢ Perawat Sirkulasi memastikan proses Time Out dilakukan sesaat sebelum operasi dilakukan atau
sebelum insisi, dan memastikan semua staf yang terlibat dalam operasi menghentikan semua
aktivitas selama prose Time Out berlangsung
Formulir
Surgical
Safety
Checklist
2019
IPSG 5 :
Mengurangi Risiko
Terjadinya Infeksi di
Rumah Sakit
SPO-SHG-QR-005 : MENGURANGI RISIKO TERJADINYA INFEKSI DI RUMAH SAKIT
Mengurangi Risiko Terjadinya Infeksi di Rumah Sakit

Implementasi:
• 6 Langkah cuci tangan
• 5 moments
5 Moments & 6 Steps
IPSG 6 :
Mengurangi Risiko Cedera Pasien
Akibat Jatuh
SPO-SHG-QR-001 : MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT JATUH
Mnegurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Jatuh

Memastikan
Petunjuk Intevensi Risiko Jatuh
Tanda untuk Risiko Pasien Jatuh

Memastikan

Anda mungkin juga menyukai