Anda di halaman 1dari 15

FISIOLOGI PENDENGARAN

Proses pendengaran
Pendengaran adalah persepsi energi suaraolehsaraf. Gelombang suara adalah getaran udara yang
merambat dan terdiri dari daerah-daerah nertekanan tinggi karena komporesi (pemadatan)
molekul udara yang bergantian dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena
pereganganmolekul udara. Setiap alat yang mampu menghasilkan gangguanpola molekul udara
seperti itu adalah sumber suara.

Gelombang suara juga dapat berjalan melalui medium selain udara, misalnya air. Namun,
perambatanini kurang efisien, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menimbulkan
pergerakan cairan dibandingkandenganpergerakanudarakarenainersia (kelembaman,
resistensiterhadapperubahan) cairan yang lebihbesar.

Suara ditandai oleh nada (tone, tinggi rendahnya suara), intensitas (kekuatan, keras-lembutnya)
dan timbre (kualitas, warna nada).
• Nada suatu suara ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran,
semakin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dengan frekuensi
dari 20-20.000 siklus per detik, tetapi paling peka terhadap frekuensi antara 1000 dan 4000
siklus per detik.
• Intensitas atau kekuatan, suatu suara bergantung pada amplitudo gelombang suara, atau
perbedaan tekanan anatar daerah pemadatan yang bertekanan tinggi dan daerah peregangan
yang bertekanan rendah. Dalam rentang pendengaran, semakin besar amplitudo, semakin
keras suara. Kepekakan dinyatan dalam desibel (dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas
dibandungkan dengan suara teredam (terhalus) yang dapat terdengar –ambang pendengaran-.
Karena hubungan yang logaritmik, setiap 10 dB menunjukkan peningkatan 10 kali lipat
kekuatan suara.
• Kualitas atau warna nada (timbre) bergantung pada overtone, yaitu frekuensi tambahan
yang mengenai nada dasar. Nada
tambahanjugaberperanmenyebabkanperbedaankarakteristiksuara orang.

Telinga luar berperandalamlokalisasisuara

Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang berisi cairan. Dengan
demikian, gelombang suara hantaran udara yang harus disalurkan ke arah dan dipindahkan ke
telinga dalam, denganmengompensasipengurangan energi suara terjadi secara alamiah ketika
gelombang suara berpindah dari udara ke air. Fungsi ini dilakukan oleh telinga liar dan telinga
tengah.

Telinga luar terdiri dari pinna (bagian daun telinga), meatus auditorius eksternus (saluran
telinga), dan memebran timpani (gendang telinga). Pinna, suatu lempeng tulang rawan
terbungkus kulit, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar.
Karena bentuknya, daun telinga secara parsial menghambatgelombang suara yang mendekati
telinga dari arah belakang, dan dengan demikian, membantu seseorang membedakan apakah
suara datang dari arah depan atau belakang.
Lokalisasi suara untuk menentukan apakah suara datang sari kanan atau kiri ditentukan
berdasarkan dua petunjuk. Pertama, gelombang suara mencapai telinga yang terletak lebih dekat
ke sumber suara sedikit lebih cepat daripada gelombang tersebut mencapai telinga satunya.
Kedua, sura terdengar kurang kuat sewaktu mencapai telinga yangterletak lebih jauh, karena
kepala berfungsi sebagai sawar suara yang secara parsial menghambat perambatan gelombang
suara.

Pintu masuk saluran telinga dijaga oleh rambut-rambut halus. Kulit yang melapisi saluran
telinga mengandung kelenjar-kelenjar keringat termodifikasi yang menghasilkan serumen
(kotoran telinga), suatu sekersi lengket yang menangkap partikel-partikel asing yang halus.
Rambut halus dan serumen tersebut membantu mencegah partikel-partikel dari udara masuk ke
bagian dalam saluran telinga, tempat mereka dapat menumpuk atau mencederai membrana
timpani dan menggangu pendengaran.

Membran timpani bergetarbersamagelombangsuara di telingaluar

Membrani timpani, yang teregang menutupi pintu masuk ke telinga tengah, bergetar ketika
terkena gelombang suara. Daerah-daerah gelombang suara yang bertekanan tinggi dan rendah
berselang-seling menyebabkan gendang telinga yang sangat peka tersebut melekuk
kedalamdankeluar seiringdengan frekuensi gelombang suara.

Tekanan udara istirahat di kedua sisi membran timpani harus sama agar membrana dapat
bergerak bebas sewaktu gelombang suara mengenainya. Bagian luar gendang telinga terpajan ke
tekanan atmosfer yang mencapainya melalui saluran telinga. Bagian dalam gendang telinga yang
berhadapan dengan rongga telinga tengah juga terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba
eustachius (auditoria) yang menghubungkan telinga tengah ke faring. Tuba eustakius dalam
keadaan normal tertutup, tetapi dapat dibuat terbuka dengan gerakan menguap, mengunyah, atau
menelan. Pembukaan tersebut memeungkinkan tekanan udara di dalam telinga tengah menyamai
tekanan atmosfer, sehingga tekanan di kedua sisi membran timpani setara.

Sewaktu perubahan tekanan eksternal yang berlangsung cepat (contohnya sewaktu pesawat lepas
landas), kedua gendang telinga menonjol ke luar dan menimbulkan nyeri karena tekanan di luar
telinga berubah sedangkan tekanan di telinga tengah tidak berubah. Membuka tuba eustakius
dengan menguap memungkinkan tekanan di kedua sisi membrana timpani seimbang, sehingga
menghilangkan distorsi tekanan dan gendang telinga kembali ke posisinya semula. Infeksi yang
berasal dari tenggorokan kadang-kadang menyebar melalui tuba eustakius ke telinga tengah.
Penimbunan cairan yang terjadi di telinga tengah tidak saja menimbulkan nyeri tetapi juga
menganggu hantaran suara melintasi telinga tengah.

Tulang-tulangtelingatengahmengubahgetaran membrane timpani menjadigerakancairan


di telingadalam.

Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membrana timpani ke cairan di telinga dalam.
Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri dari tiga tulang kecil, atau osikulus
(maleus, inkus, dan stapes)yang dapat bergerak danmembentangdi telinga tengah. Tulang
pertama maleus melekat ke membrana timpani, dan tulang terakhir stapes melekat ke jendela
oval, pintu masuk ke koklea yang berisi cairan. Ketika membrana timpani bergetar sebagai
respons terhadap gelombang suara, rantai tulang-tulang tersebut juga bergerak dengan frekuensi
yang sama, memindahkan frekuensi gerakan tersebut dari membrana timpani ke jendela oval.
Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkan menimbulkan gerakan seperti
gelombang pada cairan telinga dalam dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi gelombang
suara asal.

Namun, seperti dinyatakan sebelumnya, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggerakan
cairan. Terdapat dua mekanisme yang berkaiatan dengan sistem osikulus yang memperkuat
tekanan gelombang suara di udara untuk menggetarkan cairan dikoklea. Pertama, karena luas
permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada luas permukaan jendela oval, terjadi
peningktan tekanan ketika gaya yang bekerja di membrana timpani disalurkan ke jendela oval
(tekanan= gaya/satuan luas). Kedua, efek pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan
keuntungan mekanis tambahan. Kedua mekanisme ini bersama-sama meningkatkan gaya yang
timbul pada jendela oval sebesar 20 kali lipat dibandingkanjika gelombang suara yang langsung
mengenai jendela oval. Tekanan tambahan ini cukup untuk menyebabkan pergerakan cairan
koklea.

Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi secara refleks sebagai respons terhadap suara
keras (> 70 dB), menyebabkan membrana timpani menegang dan pergerakan tulang-tulang di
telinga tengah dibatasi. Pengurangan pergerakan struktur-struktur telinga tengah ini
menghilangkan transmisi gelombang suara keras ke telinga dalam untuk melindungi perangkat
sensorik yang sangat peka dari kerusakan. Namun, respons refleks ini relatif lambat, timbul
plaing sedikit 40 mdet setelah pajanan suatu sura keras. Dengan demekian, refleks ini hanya
memberikan perlindungan terhadap suara keras yang berkepanjangan, bukan terhadap suara
keras yang timbul mendadak, misalnya suara ledakan.

Sel rambut di organ corti mengubah gerakan cairan menjadi sinyal saraf.
Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval menyebabkan timbulnya
gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan tidak dapat ditekan, tekanan
dihamburkan melalui dua cara sewaktu stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam:
1. penekanan jendela bundar
2. Defleksi membran basilaris.

Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di kompartemen atas,
kemudian mengelilingi helikotrema, dan ke kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut
menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar ke dalam rongga telinga tengah untuk
mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes beregerak mundur dan menarik jendela
oval ke luar ke arah telinga tengah, perilimfe mengalir dalam arah berlawanan, mengubah posisi
jendela bundar ke arah dalam. Jalur ini tidak menyebabkan timbulnya persepsi suara, tetapi
hanyamenghilangkantekanan.

Gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara mengambil “jalan
pintas”. Gelombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan melalui membrana vestibular
yang tipis, ke dalam duktus koklearis, dan kemudian melalui membrana basilaris ke
kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar
masuk bergantian. Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi gelombang tekanan
melalui membrana basilaris menyebabkan membran ini bergerak ke atas dan ke bawah, atau
bergetar secara sinkron dengan gelombang tekanan. Karena organ corti menumpang pada
membrana basilaris, sel-sel rambut juga bergerak naik turun sewaktu membrana basilaris
bergetar. Karena rambut-rambut dari sel reseptor terbeanam di dalam membrana tektorial yang
kaku dan stasioner, rambut-rambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu
membrana basilaris menggeser posisinya terhadap membrana tektorial.

Gambar 6. Transmisi gelombang suara


http://www.medicinesia.com/wp-content/uploads/2012/03/Fisiologi-Pendengaran.jpg
Gerakancairan di dalamperilimpe yang ditimbulkanolehgetaranjendela oval mengikutiduajalur :
1. jalur 1 : melaluiskala vestibule, mengelilingihelikotremadanmelaluiskala timpani,
menyebabkanjendelabundarbergetar. Jalurinihanyamengurangi energy suara
2. “’jalanpintas” dariskala vestibule melalui membrane basilariskeskala timpani.
Jalurinimemicupengaktifanreseptorsuaradenganmemelukrambut-rambut di selsewaktu
organ corti yang terletakdiatas membrane basilarisbergeser relative terhadap membrane
tektoriumdiatasnya.

Peranselrambutdalam
Perubahan bentuk mekanis rambut menjadiimpuslistrkyang maju mundur ini menyebabkan
saluran-saluran ion gerbang mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian.
Hal ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian.

Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinaps kimiawi dengan
ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius(koklearis). Depolarisasi sel-
sel rambut (sewaktu membrana basilaris bergerak ke atas) meningkatkan kecepatan pengeluaran
zat perantara mereka, yang menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-serta aferen. Sebaliknya,
kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat
perantara karena mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrana basilaris bergerak ke bawah).

Karenaitu, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan-gerakan berosilasi


membrana basilaris yang membengkokkan pergerakan maju mundur rambut-rambut di sel
reseptor. Perubahan bentuk mekanis rambut-rambut tersebut menyebabkan pembukaan dan
penutupan (secara bergantian) saluran di sel reseptor, yang menimbulkan perubahan potensial
berjenjang di reseptor, sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentykan potensial
aksi yang merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal
saraf yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.

Gambar 7. tranduksisuara (Sherwood,2011)

Diskriminasi nada bergantung pada daerah membrana basilaris yang bergetar.


Diskriminasi nada (yaitu, kemampuan membedakan berbagai frekuensi gelombang suara yang
datang) bergantung pada bentuk dan sifat membrana basilaris, yang menyempit dan kaku di
ujung jendelaovalnyasertalebardanlenturdiujunghelikotremanya.

Berbagai bagian
membrana
basilaris secara
alamiah bergetar
secara maksimum
pada frekuensi
yang berbeda,
yaitu setiap
frekuensi
memperlihatkan
getaran puncak di
titik-titik tertentu
sepanjang
membrana. Ujung sempit paling dekat jendela oval bergetar maksimum pada nada-nada tinggi,
sedangkan ujung lebar paling dekat dengan helikotrema bergetar maksimum pada nada-nada
rendah. Nada-nada antara berada di sepanjang membrana basilaris dari frekuensi tinggi ke
rendah.

Diksriminasi kekuatansuara bergantung pada amplitudo getaran.


Diskriminasiintensitas (kekuatan) bergantungpada amplitude getaran.
Sewaktugelombangsuaraberasaldarisumbersuara yang lebihkerasmengenaigendangtelinga,
gelombangtersebutmenyebabkangendangtelingabergetarlebihkuattetapidenganfrekuensi yang
samasepertisuara yang lebihlembutdengan nada yang sama.

Korteks pendengaran dipetakan berdasarkan nada


Neuron-neuron aferen yang menangkap sinyal auditorius dari sel-sel rambut keluar dari koklea
melalui saraf auditorius. Jalur saraf antara organ corti dan korteks pendengaran melibatkan
beberapa sinaps di batang otak dan nukleus genikulatus medialis talamus. Batang otak
menggunakan masukan pendangaran untuk kewaspadaan. Talamus menyortir dan memancarkan
sinyal ke atas. Tidak seperti jalur penglihatan, sinyal pendengaran dari kedua telinga dislaurkan
ke kedua lobus temporalis karena serat-sertanya bersilangan secara parsial di batang otak.
Karena itu, gangguan di jalur pendengaran tidak mengganggu pendengaran di kedua telinga.

Apparatus
vestibularispentingbagikeseimbangandenganmendeteksiposisidangerakankepala.
Apparatus
vestibularismemberiinformasiesensialbagisensasikeseimbangandanuntukkoordinasigerakankepal
adengangerakanmatadanpostur. Apparatus vestibularisterdiridaridua set struktur di
dalambagianterowongantulang temporal dekatkoklea-kanalissemisirkularisdan organ otolit,
yaituutrikulusdansakulus.
Apparatus vestibularismendeteksiperubahanposisidangerakankepala. Semuakomponen
Apparatus vestibularismengandungendolimnfedandikelilingiolehperilimfe.
Komponenvestibularismengandungselrambut yang beresponsterhadapdeformasimekanis yang
dipicuolehgerakanspesifikendolimfe.

Perankanalissemisirkularis
Kanalissemisirkularismendeteksiakselerasiataudeselerasikepalarotasionaldan angular.
Selrambutreseptifmasing-masingkanalissemisirkularisterletakdiatassuatuhubungan yang terletak
di ampulla, suatupembesaran di dasarkanalis. Rambut-rambutterbenam di
dalamlapisangelatinosadiatasnya, kupula, yang menonjolkedalamendolimfe di dalamampula.
Rambut-rambut di selrambutvestibularisterdiridarisatusilium, kinosiliumbersamadengan 20-50
mikrovilusstreosilia.

Peran organ otolit


Organ otolitmemberiinformasitentangposisikepala relative terhadapgravitasi (yaitukepala
miring static) danjugamendeteksiperubahankecepatangerakanlurus.

Penghantaran Suara
Suara dihasilkan oleh benda bergetar dalam medium fisik (udara, air, dan benda padat), tidak
dapat didengar melalui hampa udara.
Telinga menerima gelombang suara dengan membedakan frekuensinya dan mengubah
gelombang suara dari luar menjadi potensial aksi dalam nervus koklearis. Gelombang diubah
oleh gendang telinga (membran timpani) dan tulang-tulang pendengar menjadi gerakan papan
kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang pada cairan telinga dalam (cairan koklea).
Gelombang pada organ korti menimbulkan potensial aksi pada serabut-serabut saraf sebagai
respons yang ditimbulkan oleh gelombang suara.
Sebagai respons yang ditimbulkan, gelombang suara pada membran timpani bergerak ke
dalam sebagai suatu resonator yang menghasilkan getaran dari sumber suara. Gerakan
diteruskan pada manubrium maleus, berayun pada poros melalui batas antara saluran panjang
dan pendek lalu meneruskan getaran dari manubrium ke inkluslalu dihantarkan ke stapes.

Mengubah resonasi (intensifikasi suara) yang menghasilkan getaran dari membran timpani
menjadi geakan stapes untuk mengarahkan skala vestibuli koklea yang terisi dengan perlimfa.
Sistem ini dinamakan tekanan suara yang sampai pada jendela lonjong. Hasil kerja dari
maleus dan inkus memperbesar gaya 1,3 kali dari luas membran timpani, jauh lebih besar dari
luas papan kaki stapes, pemborosan energi suara karena resistensi 60% dari energi suara yang
telah sampai pada membran timpani berhasil dihantarkan ke cairan dalam koklea.

1. Refleks gendang

Apabila otot telinga tengah (Membran tensor timpani dan membran stapedium) berkontraksi,
menarik manubrium malleus ke dalam dan papan kaki stapes keluar. Suara yang keras
menimbulkan refleks kontraksi otot yang dinamakan refleks gendang. Refleks gendangini
berfungsi untuk melindungi dan mencegah gelombang suara keras yang dapat menyebabkan
perangsangan yang berlebihan pada reseptor pendengar. Akan tetapi, watu reaksi untuk
refleks adalah 40-160 ms sehigga refleks tidak melindungi dari rangsangan yang sangat
singkat seperti suara tembakan.

2. Penghantaran tulang dan udara

Telinga dalam yaitu koklea tertanam pada kavitas (cekungan tulang) dalam os temporalis
yang disebut labirin tulang, getaran seluruh tulang tengkorak dapat menyebabkan getaran
cairan pada koklea itu sendiri. Oleh karena itu pada kondisi yang memungkinkan garpu tala
atau penggetar elektronik diletakkan pada setiap prortuberonsia tulang tengkorank dan
proseus mastoideus sehingga telinga dapat mendengar getaran suara.

a. Penghantaran gelombang suara ke cairan telinga dalam melalui membran timpani dan
tulang tulang pendengar yang dinamakan penghantar tulang teliga tengah.

b. Gelombang suara menimbulkan getaran pada membran timpani sekunder yang menutup
jendella bundar (penghantaran udara).

c.Penghantaran tulang transminsi getaran dari tulang-tulang tengkorak ke cairan telinga


dalam.

3. Gelombang jalan
Papan kakistapes menimbulkan serangkaian gelombang berjalan pada perlimfa dalam skala
vestibuli. Apabila gelombang bergerak ke arah koklea, tinggi gelombang meningkat sampai
maksimum dan kemudian menurun dengan cepat. Jarak dari stapes sampai ketinggian
maksimum berubah-ubah tergantung pada frekuensi getaran. Gelombang suara nada tinggi
akan menimbulkan gelombang yang mencapai tinggi maksimum dekat pada basisi koklea,
sedangkan suara nada rendah menimbulkan gelombang memuncak dekat dengan apeks
dinding. Tulang dari skala vestibuli menjadi kaku, tetapi membran ini fleksibel. Membran
basilaris tidak dalam keadaan tegang dan dapat dilakukan ke dalam skala timpani oleh puncak
gelombang dalam skala vestibuli.

Kemampuan Dengar
Telinga manusia dapat mendengar frekuensi 20-20.000 Hz. Ambang dengar suara (kepekaan)
tidak sama dengan frekuensi. Kepekaan tertiggi adalah 1-4 Khz, anjing dapat mendengar
suara 50 Khz, sedangkan kelalawar dapat mendengar suara ultra di atas 20 Khz.
Kekerasan suara ditentukan oleh sistem pendengaran melalui tiga cara :

1. Ketika suara menadi keras, amplitudo getaran membran basilaris dan sel rambut juga
meningkat sehingga sel-sel rambut meneksitasi ujung saraf dengan lebih cepat.

2. Ketika getaran amplitudo getaran meningkat, penigkatan ini menyebabkan semakin


banyaknya sel rambut di atas lingkaran pinggir bagian membran basilaris menjadi terangsang
bukan melalui beberapa saraf.

3. Sel rambut sebelah luar tidak terangsang secara bermakna sampai getaran basilaris
mencapai intensitas yang tinggi kemudian stimuasi sel-sel ini menggambarkan pada sistem
saraf bahwa suara itu sangat keras.

Pusat Pendengaran dan Hubungannya


Pusat pendengaran teletak di otak,jarasanya sangat rumit dan belum banyak diketahui. Neuron
auditorik primer mempunyai badan sel di ganglia spiral yang berlokasi di koklea. Akson
sentral dari neuron bipolar ini setelah keluar dari koklea akan bergabung engan serabut dari
organ vestibul utuk membentuk saraf VII (nervus auditorius) dan masuk ke medulla. Serabut
auditorik berakhir di nuklei koklea,dari stasiun ini terjadi beberapa koneksi dengan pusat saraf
di otak.
1. Pusat auditorik medular,berfungsi mencari sumber bunyi,refleks pendengar mengatur otak
telinga tengah jika tba-tiba mendengar suatu alarm.
2. Pusat midbrain,kolikus inferior dan formasio artikularis mengatur refleks pendengar yang
berkaitan dengan gerak kepala dan mata guna mencari sumber bunyi,masuk auditorik ke formasi
retikular dan mempunyai pengaruh besar terhadap kewaspadaan,perhatian,dan terjaganya
seseorang.
3. Korikular inferior,proyeksi bunyi lebih atas dari persepsi suara yang dipancarkan ke nuklei
genikulata medial dari thalamus karena adanya penyilangan, maka proyeksi auditorik bersifat
bilateral dengan proyeksi kontralateral yang lebih intensif.
Potensial Aksi dalam Serabut Pendengaran
Frekuensi potensial aksi dalam serabut pendengar sebanding dengan kekerasan bunyi. Pada
intensibitas bunyi yang rendah,tiap akson melepaskan listrik terhadap bunyi hanya 1
frekuensi. Frekuensi ini bervariasi dari akson ke akson, bergantung pada bagian koklea
tempat asal serabut.
Pada intensitas bunyi yang lebih tinggi, akson tersendiri melepaskan listrik terhadap spektrum
frekuensi bunyi yang lebih lebar. Khusus terhadap frekuensi yang lebih rendah daripada
frekueensi saat timbul rangsangan ambang area respons, tiap gelombangnya menyerupai
bentuk bentuk gelombang yang berjalan di dalam koklea.

Penentuan tinggi nada yang diterima bila suatu gelombang bunyi membentur telinga berada
didalam korti yang dirangsang maksimum. Gelombang berjalan yang dibentuk oleh suatu
nada menghasilkan cekungan puncak pada lamina basilaris, akibatnya rangsangan reseptor
maksimum pada suatu titik.

Jarak antara titik ini dengan stapes berhubungan terbalik dengan tinggi nada bunyi. Nada
rendah menghasilkan rangsangan maksimum pada basisi koklea.

Bila frekuensi cukup rendah, maka serabut saraf mulai berespons dengan suatu impuls
terhadap tiap siklus gelombang bunyi. Walaupun tinggi nada satu suara tergantung pada
frekuensi gelombang bunyi, kekerasan juga memainkan sebagian nada rendah di bawah 500
Hz tampak lebih rendah dan nada tinggi di atas 4000 Hz tampak lebih tinggi karena
kekerasannya meningkat kecuali berlangsung lebih dai 0,01 detik. Bila terlalu lama 0,1 detik,
tinggi nada akan meningkat karena lamanya juga meningkat.

Keseimbangan
Nervus vestibularis yang tersebar hingga kanalis semisirkularis, menghantarkan impuls-
impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena adanya
perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat
dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong sekonyong-
konyong ke arah satu sisi, maka kepala orang itu cenderung akan miring ke arah yang lain
guna mempertahankan keseimbangan. Berat badan diatur, posisi berdiri dipertahankan, dan
jatuhnya badan dapat dipertahankan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran
semisirkularis inilah yang merangsang impuls, yang segera dijawab badan berupa gerak
refleks, guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.
Fungsi Apparatus vestibularis
Apparatus vestibularis mempunyai dua komponen yaitu kanalis semi sirkularis dan utikulus
serta sakulus. Jika terjadi kerusakan pada utrikulus sakulus akan membuat keseimbangan
hilang pada posisi badan atas bawah, sedangkan jika terdapat kerusakan pada kanalis
semisirkularis akan mengganggu gerakan berbalik (ekuilibrium dinamik).
Berikut beberapa fungsi apparatus vestibularis :

1. Deteksi akselerasi linier oleh organ makular

Sakulus (kantung kecil) dan utrikus (tas kecil) adalah tonjolan kecil pada dinding telinga
dalam dan masig-masing berisi makula (organ makula) yang terendam dalam endolimfa,
setiap makula merupakan organ reseptor tranduksi mekanoelektrik berisi sel rambut.

Setiap sel rambut terdiri atas beberapa stereosilia di apeksnya dan satu kinosilia (filament
protoplasma), dikelilingi membran otolitik yang berisi Kristal kalsium karbonat kecil
(panjang 1-19 mikron) yang disebut otolit (batu telinga).

Jika kepala bergerak (percepatan) linier ke jurusan manapun, macula bergerak bersamanya,
tetapi otolit lebih pekat dari cairan di sekitarnya sehingga ketinggalan bergerak dan stereosilia
mengalami distorsi (menyimpang bayangan) sehingga menghasilkan potensial reseptor daam
sel rambut. Potensial ini secara sinapatik memicu aksi potensial serabut saraf vestibular yang
kemudian dikirim ke otak.

Orirentasi sakulus dan utrikulus sedemikian rupa sehingga makula memberi informasi pada
otak tentang perubahan gerakan linier kepala dan badan, sebagai konsekuensinya aktivasi
makular terjadi, terutama saat awal (akselerasi) dan akhir (deselerasi) gerakan, jadi dalam
mobil yang bergerak atau elevator, kita merasakan gerakan pada saat awal dan akhir.

2. Deteksi akselerasi rotasional

Kanalis semi sirkularis dari apparatus vestibuli berperan dalam gerak rotasi. Tiga kanal yang
berisi cairan terletak tegak satu sama lain. Oleh karena itu, gerak rotasi kepala ke jurusan
manapun akan merangsang setidaknya salah satu kanal.
Di setiap ujung masing-masing kanal terdapat organ indra transduksi mekano elektrik, yang
disebut ampulla. Seperti makula, setiap ampula berisi sel rambut dengan struktur silia yang
sama, dikelilingi lapisan gelatin yang disebut kupula (cangkir kecil=cup kecil). Kapula
menyilang lumen kanal ke dinding kanal lainnya.

Akselerasi rotasi gerakan kepala menggerakkan kanalis semisirkularis,mengubah pelekatan


kupula ke jurusan sama,tetapi cairan endolimfa tertinggal. Oleh karena adanya
inersia,perbedaan gerakan cairan akan mendistorsi stereosilia,membuat potensial reseptor
dalam sel rambut. Potensial reseptor memicu seranbut saraf vestibular. Potensial aksi (impuls
saraf) akan memberikan informasi pusat vestibular otak tentang gerak rotasi tertentu.

1. Fungsi Komponen Utama Telinga


Berikut fungsi komponen utama telinga yang di tuliskan dalam tabel :
Struktur Letak Fungsi

Telinga luar Samping kiri kanan Mengumpulkan dan


di bawah temporal. memindahkan
gelombang suara ke
telinga tengah.

Pinna (daun Lempeng tulang Mengumpulkan


telinga) rawan yang gelombang suara ke
terbungkus kulit memban timpani
dan terletak di mengandung
kedua sisi kepala. rambut-rambut
penyaring dan
menyekresikan
kotoran telnga untu
menangkap partikel-
partikel asing.

Meatus Saluran dari Bergetar secara


auditorius ekterior melalui sinkron dengan
ekternus tuang temporalis ke gelombang suara
(liang membran timpani. yangmengenainya
telinga) menyebabkan
tulang-tulang
pendengaran telinga
tengah bergetar.

Telinga Rangkaian tulang Memindahkan


tegah yang dapat getaran membran
bergerak yang timpani ke cairan di
berjalan melintasi koklea,dalam
rongga telinga prosesnya
tegah,maleus memperkuat energi
melekat ke suara.
membran timpani
dan stapes melekat
pada jendela oval.

Maleus, Membran tipis di Bersilia secara


inkus, pintu masuk sinkron dengan
stapes koklea,memisahkan getaran membran
telinga tengah timpani,serta
dengan skala menimbulkangetaran
vestibuli seperti gelombang di
perlimfa koklea
dengan frekuensi
yang sama.

Telinga Kompartemen atas Tempat sistem


dalam: koklea dan sensorik untuk
koklea kompartemen mendengar
bawah koklea.

Jendela Kompartemen Bergetar bersama


oval tengah koklea. dengan getaran stpes
yang melekat
padanya. Gerakan
jendela oval
menyebabkan
perlimfa koklea
bergerak.

Skala Membentuk lantai Mengandung


vestibuli, duktus koklearis. perlimfa yang dibuat
skala bergerak oleh
timpani gerakan jendela oval
yang didorang oleh
getaran tulang-
tulang telinga
tengah.

Duktus Terletak di bagian Memgandung


koklearis atas dan di endolimfa: tempat
(skala sepanjang membran basilaris.
media) membran basilaris.

Membran Membran stasioner Mengandung


basilaris yang tergantung di endolimfe: tempat
atas organ korti dan membran basilaris.
tempat sel-sel
Mengandung sel
rambut reseptor
rambut, reseptor
permukaan
untuk suara, yang
tertanam di
mengeluarkan
dalamnya.
potensial reseptor
sewaktu terbekuk
akibat cairan di
koklea.

Organ korti Membran tipis Tempat rambut sel-


yang memisahkan sel reseptor tertanam
skala timpani dari di dalamnya
telinga tengah. menekuk dan
membentuk
potensial reseptor
ketika membrane
basilaris bergetar
terhadap membran
tektorial yang
stasioner.

Membran Tiga saluran Bergerak bersama


tectorial semisirkuler yang dengan getaran
tersusun tiga cairan di perilimfe
dimensi dalam untuk meredam
bidang-bidang yang tekanan di dalam
tegak lurus satu koklea, tidak
sama lain di berperan di dalam
dekatkorteks jauh penerimaan suara.
di dalam tulang
temporalis.

Jendela Struktur seperti Tempat sistem


bundar kantong rongga sensoris untuk
antara koklea dan keseimbangan dan
kanalis memberikan
semisirkularis. masukan yang
penting untuk
mempertahankan
postur dan
keseimbangan.

Telinga Terletak disamping Mendeteksi:


dalam utrikulus akselarasi
(aparatus (percepatan)
vestibularis) deselarasi
(perlambatan)
rotasional atau
angular.

Kanalis Mendeteksi: 1)
semi perubahan posisi
sirkularis kepala menjauhi
sumbu vertikal,

2) mengarahkan
akselarasi dan
deselerasi linear
secara horizontal.

Utrikulus Mendeteksi: 1)
perubahan posisi
Sakulus
kepala menjauhi
sumbu horizontal, 2)
mengarahkan
akselarasi dan
deselerasi linear
secara vertikal.

Sumber:

Sherwood, L. (2011). Fisiologi Manusia Dari Sel ke System Ed 6. Jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai