Anda di halaman 1dari 4

FISIOLOGI TELINGA

Telinga manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga tengah, dan
telinga dalam. Telinga luar terdiri dari pinna (daun telinga), meatus auditiva eksterna (saluran
telinga), dan membrane timpani (gendang telinga).
Pinna merupakan lapisan tulang rawan yang meninjol berlapiskan kulit yang berfungsi
mengumpulkan gelombang suara dan mengantarkannya ke saluran telinga luar. Kemudian
gelombang suara akan memasuki meatus auditiva eksterna, yang dijaga oleh rambut-
rambut halus. Kulit yang melapisi saluran mengandung kelenjar keringat yang menghasilkan
serumen. Serumen adalah sekresi lengket yang menjebak partikel-partikel asing. Rambut
halus dan serumen membantu mencegah partikel udara mencapai bagian dalam saluran
telinga yang dapat menciderai membrane timpani dan mengganggu pendengaran (Sherwood,
2012).

Gambar: google image


Membran timpani yang membentang merintangi pintu mesuk ke telinga tengah akan
bergetar saat terkena gelombang suara (Sherwood, 2012).
Telinga tengah memindahkan gerakan bergetarnya membrane timpani ke cairan telinga
dalam. Hal ini dibantu oleh tulang-tulang pendengaran yang berjumlah 3 buah, yaitu malleus,
inkus, dan stapes. Osikulus tersebut membentang dalam teling tengah. Stapes merupakan tulang
yang melekat pada jendela oval (Sherwood, 2012).
Selain ketiga tulang tersebut, juga terdapat tuba eustachius atau tuba auditiva yang
berfungsi untuk menyamakan tekanan antara bagian luar membrane timpani dengan bagian
dalam membrane timpani. Apabila tidak seimbang, maka seeorang akan merasakan sakit di
telinga bahkan akan mencederai membrane timpani. Misalnya saja pada orang yang sedang
dalam pesawat yang sedang terbang. Tuba eustachius berhubungan langsung dengan faring
(Sherwood, 2012).
Di bagian dalam, telinga mempunyai struktur yang disebut koklea. Koklea terdiri dari 2
kompartemen cairan, yaitu skala media di bagian tengah, skala vestibuli di bagian atas, dan skala
timpani di bagian bawah. Skala vestibule dan skala timpani mengandung perilimfe, sedangkan
skala media mengandung endolimfe. Pergerakan cairan pada kompartemen inilah yang akan
merangsang bergeraknya membrane basilaris. Membran basilaris yang akan menggerakan sel
rambut, dan akan menyebarkan impuls saraf untuk mendengar (Sherwood, 2012).

1. Mekanisme pendengaran
Sebagaimana kita ketahui suara yang masuk ke dalam telinga kita di hantarkan melalui
suatu gelombang udara yang nantinya gelombang udara tersebut masuk ke dalam telinga kita
melewati pinna dan meatus auditorius yang akhirnya akan sampai ke membran timpani dan
menggetarkan membran timpani. Getaran tersebut akan merambat ke tulang telinga tengah
yaitu malleus, inkus, dan stapes. Stapes nantinya akan bertindak sebagai pemukul yang akan
memukul jendela oval sehingga ia menggetarkan jendela oval tersebut. Selanjutnya, getaran
jendela oval tersebut akan menyebabkan terjadinya gerakan cairan di dalam kokhlea
sehingga menggetarkan membran basilaris. Kemudian, akan menyebabkan menekuknya
rambut di reseptor sel rambut dalam organ Corti sewaktu getaran membran basilaris
menggesar rambut-rambut ini secara relatif terhadap membran tektorium di atasnya yang
berkontak dengan rambut tersebut. Selanjutnya, akan terjadi perubahan potensial aksi
berjenjang dan apabila terjadi perubahan frekuensi potensial aksi yang dihasilkan di saraf
auditorius makan akan menyebabkan perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di
lobus temporalis otak untuk persepsi suara (Sherwood,2012).
Gelombang suara yang masuk ke telinga tersebut akan diterima oleh serabut saraf dari
ganglion spiralis Corti memasuki nukleus koklearis dorsalis dan ventralis yang terletak pada
bagian atas medula. Pada titik ini, semua serabut sinaps, dan neuron tingkat dua berjalan
terutama ke sisi yang berlawanan dari batang otak dan berakhir di nukleus olivarius superior.
Dari sini, jaras berjalan ke nukleus genikulatum medial dan akhirnya ke radiasio auditorius
ke korteks auditorik, yang terutama terletak pada girus superior lobus temporalis. Selain itu,
jaras ini juga berlanjut sampai sisi lateral lobus temporalis pada korteks insularis dan bahkan
ke bagian lateral dari operkulum parietalis yang merupakan korteks auditori skunder (Guyton
and Hall, 2012).
Langkah-langkah dari mekanisme pendengaran terdiri dari 8 langkah, yaitu:
1. Aurikula meneruskan gelombang suara ke dalam kanal audiotorius eksternal
2. Ketika gelombang suara mencapai membaran timpani, tekanan yang tinggi maupun
yang rendah menyebabkan membrane timpani bergetar. Gelombang bergerak tetapi
sangat kecil tergantung dari intensitas dan frekuensi gelombang suara. Membran
timpani bergetar dengan respon lambat terhadap frekuensi lemah dan cepat terhadap
frekuensi tinggi (high-pitched)
3. Area sentral dari membrane timpani menghubungkan ke malleus yang juga awal
untuk bergetar. Getaran di transmisikan dari malleus ke incus yang kemudian ke
stapes.
4. Karena pergerakan yang maju mundur, itu mendorong membrane dari jendela oval
masuk dan keluar. Jendela oval bergetar sekitar 20 kali lebih banyak daripada
membrane timpani karena efisiensi ossikle mentransmisikan getaran kecil yang
menyebar ke permukaan lebih luas .
5. Pergerakan dari jendela oval menyebabkan terjadinya tekanan gelombang cairan di
pelimphe koklea. Karena jendela oval menuju ke tonjolan, mendorong ke perilimphe
skala vestibule.
6. Tekanan gelombang ditransmisikan dari skala vestibule ke skala timpani dan secara
bertahap ke jendela bundar yang menyebabkan keluar ke dalam telinga tengah.
7. Karena tekanan gelombang merusak dinding skala vestibuli dan skala timpani,
mereka juga mendorong membrane vestibular maju dan mundur, membuat tekanan
gelombang dalam endolimphe dalam duktus koklear.
8. Tekanan gelombang di endolimphe menyebabkan membaran basilar bergetar, yang
menggerakaan sel rambut organ spiral melawan membrane tectorial. Kumpulan
rambut sell stereocilia menghasilkan potensial reseptor yang pasti ke generasi impuls
saraf (Tortora, 2012)

Anda mungkin juga menyukai