C. TEORI DASAR
Salah satu prinsip utama dari spesialisasi kedokteran keluarga adalah bahwa
perawatan pasien idealnya terjadi dalam konteks keluarga. Pendekatan berorientasi
keluarga akan sangat berharga dalam pengelolaan penyakit kronis seperti hipertensi dan
diabetes. Ada sebuah badan mengumpulkan penelitian yang menunjukkan bahwa intervensi
keluarga lebih efektif daripada pendekatan individu. Namun kita tahu sangat sedikit tentang
bagaimana untuk memasukkan intervensi keluarga dalam praktek keluarga yang sibuk.
Penggunaan waktu oleh dokter adalah wilayah studi yang hampir tidak terlihat. Hal ini tidak
memerlukan waktu yang panjang tapi sangat penting.
45
Tahap Satu : Penekanan minimal pada keluarga
Tahap Dua : Memberikan informasi medis dan saran
Tahap Tiga : Memunculkan perasaan dan memberikan dukungan emosional
Tahap Empat : Penilaian keluarga dan konseling keluarga
Tahap Lima : Terapi keluarga.
Tahap satu menganggap bahwa keluarga yang diperlukan hanya untuk alasan
medis atau hukum. Tahap kedua adalah terutama terfokus pada biomedis. Hal ini dicapai
ketika dokter mengkomunikasikan informasi medis yang tepat dan saran kepada anggota
keluarga dan menggali informasi dari anggota keluarga. Komunikasi yang efektif,
bagaimanapun, bukanlah terfokus pada pertemuan keluarga saja. Tahap ketiga
menggabungkan antara perasaan anggota keluarga dan kekhawatiran yang berkaitan
dengan kondisi pasien dan pengaruh kondisi pasien pada keluarga. Tahap keempat
memerlukan pemahaman teori sistem keluarga dan pemahaman keterampilan untuk
menggunakan intervensi singkat dengan keluarga untuk meningkatkan peran dan fungsi
keluarga. Tahap kelima memerlukan pelatihan khusus dan pengawasan yang berkaitan
dengan disfungsi keluarga.
Untuk tujuan kita, pengetahuan dan penggunaan keterampilan mendengarkan aktif
dalam pertemuan-pertemuan keluarga membantu kita untuk memberikan informasi medis
dan saran, selain itu juga membantu kita merespon kebutuhan emosional pasien dan
anggota keluarga (tahap 3).
46
b. kepatuhan masalah
c. kontrol yang sedikit terhadap penyakit kronis
d. pemanfaatan layanan kesehatan dengan baik oleh individu atau keluarga
e. somatisasi
f. kecemasan atau depresi
g. penyalahgunaan zat
h. masalah orangtua-anak
i. perkawinan dan kesulitan seksual
FAMILY COUNSELING
Kami akan menentukan intervensi keluarga sebagai intervensi yang mencakup
setidaknya dua anggota keluarga, biasanya pasien dan satu anggota keluarga. Intervensi
yang kami maksud adalah konseling psiko-edukasi atau konseling keluarga.
Kami mendasarkan pendekatan berorientasi keluarga kami pada model psiko-
edukasial yang umumnya berfokus pada membantu keluarga untuk mengatasi penyakit atau
gangguan dengan lebih efektif. Ini mengasumsikan bahwa keluarga adalah kesehatan dan
melakukan yang terbaik untuk mengatasi penyakit.
Dua elemen kunci dari pendekatan adalah dukungan edukasi dan psikologis.
Edukasi melibatkan penyediaan pedoman khusus untuk manajemen penyakit dan bantuan
dengan kemampuan memecahkan masalah. Dukungan psikologis melibatkan empati
47
memberikan, kesempatan untuk berbagi perasaan, dan penilaian tentang bagaimana
keluarga adalah mengatasi, termasuk memperluas jaringan sosial keluarga
48
Contoh pertanyaan yang ditujukan kepada pasien dan anggota keluarga:
a. Apa yang Anda sebut tentang penyakit / cacat anda?
b. Apa yang Anda mengerti tentang penyakit tersebut?
c. Apa yang Anda pikir yang telah menyebabkan penyakit tersebut?
3. Gali / refleksikan perasaan
Hal ini penting untuk menunjukkan empati terutama pada poin ini dan mencerminkan
perasaan yang ditampilkan atau diungkapkan dengan kata oleh pasien
Contoh pertanyaan:
Pasien:
a. Apa yang Anda rasakan dari penyakit Anda?
b. Apa yang tidak bisa lagi Anda lakukan?
c. Bagaimana perasaan Anda tentang penyakit Anda?
d. Bagaimana reaksi/ tindakan keluarga Anda terhadap Anda karena sakit Anda?
e. Bagaimana perasaan Anda tentang mereka retindakan / Aksi?
Anggota Keluarga:
a. Bagaimana penyakitnya mempengaruhi Anda?
b. Bagaimana perasaan Anda tentang / penyakitnya?
49
Arahkan pada masalah-masalah pasien (Treatment/ Tindakan / aksi)
Ini termasuk :
1. Berbagi temuan dengan pasien dan keluarga
2. Libatkan pasien dan keluarga dalam rencana pengelolaan yang sesuai
3. Selanjutnya membahas pengobatan untuk memperbaiki mispersepsi yang tersisa
Contoh pertanyaan:
Pasien dan anggota keluarga:
a. Menurut Anda jenis pengobatan apa yang paling bermanfaat?
b. Hasil penting yang Anda harapkan dari perawatan ini?
Pasien:
a. Hal apa yang mungkin membuat Anda sulit untuk menyembuhkan?
b. Apa yang Anda inginkan dokter lakukan untuk Anda?
Menetapkan Tujuan
Ini termasuk:
1. Ringkaskan diskusi
2. Penjelasan rasa saling membutuhkan
Contoh pertanyaan:
Pasien: Apa yang ingin keluarga Anda lakukan untuk Anda?
Keluarga: Apa yang ingin dia lakukan untuk Anda?
3. Kontrak ulang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing
Akankah masing-masing dari anda menyatakan bahwa Anda bersedia untuk
menanggapi kebutuhan satu sama lain?
4. Mengatur rencana perawatan untuk memasukkan tugas pasien dan anggota
keluarga dalam kaitannya dengan kontrak perilaku yang telah ditetapkan di atas
KESIMPULAN
Dasar-dasar filosofis dari praktek keluarga memerlukan dokter keluarga untuk
memiliki pendekatan yang berorientasi keluarga untuk perawatan kesehatan. Ada berbagai
tahap keterlibatan dokter dengan keluarga. Tahap satu sampai empat mengharuskan
mengadakan pertemuan keluarga dan penggunaan keterampilan mendengarkan aktif.
50
Intervensi konseling keluarga tertentu yang dapat digunakan selama pertemuan ini disebut
psiko-edukasi keluarga dan dapat dilakukan selama ada minimal dua anggota keluarga
yang hadir. Ada langkah-langkah yang pasti: katarsis (persepsi dan perasaan), Edukasi
(melalui koreksi kesalahan persepsi emosional kritis), dan TINDAKAN / AKSI (melalui
kontrak perilaku dengan keluarga mengenai perawatan pasien dan keterlibatan keluarga di
dalamnya). Keterampilan mendengarkan secara aktif diterapkan di seluruh tahapan model
untuk memperbaiki kesalahan persepsi dan memberikan dukungan emosional kepada
seluruh anggota keluarga tanpa mengorbankan netralitas.
KONSELING KELUARGA:
METODE CEA (CATHARSIS-EDUKASI-TINDAKAN / AKSI)
Role Play:
Lakukan role-play dalam melakukan konseling metode CEA dengan teman anda. Buatlah
kelompok 3 orang dan secara bergantian berperan sebagai:
Dokter yang akan meng-konseling pasien dengan penyakit kronik beserta seorang
anggota keluarganya.
Pasien yang datang dengan penyakit kronik yang didampingi seorang anggota
keluarganya
Anggota keuarga pasien yang mendampingi pasien berobat ke dokter
Mahasiswa yang berperan sebagai pasien juga bertindak sebagai observer yang
mengevaluasi dokter konselor dengan menggunakan Check List Konseling Metode CEA
Selamat bekerja!
Penyakit Kesalahpahaman
Hipertensi Kontrol ke dokter hanya kalau ada keluhan
Konsumsi timun, seledri dan bawang putih dapat menurunkan tekanan
darah tanpa minum obat sama sekali
51
Makanan tanpa garam sama sekali dapat menurunkan tekanan darah dan
menggunakan MSG dipakai sebagai pengganti garam saat memasak
makanan
Tidak boleh banyak beraktifitas
Banyak beraktifitas untuk menurunkan tekanan darah
Hipertensi bisa disembuhkan (promosi dari iklan pengobatan alternatif)
Diabetes Mengurangi asupan gula (minuman manis), tapi tetap makan karbohidrat
Mellitus lain dalam jumlah tetap/banyak
Mengurangi segala macam karbohidrat/ makanan agar gula darahnya
turun
Harus minum obat setiap hari, termasuk pada saat tidak makan
Takut tergantung dengan insulin, kalau sudah dengan insulin berarti
penyakitnya sudah parah
DM bisa disembuhkan (promosi dari iklan pengobatan alternatif)
Kalau sakit DM kaki bisa diamputasi
Orang tua menderita DM anaknya pasti sakit DM juga (padahal DM
bersifat genetik multifaktorial, juga tergantung dari gaya hidup)
Orang penderita DM tidak boleh menikah dengan orang penderita DM
TBC Sakit parah, bisa mati
Malu dijauhi tetangga, menganggap TBC adalah penyakit hina/
penyakitnya orang miskin
Begitu pasien merasa sudah baik tidak meneruskan pengobatan sampai
selesai
Setelah dinyatakan sembuh, pasien berpikir tidak akan kambuh lagi
(padahal dia harus menjaga kondisi tubuhnya tetap sehat)
Pengobatan TBC selama 6 bulan sudah dianggap otomatis selesai
(padahal harus dievaluasi)
Pasien TBC takut dianggap selalu menularkan penyakitnya ke orang lain
walaupun dia sudah melewati pengobatan 2 minggu pertama
Cara penularan dianggap hanya melalui batuk di depan orang lain, tetapi
pasien tetap meludah disembarang tempat
PKTB Flek ditularkan antar anak yang bermain bersama
Anak yang tidak doyan makan dianggap menderita flek
Penyebab dari flek berbeda dengan penyebab penyakit TBC
Orang tua anak tidak merasa perlu mencari sumber penularan dan
melakukan pencegahan
Asma Menyangkal diagnosis asma karena merasa orang tua sama sekali tidak
Bronkiale ada yang menderita asma, walaupun ada anggota keluarga alergi
makanan atau rhinitis alergika)
Pasien lupa / tidak mau menghindari zat allergen
Persepsi bahwa asma muncul hanya saat anak-anak, tidak bisa muncul
saat dewasa
Epilepsi Takut dijauhi orang lain karena dianggap penyakit menular
Merupakan penyakit turunan (padahal sebagaian besar 52enture52 pada
anak adalah idiopatik)
52
CHECKLIST/PENILAIAN TEORI
53
plan) sampai batas yang tepat
Diskusikan pengobatan lebih lanjut untuk
mengkoreksi kesalahpahaman yang masih
ada.
13. Contoh pertanyaan kepada pasien (P) & anggota keluarga (K):
Jenis terapi apa yang menurut Anda paling membantu?
Hasil penting apa yang Anda harapkan dari terapi ini?
14. Contoh pertanyaan kepada pasien (P):
Apa yang membuat penyembuhan sulit untuk Anda?
Apa yangAnda inginkan yang dilakukan dokter (Anda) untuk
Anda?
E. Goal Setting Menentukan tujuan & tindakan yang akan dilakukan
20. Perception checking : Klarifikasi pemahaman pasien untuk hal-hal yang penting dari
penyakit & pengelolaannya
Tanyakan tentang hal-hal yang penting yang sudah dipelajari atau
tanyakan jika ada pertanyaan dari pasien
21 Feeling checking : Klarifikasi perasaan pasien & keluarga terhadap keadaan sakitnya
22. Membuat janji untuk pertemuan berikutnya jika
diperlukan
II. Non-komunikasi verbal
23. Aspek-aspek komunikasi non-verbal Menjaga tatapan mata
Ekspresi wajah ramah, tersenyum
Postur tubuh terbuka, menghadap pasien dengan sudut 45 derajat
Artikulasi suara jelas & intonasi tepat
Penampilan bersih & rapi
III. Empati & Ketrampilan
Mendengarkan Aktif
24. Aspek-aspek dari empati dan ketrampilan Refleksi isi
mendengar aktif Refleksi perasaan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan tapi tidak tepat 2 = Dilakukan secara tepat
54
CHECKLIST/PENILAIAN UJIAN
Mendengarkan Aktif
Aspek-aspek dari empati dan ketrampilan Refleksi isi
mendengar aktif Refleksi perasaan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan tapi tidak tepat 2 = Dilakukan secara tepat
55