Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA

HARGA DIRI RENDAH BERHUBUNGAN DENGAN BERDUKA DISFUNGSIONAL


PERENCANAAN
TGL NO
DX

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Harga diri rendah bd
berduka
disfungsional.

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

1. Tentukan pada tahap


berduka mana pasien
terfiksasi. Identiikasi
perilaku yang
berhubungan dengan
tahap ini.

Pengkajian data dasar


adalah penting untuk
perencanaan
keperawatan yang
efektif bagi pasien yang
berduka.

2. Kembangkan
hubungan saling
percaya, perlihatkan
empati dan perhatian,
jujur dan tepati
semua janji.

Rasa percaya
merupakan dasar untuk
suatu hubungan yang
terapeutik.

3. Perlihatkan sikap
menerima dan
membolehkan pasien
untuk
mengekspresikan
persaannya secara
terbuka.

Sikap menerima
menunjukkan bahwa
kita yakin bahwa ia
merupakan pribadi
yang bermakna. Rasa
percaya meningkat.

4. Dorong pasien untuk


mengeksprsikan rasa
marah. Jangan

Membantu pasien
samapi pada hubungan
dengan persoalan-

KRITERIA EVALUASI

TUM :
Setelah intervensi :
Klien memperlihatkan
- klien mampu
peningkatan harga diri
mengungkapkan tahapyang ditandai dengan
tahap proses berduka
ekspresi secara verbal
yang normal dan
aspek-aspek positif
perilaku yang
dirinya, prestasi
berhubungan dengan
dimasa lalu dan
tiap tahap
prospek-prospek di
- klienmengidentifikasi
masa yang akan datang. posisinya sendiri dalam
proses berduka dan
mengekspresikan
perasaan berhubungan
TUK :
dengan konsep
Klien dapat
kehilangan secara jujur
mengekspresikan
- klien tidak terlalu lama
kemarahan terhadap
mengekspresikan emosi
konsep kehilangan
dan perilaku yang
dalam 1 minggu.
Berlebihan yang bd
disfungsi berduka dan
mampu melaksanakan
aktivitas sehari-hari
secara mandiri.

menjadi defensif jika


permulaan ekspresi
kemarahan
dipindahkan kepada
perawat. Bantu
pasien untuk
mengeksplorasi
perasaannya sehingga
dapat
mengungkapakan
secara langsung
kepada objek yang
dimaksud.

persolan yang belum


terpecahkan.

5. Bantu pasien
mengeluarkan
kemarahan yang
terpendam melalui
partisipasi dalam
aktivitas motorik
besar seperti latihanlatihan fisik.

Latihan fisik
memberikan suatu
metode yang aman dan
efekti untuk
mengeluarkan
kemarahan yang
terpendam.

6. Ajarkan tentang tahptahap berduka yang


normal dan perilaku
yang berhubungan
dengan setiap tahap.
Bantu pasien untuk
mengerti bahwa
persaan seprti rasa
bersalah dan marah
terhadap konsep

Pengetahuan tentang
perasaan yang wajar
yang bd berduka yang
normal dapat menolong
mengurangi beberapa
perasaan bersalah
menyebabkan
timbulnya responrespon ini.

kehilangan adalah
persaan yang wajar
dan dapat diterima
selama proses
berduka.
7. Dorong pasien untuk
meninjau hubungan
dengan konsep
kehilangan. Dengan
dukungan dan
sensitivitas,
menunjukkan realita
situasi dalam area
dimana kesalahan
presentasi
diekspresikan.

Pasien harus
menghentikan persepsi
idealisnya dan mampu
menerima baik aspek
positif maupun negatif
dari konsep kehilangan
sebelum proses berduka
selesai seluruhnya.

8. Komunikasikan pada
pasien bahwa
menangis merupakan
hal yang dapat
diterima.
Menggunakan
sentuhan merupakan
hal yang dapat
diterima.
9. Bantu pasien dalam
pemecahan
masalahnya sebagai
usaha untuk
menentukan metode-

Umpan balik positif


meningkatkan harga
diri dan mendorong
pengulangan perilaku
yang diharapkan.

metode koping yang


lebih adaptif terhadap
pengalaman
kehilangan. Berikan
umpan balik positif
untuk identifikasi
strategi-strategi dan
membuat keputusankeputusan.
10. Dorong pasien untuk
menjangkau
dukungan spiritual.

RENCANA KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA


KETEGANGAN PERAN PEMBERI PERAWATAN BERHUBUNGAN DENGAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF,
KETIDAKMAMPUAN MERAWAT KLIEN DIRUMAH
PERENCANAAN
TGL NO
DX

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ketegangan peran
pemberi perawatan
bd koping keluarga
tidak efektif,
ketidakmampuan
merawat kien
dirumah.

INTERVENSI
TUJUAN

RASIONAL

KRITERIA EVALUASI

TUM :
Ketegangan peran
pemberi perawatan
tidak terjadi lagi.
TUK 1 :
Keluarga dapat mem1.1 Setelah 3x pertemuan
bina hubungan saling
keluarga dapat
percaya dengan perawat
membina hubungan
saling percaya.

1.1.1

1.1.2

Bina hubungan
saling percaya
dengan keluarga
dengan
komunikasi yang
terapeutik :
a. perkenalkan
nama
b. jelaskan
tujuan dan
maksud
c. jelaskan peran
perawat dan
keluarga.
Ciptakan
lingkungan yang
terapeutik saat
berinteraksi

Hubungan saling
percaya sebagai dasar
keterbukaan keluarga
pada perawat dan
sebagai dasar untuk
interaksi selanjutnya.

1.1.3

TUK 2 :
Keluarga dapat
mengekspresikan
perasaannya tentang
tentang penyakit klien.

TUK 3 :
Keluarga dapat
mengenal adanya
masalah kesehatan
jiwa pada anggota
keluarganya.

Tunjukkan bahwa
perawat benarbenar ingin
membantu dan
tunjukkan sikap
empati,
mendengarkan
dengan aktif yang
diungkapkan
keluarga.

Respon non verbal


menguatkan rasa
percaya keluarga
bahwa perawat benar
akan membantu
keluarga.

2.1 Keluarga dapat


mengidentifikasi
perasaan terhadap
penyakit klien.

2.1.1 Berikan
kesempatan pada
keluarga untuk
mengekspresikan
perasaannya.
2.1.2 Dengarkan dengan
aktif apa yang
dikemukakan keluarga.

Dapat mengurangi
sebagian beban
keluarga dan sebagai
petunjuk bagi
intervensi selanjutnya.

3.1 Keluarga dapat


menyebutkan
pengertian tentang
halusinasi, HDR, dll.
3.2 Keluarga dapat
menyebutkan
masalah klien

3.1.1 Diskusikan dengan


keluarga tentang :
a. arti halusinasi
b. tanda dan gejala
c. penyebab
3.2.1 Kaji perasaan
keluarga tentang masalah
klien.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga.

TUK 4 :
Keluarga dapat
mengambil keputusan
berperan serta dalam
perawatan klien di RS
dan melakukan
perawatan setelah
kembali kerumah.

TUK 5 :
Keluarga mampu
melakukan perawatan
klien dirumah.

4.1 Keluarga dapat


menyebutkan akibat
jika klien tidak
mendapat perawatan

1.1.1

1.1.2

Diskusikan
bersama keluarga
tentang akibat
jika halusinasi
tidak teratasi.
Kaji perasaan
keluarga setelah
mengetahui
akibat masalah
diatasi
Diskusikan peran
serta keluarga
dalam merwat
klien.

4.2 Keluarga dapat


menjelaskan kembali
peran sertanya dalam
perawatan klien.

4.2.1

5.1 Keluarga dapat


menyebutkan cara
mengatasi masalah/
merawat klien.

5.1.1 Kaji pengetahuan


keluarga tentang caracara mengatasi masalah.
5.1.2 Diskusikan bersama
keluarga tentang cara
menangani masalah tsb.
5.1.3 Dorong keluarga
untuk selalu
melaksanakan cara
mengatasi masalah yang
telah dipelajari.
5.1.4 Anjurkan pada
keluarga tentang hal yang
perlu diperhatikan.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga.

Diharapkan keluarga
dapat berpartisipasi
aktif dalam membantu
klien mengatasi
masalahnya.
Meningkatkan
pengetahuan keluarga
tentang cara mengatasi
masalah klien.
Meningkatkan motivasi
keluarga dalam
menagtasi masalah
klien.

5.2 Keluarga dapat


mendemonstrasikan
kembali cara
merawat klien.

TUK 6 :
Keluarga memodifikasi
lingkungan yang
berkaitan dengan
masalah klien.

TUK 7 :
Keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan.

5.2.1 Bersama keluarga


mensimulasikan cara
berkomunikasi dengan
klien
5.2.2 Dorong keluarga
untuk memperhatikan
hal-hal yang telah
dipelajari.

Meningkatkan
kemampuan keluarga.

6.1 Keluarga dapat


memodifikasi
lingkungan fisik

6.1.1 Diskusikan bersama


keluarga untuk
memodifikasi lingkungan
yang menunjang.
6.1.2 Dorong keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang
mendukung.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga
tentang fasilitas
kesehatan dan tindakan
cepat dalam mengatasi
masalah klien.

7.1 Keluarga dapat


menggunakan
fasilitas kesehtan.

7.1.1 Anjurkan untuk


membawa klien pergi
kontrol
7.1.2 Anjurkan keluarga
untuk segera membawa
ke RS terdekat jika
keadaan klien bertambah
parah.

Mencegah terjadinya
relaps.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga
tentang lingkungan
terapeutik.

RENCANA KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA


PERILAKU MENCARI BANTUAN KESEHATAN BERHUBUNGAN DENGAN KOPING KELUARGA
TIDAK EFEKTIF

PERENCANAAN
TGL NO
DX

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Perilaku mencari
bantuan kesehatan bd
koping keluarga tidak
efektif.

INTERVENSI
TUJUAN

RASIONAL

KRITERIA EVALUASI

TUM :
Keluarga mendapat
bantuan kesehatan
TUK 1 :
Keluarga dapat mem1.1 Setelah 3x pertemuan
bina hubungan saling
keluarga dapat
percaya dengan perawat
membina hubungan
saling percaya.

1.1.4

1.1.5

Bina hubungan
saling percaya
dengan keluarga
dengan
komunikasi yang
terapeutik :
d. perkenalkan
nama
e. jelaskan
tujuan dan
maksud
f. jelaskan peran
perawat dan
keluarga.
Ciptakan
lingkungan yang
terapeutik saat
berinteraksi

Hubungan saling
percaya sebagai dasar
keterbukaan keluarga
pada perawat dan
sebagai dasar untuk
interaksi selanjutnya.

1.1.6

TUK 2 :
Keluarga dapat
mengekspresikan
perasaannya tentang
tentang penyakit klien.

TUK 3 :
Keluarga dapat
mengenal adanya
masalah kesehatan
jiwa pada anggota
keluarganya.

2.1 Keluarga dapat


mengidentifikasi
perasaan terhadap
penyakit klien.

3.1 Keluarga dapat


menyebutkan
pengertian tentang
halusinasi, HDR, dll.
3.2 Keluarga dapat
menyebutkan
masalah klien

Tunjukkan bahwa
perawat benarbenar ingin
membantu dan
tunjukkan sikap
empati,
mendengarkan
dengan aktif yang
diungkapkan
keluarga.

Respon non verbal


menguatkan rasa
percaya keluarga
bahwa perawat benar
akan membantu
keluarga.

2.1.1 Berikan
kesempatan pada
keluarga untuk
mengekspresikan
perasaannya.
2.1.2 Dengarkan dengan
aktif apa yang
dikemukakan keluarga.

Dapat mengurangi
sebagian beban
keluarga dan sebagai
petunjuk bagi
intervensi selanjutnya.

3.1.1 Diskusikan dengan


keluarga tentang :
a. arti halusinasi
b. tanda dan gejala
c. penyebab
3.2.1 Kaji perasaan
keluarga tentang masalah
klien.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga.

TUK 4 :
Keluarga dapat
mengambil keputusan
berperan serta dalam
perawatan klien di RS
dan melakukan
perawatan setelah
kembali kerumah.

TUK 5 :
Keluarga mampu
melakukan perawatan
klien dirumah.

4.1 Keluarga dapat


menyebutkan akibat
jika klien tidak
mendapat perawatan

1.1.3

1.1.4

Diskusikan
bersama keluarga
tentang akibat
jika halusinasi
tidak teratasi.
Kaji perasaan
keluarga setelah
mengetahui
akibat masalah
diatasi
Diskusikan peran
serta keluarga
dalam merwat
klien.

4.2 Keluarga dapat


menjelaskan kembali
peran sertanya dalam
perawatan klien.

4.2.2

5.1 Keluarga dapat


menyebutkan cara
mengatasi masalah/
merawat klien.

5.1.1 Kaji pengetahuan


keluarga tentang caracara mengatasi masalah.
5.1.2 Diskusikan bersama
keluarga tentang cara
menangani masalah tsb.
5.1.3 Dorong keluarga
untuk selalu
melaksanakan cara
mengatasi masalah yang
telah dipelajari.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga.

Diharapkan keluarga
dapat berpartisipasi
aktif dalam membantu
klien mengatasi
masalahnya.
Meningkatkan
pengetahuan keluarga
tentang cara mengatasi
masalah klien.
Meningkatkan motivasi
keluarga dalam
menagtasi masalah
klien.

5.1.4 Anjurkan pada


keluarga tentang hal yang Meningkatkan
perlu diperhatikan.
kemampuan keluarga.

TUK 6 :
Keluarga memodifikasi
lingkungan yang
berkaitan dengan
masalah klien.

TUK 7 :
Keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan.

5.2 Keluarga dapat


mendemonstrasikan
kembali cara
merawat klien.

5.2.1 Bersama keluarga


mensimulasikan cara
berkomunikasi dengan
klien
5.2.2 Dorong keluarga
untuk memperhatikan
hal-hal yang telah
dipelajari.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga
tentang lingkungan
terapeutik.

6.1 Keluarga dapat


memodifikasi
lingkungan fisik

6.1.1 Diskusikan bersama


keluarga untuk
memodifikasi lingkungan
yang menunjang.
6.1.2 Dorong keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang
mendukung.

Meningkatkan
pengetahuan keluarga
tentang fasilitas
kesehatan dan tindakan
cepat dalam mengatasi
masalah klien.

7.1 Keluarga dapat


menggunakan
fasilitas kesehatan.

7.1.1 Anjurkan untuk


membawa klien pergi
kontrol
7.1.2 Anjurkan keluarga
untuk segera membawa
ke RS terdekat jika
keadaan klien bertambah
parah.

Mencegah terjadinya
relaps.

RENCANA KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA


KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN PROSES PIKIR
PERENCANAAN
TGL NO
DX

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Kerusakan
komunikasi verbal bd
perubahan proses
pikir.

INTERVENSI
TUJUAN
TUM :
Klien dapat melakukan
komunikasi
TUK :
Klien mengakui dan
menyatakan secara
verbal saat interpretasi
terhadap lingkungan
tidak akurat dalam 1
minggu

RASIONAL

KRITERIA EVALUASI
Setelah intervensi :
- proses berpikir klien
merefleksikan
interpretasi lingkungan
yang akurat.
- klien mampu mengakui
pikiran-pikiran yang
negatif atau irasional

1. Perhatikan
penerimaan perawat
terhadap kebutuhan
pasien untuk
keyakinan yang
salah, sembari
membiarkan ia tahu
bahwa perawat tidak
membagi delusi
tersebut.
2. Jangan berdebat atau
menyangkali
keyakinan tersebut.

Suatu respon positif


akan memperlihatkan
kepada klien bahwa
perawat menerima
delusi sebagai realita.

Berdebat dengan klien


atau menyangkali
keyakinan tersebut
memberikan tujuan
yang tidak berguna,
ide-ide delusi tidak
dapat dilenyapkan
dengan pendekatan ini,
dan perkembangan
hubungan saling
percaya dapat
terganggu.

3. Gunakan teknikteknik validasi


konsensual dan
meminta klarifikasi
saat komunikasi.
4. Kuatkan dan
fokuskan pada realita.
Bicarakan tentang
peristiwa dan orang
yang nyata.
5. Berikan penguatan
positif kepada klien
karena mampu
memisahkan antara
pikiran berdasarkan
realita dan yang tidak
realistis.
6. Ajarkan klien untuk
menghalangi
menggunakan teknik
berhenti berpikir, saat
pikiran melibatkan
penggunaan kata
perintah atau suara
yang keras seperti
tepuk tangan.
7. Gunakan sentuhan
secara hati-hati,
khususnya jika
pikiran-pikirannya
menyatakan ide-ide
penganiayaan.

Teknik ini menyatakan


kpd klien bahwa ia
diterima oleh orang
lain, sementara
tanggung jawab untuk
tidak memahami
diterima oleh klien.

Penguatan positif dapat


meningkatkan harga
diri dan mendorong
pengulangan perilaku
yang diharapkan.
Kebisingan atau
perintah dapat
mengalihkan individu
dari berpikir yang tidak
diinginkan yang
seringkali mendahului
emosi atau perilaku
yang tidak diharapkan.
Klien yang curiga dapat
menerima sentuhan
sebagai ancaman dan
dapat berespon
menyerang.

Anda mungkin juga menyukai