Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS UJI POTENSI ANTIBIOTIK

Dipersiapkan dan disusun oleh


Nurul Fadhillah Amrullah
15020150117

telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal


27 April 2017

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

Muthahharah Ikbal tanggal, 27


April 2017
ANALISIS UJI POTENSI ANTIBIOTIK

Nurul Fadhillah Amrullah1 dan Muthahharah Ikbal2

1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI
Email : noerdhilla@gmail.com

INTISARI
Uji potensi antibiotik merupakan kemampuan ataupun
kekuatan suatu antibiotik dalam menghambat pertumbuhan
mikroba. Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba
penyebab terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat
gangguan langsung oleh mikroba dan berbagai zat toksik yang
dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat ditangani
oleh sistem pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini
perlu ditunjang oleh penggunaan antibiotik. Antibiotik yang
digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi pada
manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik
harus bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik
untuk hospes (inang tempat melekatnya mikroba) . Antibiotik ini
memiliki susunan kimia dan cara kerja yang berbeda-beda
sehingga masing-masing antibiotika memiliki kuman standar
tertentu. Uji potensi antibiotik saat ini menjadi bagian penting
dalam kajian mikrobiologi. Oleh karena untuk mengetahui
kemampuan suatu antibiotik terhadap mikroba maka dilakunlah
praktikum ini. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
menentukan besarnya potensi sampel antibiotik uji terhadap
antibiotika baku dengan melihat zona hambatnya. Metode yang
digununakan yaitu metode difusi agar atau lempeng 5+1. Hasil
yang didapatkan pada praktikum ini yaitu dengan perhitungan
potensi antibiotik.

Kata Kunci: Antibiotik, Doxycycline, Staphylococcus aureus,


difusi agar, zona hambat.

PENDAHULUAN
Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh
mikroorganisme, yang dalam jumlah kecil dapat menghambat
pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain1.
Secara garis besar antibiotik dibagi menjadi dua jenis yaitu
yang membunuh kuman (bakterisid) dan yang hanya
menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Antibiotik
yang termasuk golongan bakterisid antara lain penisilin,
sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol,
rifampisin, isoniazid dan lain-lain. Sedangkan antibiotik yang
memiliki sifat bakteriostatik, dimana penggunaanya tergantung
status imunologi pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin,
asam paraaminosalisilat, dan lain-lain.2
Kekuatan suatu antibiotikadalam menghambat atau
membunuh pertumbuhan mikroba. Satuannya dalam IUmg
(iu=international unit) atau g/mg3.
Kemampuan suatu terapi antimikrobial sangat bergantung
kepada obat, pejamu, dan agen penginfeksi. Namun dalam
keadaan klinik hal ini sangat sulit untuk diprediksi mengingat
kompleksnya interaksi yang terjadi di antara ketiganya. Namun
pemilihan obat yang sesuai dengan dosis yang sepadan sangat
berperan dalam menentukan keberhasilan terapi dan
menghindari timbulnya resistansi agen penginfeksi4.
Pada umumnya, pengujian potensi antibiotik secara
mikrobiologi menggunakan dua metode, yaitu metode
turbidimetri dan metode lempeng silinder atau difusi agar. Prinsip
metode turbidimetri adalah berdasarkan hambatan pertumbuhan
biakan mikroorganisme dalam media cair yang mengandung
larutan antibiotik sedangkan prinsip metode lempeng silinder
adalah membandingkan zona hambatan pertumbuhan
mikroorganisme uji oleh dosis senyawa antibiotik yang diuji
terhadap zona hambatan oleh dosis antibiotik baku pembanding
pada media lempeng agar5.
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum
Metode yang digunakan adalah difusi agar atau lempeng
5+1 dengan melihat zona hambat dari antibiotik dengan sampel
anttibiotik doxycyclin baku dan uji.
Bahan dan Alat Penelitian
Pada kegiatan ini bahan yang digunakan yaitu antibiotik
doxycyclin paten dan generik, kapas, medium Nutrien Agar (NA,
sampel bakteri Staphylococcus Aureus. Alat yang digunakan
yaitu cawan petri, erlenmeyer PYREX, inkubator, lampu spiritus,
paper disk, pinset, penggaris, spidol, spoit, dan vial.
Penyiapan Medium NA (Nutrien Agar)
Timbang medium, tambahkan 500 mL aquadest. Panaskan
sampai mendidih untuk melarutkan media. Sterilkan dengan
autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit. Tunggu suhu sampai
hangat-hangat kuku (45C-50C). Simpan pada suhu 2-8C.
Uji Sensitivitas
Dimasukan 10 mL medium NA ke dalam vial dan diambil 1
ose sampel bakteri Staphylococcus aureus dimasukkan ke dalam
vial lalu dihomogenkan. Kemudian dimasukan ke dalam cawan
petri, yang terlebih dahulu dipatron enam. Dimasukan paper disk
yang sebelumnya telah direndam dalam antibiotik doxycycline
Pertama-tama Dibuat pengenceran dengan 5 variasi dosis baku
(S1 sampai S5) dan satu variasi dosis uji (U3) yang sesuai
dengan S3 kurva baku. Dasar penentuan dosis tengah S3.
Kemudian masukkan paper disk ke dalam cawan petri. Dalam
satu cawan berisi 3 paper disk yang telah direndam dengan S3
dan 3 paper disk lainnya yang telah direndam dosis baku S1-S5,
khusus untuk kelompok 1 menggunakan dosis pengenceran S1.
Diinkubasi selama 1x24 jam pada 37C dan diamati zona
hambatnya.
Analisis Hasil
Hasil praktikum berupa zona hambatan dari antibiotik dan
disesuaikan dengan literatur.

Gambar1. Hasil Zona Hambat Sediaan Obat Antibiotik


Doxycycline Terhadap Bakteri Uji Staphylococcus
aureus.
S1:S3 S2:S3
S4:S3

S5:S3

U3:S3

HASIL PENELITIAN
Tabel1. Hasil Zona Hambat Sediaan Obat Antibiotik
Doxycycline Terhadap Bakteri Uji Staphylococcus aureus.
No. Parameter Zona Hambatan (mm)
Baku Pembanding Sampel Uji
S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U3 S3

1 11,51 10,46 7,78 13,54 11,5 14,6 14,9 13,9 16,1 11,11
8 4 3 8
2 11,83 14,34 8,65 14,47 10,9 13,3 16,9 13,73 17,6 14,23
0 4 8
3 11,89 12,68 9,27 14,51 12,7 12,1 14,8 12,48 15,7 12,23
2 6 9 4
4 11,39 13,31 9,46 14,6 16,3 14,2 14,8 12,84 11,3 13,64
6 8 8 8
5 11,55 13,31 10,2 12,91 17,9 13,9 17,7 12,66 10,5 13,11
9 3 2 4 1
6 12,79 14,89 8,82 14,64 16,1 12,9 17,1 11,88 11,6 10,23
5 1 0
7 12,54 10,93 8,33 13,95 12,1 12,1 12,8 13,47 13,5 9,86
8 3 9 3
8 13,42 10,93 8,32 14,72 13,1 13,8 12,4 13,46 14,6 8,31
8 1 8 4
9 14,42 11,38 8,63 14,18 12,4 13,4 13,2 14,97 13,8 8,28
7 5 9 9
Jumlah 111,3 112,2 79,5 126,9 12,4 12,6 134, 118,5 12,1 101
4 3 5 8 7 4 7 8 5
Rata- 12,37 12,47 8,83 14,10 13,7 13,4 14,9 13,17 13,9 11,22
rata 1 0 6 0
Korekto 6,235 2,635 15,4 -0,895 -1,34
r
Hasil 18,605 11,465 29,11 14,065 12,56
Korekto
r
PERHITUNGAN :
Untuk S1 dan S3
S 3Sn Sn+ S 3
Hasil korektor = Korektor =
2 2
12,47 12,37 12,37+ 12,47
= = 0,05 = =
2 2
12,42
Untuk S2 dan S3
S 3Sn Sn+ S 3
Hasil korektor = Korektor =
2 2
14,10 8,83
= = 2,635 =
2

8,83+ 14,10
= 11,465
2

Untuk S4 dan S3
S 3Sn Sn+ S 3
Hasil korektor = Korektor =
2 2
13,4013,71
= = -0,155 =
2

13,71+13,40
= 13,55
2

Untuk S5 dan S3
S 3Sn Sn+ S 3
Hasil korektor = Korektor =
2 2
13,1714,96
= = -0,895 =
2

14,96+ 13,17
= 14,065
2

Untuk U3 dan S3
S 3Sn Sn+ S 3
Hasil korektor = Korektor =
2 2
11,2213,90
= = -2,68 =
2

13,90+11,22
= 25,12
2

Diameter
Larutan zona
Log s = x x2 y2 Xy
Baku hambatan
(mm) = y
Dosis S1 =
-1,193 0,05 1,423 0,0025 -0,059
0,064
Dosis S2 =
-1,096 2,635 1,20 6,943 -2,887
0,08
Dosis S3 = -
-1 13,285 1 176,49
0,1 13,285
Dosis S4 =
-0,903 -0,155 0,815 0,024 0,139
0,125
Dosis S5 =
-0,806 -0,895 0,649 0,801 0,72
0,156
-
Jumlah -4,998 14,92 5,087 184,26
15,372
Rumus untuk sampel :
y= a x bx
dimana a = 2,5407
b = 0,8635
r = 0,0234
y = a + bx
= 2,5407 + 0,8635 (-1)
= 1,6772
yu = { y + (U S3U)
= { 1,6772 + (13,90 11,22)
= 4,3572
yu = a + bXu
yua
Xu =
b
4,35722,5407
=
0,8635
= 2,1036
U = Log Xu
= Log 2,1036
= 0,3229
U
Potensi Uji = x 100%
S3
0,3229
= x 100%
11,22
= 2,87 %
PEMBAHASAN
Antibiotika sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk
pengobatan berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Akan
tetapi akibat pemakaian yang tidak rasional dan pemakaian yang
tidak tuntas dari antimikroba malah dapat membahayakan bagi
pasien. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menjadi resistensi
terhadap pengobatan dengan antimikroba. Antibiotik digunakan
untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga
untuk prevensi infeksi.
Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan
terlihat sebagai daerah jernih di sekitar paper disk yang
mengandung zat antibiotik. Diameter zona hambatan
pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap
zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar
diameter zona hambatan yang terbent.

Pada praktikum ini medium yang digunakan adalah


medium NA (Nutrien Agar), karena medium ini efektif dalam
pertumbuhan dari bakteri.

Berdasarkan hasil pengamatan pada antibiotik baku, Hasil dari


inkubasi adalah berupa zona hambat (bening) yang berada
mengelilingi daerah paper disk, zona bening di cawan petri pada
perbandingan S1 dan S3 masing-masing yakni pada dosis tinggi
atau S1 diameter rata-ratanya yaitu sebesar 12,37 mm, dosis
menengah atau S3 adalah 12,47 mm. Diameter hambat dosis
tinggi pada antibiotik baku hampir sama dengan dosis tengah.
Hal ini berarti dosis tinggi maupun dosis tengah sama efektifnya
dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus Aureus.
Jadi, potensi doxycyclin sampel terhadap baku adalah 2,87%.
KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa besarnya
potensi sampel antibiotika dapat ditentukan yaitu sebesar 2,87%
terhadap antibiotika baku.
SARAN
Sebaiknya dalam melakukan praktikum harus teliti dan dan
dilakukan dalam keadaan steril agar apa yang menjadi tujuan
dari praktikum dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Harmita, dan Maksum, R., 2008, Buku Ajar Analisis Hayati,
Jakarta : EGC.
2. Pelczar, M. J. Jr., R. G. Reid. 1998. Microbiology. New York: Mc
Graw-Hill Book Company.
3. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
4. Munaf, S., Chaidir, J. 1994. Obat antimikroba. Farmakologi
UNSRI. Jakarta: EGC.
5. Pratiwi, S.T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai